Student with
Emotional or
Behavioral
Disorder
Kelompok 4:
Kelas ABK A
Mengenali Potensi Gangguan TL atau Emosi
Potensi gangguan tingkah laku dapat diidentifikasi saat umur berapapun,
namun biasanya akan jelas terlihat pada pertengahan atau akhir sekolah dasar.
Anak laki-laki lebih mudah diidentifikasi memiliki gangguan tingkah laku daripada anak perempuan
(U.S. Department of Education, 2002).
Sebagai guru, harus mampu mengidentifikasi siswa yang memiliki gangguan emosi dan/atau perilaku.
Stoutjesdijk, Scholte, dan Swaab (2012) menemukan tiga prediktor potensi gangguan,
di antaranya:
1. Perbedaan TL anak dengan teman sebaya.
2. Prestasi akademik yang kurang.
3. Hiperaktif, atensi yang mudah terdistraksi, dan impulsivitas.
Panduan Tenaga Pendidik
Indikator-indikator gangguan TL tersebut tidak bisa secara langsung ditetapkan untuk memberikan pelayanan khusus pada
anak. Oleh karena itu, guideline untuk identifikasi dapat digunakan, seperti:
1. TL yang dapat menganggu prestasi akademik, hubungan dengan guru atau teman sebaya, atau melanggar program.
2. TL yang menjadi masalah harus berlangsung secara konsisten dalam periode yang lama.
3. TL anak berbeda dengan ekspektasi guru dibandingkan sebayanya.
4. Dan beberapa lainnya seperti disobedient, defiant, attention seeking, irritable, anxious, timid, preoccupied, dan passive.
Anak dengan gangguan TL juga sedikitnya dapat ditemukan pada kelas edukasi umum.
Biasanya, disabilitas seperti autism spectrum disorder dan bipolar disorder dapat ditemukan.
Selain itu, penggunaan substansi adiktif dan kecenderungan bunuh diri menjadi hal yang
harus menjadi perhatian tenaga pendidik.
Prosedur Assesmen
Ketika gangguan TL sudah diketahui dan hasil dari intervensi tidak mendapatkan respon yang baik, maka
assesmen akan dilakukan. Beberapa fungsi utama akan dilihat seperti performa akademik, kemampuan
intelektual, dan TL saat berada di kelas. Untuk melakukan asssesmen, orang tua akan diberitahu terlebih dahulu
terkait perizinan.
Informasi terkait gangguan anak bisa didapatkan melalui tenaga pendidik, orang tua, interview, dan observasi
langsung. Assesmen terkait TL anak sangat efektif dilakukan saat TL spesifik muncul dan informasi terkait
gangguan tersebut akurat. Misalnya, jika terdapat TL anak yang sering terlambat ke sekolah atau tidak
mengerjakan tugas, maka hal ini dapat menjadi perhatian khusus. Seringkali, informasi terkait assesmen terhadap
TL baru dilakukan; namun sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan.
Layanan Khusus
Jika hasil assessment menunjukkan anak tersebut
memenuhi syarat untuk menerima layanan gangguan
perilaku, maka tim akan merancang IEP.
Siswa yang memiliki gangguan perilaku tetap
berada di kelas umum selama sebagian hari sekolah.
Siswa dapat mengunjungi psikolog sekolah, konselor
sekolah, atau pekerja sosial untuk sesi konseling.
Sebagian siswa mendapat rujukan ke lembaga
komunitas yang menawarkan konseling
keluarga/konseling lain yang sesuai.