Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN

KOMUNIKASI EFEKTIF BERBASIS SBAR


DAFTAR ISI

BAB I. DEFINISI----------------------------------------------------------------------------------- 3
BAB II. RUANG LINGKUP----------------------------------------------------------------------- 4
BAB III. TATA LAKSANA ------------------------------------------------------------------------ 5
BAB IV. DOKUMENTASI ------------------------------------------------------------------------- 6
BAB V. RUJUKAN---------------------------------------------------------------------------------- 6
BAB I

DEFINISI
Definisi SBAR
Komunikasi SBAR adalah komunikasi dengan menggunakan alat yang logis
untuk mengatur informasi sehingga dapat ditransfer kepada orang lain secara akurat dan
efisien. Komunikasi dengan menggunakan alat terstruktur SBAR untuk mencapai
keterampilan berfikir kritis serta menghemat waktu.

Adapun konsep SBAR itu :

• S (situation)
Situation merupakan kondisi terkini yang sedang terjadi pada pasien.
o Mengidentifikasi nama diri petugas dan pasien.
o Diagnosa medis.
o Nyatakan masalah secara singkat: apa, kapan dimulai, dan tingkat
keparahan.
• B (background)
Sediakan informasi latar belakang yang sesuai dengan situasi, meliputi:
o Daftar obat terkini, riwayat alergi.
o Hasil terbaru tanda-tanda vital pasien
o Hasil laboratorium, dengan tanggal dan waktu tes dilakukan serta hasil tes
sebelumnya sebagai pembanding
o Riwayat medis
o Temuan klinis terbaru
Background merupakan informasi penting tentang apa yang berhubungan dengan
kondisi pasien terkini.
• A (assessment/pengkajian)
Assessment merupakan berbagai hasil penilaian klinis perawat
• R (recommendation)
Recommendation merupakan apa saja hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah pasien pada saat ini.
o Apa tindakan / rekomendasi yang diperlukan untuk memperbaiki masalah?
o Apa yang perawat butuhkan dari dokter untuk memperbaiki kondisi pasien?
BAB II
RUANG LINGKUP
SBAR MODEL
 Komunikasi menjadi efektif dan efisien
 Menawarkan sebuah cara yang simple untuk standart komunikasi dengan
menggunakan 4 elemen umum
 Membuat bahasa yang umum
Pelaksanaan komunikasi ini dapat meliputi komunikasi antar pemberi pelayanan
kesehatan di dalam maupun diluar puskesmas.
BAB III
TATA LAKSANA
Komunikasi SBAR ini dapat digunakan saat serah terima perawat antar shift,
komunikasi perawat dengan dokter saat melaporkan/konsul, begitu juga saat komunikasi
antar dokter dengan dokter

1. Laporan kondisi pasien antar shift dinas (dengan SBAR) sebelum serah terima pasien :
• Dapatkan pengkajian kondisi pasien terkini.
• Kumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan kondisi pasien yang akan
dilaporkan
• Pastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah keperawatan yang harus
dilanjutkan
• Baca & pahami catatan perkembangan terkini & hasil pengkajian perawat shif
sebelumnya.
• Siapkan medical record pasien termasuk rencana perawat harian.
2. Meningkatkan komunikasi pada saat operan/Hand off:
• Gunakan bahasa yang jelas.
• Gunakan teknis komunikasi yang efektif (SBAR), kurangi interupsi, alokasikan
waktu yang cukup, terapkan read back atau check back.

Contoh komunikasi SBAR antar perawat dengan dokter lewat telepon :

S (situation) :

• Selamat pagi dokter, saya Dyah perawat Majapahit


• Melaporkan pasien nama Tn. A mengalami penurunan pengeluaran urine 40 cc/24
jam, mengalami sesak nafas
B (Background) :

• Diagnosa medis gagal ginjak kronik, tanggal masuk 8 Desember 2015, program
HD hari senin dan kamis
• Tindakan yang sudah dilakukan : posisi semi fowler, sudah terpasang dower
kateter, pemberian oksigen 3 liter/menit 15 menit yang lalu.
• Obat injeksi diuretik 3x1 ampul
• TD = 150/80 mmHg, RR = 30x/menit, Nadi = 100x/menit, oedema ekstrimitas
bawah dan ascites.
• Hasil laboratorium terbaru : Hb = 9 md/dl, albumin = 3, ureum = 237
• Kesadaran komposmentis, bunyi nafas ronki
A (Assessment) :
• Saya pikir masalahnya gangguan pola nafas dan gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit lebih.
• Pasien tampak tidak stabil
R (Recomendation) :

• Haruskah saya mulai dengan pemberian oksigen NRM


• Apa advis dokter dengan pemberian oksigen NRM
• Apa advis dokter? Perlukah peningkatan diuretik atau syring pump?
• Apakah dokter akan memindahkan pasien ke ICU

Contoh komunikasi efektif SBAR antar shift dinas/serah terima :

S (situation) :

• Nama : Tn. A umur 35 tahun tanggal masuk 8 Desember 2015 sudah 3 hari
perawatan
• DPJP : dr. S, SpPD
• Diagnosa medis : gagal ginjalm kronik
• Masalah keperwatan : gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit lebih,
perubahan kebutuhan nutrisi kurang.
B (Background) :

• Pasien bedrest total, urine 50 cc/24 jam, balance cairan 1000 cc/24 jam
• Mual tetap ada selama dirawat, ureum 300 mg/dl.
• Pasien program HD seminggu 2x, Senin dan Kamis.
• Terpasang infus NaCl 10 tetes/menit
• Dokter sudah menjelaskan penyakitnya tentang gagal ginjal kronis
A (Assessment) :

• Kesadaran komposmentis, TD 150/80 mmHg, RR = 30x/menit, Nadi =


100x/menit, suhu 37 C, oedema pada ekstrimitas bawah, sesak nafas, urine
sedikit, eliminasi feces baik.
• Hasil laboratorium terbaru : Hb = 9 md/dl, albumin = 3, ureum = 237 mg/dl
• Pasien masih mengeluh mual
R (Recomendation) :

• Awasi balance cairan


• Batasi asupan cairan
• Konsul ke dokter untuk pemasangan dower kateter
• Pertahankan pemberian deuritik injeksi furosemid 3 x 1 amp
• Bantu pasien memenuhi kebutuhan dasar
BAB IV
DOKUMENTASI

 Petugas mendokumentasikan laporan pada rekam medis pasien

Widoropayung, Februari 2022

Kepala
UPT Puskesmas Widoropayung

Mochammad Maqfur, S.Kep., Ners


NIP.19720515 199803 1 012
BAB V
RUJUKAN

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.


2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik
Kedokteran.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691 / MENKES / PER /
VIII /2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 Tahun 2009 Tentang
Rekam Medis.

Anda mungkin juga menyukai