TRANSMISI
1. Pendahuluan.
Transmisi adalah bagian dari sistem pemindah tenaga yang mengatur perbandingan putaran
mesin dengan poros penggerak aksel sehingga menghasilkan momen puntir dan putaran yang
diinginkan.
Transmisi dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Transmisi manual.
Yaitu transmisi dimana perpindahan posisi gigi dilakukan oleh pengemudi sesuai yang
diinginkan. Transmisi manual digongkan menjadi tiga golongan yaitu :
1. Transmisi dua poros, dimana transmisi dua poros ini digunakan untuk kendaraan penggerak
roda depan.
2. Transmisi untuk penggerak roda depan dan juga roda belakang (empat roda
penggerak) atau yang sering disebut dengan Four Wheel Drive (4WD). Transmisi ini
bisa dua poros atau tiga poros, hanya ditambahkan transfer case unit.
Gambar 53. Transmisi Tiga Poros Dengan Transfer Case Unit.
b. Transmisi otomatis.
Yaitu transmisi dimana perpindahan posisi gigi terjadi dengan sendirinya sesuai dengan
putaran dan beban mesin. Transmisi otomatis digolongkan menjadi tiga golongan yaitu
:
1. Transmisi otomatis tipe gigi Helikal.
10. Peraturan dasar lain adalah bahwa ketika gigi ke tiga ditambahkan, arah putaran
output dari gearset adalah sama dengan input.
2. Helicalgear.
Gigi dipotong dengan sudut tertentu terhadap sumbu rotasi roda gigi. Hal ini
memungkinkan dua atau lebih gigi terkait penuh setiap saat selama operasi.
a. Keuntungan utama dari gigiheliks adalah roda gigi beroperasi lebih pelan dan
jauh lebih kuat dibanding gigi lurus.
b. Kerugian utama dari helical gear tidak dapat meluncur masuk dan keluar dari
kontak gigi pasanganya. Gigi heliks disebut sebagai gigi bertautan tetap.
c. Helical gear digunakan untuk semua kecepatan gigi maju, dan dalam beberapa
kasus juga untuk mundur
4. Plain bushings.
Dapat mendukung beban yang besar, digunakan pada roda gigi tingkat dan juga roda
gigi mundur dan mendukung propeller shaft tergelincir di ekstension housing.
1. Dua roda gigi dalam sebuah bidang keduanya mempunyai ukuran yang sama dan
memiliki jumlah gigi yang sama pula.
2. Setiap kali gigi pemutar (input) di sebelah kiri berputar begitu juga gigi yang
diputar (output) di sebelah kanan ikut berputar.
3. Mereka berputar pada kecepatan yang sama, dan karena mereka adalah ukuran
yang sama dan memiliki jumlah gigi yang sama, juga yang sama pula torsinya.
4. Satu-satunya perbedaannya adalah kedua roda gigi berputar dalam arah yang
berlawanan.
5. Hal ini dianggap sebagai rasio gigi 1-1 karena gigi pemutar (input) berputar 1 kali
untuk setiap putaran roda gigi yang diputar (output).
6. Rasio gigi 1-1 biasanya ditulis dengan 1: 1.
No Keterangan
1 Roda gigi input dengan 12 gigi.
2 Roda gigi output dengan 24 gigi
1. Gigi kecil di sebelah kiri memiliki 12 gigi sebagai roda gigi pemutar (input).
2. Rodagigi yang lebih besar di sebelah kanan yang memiliki 24 gigi sebagai roda
gigi yang diputar (output).
3. Roda gigi pemutar (input) dengan 12 gigi berputar dengan torsi 10 Kg. Tapi
berputar dua kali untuk setiap satu kali putaran dari gigi yang diputar (output)
dengan 24 gigi.
4. Hal ini menyebabkan roda gigi yang diputar (output) menghasilkan torsi dua kali
lebih banyak di setiap putaran. Sehingga roda gigi output menghasilkan torsi 20
Kg.
5. Rasio gigi reduksi 2: 1.
No Keterangan
1 Roda gigi input dengan 24 gigi.
2 Roda gigi output dengan 12 gigi
Roda gigi pemutar (input) berputar lebih lambat dari pada roda gigi yang diputar
(output) itu disebut rasio gigi overdrive.
Rasio ini memungkinkan output berputar lebih cepat dari putaran mesin. Sehingga
torsi yang dibutuhkan untuk menggerakan kendaraan sedikit dan memungkinkan
mesin beroperasi pada rpm rendah sehingga hemat bahan bakar.
3. Transmisi Manual.
Transmisi manual adalah hal yang penting dalam driveline pada kendaraan. Transmisi
manual menggunakan roda gigi yang ukurannya berbeda-beda untuk memberikan
keuntungan mekanis pada mesin atas roda penggerak. Tanpa tramsnmisi ini, mesin tidak
cukup torsi, untuk menggerakkan kendaraan dari awal berhenti karena mesin menghasilkan
torsi yang terbatas pada kecepatan rendah. Selama pengoperasian normal dari tenaga yang
dihasilkan oleh mesin ditransfer melalui kopling ke poros input transmisi, didalam transmisi,
torsi dan kecepatan mengubah dan kemudian dikirimkan ke penggerak aksel.
Roda gigi (A, B, C, D) adalah roda gigi geser porosnya.Pada posisi netral tidak
ada roda gigi yang berhubungan, sehingga poros input dan output tidak
berubungan, putaran dari poros input tidak diteruskan ke poros output.
Putaran atau tenaga dari mesin ke poros input ke roda gigi A dan C, karena roda gigi A
berhubungan dengan roda gigi B maka putaran dari poros input diteruskan ke poros
output memalui roda gigi B.
c. Posisi gigi ke dua.
Putaran atau tenaga dari mesin ke poros input ke roda gigi A dan C, karena roda gigi C
berhubungan dengan roda gigi D maka putaran dari poros input diteruskan ke poros
output memalui roda gigi D.
2. Transmisi Roda Gigi Tetap.
a. Posisi netral.
Gambar 78. Posisi Gigi Netral
Roda gigi A dan C adalah roda gigi tetap terhadap porosnya (input) sedangkan
roda gigi B dan D adalah roda gigi bebas terhadap porosnya. Kopling geser
adalah jenis roda gigi geser dan berputar bersama sama dengan poros output.
Pada posisi netral kopling geser pada posisi ditengah tidak berhubungan dengan roda gigi
A dan juga tidak berhubungan dengan roda gigi D, sehingga poros input dan output tidak
berubungan, putaran dari poros input tidak diteruskan ke poros output.
b. Posisi gigi satu (Lambat)
Putaran atau tenaga dari mesin ke poros input ke roda gigi A dan C, karena roda kopling
geser berhubungan dengan roda gigi B maka putaran dari poros input diteruskan ke
poros output memalui roda gigi B dan kopling geser. Meskipun roda gigi C dan D
berhubungan karena roda gigi D adalah roda gigi bebas terhadap porosnya maka
meskipun roda gigiC dan D berhubungan tetapi tidak mempengaruhi putaran poros
output.
Sebagaimana dijelaskan dalam pelajaran sebelumnya semua gigi maju dalam transmisi
modern gigi adalah roda gigi heliks. Sehingga tidak menimbulkan suara yang keras dan
lebih kuat menahan beban. Namun,karena gigi roda gigi heliks yang miring sehingga
tidak dapat meluncur (sliding) terhadap roda gigi heliks yang lain.
Untuk alasan ini roda gigi tingkat tidak langsung splined (terhubung) ke porosnya (poros
output). Diameter dalam roda gigi tingkat dibuat halus memungkinkannya untuk berputar
bebas pada porosnya. Sehingga perlu sebuah kopling (roda gigi Synchronizers/
synchronmesh) untuk menghubungkan roda gigi tingkat ke poros output.
Ketika Speed Gear (roda gigi tingkat)perlu terhubung ke poros, maka bergerak
dan mengkait gigi tingkat pada sisi Clutching Teeth.
1. Synchronizer sleeve terkunci dengan roda gigi tingkat pada sisi Clutching
Teeth.
2. Diameter dalam sleeve memiliki gigi internal yang dapat meluncur di
sepanjang gigi eksternal dari Synchronizer hub.
3. Synchronizer hub terpasang pada poros output.
Dengan menghubungkan roda gigi tingkat ke poros output melalui Synchronizer
Sleeve memungkinkan torsi tersalurkan.
Dalam kebanyakan transmisi setiap Synchronizers Unit bekerja dengan dua roda
gigi tingkat. Karena Synchronizer Sleeve bisa geser ke depan dan ke belakang.
Sebagai contoh,1-2 Synchronizer Sleeve bekerja pada roda gigi tingkat ke1 danke
2.
b. Cara kerja Synchronizers Unit.
Ketika transmisi pada posisi netral, memungkinkan roda gigi untuk berputar
bebas terhadap poros output. Saat pedal kopling ditekan dan tuas pemindah
dipindah keposisi gigi masuk, maka ada tiga tahapan sehingga terjadi
perpindahan gigi.
1. Tahap 1.
a. Shift lever (tuaspemindah) bergerak, maka shift fork (garpu pemindah) menggerakkan
hub sleeve (penghubung geser) untuk mendorong synchronizer key untuk mendorong
synchronizer ring (cincin sinkronisasi) terhadap cone (permukaan tirus) roda gigi tingkat
(speed gear).
b. Pada saat synchronizer ring (cincin sinkronisasi) terhubung pada cone (permukaan tirus)
roda gigi tingkat yang berputar lebih cepat menyebabkan synchronizer ring (cincin
sinkronisasi) memutar sekitar satu setengah lebar spline (alur gigi).
c. Sementara dorongan tetap ada pada cone (permukaan tirus) oleh hub sleeve (penghubung
geser) sehingga menciptakan aksi pengereman untuk memperlambat putaran roda gigi
tingkat.
2. Tahap 2.
a. Ketika shift lever (tuas pemindah) bergerak lebih jauh, kekuatan (yang diterapkan pada
hub sleeve (penghubung geser)) mampu melawan kekuatan synchronizer key springs
(pegas pengunci sinkronisasi). Gerakan ini juga menyebabkan tekanan pada (cincin
sinkronisasi) dan roda gigi tingkat.
b. Alur pada permukaan dalam synchronizer ring membantu untuk memotong lapisan
minyak pada cone (permukaan tirus) dari roda gigi tingkat. Hal ini memastikan bahwa
synchronizer ring (cincin sinkronisasi) akan mencengkeram / mengerem hingga hub
sleeve terhubung pada spline roda gigi tingkat.
Gambar 86. Gerakan Tahap 2 Hub Sleeve.
c. Taper (bidang yang meruncing) dari spline hub sleeve terhadapTaper dari spline
synchronizer ring, menyebabkan tekanan ditambahkan ke cone (permukaan tirus).
Dengan demikian akan memperlambat kecepatan sampai putarannya sama antar
hub sleeve dan roda gigi tingkat, sehingga spline synchronizer ring dan splines
pada roda gigi tingkat sebaris, dengan demikian hub sleeve dan splines speed
gear siap untuk terhubung.
3. Tahap 3.
Ketika kecepatan hub sleeve dan speed gear (roda gigi tingkat) menjadi sama,
maka splines dari hub sleeve dapat terhubung pada spline roda gig tingkat.
Gambar 87. Gerakan Tahap 3 Hub Sleeve.
2. Shaft (Poros).
a. Input shaft (poros Input).
Poros input disebut juga sebagai poros kopling, poros input
didukung oleh bantalan pilot pada crankshaft dan
bantalan dibagian depan bodi transmisi.
Pada two-cone synchronizer cincin dalam dan luar terhubung dan berputar
bersama-sama dengan poros output transmisi. Middle ring (cincin tengah)
terpasang pada roda gigi tingkat dan berputar bersama-sama karena digerakkan
oleh poros input.
Selama proses pengereman, hub sleeve mendorong synchronizer keys terhadap
outer ring (cincin luar). Permukaan bagian dalam outer ring (cincin luar)
pasangan dengan permukaan luar dari middle ring (cincin tengah) sehingga
menciptakan satu permukaan gesekan. Permukaan dalam middle ring (cincin
tengah) berpasangan dengan permukaan luar inner ring (cincin dalam) sehingga
menciptakan permukaan gesek ke dua.
3. Tipe three-cone synchronizer.
Threecone Synchronizer dinamakan demikian karena mempunyai tiga konis
pengereman. Selain cincin tengah
yang menyediakan dua permukaan konis, pada roda gigi kecepatan/tingkat juga
memiliki permukaan konis yang ketiga. Dengan tiga bidang permukaan
pengereman untuk memperlambat gigi untuk kecepatan poros output.
b. Posisi gigi ke 2.
c. Posisi gigi ke 3.
Gambar 101. Posisi gigi ke 3.
d. Posisi gigi ke 4.
Input Shaft.
a. Output shaft.
Gambar 107. Komponen Output shaft Transmisi Dua Poros.
2. Posisi Gigi 1.
3. Posisi gigi 2.
Gambar 109. Posisi Gigi 2.
4. Posisi gigi 3.
5. Posisi gigi 4.
Gambar 111. Posisi Gigi 4.
6. Posisi gigi 5.
7. Posisi Gigi R.
Gambar 113. Posisi Gigi R.
1. Bola pembatas.
Bola pengaman terdapat pada tuas garpu pemindah yang mempunyai tiga takik.
Bola pengaman berada disalah satu dari tiga takik tuas garpu pemindah.Posisi
tengah diantara tiga takik tersebut adalah untuk posisi netral. Jika tuas pemindah
bergerak maka bola pengaman akan berpindah ke takik yang lain dengan
demikian roda gigi tingkat terhubung dengan hub sleeve.Pegas memegang bola
dan mengamankan ditakik.Tuas pemindah tidak dapat bergerak dengan
sendirinya karena sudah ditahan oleh bola pembatas dan pegas tersebut sampai
pengemudi yang menggerakannya.
c. Ketika poros garpu pemidah No.3 digerakan ke kiri, dua interlock pin
didorong oleh poros no.3 dan masuk ke dalam slot pada poros lain. Akibatnya,
poros satu dan dua terkunci pada posisinya.
4. Transfer Case.
Sebuah kendaraan penggerak empat-roda (4WD) memiliki daya dan traksi lebih baik, karena
keempat rodanya sebagai roda penggerak. Untuk itu power train memerlukan sebuah transfer
case. Bodi transfer case dipasang pada bagian belakang transmisi.
Hal ini dapat dilakukan dengan gigi, hidrolik, atau rantai. Pada beberapa kendaraan, seperti
truk4-wheel-drive atau kendaraan yang ditujukan untuk penggunaan off-road, konstruksi ini
dikendalikan oleh pengemudi. Pengemudi dapat memfungsikan transfer case untuk "2-wheel-
drive" atau "4-wheel-drive". Hal ini dilakukan dengan cara shifter (secara manual) mirip
dengan ditransmisi manual. Pada beberapa kendaraan dapat dioperasikan secara elektronik
oleh sebuah saklar. Beberapa kendaraan, seperti mobil sportall-wheel-drive, memiliki
transfer case secara permanen (yang tidak dapat dipilih). Transfer case tersebut "terkunci"
secara permanen dalam all-wheel-drive ("4-wheel-drive").
Ketika roda depan berputar lebih cepat dari poros belakang, drive
shaft juga berputar pada kecepatan yang berbeda. Ini tidak ada masalah
ketika kendaraan berjalan pada permukaan yang gembur seperti pasir atau salju karena ban
akan slip pada permukaan jalan yang gembur. Namun, ketika berjalan pada aspal, perbedaan
kecepatan menyebabkan ban slip. Beberapa desain transfer case menggunakan diferensial
pusat untuk memberikan distribusi torsi yang proporsional ke as roda sesuai dengan
permukaan dan kondisi jalan.
Transfe rcase dirancang untuk digunakan off-road (misalnya ketika salah satu as roda adalah
pada permukaan licin atau terjebak dalam lumpur, sedangkan yang lain memiliki traksi yang
lebih baik), secara mekanis dapat mengunci as roda depan dan belakang bila diperlukan yang
disebut dengan differential lock.
Defferntial lock ada yang secara manual atau otomatis.
a. Tipe-tipe transfer case.
Transfer case terpasang pada bagian belakang transmisi. Memiliki
poros input tunggal yang terhubung pada poros output transmisi dan dua poros output,
satu untuk penggerak roda depan dan satu untuk penggerak roda belakang.Transfer case
dapat dibedakan berdasar beberapa klasifikasi antara lain :
1. Menurut tipe penggerak.
Ada dua desain yang telah digunakan secara umum yaitu pertama desain yang
menggunakan roda gigi dan yang kedua desain dengan beberapa variasi model
rantai.
a. Penggerak roda gigi.
Gear-driven transfer cases menggunakan set roda gigi untuk menggerakan poros
penggerak roda depan dan belakang. Transfer case dengan roda gigi ini umumnya
kuat, unit berat yang digunakan dalam truk-truk besar, namun saat ini ada
beberapa transfer case yang menggunakan penggerak roda untuk mobil
penumpang.
b. Penggerak rantai.
Chain-driven transfer cases menggunakan rantai untuk menggerakkan poros
penggerak roda depan, tetapi dapat menggerakkan kedua as roda. Transfer case
ini lebih tenang dan lebih ringan dari pada yang penggerak roda gigi, digunakan
pada kendaraan seperti truk ringan, truk ukuran penuh, Jeep dan SUV.