Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS POTENSI LAPANGAN KERJA

MELALUI PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

Dendy Syaiful Akbar¹)


dendysyaiful1984@gmail.com
Wildan Dwi Dermawan ²)
wildandwidermawan@yahoo.com
Fakultas Ekonomi Universitas Galuh
Jln. R.E.Martadinata No.150 Ciamis

Abstrak
Pada tahun 2015 tingkat kemiskinan di Kabupaten Ciamis meningkat sebesar 0,54% dari
tahun sebelumnya. Jumlah masyarakat miskin di Kabupaten Ciamis sampai tahun 2015 adalah
mencapai 104,870 jiwa. Salah satu daerah di Kabupaten Ciamis yang masyarakat miskinnya masih
dominan di Desa Mekarmukti. Sebanyak 40% masyarakatnya adalah masyarakat yang tergolong ke
dalam masyarakat prasejahtera dan bermata pencaharian sebagai tukang dan buruh bangunan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi sumberdaya ekonomi
lokal yang berdaya tarik dan berdaya saing tinggi yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan
serta mengidentifikasi sektor usaha unggulan dan menemukenali usaha ekonomi produktif dan
produk unggulan di Desa Mekarmukti. Sementara itumMetode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk mengumpulkan data,
menganalisis secara kritis atas data-data tersebut dan menyimpulkannya berdasarkan fakta-fakta
pada masa penelitian berlangsung atau masa sekarang.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan secara umum dapat disimpulkan bahwa
potensi sumberdaya ekonomi lokal yang berdaya tarik dan berdaya saing tinggi yang dapat
membuka lapangan kerja bagi masyarakat di Desa Mekarmukti adalah sebagai berikut: (1)
Komoditas padi sawah dan buah duku memiliki potensi paling besar dengan sedikit hambatan atau
kendala dalam upaya pengembangannya, sehingga komoditas ini menjadi sektor yang jika
dikembangkan berpotensi sangat besar menciptakan lapangan pekerjaan; (2) Komoditas home
industry memiliki potensi besar setelah padi sawah dan buah duku dengan beberapa hambatan
atau kendala dalam upaya pengembangannya, sehingga komoditas ini menjadi sektor yang jika
dikembangkan berpotensi besar menciptakan lapangan pekerjaan; (3) Komoditas peternakan ayam,
bebek dan ikan air tawar memiliki potensi setelah kedua komoditas di atas dengan banyak
hambatan dalam upaya pengembangannya, sehingga komoditas ini menjadi sektor yang jika
dikembangkan dengan serius berpotensi menciptakan lapangan pekerjaan.

Kata kunci: kemiskinan, sumberdaya lokal, ekonomi produktif dan unggulan

A. PENDAHULUAN di Indonesia mencapai 10,62 juta penduduk atau


Kemiskinan merupakan suatu masalah 8,22% dari seluruh penduduk Indonesia,
bagi negara-negara diseluruh dunia, kemiskinan sedangkan penduduk miskin desa di Indonesia
merupakan penyakit sosial ekonomi khususnya mencapai 17,89 juta penduduk atau 14,09% dari
bagi negara berkembang. Berdasarkan data seluruh penduduk Indonesia.
World Bank tahun 2015 Indonesia termasuk Dibandingkan dengan provinsi lain
dalam 10 besar negara di dunia yang memiliki Provinsi Jawa Barat memiliki tingkat populasi
angka kemiskinan yang tinggi. Untuk menangani yang sangat tinggi, hal tersebut memiliki peluang
masalah tersebut diperlukan peran dari berbagai banyaknya penduduk miskin yang berasal dari
pihak baik pemerintah, swasta, akademisi dan provinsi tersebut. Berdasarkan data dari BPS
juga dari masyarakatnya itu sendiri, terlebih Provinsi Jawa Barat tahun 2016, dari kurun
dalam masukan dan melakukan perencanaan waktu 2010 sampai tahun 2014 jumlah penduduk
strategis tentang suatu kebijakan. Masalah miskin di Jawa Barat mengalami penurunan terus
kemiskinan di Indonesia erat sekali hubungannya menerus, namun berdasarkan data yang diperoleh
dengan rendahnya kualitas sumber daya manusia penurunan angka kemiskinan tersebut belum
(SDM) juga kesenjangan pembangunan antara sampai di atas 1% atau belum signifikan. Selama
desa dan kota. Tercatat pada laporan Badan Pusat periode tahun 2014 sampai tahun 2015 jumlah
Statistik (BPS) tahun 2016 penduduk miskin kota penduduk miskin bahkan mengalami kenaikan
604
sebesar 0,93%. Jumlah penduduk miskin di Jawa sekitar 8,98%. Naiknya jumlah angka kemiskinan
Barat pada tahun 2014 adalah 4.238.960 orang menurut Kapala BPS Kabupaten Ciamis Erna
(9,18%), sedangkan pada tahun 2015 adalah Tresna Prihatin, S.Si. disebabkan naiknya harga
4.485.654 orang (9,57%). beras (harapanrakyat.com). Masyarakat miskin di
Luas wilayah Provinsi Jawa Barat adalah Kabupaten Ciamis tidak mampu untuk memenuhi
berupa daratan seluas 35.377,76 km2 dengan kebutuhan pokoknya dikarenakan rendahnya
jumlah penduduk sekitar 46,7 juta jiwa yang pendapatan mereka, terutama bagi masyarakat di
tersebar di 27 kabupaten dan kota menjadikan pedesaan yang mendominasi masyarakat miskin
Jawa Barat sebagai provinsi terbesar di Indonesia di Kabupaten Ciamis.
dalam hal jumlah penduduk. Penyebaran Desa Mekarmukti merupakan salah satu
penduduk yang tidak merata, dan menyebabkan desa yang berada di Kabupaten Ciamis, dimana
kantung-kantung kemiskinan pun berada hampir di desa tersebut masyarakat yang tergolong
di semua daerah kabupaten/kota di provinsi kepada masyarakat miskin atau prasejahtera
tersebut. Daerah ini menyumbang sekitar 15,73% masih dominan. Berdasarkan data yang terdapat
masyarakat miskin atau sebanyak 28.510.000 pada profil Desa Mekarmukti Tahun 2015,
orang dari keseluruhan masyarakat miskin di diperoleh data bahwa mata pencaharian
Indonesia. masyarakat di desa tersebut, 40% di antaranya
Berbagai usaha penanggulangan adalah tukang dan buruh bangunan, kemudian
kemiskinan yang telah dijalankan pemerintah disusul pedagang (20%), guru PNS (10%), petani
sampai saat ini belum membuahkan hasil yang (15%), pengusaha (2%), dan lain-lain (13%).
optimal. Hal tersebut disebabkan program yang Dilihat dari aspek ekonomi, sebanyak
dijalankan belum langsung mengena pada akar 40% keluarga di Desa Mekarmukti berada pada
masalah kemiskinan itu sendiri. Pemerintah gagal kondisi prasejahtera. Prasejahtera sendiri
menangkap profil kemiskinan dari karakteristik merupakan keluarga-keluarga yang belum dapat
sosial, budaya dan karakteristik demografinya, memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal,
seperti tingkat pendidikan, cara memperoleh seperti kebutuhan sandang, pangan, papan,
fasilitas kesehatan, jumlah anggota keluarga, cara kesehatan dan pendidikan. Hasil wawancara
memperoleh air bersih dan lain sebagainya. menunjukkan, rata-rata penghasilan warga yang
Pemerintah juga gagal mencermati profil berprofesi sebagai tukang dan buruh bangunan di
kemiskinan dari karakteristik ekonomi, seperti Desa Mekarmukti berada pada kisaran
sumber pendapatan, pola konsumsi/pengeluaran, Rp700.000 sampai dengan Rp900.000.
tingkat beban tanggungan dan lain-lain. Ditinjau dari aspek sosial jumlah anggota
Kabupaten Ciamis merupakan salah satu keluarga dalam setiap keluarga tidak mampu di
kabupaten yang berada di wialayah Provinsi Jawa desa ini rata-rata 5 orang, yakni bapak, ibu, dan
Barat. Kabupaten Ciamis merupakan salah satu tiga orang anak. Tingkat pendidikan masyarakat
wilayah yang cukup potensial untuk pertanian di Desa Mekarmukti pada umumnya adalah tamat
dan pariwisata karena merupakan jalur SMP dan SMU. Hal ini disebabkan oleh faktor
tranportasi antar kota maupun antar provinsi yang ekonomi dan tidak adanya motivasi atau
melewati pusat kota. Jalur lalu lintas antar dorongan orang tua agar anak-anak mereka
provinsi melewati kecamatan Cihaurbeuti, bersekolah. Terlebih anak perempuan yang tidak
Sindangkasih, Cikoneng, Ciamis, Cijeungjing bisa melanjutkan sekolah dan akhirnya
dan Cisaga. Potensi tersebut seharusnya dapat menganggur/hidup berumah tangga karena belum
dimanfaatkan oleh masyarakat yang tidak punya bekal untuk bisa hidup mandiri. Peran ibu
mempunyai pekerjaan tetap untuk dapat hanya sebagai ibu rumah tangga yang hanya
memperbaiki perekonomiannya. Masih banyak mengurus anak dan suami juga dialami di
masyarakat di Kabupaten Ciamis yang masih sebagian besar warga Desa Mekarmukti. Kondisi
tergolong ke dalam masyarakat miskin atau ini tidak dapat memperbaiki ekonomi keluarga,
prasejahtera. penghasilan yang tidak tetap ditambah beban
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten ekonomi yang tinggi menuntut setiap keluarga
Ciamis tahun 2016 melansir jumlah penduduk untuk dapat berfikir kreatif agar dapat bertahan
miskin dari tahun 2013 tercatat 100.804 jiwa atau dalam himpitan ekonomi.
8,58%. Pada tahun 2014 penduduk miskin Salah satu usaha untuk mengatasi
mengalami penurunan mencapai 99.810 jiwa atau masalah kemiskinan yang efektif sesuai
mencapai 8,44%. Namun angka tersebut rekomendasi ILO No 189 tahun 1998 tentang
mengalami kenaikan pada tahun 2015. Pada General conditions for the promotion of job
tahun 2015 jumlah penduduk miskin di creation through small and medium-sized
Kabupaten Ciamis mencapai 104.870 jiwa atau enterprises adalah dengan penciptaan lapangan
605
kerja. Akses ke lapangan pekerjaan adalah jalan Di berbagai negara program yang telah
yang paling menjamin untuk bisa keluar dari dilakukan dalam upaya pengurangan kemiskinan
kemiskinan. Dengan demikian, kebijakan dan adalah bantuan kemiskinan, atau membantu
program penciptaan lapangan kerja tetap secara langsung kepada orang miskin,
memainkan peran penting dalam memerangi pendekatan ini telah menjadi bagian pendekatan
kemiskinan. Rekomendasi tersebut sebagai dasar dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan;
untuk mengubah dan meninggalkan model bantuan terhadap individual, yakni upaya yang
pengentasan kemiskinan yang bersifat top-down dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin
dari pemerintah terhadap masyarakat miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukum,
menjadi buttom-up. Semua kebijakan yang pendidikan, kerja sosial, pencari kerja; persiapan
diambil pemerintah harus pro-poor (ILO, 2004). bagi yang lemah, yakni upaya yang dilakukan
Berdasarkan rekomendasi ILO No 189, dengan menyediakan bantuan untuk orang yang
maka penulis tertarik untuk menganalisis potensi dikategorikan sebagai orang miskin, seperti orang
lapangan kerja melalui pengembangan ekonomi tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau
lokal sebagai upaya untuk pengentasan keadaan yang membuat orang miskin, seperti
kemiskinan, dimana studi dilakukan di Desa kebutuhan akan perawatan kesehatan (The World
Mekarmukti Kecamatan Cisaga Kabupaten Bank, 2015).
Ciamis. Sementara itu yang menjadi tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah untuk Pengembangan Potensi Sumber Daya Lokal
mengidentifikasi potensi sumberdaya ekonomi Peluang untuk mengembangkan potensi
lokal yang berdaya tarik dan berdaya saing tinggi sumber daya masyarakat lokal masih besar
yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan serta meskipun tantangan yang dihadapi juga cukup
mengidentifikasi sektor usaha unggulan dan besar. Tantangan tersebut berkaitan dengan
menemukenali usaha ekonomi produktif dan kapasitas sumber daya manusia, modal, jaringan
produk unggulan di Desa Mekarmukti. kerja dan jaringan pemerintah. Namun, beberapa
ahli perekonomian rakyat (Korten, 1988;
B. KAJIAN PUSTAKA Mubyarto, 1984; Ismawan, 1992; Sarman &
Program Penanggulangan Kemiskinan Sajogyo, 2000) dalam Martati dkk (2013) secara
Kemiskinan merupakan persoalan yang eksplisit mengemukakan bahwa perencanaan
kompleks, maka cara penanggulangan yang berpusat pada masyarakat dalam
kemiskinan pun membutuhkan analisis yang perencanaan program, menempatkan masyarakat
tepat, melibatkan semua komponen sebagai subyek untuk mengenali permasalahan,
permasalahan, dan diperlukan strategi potensi dan secara swadaya akan tercapai
penanganan yang tepat, berkelanjutan dan tidak kemandirian dalam mengatasi permasalahan
bersifat temporer. Sejumlah variabel dapat mereka. Afifi (2007) mengaitkan pengembangan
dipakai untuk melacak persoalan kemiskinan, dan ekonomi lokal sebagai sebuah strategi
dari variabel ini dihasilkan serangkaian strategi pengentasan kemiskinan, masyarakat miskin
kebijakan penanggulangan kemiskinan yang tepat sebagai aset yang berpotensi menjadi kekuatan
sasaran dan berkesinambungan. besar dalam memacu perkembangan ekonomi
Dari dimensi kesehatan, rendahnya mutu daerah jika potensi insaniah dapat dimobilisasi
kesehatan masyarakat menyebabkan terjadinya dan dikembangkan.
kemiskinan. Dari dimensi ekonomi, kepemilikan Hasil penelitian Suyono (2006)
alat produksi yang terbatas, penguasaan teknologi menemukan bahwa program kemitraan bagi
yang kurang, dan keterampilan yang tidak pengembangan ekonomi lokal (KPEL) secara
memadai dilihat sebagai alasan dasar mengapa statistik berpengaruh positif terhadap pendapatan
orang menjadi miskin. Faktor kultural dan petani budidaya ulat sutera di Kabupaten
struktural juga kerap kali dilihat sebagai elemen Wonosobo. Implikasi dari penelitian ini adalah
penting yang menentukan tingkat kemakmuran bahwa pemberantasan kemiskinan di daerah bisa
dan kesenjangan masyarakat. Tidak ada yang dilakukan dengan program kemitraan bagi
salah dengan pendekatan tersebut, tetapi pengembangan ekonomi lokal. Sementara
dibutuhkan keterpaduan berbagai faktor Blakely & Bradshaw (2002) melihat PEL sebagai
penyebab kemiskinan yang sangat banyak dengan proses yang mana pemerintah lokal dan
indikator-indikator yang jelas, sehingga organsisasi masyarakat terlibat untuk mendorong,
kebijakan penanggulangan kemiskinan tidak merangsang, memelihara, aktivitas usaha untuk
bersifat temporer, tetapi permanen dan menciptakan lapangan pekerjaan.
berkelanjutan (Sahdan dalam Martiati dkk, 2013). Selanjutnya Indratno & Agustina (2005)
menyatakan bahwa PEL merupakan salah satu
606
langkah dalam pengentasan kemiskinan. daerah. Pengembangan tersebut dilakukan untuk
Pengentasan kemiskinan dengan pendekatan pemulihan perekonomian yang didasarkan pada
pengembangan ekonomi lokal dapat mendorong, potensi ekonomi produktif dan mandiri melalui
merangsang, terciptanya jiwa kewirausahaan keterlibatan berbagai elemen masyarakat
pada masyarakat dan tumbuhnya potensi (stakeholders) dalam mendorong dan memelihara
ekonomis dari aset daerah. Untuk mengatasi unit usaha serta penciptaan lapangan kerja baru.
masalah kemiskinan diperlukan suatu model yang Stakeholders tersebut terdiri atas perorangan,
tepat, efektif dan efisien diwujudkan dalam perusahaan dan atau organisasi kemasyarakatan,
berbagai program pemberdayaan yang terpadu sektor swasta dan sektor nirlaba yang mempunyai
dan berkesinambungan. Model pengembangan minat dan kemampuan untuk mendukung
ekonomi lokal tidak terlepas dari usaha untuk pengembangan masyarakat.
mengakomodasi aspirasi dan kebutuhan riil
masyarakat miskin. C. METODOLOGI
Tujuan pengembangan ekonomi lokal Metode yang digunakan dalam penelitian
adalah menciptakan pertumbuhan ekonomi yang ini adalah metode deskriptif, dimana metode
semakin tinggi dan berkelanjutan serta deskriptif ini digunakan untuk mengumpulkan
kesempatan kerja penuh melalui meningkatnya data, menganalisis secara kritis atas data-data
kegiatan investasi di daerah. Pengembangan mengenai potensi ekonomi lokal dan
ekonomi lokal tidak semata menekankan pada menyimpulkannya berdasarkan fakta-fakta pada
aspek ekonomi, tetapi lebih pada pendekataan masa penelitian berlangsung atau masa sekarang,
kemitraan dan kerjasama para pihak baik sehingga hasil dari penelitian ini merupakan
pemerintah, pengusaha dan organisasi suatu gambaran mengenai potensi sumberdaya
masyarakat lokal. Oleh karena itu seluruh pelaku ekonomi lokal yang berdaya tarik dan berdaya
pembangunan harus terlibat dalam proses saing tinggi serta dapat menciptakan lapangan
diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan pekerjaan.
pengendalian kegiatan dalam kerangka Disain atau model penelitian yang akan
pengembangan ekonomi lokal (Martiati, 2013). digunakan (Road Map), disesuaikan dengan
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli permasalahan dalam penelitian ini. Dalam desain
di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan penelitian ini akan tergambarkan mengenai
ekonomi lokal dapat dikatakan sebagai suatu rincian studi, pengukuran dan rancangan analisis
usaha penguatan daya saing yang dapat diarahkan hasil. Berikut adalah desain atau road map yang
untuk pengembangan dan penguatan ekonomi digambarkan dalam gambar berikut ini:

Gambar 1: Road Map Penelitian

Pengembangan Ekonomi Lokal

Identifikasi potensi ekonomi


lokal dengan daya tarik dan
daya saing tinggi Identifikasi:
- Karakteristik ekonomi
- Iklim usaha
Identifikasi usaha ekonomi - Sektor usaha kecil
produktif, produk unggulan dan
permaslahannya

Analisis strategi

Deskripsi potensi ekonomi lokal Model pemberdayaan usaha


kecil

Akses penciptaan lapangan


kerja

607
Data yang diperlukan berupa data primer b) Faktor Penghambat yang terdiri dari
dan data sekunder. Data primer yakni data yang variabel kebutuhan terhadap Tenaga Kerja
diperoleh langsung dari masyarakat tentang Terampil, Modal, dan penerapan
potensi ekonomi lokal dan pola pencaharian Teknologi, serta tingkat Manajemen
masyarakat setempat di 4 (empat) dusun Desa Usaha.
Mekarmukti Kecamatan Cisaga. Data primer ini 5. Berdasarkan hasil penilaian peserta terhadap
diperoleh dengan menggunakan teknik faktor pengungkit dan penghambat (data
wawancara. Sementara itu data sekunder berupa masih dalam tahap revisi) pengembangan
data-data kependudukan, pembangunan sosial komoditas dan usaha yang dijalankan, maka
kemasyarakatan, lingkungan kewilayahan untuk sementara, telah teridentifikasi berbagai
diperoleh dari informasi baik yang dipublikasikan komoditas dan usaha yang berpotensi untuk
maupun tidak dipublikasikan oleh Pemerintah dikembangkan sebagai penggerak ekonomi
Desa Mekarmukti. lokal, yang dikelompokan ke dalam 3 (tiga)
Metode analisis yang digunakan adalah kelompok besar, yaitu:
analisis deskriptif kualitatif, dimana analisis a) Kelompok Komoditas/Usaha yang
dilakukan untuk mengidentifikasi potensi kegiatannya telah berjalan lama karena
sumberdaya ekonomi lokal yang mampu didukung oleh kondisi sumberdaya alam
membuka peluang kerja bagi masyarakat miskin. dan geografis yang memadai.
Kekuatan usaha ekonomi produktif di desa Komditas/usaha yang termasuk kelompok
merupakan sektor usaha unggulan yang menjadi ini adalah Padi Sawah dan Buah Duku.
model penciptaan lapangan kerja. b) Kelompok Komoditas/Usaha yang
kegiatannya telah berjalan lama karena
didukung oleh kondisi sumberdaya alam
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
dan geografis yang memadai, namun
Hasil
pengembangannya masih sangat perlu
Berdasarkan hasil survey dan wawancara
bantuan dan intervensi pemerintah, baik
pada forum Focus Group Discussion (FGD),
pemerintah pusat maupun daerah.
terdapat beberapa hasil yang diperoleh,
Komditas/usaha yang termasuk kelompok
diantaranya sebagai berikut:
ini adalah Peternakan Ayam, Bebek dan
1. Tersampaikan dan tersosialisasikannya
Budi Daya Ikan Air Tawar.
“Analisis Lapangan Kerja Melalui
c) Kelompok Komoditas/Usaha yang
Pengembangan Ekonomi Lokal”.
kegiatannya telah berjalan dalam kurun
2. Pelaksanaan diskusi dilakukan dengan
waktu yang tidak terlalu lama, dan masih
membagi peserta dalam kelompok-kelompok
sangat perlu bimbingan dan arahan dalam
sesuai komoditas dan usaha yang dijalankan,
pengembangannya. Komditas/usaha yang
kemudian, secara partisipatif diminta untuk
termasuk kelompok ini adalah Home
memberikan penilaian karakteristik dan
Industry makanan.
kinerja dari pengembangan komoditas dan
Sesuai dengan salah satu prinsip
usahanya tersebut.
Pengembangan Ekonomi Lokal, yaitu
3. Tahap Pertama diskusi fokus diarahkan kepada
pengembangan kemitraan antara pemerintah
penentuan klaster komoditas dan usaha yang
daerah, swasta, dan masyarakat secara terpadu
telah dikembangkan, yaitu sesuai dengan
dan berkesinambungan untuk mendorong
lokasi geografis pengembangannya.
keberhasilan dan keberlanjutan program
4. Tahap Kedua, seluruh peserta sesuai dengan
Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) di Desa
pengelompokannya diminta untuk melakukan
mekarmukti, maka melalui FGD juga telah
penilaian terhadap kinerja dan karakteristik
disarankan agar dibentuk Lembaga Kemitraan
komoditas dan usaha yang dijalankannya
PEL.
dengan memberikan penilaian langsung
Secara lengkap, hasil-hasil yang
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
diperoleh dari Survey dan FGD ini adalah
keberadaan komoditas dan usahanya tersebut,
sebagai berikut:
yaitu:
1. Klaster Komoditas Padi Sawah dan Buah
a) Faktor Pengungkit yang terdiri dari variabel
Duku
Jumlah Unit Usaha, Pasar, Ketersediaan
Sebagian besar daerah ini memiliki lahan
Bahan Baku, Kontribusi Terhadap
pertanian khususnya padi. Padi merupakan
Ekonomi Lokal, Sarana Produksi/Usaha,
makanan pokok masyarakat yang hasilnya sangat
Sosial Budaya (Faktor Endogen), dan
besar dalam memberikan kontribusi bagi
Penyerapan Tenaga Kerja.
pendapatan petani. Padi yang ada di Desa
608
Mekarmukti bersumber dari padi sawah yang Mekarmukti karena dari kultur tanahnya sangat
sumber airnya berasal dari pengairan irigasi yang cocok untuk pengembangan komoditas tersebut.
ada. Pasarnyapun masih sangat terbuka dengan
Namun demikian ada beberapa masalah kondisi harga yang stabil. Beberapa
yang berhasil diidentifikasi dari FGD tersebut permasalahan dari pengembangan komoditas ini
diantaranya: antara lain:
a. Irigasi a. Terbatasnya modal
Irigasi menjadi satu-satunya alternatif untuk Terbatasnya modal khususnya bagi para
mengairi sawah, tetapi terkadang pembagian penampung lokal buah duku, sehingga para
air yang tidak merata menjadi masalah utama penampung asing menjadi tujuan para petani
sawah memperoleh sumber air yang pada untuk memasarkan hasilnya.
akhirnya akan mempengaruhi produksi b. Sarana produksi
pertanian. Proses pengolahan lahan dan hasil masih
b. Cuaca dilakukan secara tradisional belum modern.
Kekeringan yang selama ini dialami dirasakan Disamping itu keberadaan sarana produksi
oleh sebagian besar petani menjadi faktor masih dirasakan kurang oleh petani.
penghambat produksi padi. Banyak sawah c. Kurang dan mahalnya bibit
yang tidak mendapatkan pasokan air sehingga Terbatasnya ketersediaan bibit dan mahalnya
tanaman banyak yang mati. Memang disadari harga bibit menyebabkan biaya produksi buah
faktor alam sulit untuk dikendalikan oleh duku semakin tinggi. Sehingga untuk
manusia. menunjang daya saing juga akan semakin
c. Penanaman tidak serentak rendah.
Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya Kedaulatan pangan tidak hanya
penyuluhan dan keterlambatan bantuan baik menekankan pada sumber daya lokal sebagai
pupuk maupun bibit. basis pemenuhan kebutuhan pangan, tetapi juga
d. Tingginya biaya produksi menekankan pada peranan masyarakat lokal.
Hal ini menyebabkan harga jual padi Keterlibatan aktif masyarakat lokal diyakini akan
meningkat. menjadikan lingkungan sekitar dan kondisi
e. Kelangkaan pupuk dan sarana produksi sosial-budaya serta politik pangan masyarakat
Keberadaan pupuk dan sarana produksi terkait lokal lebih berkembang. Konsep kedaulatan
dengan stok yang terbatas serta mekanisme pangan mensyaratkan berkembangnya sistem
harga yang fluktuatif. pangan yang cocok dengan kondisi sumber daya
f. Hama/penyakit yang ada, baik dari sudut lingkungan (termasuk
Masih dirasakan perlu ada penanganan khusus lingkungan alam, lingkungan sosial, dan budaya),
untuk mengantisipasi serangan hama dan teknologi (termasuk budaya, kebiasaan dan
penyakit pada tanaman padi. Tidak sedikit praktek-praktek keseharian lainnya), maupun
padi yang mati diakibatkan oleh sumber daya manusianya. Dalam hal ini, sistem
merambahnya hama/penyakit yang berimbas dan struktur sosial, budaya, politik, dan ekonomi
pada menurunnya produksi. pangan perlu dikembangkan, dibangun dan
g. Terbatasnya infrastruktur (jalan akses, disesuaikan dengan sumber daya lokal
bendungan) (indigenous). Pemahaman yang memadai
Jalan tani dan bendungan sangat mendukung terhadap berbagai aspek di atas sangat penting
berhasilnya produksi dan pemasaran hasil dalam upaya untuk pemberdayaan petani guna
pertanian. Selama ini oleh masyarakat memperkuat kedaulatan pangan demi terciptanya
khususnya petani dirasa bahwa keberadaan ketahanan pangan.
infrastruktur masih sangat terbatas. Dalam rangka menentukan strategi dan
h. Kelembagaan kebijakan pertanian dan pangan khususnya
Kelembagaan yang mengorganisir petani komoditas padi dan duku pada masa depan
masih sangat rendah eksistensinya. kiranya perlu mempertimbangkan beberapa aspek
Keberadaan lembaga pemerintah dalam hal ini berikut:
BP3K belum optimal dalam menggerakkan a. Strategi pengembangn pertanian di sektor
sektor pertanian. Selain itu pula bahwa hulu lebih di orientasikan pada pengembangan
kerjasama antar kelompok tani masih kurang. yang berbasis pasar dan agribisnis modern
Kecenderungan kelompok tani bergerak sehingga terkait dengan bidang lainnya seperti
secara sendiri-sendiri. penyediaan bibit unggul yang memadai,
Sementara itu komoditas buah duku perluasan subsidi pupuk, pelaksanaan dan
merupakan salah satu andalan di Desa pemantauan kredit pertanian yang murah,
609
teknik dan manajemen pertanian yang pemilik usahanya, dikarenakan ternak atau ikan
profesional. sangat rentan dengan kematian karena hama.
b. Mekanisme penunjukkan rekanan impor beras Terdapat dua aspek dominan yang sangat
harus dilakukan secara transparan agar mempengaruhi kegiatan peternakan dan
tercapai tingkat harga yang rasional di tingkat perikanan di Desa Mekarmukti ini, yaitu aspek
konsumen tanpa merugikan petani. pemasaran dan kondisi pakan. Pasar sebagai
c. Kebijakan diversifikasi produk pangan wakil konsumen merupakan pendorong kuat
melalui sosialisasi dengan pendekatan dimana permintaan akan sejumlah besar ayam
ekonomi sehingga dapat mendorong motivasi dan ikan datang. Terhadap peternak pembudi
petani menanam jenis tanaman alternatif daya, terjadi pertukaran dengan pasar. Peternak
selain beras. dan pembudi daya menyalurkan jenis komoditi
d. Pembangunan sektor pertanian harus tertentu serta informasi berkenaan dengan jenis
dilakukan secara terintegrasi dengan sumberdaya yang dimiliki, sementara pasar
pembangunan di daerah perdesaan dalam menyediakan modal dalam bentuk uang,
kerangka pembangunan kesejahteraaan informasi permintaan dan teknologi melalui
masyarakat petani di desa. pedagang yang berhubungan dengan peternak
dan pembudidaya.
2. Klaster Komoditas Peternakan Ayam, Bebek Kondisi yang terjadi di Desa Mekarmukti
dan Budi Daya Ikan Air Tawar saat ini, peternak dan pembudidaya memasarkan
Pendekatan konsep pengembangan hasil produksinya kepada penampung dan kadang
ekonomi lokal ini memberikan peluang kepada kepada penjual eceran yang menggunakan
suatu komunitas untuk berperan dan berinisiatif kendaraan roda dua ketika menghadapi kenaikan
menggerakkan sumberdaya-sumberdaya lokal permintaan, seperti pada saat hari raya dan lain
yang ada untuk membangun komunitas tersebut. sebagainya. Masih terbatasnya optimalisasi aset
Dengan adanya pengembangan ekonomi lokal ini pemerintah berpa pasar tradisional, menjadikan
memungkinkan kelompok masyarakat produktif peternak dan pembudidaya sangat tergantung dari
seperti peternak ayam dan bebek serta budi daya para penampung dan kadang pedagang eceran ini.
ikan air tawar, sehingga dapat masuk dalam mata Pembentukan harga seringkali ditentukan oleh
rantai perekonomian yang lebih besar. penampung dan pedagang eceran, sedangkan
Sebuah ironi kehidupan masyarakat di peternak dan pembudi daya tidak mempunyai
pedesaan, yakni hidup miskin ditengah kekayaan pososi yang kuat dalam menentukan harga.
potensi sumberdaya yang ada disekitarnya. Aspek kondisi sumberdaya alam sangat
Berbagai pertanyaan kemudian muncul, yang ditentukan oleh cuaca dan kondisi bioekolgis
bermuara pada mengapa hal ini bisa terjadi? perairan. Perubahan cuaca yang tidak menentu
Apakah ini semata-mata karena natural resource sebagai akibat dari adanya Perubahan Global
curse (kutukan sumberdaya alam), yakni suatu Iklim (Climate change) sangat mempengaruhi
fenomena di mana wilayah dengan sumberdaya kondisi kesehatan ternak dan ikan. Semakin tidak
alam yang melimpah justru mengalami menentunya perubahan iklim ini, maka akan
pertumbuhan ekonomi yang lamban yang pada semakin tidak menentu pula pendapatan dari
akhirnya menyebabkan penduduknya hidup hasil ternak dan budi daya.
dalam kemiskinan? Ataukah karena sebab-sebab
lain?. Potensi sumberdaya yang terdapat di 3. Klaster Komoditas Home Industry Makanan
pedesaan teramasuk di Desa Mekarmukti selama Pola pengembangan sektor home
ini telah dimanfaatkan dalam berbagai aktivitas industry di Desa Mekarmukti pada umumnya
perekonomian, di mana salah satunya adalah merupakan pemanfaatan ketersediaan sumber
dalam usaha peternakan ayam dan bebek serta daya lokal sebagai bahan baku, seperti hasil
budi daya ikan air tawar. Komoditas tersebut kebun berupa singkong, pisang, umbi-umbian
merupakan aktivitas perekonomian yang unik yang dikelola secara tradisioonal dan belum
bila dibandingkan dengan aktivitas lainnya. Hal dikembangkan secara besar-besaran. Saat ini
ini berkaitan dengan kondisi sumberdaya itu home industry di Desa Mekamukti menghasilkan
sendiri yang sering dianggap sebagai sumberdaya produk makanan yang diolah secara tradisional,
milik pribadi. Sumberdaya tersebut bersifat seperti keripik singkong, keripik pisang, seroja
renewable resources (sumberdaya yang dapat dan makanan tradisional lainnya. Permasalahan
pulih) tetapi bukan berarti tak terbatas sehingga yang dihadapi dalam pengembangan home
apabila tidak dikelola secara benar dan hati-hati, industry di Desa Mekarmukti ini antara lain:
akan memberikan dampak negatif terhadap a. Masih rendahnya pelaku usaha home industry
makanan dalam mengelola usaha kecilnya,
610
dari mulai pengelolaan keuangan, manajemen mengatasi permasalahan cuaca. Lembaga tersebut
produksi, pemasaran dan lainnya. pun dapat melakukan kordinasi dengan supplier
b. Belum adanya kelembagaan yang melakukan pupuk agar tidak terlambat dalam hal
pemantauan dan pembinaan pengusaha home penyalurannya, sehingga penanaman padi akan
industry makanan tersebut. dapat dilakukan dengan serentak.
c. Masih rendahnya kemampuan pengusaha Sementara itu komoditas buah duku
dalam memperoleh tambahan modal untuk merupakan salah satu andalan di Desa
pengembangan usaha. Mekarmukti karena dari kultur tanahnya sangat
d. Pemanfaatan teknologi dalam menjalankan cocok untuk pengembangan komoditas tersebut.
usaha home industry makanan masih rendah. Pasarnyapun masih sangat terbuka dengan
Berbagai kebutuhan yang diperlukan kondisi harga yang stabil. Para petani buah duku
untuk mengembangkan home industry makanan memasarkan hasilnya kepada para penampung
di Desa mekarmukti dapat dikelompokkan yang berasal dari luar daerah, hal tersebut
menjadi empat (4) kebutuhan yaitu: disebabkan para penampung lokal memiliki
a. Memberikan pelatihan kepada pelaku home keterbatasan dana. Naamun hal tersebut dapat di
industry makanan yang dilakukan baik oleh atasi jika pihak Pemerintah Desa mau menjadi
pihak pemerintahan, akademisi, ataupun fasilitator kemitraan antara parapnemapung lokal
swasta lainnya yang peduli terhadap dan penampung luar.
keberadaan usaha kecil, Permasalahan terkait sarana produksi,
b. Memberikan pembinaan terhadap para pelaku dimana proses pengolahan lahan dan hasil masih
home industry makanan baik oleh pihak dilakukan secara tradisional belum modern dapat
pemerintahan, akademisi, ataupun swasta diatasi dengan memberikan penyuluhan untuk
lainnya yang peduli terhadap keberadaan perubahan proses produksi serta memberikan
usaha kecil, bantuan sarana produksi kepada kelompok petani
c. Memberikan bantuan modal usaha bagi para duku. Sedangkan untuk meningkatkan daya
pelaku home industry makanan dalam upaya saing, pihak Pemerintah Desa menjadi fasilitator
pengembangan usaha kecil, dan dalam mengupayakan penyediaan bibit murah
d. Penerapan teknologi kepada para pelaku home kepada tingkat pemerintah yang lebih tingi.
industry makanan dalam rangka
meningkatkan daya saing. 2. Komoditas Home Industry Makanan
Pola yang dapat dikembangkan pada
Pembahasan sektor home industry di Desa Mekarmukti pada
Berdasarkan hasil analisis dengan umumnya merupakan pemanfaatan ketersediaan
mempertimbangkan faktor keunggulan dan sumber daya lokal sebagai bahan baku, seperti
peluang-peluang yang dimiliki dari setiap hasil kebun berupa singkong, pisang, umbi-
komoditas, maka urutan sektor usaha unggulan umbian yang dikelola secara tradisioonal dan
yang memiliki potensi besar berada adalah belum dikembangkan secara besar-besaran. Saat
sebagai berikut: ini home industry di Desa Mekamukti
1. Komoditas Padi Sawah dan Buah Duku menghasilkan produk makanan yang diolah
Komiditas padi sawah di Desa secara tradisional, seperti keripik singkong,
mekarmukti memiliki lahan yang luas. Padi yang keripik pisang, seroja dan makanan tradisional
ada di desa tersebut bersumber dari padi sawah lainnya.
yang sumber airnya berasal dari pengairan irigasi Permasalahan yang dihadapi oleh para
yang ada. Walupun para petani acap kali berebut pelaku home industry makanan di Desa
untuk mendapatkan giliran aliran air ke Mekarmukti adalah rendahnya pengetahuan dan
pesawahan, namun hal tersebut bisa di atasi keterampilan penerapan manajemen usaha kecil,
dengan pembagian yang seadil-adilnya yang dari mulai pengelolaan keuangan, manajemen
dapat di musyawarahkan di Pemerintahan Desa produksi, pemasaran dan lainnya. Saat ini
dan didukung oleh BP3K sebagai lembaga yang perhatian terhadap pelaku usaha kecil dari
mengorganisir para petani tersebut. berbagai pihak sangat minim. Oleh sebab itu
Faktor kondisi cuaca yang tidak salah satu usaha dalam rangka mengembangkan
menentu, seperti kekeringan dan serangan hama sektor ini adalah dengan melakukan kemitraan
yang selama ini dialami dan dirasakan oleh dengan lembaga yang dapat memberikan atau
sebagian besar petani menjadi faktor penghambat mentransfer ilmu manajemen dan pemanfaatan
produksi padi. Namun hal tersebut dapat di atasi teknologi untuk peningkatan daya saing,
dengan dilakukannya penyuluhan oleh BP3K sehingga para pelaku usaha tersebut dapat
atau pihak lainnya agar para petani dapat mengembangkan usahanya, seperti contohnya
611
dengan lembaga pendidikan dan lembaga memberikan dampak negatif terhadap pemilik
lainnya. Selain itu kemitraan dengan pelaku usahanya, dikarenakan ternak atau ikan sangat
usaha yang lebih besar pun harus dilakukan rentan dengan kematian karena hama.
dalam rangka keberlanjutan hasil produksi, Pendekatan konsep pengembangan
seperti contohnya dengan distributor produk ekonomi lokal ini memberikan peluang kepada
makanan, pasar ataupun dengan sentra-sentra masyarakat untuk berperan dan berinisiatif
makanan yang ada di daerah sekitar sebagai menggerakkan sumberdaya-sumberdaya lokal
langkah awal. yang ada untuk membangun ekonomi
Selain itu belum adanya kelembagaan kedaerahan. Dengan adanya pengembangan
yang melakukan pemantauan dan pembinaan ekonomi lokal ini memungkinkan kelompok
pengusaha home industry makanan tersebut, masyarakat produktif seperti peternak ayam dan
menyebabkan tersendatnya perkembangan pada bebek serta budi daya ikan air tawar masuk
sektor industri ini serta masih rendahnya dalam mata rantai perekonomian yang lebih
kemampuan pengusaha dalam memperoleh besar.
tambahan modal untuk pengembangan usaha. Terdapat dua aspek dominan yang sangat
Berbagai kebutuhan yang diperlukan mempengaruhi kegiatan peternakan dan
untuk mengembangkan home industry makanan perikanan di Desa Mekarmukti ini, yaitu aspek
di Desa mekarmukti dapat dikelompokkan pemasaran dan kondisi pakan. Pasar sebagai
menjadi empat (4) kebutuhan yaitu: (1) wakil konsumen merupakan pendorong kuat
Memberikan pelatihan kepada pelaku home dimana permintaan akan sejumlah besar ayam,
industry makanan yang dilakukan baik oleh pihak bebek dan ikan datang. Terhadap peternak
pemerintahan, akademisi, ataupun swasta lainnya pembudi daya, terjadi pertukaran dengan pasar.
yang peduli terhadap keberadaan usaha kecil; (2) Peternak dan pembudi daya menyalurkan jenis
Memberikan pembinaan terhadap para pelaku komoditi tertentu serta informasi berkenaan
home industry makanan baik oleh pihak dengan jenis sumberdaya yang dimiliki,
pemerintahan, akademisi, ataupun swasta lainnya sementara pasar menyediakan modal dalam
yang peduli terhadap keberadaan usaha kecil; (3) bentuk uang, informasi permintaan dan teknologi
Memberikan bantuan modal usaha bagi para melalui pedagang yang berhubungan dengan
pelaku home industry makanan dalam upaya peternak dan pembudidaya.
pengembangan usaha kecil, dan; (4) Penerapan Permasalahan serius yang dihadapi
teknologi kepada para pelaku home industry komoditi ini adalah kelangkaan dan harga pakan
makanan dalam rangka meningkatkan daya saing. yang tidak stabil, pembentukan harga seringkali
ditentukan oleh penampung dan pedagang
3. Komoditas Peternakan Ayam, Bebek dan Budi eceran, sedangkan peternak dan pembudi daya
Daya Ikan Air Tawar tidak mempunyai posisi yang kuat dalam
Potensi sumberdaya yang terdapat di menentukan harga dan aspek kondisi sumberdaya
Desa Mekarmukti adalah dalam usaha peternakan alam sangat ditentukan oleh cuaca dan kondisi
ayam dan bebek serta budi daya ikan air tawar. bioekolgis perairan. Kondisi tersebut
Komoditas tersebut merupakan aktivitas menyebabkan komoditas seperti ini akan sulit
perekonomian yang unik bila dibandingkan jika dilakukan oleh semua kalangan masyarakat,
dengan aktivitas lainnya. Hal ini berkaitan dikarenakan komoditas ini harus dilakukan oleh
dengan kondisi sumberdaya itu sendiri yang orang yang memiliki ketekunan dan mental usaha
sering dianggap sebagai sumberdaya milik yang kuat.
pribadi. Sumberdaya tersebut bersifat renewable Berdasarkan hasil analisis di atas, maka
resources (sumberdaya yang dapat pulih) tetapi dihasilkan model pengembangan ekonomi di
bukan berarti tak terbatas sehingga apabila tidak Desa Mekarmukti sebagai berikut:
dikelola secara benar dan hati-hati, akan

612
Tabel 1: Model Pengembangan Ekonomi Lokal Desa Mekarmukti
No Komoditas Potensi Ekonomi
1. Padi Sawah dan Buah Duku 1. Peluang usaha bagi masyarakat untuk
menjadi pedagang ataupun
penampung beras dan buah duku;
2. Peluang usaha penggilingan padi yang
berpotensi menyerap tenaga kerja;
3. Banyaknya pemilik lahan yang
berpotensi membutuhkan jasa
penggarap sawah dan tanaman buah
duku;
4. Peluang usaha penyedia bibit padi
sawah dan buah duku serta peluang
usaha distributor pupuk yang
berpotensi menyerap tenaga kerja;
5. Peluang usaha penyedia jasa makanan
sebagai pemanfaatan hasil padi sawah
yang berpotensi menyerap tenaga
kerja.
2. Home Industry Makanan 1. Perkembangannya berpotensi menjadi
usaha menengah dan besar serta
berpotensi menyerap tenaga kerja;
2. Peluang usaha bagi ibu-ibu rumah
tangga;
3. Peluang usaha bagi masyarakat untuk
menjadi pemasar produk makanan;
4. Sebagai usaha sampingan keluarga;
3. Peternakan Ayam, Bebek dan 1. Berpotensi menyerap tenaga kerja;
Ikan Air Tawar 2. Peluang usaha distributor pakan;
3. Peluang usaha jasa sewa kandang;
4. Peluang usaha penampung dan
pemasar hasil ternak dan budi daya
ikan.

E. KESIMPULAN DAN SARAN dikembangkan berpotensi besar menciptakan


Kesimpulan lapangan pekerjaan.
Berdasarkan hasil analisis dan 3. Komoditas peternakan ayam, bebek dan ikan
pembahasan secara umum dapat disimpulkan air tawar memiliki potensi setelah kedua
bahwa potensi sumberdaya ekonomi lokal yang komoditas di atas dengan banyak hambatan
berdaya tarik dan berdaya saing tinggi yang dapat dalam upaya pengembangannya, sehingga
membuka lapangan kerja bagi masyarakat di komoditas ini menjadi sektor yang jika
Desa Mekarmukti adalah sebagai berikut: dikembangkan dengan serius berpotensi
1. Komoditas padi sawah dan buah duku menciptakan lapangan pekerjaan.
memiliki potensi paling besar dengan sedikit
hambatan atau kendala dalam upaya Saran
pengembangannya, sehingga komoditas ini Hasil penelitian yang diperoleh
menjadi sektor yang jika dikembangkan mendasari disampaikannya beberapa saran
berpotensi sangat besar menciptakan lapangan sebagai berikut:
pekerjaan. 1. Diperlukan tindakan perencanaan
2. Komoditas home industry memiliki potensi pengembangan ekonomi lokal secara terpadu
besar setelah padi sawah dan buah duku dan berkelanjutan dari pihak pemerintah
dengan beberapa hambatan atau kendala daerah dalam menguatkan kemampuan sektor
dalam upaya pengembangannya, sehingga usaha informal.
komoditas ini menjadi sektor yang jika 2. Peningkatan koordinasi lintas sektor pada
lembaga-lembaga pemerintah terkait dengan
613
upaya pengentasan kemiskinan melalui Martiati, I dkk. 2013. Model Penciptaan
penciptaan lapangan kerja di sektor usaha- Lapangan Kerja Pada Kecamatan
usaha produktif yang merupakan produk Samarinda Ilir. Jurnal Manajemen &
unggulan yang memiliki daya tarik dan daya Kewirausahaan, Vol 15 (2): 123-130.
saing tinggi. Suyono, E. 2006. Pengaruh Program Kemitraan
3. Perlu adanya evaluasi dan penajaman berbagai Bagi Pengembangan Ekonomi Lokal
program pengentasan kemiskinan yang telah (KPEL) Terhadap Pendapatan Petani
dijalankan oleh pemerintah selama ini yakni Budidaya Ulat Sutera di Kabupaten
program yang mampu mendorong Wonosobo. Thesis tidak dipublikasikan.
kemandirian ekonomi. Universitas Diponegoro.
4. Peningkatan fungsi kelembagaan desa untuk
membantu potensi ekonomi lokal sebagai
usaha pengentasan kemiskinan dengan
penciptaan lapangan pekerjaan.
5. Perlu adanya kerjasama Pemerintah Desa
Mekarmukti dengan pihak-pihak lain yang
relevan untuk mengembangkan potensi-
potensi lokal.

DAFTAR PUSTAKA
Afifi, M. 2007. Pemberdayaan Masyarakat
Melalui Pengembangan Ekonomi
Lokal: Studi Kasus Pengembangan
Budidaya Rumput Laut di Kabupaten
Dompu Nusa Tenggara Barat. Makalah
disampaikan dalam International Con-
ference “Persidangan Antarbangsa
Pembangun-an Aceh (PAPA 2nd)”
Universitas Malikussaleh
Lhokseumawe 29-30 Desember 2007.
Blakely & Bradshaw. 2002. Planning Local
Econo-mic Development, Theory and
Practice. California: Sage Publication.
BPS Pusat. 2016. Indonesia Dalam Angka Tahun
2016. Badan Pusat Statistik: Jakarta.
BPS Jabar. 2016. Jawa Barat Dalam Angka
Tahun 2016. Badan Pusat Statistik:
Bandung.
BPS Kabupaten Ciamis. 2016. Ciamis Dalam
Angka Tahun 2016. Badan Pusat
Statistik: Ciamis.
ILO. 2004. Seri Rekomendasi Kebijakan: Kerja
Layak dan Penanggulangan
Kemiskinan di Indonesia.
Indratno, I. & Agustina. I. H. 2005. Studi
Kemampuan Masyarakat Dalam
Pengembangan Eko-nomi Lokal
Sebagai Upaya Pengentasan
Kemiskinan. MIMBAR, Jurnal Sosial
dan Pembangunan, 21(3): 416-429.

614

Anda mungkin juga menyukai