Abstrak
Pada tahun 2015 tingkat kemiskinan di Kabupaten Ciamis meningkat sebesar 0,54% dari
tahun sebelumnya. Jumlah masyarakat miskin di Kabupaten Ciamis sampai tahun 2015 adalah
mencapai 104,870 jiwa. Salah satu daerah di Kabupaten Ciamis yang masyarakat miskinnya masih
dominan di Desa Mekarmukti. Sebanyak 40% masyarakatnya adalah masyarakat yang tergolong ke
dalam masyarakat prasejahtera dan bermata pencaharian sebagai tukang dan buruh bangunan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi sumberdaya ekonomi
lokal yang berdaya tarik dan berdaya saing tinggi yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan
serta mengidentifikasi sektor usaha unggulan dan menemukenali usaha ekonomi produktif dan
produk unggulan di Desa Mekarmukti. Sementara itumMetode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk mengumpulkan data,
menganalisis secara kritis atas data-data tersebut dan menyimpulkannya berdasarkan fakta-fakta
pada masa penelitian berlangsung atau masa sekarang.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan secara umum dapat disimpulkan bahwa
potensi sumberdaya ekonomi lokal yang berdaya tarik dan berdaya saing tinggi yang dapat
membuka lapangan kerja bagi masyarakat di Desa Mekarmukti adalah sebagai berikut: (1)
Komoditas padi sawah dan buah duku memiliki potensi paling besar dengan sedikit hambatan atau
kendala dalam upaya pengembangannya, sehingga komoditas ini menjadi sektor yang jika
dikembangkan berpotensi sangat besar menciptakan lapangan pekerjaan; (2) Komoditas home
industry memiliki potensi besar setelah padi sawah dan buah duku dengan beberapa hambatan
atau kendala dalam upaya pengembangannya, sehingga komoditas ini menjadi sektor yang jika
dikembangkan berpotensi besar menciptakan lapangan pekerjaan; (3) Komoditas peternakan ayam,
bebek dan ikan air tawar memiliki potensi setelah kedua komoditas di atas dengan banyak
hambatan dalam upaya pengembangannya, sehingga komoditas ini menjadi sektor yang jika
dikembangkan dengan serius berpotensi menciptakan lapangan pekerjaan.
Analisis strategi
607
Data yang diperlukan berupa data primer b) Faktor Penghambat yang terdiri dari
dan data sekunder. Data primer yakni data yang variabel kebutuhan terhadap Tenaga Kerja
diperoleh langsung dari masyarakat tentang Terampil, Modal, dan penerapan
potensi ekonomi lokal dan pola pencaharian Teknologi, serta tingkat Manajemen
masyarakat setempat di 4 (empat) dusun Desa Usaha.
Mekarmukti Kecamatan Cisaga. Data primer ini 5. Berdasarkan hasil penilaian peserta terhadap
diperoleh dengan menggunakan teknik faktor pengungkit dan penghambat (data
wawancara. Sementara itu data sekunder berupa masih dalam tahap revisi) pengembangan
data-data kependudukan, pembangunan sosial komoditas dan usaha yang dijalankan, maka
kemasyarakatan, lingkungan kewilayahan untuk sementara, telah teridentifikasi berbagai
diperoleh dari informasi baik yang dipublikasikan komoditas dan usaha yang berpotensi untuk
maupun tidak dipublikasikan oleh Pemerintah dikembangkan sebagai penggerak ekonomi
Desa Mekarmukti. lokal, yang dikelompokan ke dalam 3 (tiga)
Metode analisis yang digunakan adalah kelompok besar, yaitu:
analisis deskriptif kualitatif, dimana analisis a) Kelompok Komoditas/Usaha yang
dilakukan untuk mengidentifikasi potensi kegiatannya telah berjalan lama karena
sumberdaya ekonomi lokal yang mampu didukung oleh kondisi sumberdaya alam
membuka peluang kerja bagi masyarakat miskin. dan geografis yang memadai.
Kekuatan usaha ekonomi produktif di desa Komditas/usaha yang termasuk kelompok
merupakan sektor usaha unggulan yang menjadi ini adalah Padi Sawah dan Buah Duku.
model penciptaan lapangan kerja. b) Kelompok Komoditas/Usaha yang
kegiatannya telah berjalan lama karena
didukung oleh kondisi sumberdaya alam
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
dan geografis yang memadai, namun
Hasil
pengembangannya masih sangat perlu
Berdasarkan hasil survey dan wawancara
bantuan dan intervensi pemerintah, baik
pada forum Focus Group Discussion (FGD),
pemerintah pusat maupun daerah.
terdapat beberapa hasil yang diperoleh,
Komditas/usaha yang termasuk kelompok
diantaranya sebagai berikut:
ini adalah Peternakan Ayam, Bebek dan
1. Tersampaikan dan tersosialisasikannya
Budi Daya Ikan Air Tawar.
“Analisis Lapangan Kerja Melalui
c) Kelompok Komoditas/Usaha yang
Pengembangan Ekonomi Lokal”.
kegiatannya telah berjalan dalam kurun
2. Pelaksanaan diskusi dilakukan dengan
waktu yang tidak terlalu lama, dan masih
membagi peserta dalam kelompok-kelompok
sangat perlu bimbingan dan arahan dalam
sesuai komoditas dan usaha yang dijalankan,
pengembangannya. Komditas/usaha yang
kemudian, secara partisipatif diminta untuk
termasuk kelompok ini adalah Home
memberikan penilaian karakteristik dan
Industry makanan.
kinerja dari pengembangan komoditas dan
Sesuai dengan salah satu prinsip
usahanya tersebut.
Pengembangan Ekonomi Lokal, yaitu
3. Tahap Pertama diskusi fokus diarahkan kepada
pengembangan kemitraan antara pemerintah
penentuan klaster komoditas dan usaha yang
daerah, swasta, dan masyarakat secara terpadu
telah dikembangkan, yaitu sesuai dengan
dan berkesinambungan untuk mendorong
lokasi geografis pengembangannya.
keberhasilan dan keberlanjutan program
4. Tahap Kedua, seluruh peserta sesuai dengan
Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) di Desa
pengelompokannya diminta untuk melakukan
mekarmukti, maka melalui FGD juga telah
penilaian terhadap kinerja dan karakteristik
disarankan agar dibentuk Lembaga Kemitraan
komoditas dan usaha yang dijalankannya
PEL.
dengan memberikan penilaian langsung
Secara lengkap, hasil-hasil yang
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
diperoleh dari Survey dan FGD ini adalah
keberadaan komoditas dan usahanya tersebut,
sebagai berikut:
yaitu:
1. Klaster Komoditas Padi Sawah dan Buah
a) Faktor Pengungkit yang terdiri dari variabel
Duku
Jumlah Unit Usaha, Pasar, Ketersediaan
Sebagian besar daerah ini memiliki lahan
Bahan Baku, Kontribusi Terhadap
pertanian khususnya padi. Padi merupakan
Ekonomi Lokal, Sarana Produksi/Usaha,
makanan pokok masyarakat yang hasilnya sangat
Sosial Budaya (Faktor Endogen), dan
besar dalam memberikan kontribusi bagi
Penyerapan Tenaga Kerja.
pendapatan petani. Padi yang ada di Desa
608
Mekarmukti bersumber dari padi sawah yang Mekarmukti karena dari kultur tanahnya sangat
sumber airnya berasal dari pengairan irigasi yang cocok untuk pengembangan komoditas tersebut.
ada. Pasarnyapun masih sangat terbuka dengan
Namun demikian ada beberapa masalah kondisi harga yang stabil. Beberapa
yang berhasil diidentifikasi dari FGD tersebut permasalahan dari pengembangan komoditas ini
diantaranya: antara lain:
a. Irigasi a. Terbatasnya modal
Irigasi menjadi satu-satunya alternatif untuk Terbatasnya modal khususnya bagi para
mengairi sawah, tetapi terkadang pembagian penampung lokal buah duku, sehingga para
air yang tidak merata menjadi masalah utama penampung asing menjadi tujuan para petani
sawah memperoleh sumber air yang pada untuk memasarkan hasilnya.
akhirnya akan mempengaruhi produksi b. Sarana produksi
pertanian. Proses pengolahan lahan dan hasil masih
b. Cuaca dilakukan secara tradisional belum modern.
Kekeringan yang selama ini dialami dirasakan Disamping itu keberadaan sarana produksi
oleh sebagian besar petani menjadi faktor masih dirasakan kurang oleh petani.
penghambat produksi padi. Banyak sawah c. Kurang dan mahalnya bibit
yang tidak mendapatkan pasokan air sehingga Terbatasnya ketersediaan bibit dan mahalnya
tanaman banyak yang mati. Memang disadari harga bibit menyebabkan biaya produksi buah
faktor alam sulit untuk dikendalikan oleh duku semakin tinggi. Sehingga untuk
manusia. menunjang daya saing juga akan semakin
c. Penanaman tidak serentak rendah.
Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya Kedaulatan pangan tidak hanya
penyuluhan dan keterlambatan bantuan baik menekankan pada sumber daya lokal sebagai
pupuk maupun bibit. basis pemenuhan kebutuhan pangan, tetapi juga
d. Tingginya biaya produksi menekankan pada peranan masyarakat lokal.
Hal ini menyebabkan harga jual padi Keterlibatan aktif masyarakat lokal diyakini akan
meningkat. menjadikan lingkungan sekitar dan kondisi
e. Kelangkaan pupuk dan sarana produksi sosial-budaya serta politik pangan masyarakat
Keberadaan pupuk dan sarana produksi terkait lokal lebih berkembang. Konsep kedaulatan
dengan stok yang terbatas serta mekanisme pangan mensyaratkan berkembangnya sistem
harga yang fluktuatif. pangan yang cocok dengan kondisi sumber daya
f. Hama/penyakit yang ada, baik dari sudut lingkungan (termasuk
Masih dirasakan perlu ada penanganan khusus lingkungan alam, lingkungan sosial, dan budaya),
untuk mengantisipasi serangan hama dan teknologi (termasuk budaya, kebiasaan dan
penyakit pada tanaman padi. Tidak sedikit praktek-praktek keseharian lainnya), maupun
padi yang mati diakibatkan oleh sumber daya manusianya. Dalam hal ini, sistem
merambahnya hama/penyakit yang berimbas dan struktur sosial, budaya, politik, dan ekonomi
pada menurunnya produksi. pangan perlu dikembangkan, dibangun dan
g. Terbatasnya infrastruktur (jalan akses, disesuaikan dengan sumber daya lokal
bendungan) (indigenous). Pemahaman yang memadai
Jalan tani dan bendungan sangat mendukung terhadap berbagai aspek di atas sangat penting
berhasilnya produksi dan pemasaran hasil dalam upaya untuk pemberdayaan petani guna
pertanian. Selama ini oleh masyarakat memperkuat kedaulatan pangan demi terciptanya
khususnya petani dirasa bahwa keberadaan ketahanan pangan.
infrastruktur masih sangat terbatas. Dalam rangka menentukan strategi dan
h. Kelembagaan kebijakan pertanian dan pangan khususnya
Kelembagaan yang mengorganisir petani komoditas padi dan duku pada masa depan
masih sangat rendah eksistensinya. kiranya perlu mempertimbangkan beberapa aspek
Keberadaan lembaga pemerintah dalam hal ini berikut:
BP3K belum optimal dalam menggerakkan a. Strategi pengembangn pertanian di sektor
sektor pertanian. Selain itu pula bahwa hulu lebih di orientasikan pada pengembangan
kerjasama antar kelompok tani masih kurang. yang berbasis pasar dan agribisnis modern
Kecenderungan kelompok tani bergerak sehingga terkait dengan bidang lainnya seperti
secara sendiri-sendiri. penyediaan bibit unggul yang memadai,
Sementara itu komoditas buah duku perluasan subsidi pupuk, pelaksanaan dan
merupakan salah satu andalan di Desa pemantauan kredit pertanian yang murah,
609
teknik dan manajemen pertanian yang pemilik usahanya, dikarenakan ternak atau ikan
profesional. sangat rentan dengan kematian karena hama.
b. Mekanisme penunjukkan rekanan impor beras Terdapat dua aspek dominan yang sangat
harus dilakukan secara transparan agar mempengaruhi kegiatan peternakan dan
tercapai tingkat harga yang rasional di tingkat perikanan di Desa Mekarmukti ini, yaitu aspek
konsumen tanpa merugikan petani. pemasaran dan kondisi pakan. Pasar sebagai
c. Kebijakan diversifikasi produk pangan wakil konsumen merupakan pendorong kuat
melalui sosialisasi dengan pendekatan dimana permintaan akan sejumlah besar ayam
ekonomi sehingga dapat mendorong motivasi dan ikan datang. Terhadap peternak pembudi
petani menanam jenis tanaman alternatif daya, terjadi pertukaran dengan pasar. Peternak
selain beras. dan pembudi daya menyalurkan jenis komoditi
d. Pembangunan sektor pertanian harus tertentu serta informasi berkenaan dengan jenis
dilakukan secara terintegrasi dengan sumberdaya yang dimiliki, sementara pasar
pembangunan di daerah perdesaan dalam menyediakan modal dalam bentuk uang,
kerangka pembangunan kesejahteraaan informasi permintaan dan teknologi melalui
masyarakat petani di desa. pedagang yang berhubungan dengan peternak
dan pembudidaya.
2. Klaster Komoditas Peternakan Ayam, Bebek Kondisi yang terjadi di Desa Mekarmukti
dan Budi Daya Ikan Air Tawar saat ini, peternak dan pembudidaya memasarkan
Pendekatan konsep pengembangan hasil produksinya kepada penampung dan kadang
ekonomi lokal ini memberikan peluang kepada kepada penjual eceran yang menggunakan
suatu komunitas untuk berperan dan berinisiatif kendaraan roda dua ketika menghadapi kenaikan
menggerakkan sumberdaya-sumberdaya lokal permintaan, seperti pada saat hari raya dan lain
yang ada untuk membangun komunitas tersebut. sebagainya. Masih terbatasnya optimalisasi aset
Dengan adanya pengembangan ekonomi lokal ini pemerintah berpa pasar tradisional, menjadikan
memungkinkan kelompok masyarakat produktif peternak dan pembudidaya sangat tergantung dari
seperti peternak ayam dan bebek serta budi daya para penampung dan kadang pedagang eceran ini.
ikan air tawar, sehingga dapat masuk dalam mata Pembentukan harga seringkali ditentukan oleh
rantai perekonomian yang lebih besar. penampung dan pedagang eceran, sedangkan
Sebuah ironi kehidupan masyarakat di peternak dan pembudi daya tidak mempunyai
pedesaan, yakni hidup miskin ditengah kekayaan pososi yang kuat dalam menentukan harga.
potensi sumberdaya yang ada disekitarnya. Aspek kondisi sumberdaya alam sangat
Berbagai pertanyaan kemudian muncul, yang ditentukan oleh cuaca dan kondisi bioekolgis
bermuara pada mengapa hal ini bisa terjadi? perairan. Perubahan cuaca yang tidak menentu
Apakah ini semata-mata karena natural resource sebagai akibat dari adanya Perubahan Global
curse (kutukan sumberdaya alam), yakni suatu Iklim (Climate change) sangat mempengaruhi
fenomena di mana wilayah dengan sumberdaya kondisi kesehatan ternak dan ikan. Semakin tidak
alam yang melimpah justru mengalami menentunya perubahan iklim ini, maka akan
pertumbuhan ekonomi yang lamban yang pada semakin tidak menentu pula pendapatan dari
akhirnya menyebabkan penduduknya hidup hasil ternak dan budi daya.
dalam kemiskinan? Ataukah karena sebab-sebab
lain?. Potensi sumberdaya yang terdapat di 3. Klaster Komoditas Home Industry Makanan
pedesaan teramasuk di Desa Mekarmukti selama Pola pengembangan sektor home
ini telah dimanfaatkan dalam berbagai aktivitas industry di Desa Mekarmukti pada umumnya
perekonomian, di mana salah satunya adalah merupakan pemanfaatan ketersediaan sumber
dalam usaha peternakan ayam dan bebek serta daya lokal sebagai bahan baku, seperti hasil
budi daya ikan air tawar. Komoditas tersebut kebun berupa singkong, pisang, umbi-umbian
merupakan aktivitas perekonomian yang unik yang dikelola secara tradisioonal dan belum
bila dibandingkan dengan aktivitas lainnya. Hal dikembangkan secara besar-besaran. Saat ini
ini berkaitan dengan kondisi sumberdaya itu home industry di Desa Mekamukti menghasilkan
sendiri yang sering dianggap sebagai sumberdaya produk makanan yang diolah secara tradisional,
milik pribadi. Sumberdaya tersebut bersifat seperti keripik singkong, keripik pisang, seroja
renewable resources (sumberdaya yang dapat dan makanan tradisional lainnya. Permasalahan
pulih) tetapi bukan berarti tak terbatas sehingga yang dihadapi dalam pengembangan home
apabila tidak dikelola secara benar dan hati-hati, industry di Desa Mekarmukti ini antara lain:
akan memberikan dampak negatif terhadap a. Masih rendahnya pelaku usaha home industry
makanan dalam mengelola usaha kecilnya,
610
dari mulai pengelolaan keuangan, manajemen mengatasi permasalahan cuaca. Lembaga tersebut
produksi, pemasaran dan lainnya. pun dapat melakukan kordinasi dengan supplier
b. Belum adanya kelembagaan yang melakukan pupuk agar tidak terlambat dalam hal
pemantauan dan pembinaan pengusaha home penyalurannya, sehingga penanaman padi akan
industry makanan tersebut. dapat dilakukan dengan serentak.
c. Masih rendahnya kemampuan pengusaha Sementara itu komoditas buah duku
dalam memperoleh tambahan modal untuk merupakan salah satu andalan di Desa
pengembangan usaha. Mekarmukti karena dari kultur tanahnya sangat
d. Pemanfaatan teknologi dalam menjalankan cocok untuk pengembangan komoditas tersebut.
usaha home industry makanan masih rendah. Pasarnyapun masih sangat terbuka dengan
Berbagai kebutuhan yang diperlukan kondisi harga yang stabil. Para petani buah duku
untuk mengembangkan home industry makanan memasarkan hasilnya kepada para penampung
di Desa mekarmukti dapat dikelompokkan yang berasal dari luar daerah, hal tersebut
menjadi empat (4) kebutuhan yaitu: disebabkan para penampung lokal memiliki
a. Memberikan pelatihan kepada pelaku home keterbatasan dana. Naamun hal tersebut dapat di
industry makanan yang dilakukan baik oleh atasi jika pihak Pemerintah Desa mau menjadi
pihak pemerintahan, akademisi, ataupun fasilitator kemitraan antara parapnemapung lokal
swasta lainnya yang peduli terhadap dan penampung luar.
keberadaan usaha kecil, Permasalahan terkait sarana produksi,
b. Memberikan pembinaan terhadap para pelaku dimana proses pengolahan lahan dan hasil masih
home industry makanan baik oleh pihak dilakukan secara tradisional belum modern dapat
pemerintahan, akademisi, ataupun swasta diatasi dengan memberikan penyuluhan untuk
lainnya yang peduli terhadap keberadaan perubahan proses produksi serta memberikan
usaha kecil, bantuan sarana produksi kepada kelompok petani
c. Memberikan bantuan modal usaha bagi para duku. Sedangkan untuk meningkatkan daya
pelaku home industry makanan dalam upaya saing, pihak Pemerintah Desa menjadi fasilitator
pengembangan usaha kecil, dan dalam mengupayakan penyediaan bibit murah
d. Penerapan teknologi kepada para pelaku home kepada tingkat pemerintah yang lebih tingi.
industry makanan dalam rangka
meningkatkan daya saing. 2. Komoditas Home Industry Makanan
Pola yang dapat dikembangkan pada
Pembahasan sektor home industry di Desa Mekarmukti pada
Berdasarkan hasil analisis dengan umumnya merupakan pemanfaatan ketersediaan
mempertimbangkan faktor keunggulan dan sumber daya lokal sebagai bahan baku, seperti
peluang-peluang yang dimiliki dari setiap hasil kebun berupa singkong, pisang, umbi-
komoditas, maka urutan sektor usaha unggulan umbian yang dikelola secara tradisioonal dan
yang memiliki potensi besar berada adalah belum dikembangkan secara besar-besaran. Saat
sebagai berikut: ini home industry di Desa Mekamukti
1. Komoditas Padi Sawah dan Buah Duku menghasilkan produk makanan yang diolah
Komiditas padi sawah di Desa secara tradisional, seperti keripik singkong,
mekarmukti memiliki lahan yang luas. Padi yang keripik pisang, seroja dan makanan tradisional
ada di desa tersebut bersumber dari padi sawah lainnya.
yang sumber airnya berasal dari pengairan irigasi Permasalahan yang dihadapi oleh para
yang ada. Walupun para petani acap kali berebut pelaku home industry makanan di Desa
untuk mendapatkan giliran aliran air ke Mekarmukti adalah rendahnya pengetahuan dan
pesawahan, namun hal tersebut bisa di atasi keterampilan penerapan manajemen usaha kecil,
dengan pembagian yang seadil-adilnya yang dari mulai pengelolaan keuangan, manajemen
dapat di musyawarahkan di Pemerintahan Desa produksi, pemasaran dan lainnya. Saat ini
dan didukung oleh BP3K sebagai lembaga yang perhatian terhadap pelaku usaha kecil dari
mengorganisir para petani tersebut. berbagai pihak sangat minim. Oleh sebab itu
Faktor kondisi cuaca yang tidak salah satu usaha dalam rangka mengembangkan
menentu, seperti kekeringan dan serangan hama sektor ini adalah dengan melakukan kemitraan
yang selama ini dialami dan dirasakan oleh dengan lembaga yang dapat memberikan atau
sebagian besar petani menjadi faktor penghambat mentransfer ilmu manajemen dan pemanfaatan
produksi padi. Namun hal tersebut dapat di atasi teknologi untuk peningkatan daya saing,
dengan dilakukannya penyuluhan oleh BP3K sehingga para pelaku usaha tersebut dapat
atau pihak lainnya agar para petani dapat mengembangkan usahanya, seperti contohnya
611
dengan lembaga pendidikan dan lembaga memberikan dampak negatif terhadap pemilik
lainnya. Selain itu kemitraan dengan pelaku usahanya, dikarenakan ternak atau ikan sangat
usaha yang lebih besar pun harus dilakukan rentan dengan kematian karena hama.
dalam rangka keberlanjutan hasil produksi, Pendekatan konsep pengembangan
seperti contohnya dengan distributor produk ekonomi lokal ini memberikan peluang kepada
makanan, pasar ataupun dengan sentra-sentra masyarakat untuk berperan dan berinisiatif
makanan yang ada di daerah sekitar sebagai menggerakkan sumberdaya-sumberdaya lokal
langkah awal. yang ada untuk membangun ekonomi
Selain itu belum adanya kelembagaan kedaerahan. Dengan adanya pengembangan
yang melakukan pemantauan dan pembinaan ekonomi lokal ini memungkinkan kelompok
pengusaha home industry makanan tersebut, masyarakat produktif seperti peternak ayam dan
menyebabkan tersendatnya perkembangan pada bebek serta budi daya ikan air tawar masuk
sektor industri ini serta masih rendahnya dalam mata rantai perekonomian yang lebih
kemampuan pengusaha dalam memperoleh besar.
tambahan modal untuk pengembangan usaha. Terdapat dua aspek dominan yang sangat
Berbagai kebutuhan yang diperlukan mempengaruhi kegiatan peternakan dan
untuk mengembangkan home industry makanan perikanan di Desa Mekarmukti ini, yaitu aspek
di Desa mekarmukti dapat dikelompokkan pemasaran dan kondisi pakan. Pasar sebagai
menjadi empat (4) kebutuhan yaitu: (1) wakil konsumen merupakan pendorong kuat
Memberikan pelatihan kepada pelaku home dimana permintaan akan sejumlah besar ayam,
industry makanan yang dilakukan baik oleh pihak bebek dan ikan datang. Terhadap peternak
pemerintahan, akademisi, ataupun swasta lainnya pembudi daya, terjadi pertukaran dengan pasar.
yang peduli terhadap keberadaan usaha kecil; (2) Peternak dan pembudi daya menyalurkan jenis
Memberikan pembinaan terhadap para pelaku komoditi tertentu serta informasi berkenaan
home industry makanan baik oleh pihak dengan jenis sumberdaya yang dimiliki,
pemerintahan, akademisi, ataupun swasta lainnya sementara pasar menyediakan modal dalam
yang peduli terhadap keberadaan usaha kecil; (3) bentuk uang, informasi permintaan dan teknologi
Memberikan bantuan modal usaha bagi para melalui pedagang yang berhubungan dengan
pelaku home industry makanan dalam upaya peternak dan pembudidaya.
pengembangan usaha kecil, dan; (4) Penerapan Permasalahan serius yang dihadapi
teknologi kepada para pelaku home industry komoditi ini adalah kelangkaan dan harga pakan
makanan dalam rangka meningkatkan daya saing. yang tidak stabil, pembentukan harga seringkali
ditentukan oleh penampung dan pedagang
3. Komoditas Peternakan Ayam, Bebek dan Budi eceran, sedangkan peternak dan pembudi daya
Daya Ikan Air Tawar tidak mempunyai posisi yang kuat dalam
Potensi sumberdaya yang terdapat di menentukan harga dan aspek kondisi sumberdaya
Desa Mekarmukti adalah dalam usaha peternakan alam sangat ditentukan oleh cuaca dan kondisi
ayam dan bebek serta budi daya ikan air tawar. bioekolgis perairan. Kondisi tersebut
Komoditas tersebut merupakan aktivitas menyebabkan komoditas seperti ini akan sulit
perekonomian yang unik bila dibandingkan jika dilakukan oleh semua kalangan masyarakat,
dengan aktivitas lainnya. Hal ini berkaitan dikarenakan komoditas ini harus dilakukan oleh
dengan kondisi sumberdaya itu sendiri yang orang yang memiliki ketekunan dan mental usaha
sering dianggap sebagai sumberdaya milik yang kuat.
pribadi. Sumberdaya tersebut bersifat renewable Berdasarkan hasil analisis di atas, maka
resources (sumberdaya yang dapat pulih) tetapi dihasilkan model pengembangan ekonomi di
bukan berarti tak terbatas sehingga apabila tidak Desa Mekarmukti sebagai berikut:
dikelola secara benar dan hati-hati, akan
612
Tabel 1: Model Pengembangan Ekonomi Lokal Desa Mekarmukti
No Komoditas Potensi Ekonomi
1. Padi Sawah dan Buah Duku 1. Peluang usaha bagi masyarakat untuk
menjadi pedagang ataupun
penampung beras dan buah duku;
2. Peluang usaha penggilingan padi yang
berpotensi menyerap tenaga kerja;
3. Banyaknya pemilik lahan yang
berpotensi membutuhkan jasa
penggarap sawah dan tanaman buah
duku;
4. Peluang usaha penyedia bibit padi
sawah dan buah duku serta peluang
usaha distributor pupuk yang
berpotensi menyerap tenaga kerja;
5. Peluang usaha penyedia jasa makanan
sebagai pemanfaatan hasil padi sawah
yang berpotensi menyerap tenaga
kerja.
2. Home Industry Makanan 1. Perkembangannya berpotensi menjadi
usaha menengah dan besar serta
berpotensi menyerap tenaga kerja;
2. Peluang usaha bagi ibu-ibu rumah
tangga;
3. Peluang usaha bagi masyarakat untuk
menjadi pemasar produk makanan;
4. Sebagai usaha sampingan keluarga;
3. Peternakan Ayam, Bebek dan 1. Berpotensi menyerap tenaga kerja;
Ikan Air Tawar 2. Peluang usaha distributor pakan;
3. Peluang usaha jasa sewa kandang;
4. Peluang usaha penampung dan
pemasar hasil ternak dan budi daya
ikan.
DAFTAR PUSTAKA
Afifi, M. 2007. Pemberdayaan Masyarakat
Melalui Pengembangan Ekonomi
Lokal: Studi Kasus Pengembangan
Budidaya Rumput Laut di Kabupaten
Dompu Nusa Tenggara Barat. Makalah
disampaikan dalam International Con-
ference “Persidangan Antarbangsa
Pembangun-an Aceh (PAPA 2nd)”
Universitas Malikussaleh
Lhokseumawe 29-30 Desember 2007.
Blakely & Bradshaw. 2002. Planning Local
Econo-mic Development, Theory and
Practice. California: Sage Publication.
BPS Pusat. 2016. Indonesia Dalam Angka Tahun
2016. Badan Pusat Statistik: Jakarta.
BPS Jabar. 2016. Jawa Barat Dalam Angka
Tahun 2016. Badan Pusat Statistik:
Bandung.
BPS Kabupaten Ciamis. 2016. Ciamis Dalam
Angka Tahun 2016. Badan Pusat
Statistik: Ciamis.
ILO. 2004. Seri Rekomendasi Kebijakan: Kerja
Layak dan Penanggulangan
Kemiskinan di Indonesia.
Indratno, I. & Agustina. I. H. 2005. Studi
Kemampuan Masyarakat Dalam
Pengembangan Eko-nomi Lokal
Sebagai Upaya Pengentasan
Kemiskinan. MIMBAR, Jurnal Sosial
dan Pembangunan, 21(3): 416-429.
614