BAB 1
PENDAHULUAN
1
normal disebabkan karena banyaknya orang tua yang kurang mengerti dan
memahami pentingnya asupan gi+i%
Pada tahun '6 Indonesia termasuk di antara 45 negara di dunia yang
memberi # persen kontribusi masalah gi+i dunia (132S7 on 3utrition
'$)% 8alaupun pada tahun '" pre9alensi gi+i kurang dan pendek
menurun menjadi masing2masing "6,# persen dan 4:,5 persen, tetapi masih
terjadi disparitas antar pro9insi yang perlu mendapat penanganan masalah
yang sifatnya spesifik di ilayah raan (;iskesdas, '")% Data 13I7<
tahun "### menunjukkan "2"' juta (:25#,6=) anak balita di Indonesia >
juta diantaranya di baah satu tahun berstatus gi+i sangat buruk dan
mengakibatkan kematian, malnutrisi berkelanjutan meningkatkan angka
kematian anak% Setiap tahun diperkirakan 6= anak balita Indonesia (sekitar
4% jia) meninggal, ini berarti setiap ' menit terjadi kematian satu
anak balita dan "6% anak (5=) diantaranya akibat gi+i buruk% Dari
seluruh anak usia >2'> bulan yang berjumlah >,# juta di Indonesia, sekitar
seperempatnya sekarang berada dalam kondisi kurang gi+i (-sta ?auliyah,
'$)% Demikian pula data yang diperoleh dari !aa Timur menunjukkan
baha sebanyak : balita dinyatakan mengalami masalah gi+i yang
disebabkan karena masih tingginya jumlah penduduk miskin di Pro9insi
!aa Timur (Sisono, '$)%
;en&ana Pembangunan !angka Menengah 3asional (;P!M3) '"2
'"> se&ara tegas telah memberikan arah Pembangunan Pangan dan .i+i
yaitu meningkatkan ketahanan pangan dan status kesehatan dan gi+i
masyarakat% Selanjutnya dalam Instruksi Presiden 3o% 4 tahun '" tentang
Program Pembangunan yang berkeadilan yang terkait dengan ;en&ana
Tindak 1paya Pen&apaian Tujuan Pembangunan Milenium (MD.s),
ditegaskan perlunya disusun dokumen ;en&ana -ksi 3asional Pangan dan
.i+i (;-32P.) '""2'": dan ;en&ana -ksi Daerah Pangan dan .i+i
(;-D2P.) '""2'": di 44 pro9insi% Keluaran ren&ana aksi diharapkan
dapat menjembatani pen&apaian MD.s yang telah disepakati dalam ;P!M3
'"2'"> yaitu menurunnya pre9alensi gi+i kurang anak balita menjadi
":,: persen, menurunnya pre9alensi pendek pada anak balita menjadi 4'
2
1.3 Tujuan
"%4%" Mahasisa mampu memahami tentang konsep dasar gi+i masyarakat
di Indonesia%
"%4%' Mahasisa mampu memahami tentang gi+i dan pembangunan
manusia di Indonesia%
"%4%4 Mahasisa dapat mengetahui kasus B kasus gi+i yang ada di
Indonesia%
"%4%> Mahasisa dapat mengetahui upaya untuk penanggulangan kasus gi+i
di Indonesia%
1. Man!aat
"%>%" Dapat membantu mahasisa untuk lebih memahami tentang konsep
dasar gi+i masyarakat di Indonesia%
"%>%' Dapat membantu mahasisa memahami tentang gi+i dan
pembangunan manusia di Indonesia%
"%>%4 Dapat membantu mahasisa mengetahui dan memahami kasus B
kasus gi+i yang ada di Indonesia%
"%>%> Dapat membantu mahasisa untuk mengetahui upaya
penanggulangan kasus gi+i di Indonesia%
BAB ""
T"N#AUAN PU$TA%A
3
4
b% Klasifikasi C
") KE sederhana C monoksida, disakarida, oligosakarida%
') KE kompleks C polisakarida (pati), polisakarida nonpati
atau serat%
&% Sumber C padi, umbi, gula, bahan olahan (bihun, mie, roti)%
'% emak
a% <ungsi C
5
6
7
8
9
10
yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat,
kesehatan yang prima, serta tangkas dan &erdas% *ukti empiris
menunjukkan baha hal ini sangat ditentukan oleh status gi+i
yang baik, dan status gi+i yang baik ditentukan oleh jumlah dan
kualitas asupan pangan yang dikonsumsi% Masalah gi+i kurang
dan buruk dipengaruhi langsung oleh faktor konsumsi makanan
dan penyakit infeksi% Se&ara tidak langsung dipengaruhi oleh
pola asuh, ketersediaan dan konsumsi pangan beragam, faktor
sosial2ekonomi, budaya dan politik% .i+i kurang dan gi+i buruk
yang terus terjadi dapat menjadi faktor penghambat dalam
pembangunan nasional%
In9estasi gi+i berperan penting untuk memutuskan
lingkaran setan kemiskinan dan kurang gi+i sebagai upaya
peningkatan kualitas SDM% *eberapa dampak buruk kurang gi+i
adalah rendahnya produkti9itas kerja, kehilangan kesempatan
sekolah, dan kehilangan sumber daya karena biaya kesehatan
yang tinggi%
11
12
13
14
1mur
(T*@1)
-nak 1mur 25 bulan Tinggi ' SD
.emuk ' SD
besitas ' SD
15
lain darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti
hati dan otot%
>) *iofisik
Penilaian status gi+i se&ara biofisik adalah metode penentuan
status gi+i dengan melibat kemamapuan fungsi dan melihat
perubahan struktur dari jaringan%
Penilaian status gi+i se&ara tidak Iangsung menurut Supariasa, ID3
('") dapat dilakukan denganC
") Sur9ey Konsumsi Makanan
Sur9ey konsumsi makanan adalah metode penentuan status gi+i
se&ara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis +at dan
gi+i yang dikonsumsi% Kesalahan dalam sur9ey makanan bisa
disebabkan oleh perkiraan yang tidak tepat dalam menentukan
jumlah makanan yang dikonsumsi balita, ke&enderungan untuk
mengurangi makanan yang banyak dikonsumsi dan menambah
makanan yang sedikit dikonsumsi ( The <lat Slope Syndrome),
membesar2besarkan konsumsi makanan yang bernilai sosial
tinggi, keinginan melaporkan konsumsi 9itamin dan mineral
tambahan kesalahan dalam men&atat (food re&ord)%
') Statistik 0ital
/aitu dengan menganalisis data beberapa statistik kesebatan
seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan
kematian karena penyebab tertentu dan data lainnya yang
berhubungan dengan gi+i%
4) <aktor kologi
Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi
antara beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya%
!umlah makanan yang tersedia sangat tergantung dan keadaan
ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain2lain%
16
17
18
+) ,eningkatan kebutuhan
Terdapat peningkatan kebutuhan +at besi selama kehamilan%
Pertumbuhan yang &epat selama masa bayi dan kanak2kanak
meningkatkan pula kebutuhan +at besi% Kebutuhan +at besi, juga
mengalami peningkatan kebutuhan yang &ukup besar selama
pubertas, pada remaja putri, aal menstruasi memberikan beban
ganda%
3. Pre0alens'
-nemia karena defisiensi +at besi menyerang lebih dari '
milyar penduduk di dunia% Di negara berkembang, terdapat 46 juta
anita yang menderita anemia karena defisiensi +at besi%
Pre9alensi rata2rata lebih tinggi pada ibu hamil (:"=)
dibandingkan pada anita yang tidak hamil (>"=)% Pre9alensi di
antara ibu hamil ber9ariasi dari 4"= di -merika Selatan hingga
5>= di -sia bagian selatan (.ibney, dkk, '#)%
Kasus anemia di Indonesia terdapat "#,6= perempuan,
"4,"= laki2laki dan #,$= anak yang mengalami anemia% Sebanyak
5,'= dari anemia tersebut adalah anemia mikrositik hipokrom
(sel yang ke&il dengan jumlah hemoglobin yang sedikit dalam sel),
yang paling banyak disebabkan oleh anemia defisiensi besi
( ;iskesdas '6)% Sedangkan berdasarkan ;iset Kesehatan Dasar
19
pada tahun '" yaitu sementara lebih dari " = anak usia sekolah
di Indonesia mengalami anemia (;iskesdas, '")%
-nemia defisiensi besi paling sering dijumpai pada bayi,
anak dan remaja karena pertumbuhan yang &epat membutuhkan
banyak besi dan diet yang mengandung besi % -nemia di Indonesia
masih merupakan salah satu masalah gi+i utama disamping
kekurangan kalori protein (KKP), defisiensi 9itamin dan yodium%
Sekitar > = anak Indonesia usia "2"> tahun menderita anemia%
Sedangkan dari hasil penelitian oleh Dinas kesehatan !aa Tengah
tahun'6, pre9alensi penderita anemia anak usia sekolah di
pro9insi !aa Tengah menunjukan sekitar ::,5 = anak usia
sekolah yang mengalami anemia defisiensi besi (Dinas Kesehatan
!aa Tengah, '6 )%
-nemia, merupakan masalah yang seringdialami oleh
penduduk Indonesia%-nemia memang dianggap sepele oleh
penduduk Indonesia, oleh sebab itu -nemia menjadi masalah
terbanyak yang ditangani mulai dari puskesmas hingga
rumahsakit%-da banyak masalah gi+i pada anak2anak di Indonesia,
namun yang dianggap memiliki dampak paling luas dan jangka
panjang yaknianemia% !ika tidak diatasi, keduanya bisa memi&u
masalah kesehatan yang lain (-nas, '"4)% Kekurangan +at besi
mempengaruhi sekitar dua miliar orang di seluruh dunia dan
menghasilkan lebih dari : juta kasus anemia% Di sub Sahara
-frika, pre9alensi anemia defisiensi besi diperkirakan sekitar 5=
dengan > sampai := anak di baah usia lima tahun di 3egara
berkembang menjadi kekurangan +at besi%(-guilar dkk, '"')
-nemia gi+i merupakan salah satu masalah gi+i utama di
indonesia% Pre9alensi anemia gi+i besi pada balita sebagian besar
disebabkan kekurangan +at besi dalam makanan% -kibat nyata dari
anemia gi+i terhadap kualitas sumber daya manusia tergambar pada
angka kematian ibu danbayi, menurunkan prestasi belajar
anaksekolah dan produktifitas pekerja% Dari aspek konsumsi
masalah yang belum terselesaikan adalah rendahnya konsumsi oleh
20
21
22
25 %6as'*rk*r
.ejala klinis kasiorkor adalah penampilan seperti anak
gemuk bilamana diet energi &ukup tapi kurang protein,
gangguan pertumbuhan, perubahan mental, edema, lemah,
anoreksia (hilang nafsu makan), perubahan arna rambut, kulit
bintik merah@hitam, hati membesar, dan anemia (De9i, '")%
35 Marasmus7%6ash'*rk*r
.ejala Klinis Kurang nergi Protein (KP) dari
Marasmus2kashiorkor pada dasarnya adalah &uran dari
gejala marasmus dan kashiorkor, &irri khas yang dapat terlihat
se&ara klinis yakni C
a% *eberapa gejala klinik marasmus, terlihat sangat buruk
dalam hal *erat *adan (**@1) berada dibaah 24 SD
dan bila di konfirmasi dengan **@T* dikategorikan sangat
kurusC **@T* B 4 SD)%
b% Kashiorkorm se&ara klinis terlihat disertai edema yang
tidak men&olok pada kedua punggung kaki%
23
24
dan tanda klinis masih terbatas dan belum khas) sampai terjadi
kelainan gi+i klinik (gejala, dan tanda klinis khas dan jelas)% Se&ara
singkat dapat digambarkan patogenesa terjadinya KP sebagai
berikut C
3. Pre0alens'
Kekurangan nergi Protein (KP) biasanya menyerang
anak2anak kurang dari : tahun, dimana pada saat itu kebutuhan
energi dan protein sangat tinggi% Marasmus sering dijumpai pada
anak " tahun, di daerah urban, sedangkan kasiorkor sering
dijumpai pada usia ' tahun di daerah yang kumuh dan padat
penduduk%
Di 3egara terkebelakang, B : = anak menderita KP yang
berat, : = anak menderita KP sedang% Di 3egara berkembang '
= anak menderita KP berat, "# = menderita KP sedang% Di
Kota *esar, seperti di -merika Selatan dan -sia lebih sering
dijumpai kasus marasmus sedangkan di -frika Selatan lebih sering
kasiorkor%
Di Indonesia berdasarkan S1S3-S "##$ dijumpai
pre9alensi KP pada balita (dari '4%4'4%64" balita) adalah sebagai
berikut C
"% KP ;ingan >%:65%4: ("#,5=)
'% KP Sedang "%#:>%: ($,>=)
25
B. 4bes'tas
1. De!'n's' 4bes'tas
besitas adalah keadaan ketika berat badan melebihi berat
badan normal yang disesuaikan dengan tinggi badan, dan disertai
penumpukan jaringan lemak% Penyebab utama obesitas pada anak
adalah pola makan anak yang tidak sehat, mitos salah (anak gemuk
adalah anak sehat) dan faktor genetik (hanya "=)% Kelebihan berat
badan pada anak bisa jadi pemi&u berbagai komplikasi, seperti
kadar kolesterol tinggi di dalam darah, tekanan darah tinggi
(hipertensi), dan penebalan pembuluh darah jantung% (<ebry,
ulfito, '")
26
27
28
29
2. Pre0alens'
Defisiensi 9itamin - diperkirakan mempengaruhi jutaan anak
di seluruhdunia% Sekitar ':%2:% anak2anak di negara
30
31
32
33
34
35
36
B. Penanggulangan 4bes'tas
Pen&egahan dan penanggulangan perlu dilakukan sedini
mungkin mulai dari usia muda% Dikarenakan kegemukan dan
obesitas pada masa anak berisiko tinggi menjadi obesitas dimasa
deasa dan berpotensi mengalami penyakit metabolik dan penyakit
degeneratif dikemudian hari% Profil lipid darah pada anak obesitas
menyerupai profil lipid pada penyakit kardio9askuler dan anak yang
obesitas mempunyai risiko hipertensi lebih besar% Dengan demikian
obesitas pada anak memerlukan perhatian yang serius dan
penanganan yang tepat dengan melibatkan peran orang2orang dekat
dalam lingkungan hidupnya seperti orang tua dan guru di sekolah%
1ntuk itu Direktorat *ina .i+i Kementerian Kesehatan perlu
mengembangkan regulasi dalam bentuk Pedoman Penanggulangan
.i+i ebih%
angkah2langkah kegiatan tata laksana kasus kegemukan
dan obesitas anak pada Puskesmas (KM3KS ;I, '"')C
a% Melakukan assesment (anamnesa riayat penyakit dan penyakit
keluarga, pengukuran antropomentri dan status gi+i, pemeriksaan
fisik, laboratorium sederhana, anamnesa riayat diet)%
b% -pabila hasil assesment menunjukkan anak mengalami
kegemukan dan obesitas dengan komorbiditas (hipertensi,
diabetes melitus, sleep apnea- "lount disease dan lain2lain),
maka dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut%
37
38
39
40
41
42
43
BAB """
PENUTUP
4%" Kesimpulan
.i+i merupakan senyaa kimia yang terkandung dalam makanan yang
pada akhirnya akan diserap dan diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,
seperti menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan dan
mengatur proses kehidupan% 3amun pada kenyataannya, gi+i tidak hanya
berhubungan dengan kesehatan saja tetapi juga berhubungan dengan
perkembangan otak, kemampuan belajar, produkti9itas kerja% Di Indonesia
dihubungkan dengan upaya untuk mema&u pembangunan kualitas sumber
saya manusia (SDM) yang tentunya berperan dalam kemajuan negera%
-dapun kasus2kasus gi+i yang biasa ditemukan di Indonesia
diantaranya yang sering ditemukan adalah seperti anemia +at besi,
kekurangan energi protein (marasmus, karshiokor, marasmus2karshiokor),
kekurangan 9itmin -, dan kekurangan iodium%
Disamping ada kasus2kasus gi+i yang timbul di Indonesia, tentunya ada
upaya penanggulangan kasus2kasus terebut yang dilaksanakan, seperti ealth
education yang dilakukan oleh lembaga2lembaga berbasis kesehatan, upaya2
upaya kuratif berupa pengobatan hingga upaya2upaya pre9entif yang
di&anangkan oleh Kementrian Kesehatan dalam peraturan2peraturan yang
dibuat misalnya dalam upaya pen&egahan obesitas%
4%' Saran
Dari kesimpulan di atas maka diharapkan agar pemba&a dapat
memahami mengenai gi+i, masalah2masalah yang mungin timbul serta upaya
pen&egahan dan penanganannya% Selain itu peraat juga harus lebih
menguasai tentang bahaya serta tanda tanda terjadinya masalah gi+i yang
ditimbulkan% Pemba&a sekaligus pembuat makalah diharapkan dapat
memanfaatkan makalah ini dengan sebaik B baiknya%
44
D-<T-; P1ST-K-
-diningsih, Sri% '"% Waspadai Gi'i "alita !nda Tip Mengatasi !nak &ulit
Makan- &ulit Makan &a(ur dan Minum &usu. !akarta C leN Media
Komputindo%
-lisjahbana, -rmida S% '"% Rencana !ksi /asional ,angan dan Gi'i 0%%1
0%2% !akarta C *-PP3-S
*erg, -lan dan ;obert !%Mus&at% "#$6% Faktor Gi'i% !akartaC *hratara Karya
-ksara
Depkes ;I% "##6% "uku ,enuntun Ilmu Gi'i 7mum 9ilid I8. !akartaC Direktorat
.i+i Direktorat !endral Pembinaan Kesehatan Masyarakat Departemen
Kesehatan ;I%
De9i, 3irmala% '"% /utrition and Food Gi'i untuk *eluarga. !akarta C
.ramedia%
45
<ebry, -yu *ulan G ulfito Marendra% '"% &mart ,arents < ,andai Mengatur
Menu = Tanggap &aat !nak &akit. !akarta C .agasMedia%
.ibney, Mi&hael !%, dkk% '#% Gi'i *esehatan Mas(arakat. !akarta C .7%
httpC@@aguskrisnoblog%ordpress%&om@'""@>@"@pangan2dan2gi+i2sebagai2pilar2
pembangun2sdm2manusia24@ Diakses pada " Maret '"> !am "$ C :5
httpC@@&olle&tions%info&olle&tions%org@ukedu@en@d@!h""ge@6%5%html
httpC@@digilib%unimus%a&%id@files@disk"@"4>@jtptunimus2gdl2rahmandase255$62'2
babi%pdf
httpC@@dinkes%jatimpro9%go%id@userfile@dokumen@PPIDRDI3KSRP;0!-TIMR8
-SP-D-R.IIR*1;1K%pdf
httpC@@kgm%bappenas%go%id@do&ument@makalah@'4Rmakalah%pdf
httpC@@tipspengetahuan%&om@faktor2faktor2penyebab2gi+i2buruk2anak25#$%html
Irianto, DjokoPekik% '5% ,anduan Gi'i engkap *eluarga dan ;lahraga6an%
/ogyakartaC -ndi ffset
M*, -risman% '"% Gi'i dalam 3aur *ehidupan% !akartaC Penerbit *uku
Kedokteran (.7)
3o9ita, 8indya% '6% &erba1&erbi !nak (ang perlu diketahui seputar anak dari
dalam kandungan hingga masa sekolah. !akartaC .ramedia%
repositor(.usu.ac.id>bitstream>%+A2B@?>0A?%>+>ChapterD0II.pd$
;ustan, ffendi, et al% (tahun)% *eadaan Gi'i dan *esehatan "alita *urang
Energi ,rotein (ang "erobat 9alan ke Enam ,uskesmas di *abupaten
"ogor %
46
8erner, Da9id, dkk% '"% !pa (ang !nda *er5akan "ila Tidak !da 3okter %
/ogyakartaC 70 -ndi%
8irakusumah, mma Pandi% '"% &ehat cara !l1uran = adis. !akarta C
Eikmah
47