Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PERILAKU KONSUMEN DAN STRATEGI PRODUK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Perilaku Konsumen


Dosen Pengampu: Sri Ramadhani, M.M

Disusun Oleh :

Kelompok 6

Soibatul Aslamia Nasution (0505192034)

Gita Islya Asmara (0505193089)


Arpin Dalimunthe (0505193076)

PRODI ASURANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2022
KATA PENGANTAR
‫بسمَّ لالَّ الرحمنَّ الرحيم‬
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT
atas segala limpahan Rahmat, Taufiq, dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “PERILAKU KONSUMEN DAN STRATEGI PRODUK” dengan lancar. Penyusunan
makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Mata Kuliah Perilaku Konsumen
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa
keberhasilan dalam penyusunan makalah ini tentu tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:
1. Ibu Sri Ramadhani, M.M selaku dosen pengampu mata kuliah, Perilaku Konsumen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
2. Kedua orang tua anggota kelompok 6 yang selalu memberikan dukungan kepada pemakalah baik
dari segi materi maupun nasehat.
3. Anggota kelompok 6 selaku penyusun makalah yang tanpa lelah membantu dalam penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharap saran
dan kritik yang membangun. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis,
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Medan , 20 April 2022

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah .......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................2


2.1 Pengertian Produk ...................................................................................................................2
2.2 Macam-Macam Produk ...........................................................................................................3
2.3 Karakteristik Produk ...............................................................................................................8
2.4 Pengemasan Produk ................................................................................................................9
2.5 Loyalitas Konsumen ...............................................................................................................12
2.6 Daur Hidup Produk .................................................................................................................15
2.7 Hubungan Perilaku Konsumen Dengan Strategi Produk ........................................................17

BAB III PENUTUP .....................................................................................................................18


3.1 Kesimpula ...............................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam mengenal konsumen kita perlu mempelajari perilaku konsumen sebagai perwujudan dari
seluruh aktivitas jiwa manusia itu sendiri. Adapun yang mempengaruhi factor-faktor perilaku konsumen
yaitu : Kekuatan sosial budaya terdiri dari faktor budaya, tingkat sosial, kelompok anutan (small referebce
grups), dan keluarga. Sedangkan kekuatan pisikologis terdiri dari pengalaman belajar, kepribadian, sikap
dan keyakinan.
Menganalisis perilaku konsumen akan lebih mendalam dan berhasil apa bila kita dapat memahami
aspek-aspek pisikologis manusia secara keseluruhan. Kemampuan dalam menganalisis perilaku
konsumen berarti keberhasilan dalam menyalami jiwa konsumen dalam memenuhi kebutuhannya.
Dengan demikian berarti pula keberhasilan pengusaha, ahli pemasaran, pimpinan toko dan pramuniaga
dalam memasarkan suatu produk yang membawa kepuasan kepada konsumen dan diri pribadinya.
Pada saat ini dunia bisnis mengalami perkembangan dan perubahan yang sangat pesat, baik pasar lokal
maupun pasar internasional, kemajuan yang pesat diberbagai bidang mendorong munculnya dunia bisnis
yang cukup besar. Sehingga pada era globalisasi seperti saat ini semakin banyak perusahaan yang
bergerak dibidang jasa sehingga menjadikan persaingan semakin ketat dan seakan tanpa batas, yaitu
perkembangan ekonomi yang semakin bebas dimana persaingan dalam pemasaran antara perusahaan satu
dengan perusahaan lainnya juga semakin kompetitif. Untuk itulah diperlukan strategi produk dalam
pemasaran.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja pengertian produk?
2. Apa saja macam-macam produk?
3. Bagaimana karakteristik produk?
4. Bagaimana pengemasan produk?
5. Bagaimana loyalitas konsumen?
6. Bagaimana daur hidup produk?
7. Bagaimana hubungan perilaku konsumen dengan strategi produk?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahuin pengertian produk
2. Untuk mengetahuin macam-macam produk
3. Untuk mengetahuin karakteristik produk
4. Untuk mengetahuin pengemasan produk
5. Untuk mengetahuin loyalitas konsumen
6. Untuk mengetahuin daur hidup produk
7. Untuk mengetahuin hubungan perilaku konsumen dengan strategi produk

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Produk


Produk adalah hasil proses produksi yang dilakukan oleh produsen atau perusahaan yang nantinya
akan dijual kepada konsumen yang membutuhkan.atau dapat juga dikatakan suatu barang/jasa yang
memiliki nilai tambah atau memberikan kemanfaatan bagi penggunanya yang dihasilkan dari proses
produksi.
Sebagian besar pendapatan suatu perusahaan berasal dari produk yang dijualnya kepada para
konsumen, konsumen akan membeli produk tersebut untuk keperluannya sehari-hari, maupun untuk
memenuhi kepuasannya. Saat ini banyak sekali perusahaan yang berpendapat bahwa konsumen lebih
menyukai produk yang harganya relatif murah tapi memiliki kualitas yang baik.

Pengertian Produk Menurut Para Ahli :

Berikut ini terdapat beberapa pendapat dari para ahli mengenai produk, yakni sebagai berikut:

1. Kotler

Menurut Kotler, Produk memiliki arti yang luas yaitu segala sesuatu yang ditawarkan, dimiliki,
pergunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan termasuk
didalamnya fisik, jasa, orang, tempat organisasi dan gagasan.

2. Fandy Tjiptono (1999:95)

Menurut Fandy Tjiptono, Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk
diperhatikan, diminya, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan
kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.

3. Swastha dan Irawan (1990:165)

Menurut Swastha dan Irawan, Produk adalah suatu sifat kompleks, baik dapat diraba maupun tidak
diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan, pelayanan pengusaha dan pengecer,
yang diterima pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan.

4. Stanton (1996:222)

Menurut Stanton, Produk adalah kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata,
termasuk didalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merk ditambah dengan jasa dan reputasi
penjualan.

2
5. William J. Stanton

Menurut William J. Stanton, Dalam arti sempit, Produk adalah sekumpulan atribut fisik secara
nyata yang berhubungan dalam bentuk yang bisa diidentifikasikan. Sedangkan secara umum,
produk adalah sekumpulan atribut yang nyata dan tidak nyata yang didalamnya tercakup warna,
harga, kemasan, prestise pengecer dan pelayanan dari pabrik dan pengecer yang mungkin diterima
oleh pembeli sebagai sesuatu yang dapat memuaskan keinginannya.

6. H Djaslim Saladin, SE

H. Djaslim Saladin, SE mengemukakan beberapa pengertian produk diantaranya :

1. Pengertian produk dalam arti sempit yaitu sekumpulan sifat fisik dan kimia yang berwujud yang
dihimpun dalam suatu bentuk serupa dan yang telah dikenal.
2. Pengertian produk dalam arti luas yaitu sekelompok sifat yang berwujud dan tidak berwujud yang
didalamnya tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer, dan pelayanan
yang diberikan konsumen dan pengecer yang dapat diterima konsumen sebagai kepuasan yang
ditawarkan terhadap keinginan atau kebutuhan konsumen.
3. Pengertian produk secara umum yaitu segala sesuatu yang dapat memenuhi dan memuaskan
kebutuhan atau keinginan manusia, baik yang berwujud maupun tidak berwujud.

2.2 Macam-Macam Produk


Pemasar memandang produk sebagai sesuatu yang akan mereka tawarkan di pasar. Namun, mereka
mengkategorikan produk ke dalam dua kategori besar; produk konsumen dan produk industri. Kita akan
membahasnya secara detail satu per satu. Ini dia sebagai berikut;
1. Produk konsumen dapat diartikan sebagai produk / jasa yang biasanya sering dibeli
oleh pelanggan, Dengan segera, dan dengan perbandingan minimum upaya pembelian. Misalnya
susu, koran, shampoo, sabun mandi deterjen dan lainnya.
2. Produk industri dapat didefinisikan sebagai produk yang dibeli oleh individu dan organisasi
untuk diproses lebih lanjut atau untuk digunakan dalam menjalankan bisnis. Misalnya, jika
konsumen membeli mobil pickup untuk keperluan pribadinya, itu adalah produk konsumen. Jika
orang yang sama membeli mobil pickup ini untuk bisnis angkutan barang miliknya\, maka itu
adalah produk industri.

a) Produk Konsumen
Produk konsumen adalah produk yang dibeli pelanggan dengan tujuan konsumsi semata, bukan
untuk dijual kembali atau digunakan untuk menopang bisnisnya.

Produk konsumen bertujuan untuk memuaskan dan memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen. Tapi penjelasan itu sebenarnya tidak sepenuhnya mendefinisikan produk konsumen,
terutama untuk tujuan pemasaran. Itu karena kategori produk konsumen sangat luas dan beragam

3
sehingga menyederhanakan dengan penjelasan diatas menjadi masuk akal saat Anda membuat strategi
apa pun.

Karena produk konsumen mencakup hampir semuanya mulai dari komputer laptop, buku, pulpen,
kemeja, jas, celana, sepatu, smartphone, TV dan arloji hingga barang yang dapat dimakan. Karena
keberagamannya itulah yang membuat pemasar tidak punya pilihan, melainkan mengkategorikannya
dengan sederhana tergantung pada proses pembelian.

Jenis produk yang termasuk dalam kategori produk konsumen adalah produk kenyamanan, produk
belanja, produk khusus, dan produk yang tidak dipikiran.

Mereka sebagai berikut;

1. Produk kenyamanan (convenience products)


2. Produk belanja (shopping products)
3. Produk khusus (specialty products)
4. Produk yang tidak dipikirkan (unsought products)
5. Produk kenyamanan (convenience products)

b) Produk kenyamanan adalah produk yang ingin dibeli dengan mudah oleh konsumen tanpa
mengalami kesulitan. Mereka tahu apa yang mereka inginkan sebelum membelinya. Mereka tidak
ingin menghabiskan waktu untuk membuat keputusan pembelian apa pun.
Produk yang termasuk dalam kategori produk kenyamanan adalah barang yang sering dibeli oleh
konsumen, santai, dan langsung tanpa ada pembanding.

Beberapa contoh utama produk kenyamanan adalah; shampoo, sabun, deodoran, susu, permen dan
segala jenis produk murah yang pelanggannya tidak memiliki loyalitas merek. Tujuan pemasar adalah
membuat produk semacam itu tersedia di pasar. Itu karena mereka membutuhkan distribusi massa.

Pemasar harus mengingat satu hal bahwa konsumen tidak memandang semua produk konsumen
secara setara. Misalnya, shampoo adalah salah satu item produk kenyamanan, dan beberapa orang
menggunakan merek tertentu. Jika sebuah toko tidak memiliki merek tertentu, maka merek lain akan
menggantikannya.

Ada beberapa orang yang setia pada merek produk kenyamanan, dan mereka akan mengunjungi
beberapa toko lain untuk mencari merek tersebut. Oleh karena itu, pemasar selanjutnya mengkategorikan
produk kenyamanan menjadi tiga sub kategori;

Jenis produk kenyaman:


 Barang Pokok
Barang pokok adalah produk yang dibeli konsumen secara teratur dan mereka loyal terhadap
merek. Produk pokok adalah rokok, minuman energi, beras, dll. Alasan setia merek di sini adalah
4
untuk mempermudah pembelian, Anda cukup membeli satu produk tertentu dan mempersingkat
waktu pengambilan keputusan.

 Barang Impulsif

Barang impulsif adalah barang yang dibeli oleh konsumen secara impulsif tanpa dipikir-pikir, baik
karena dorongan atau kebutuhan yang tiba-tiba. Seperti jajanan pinggir jalan, beli bakso, es krim,
dll. Beberapa orang salah paham dengan impulsif barang yang dibeli konsumen secara tidak
rasional. Tidak diragukan lagi bahwa mereka tidak berencana membelinya. Ketika mereka
melakukannya, itu memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Oleh karena itu, mereka tidak
boleh menganggapnya sebagai aktivitas yang boros.

 Barang Darurat
Barang darurat sangat mirip dengan barang impulsif karena Anda tidak merencanakannya. Tetapi
pada tingkat tertentu mereka berbeda, karena Anda dapat merencanakannya dalam waktu singkat.
Yang terpenting, konsumen membelinya untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak. Misalnya
obat sakit kepala, antiseptik, lilin, korek api, dll.

c) Produk Belanja (Shopping Products)


Produk belanja adalah barang yang dipilih konsumen dan membuat keputusan pembelian
berdasarkan gaya, harga, kualitas, dan stabilitas. Orang tidak sering membeli produk
belanja. Bahkan, mereka merencanakannya dan membuat perbandingan antara gaya, kualitas,
desain, dan harga berbagai merek.
Konsumen biasanya menghabiskan banyak waktu untuk mendapatkan informasi dan membuat
perbandingan di antara berbagai produk belanja. Seperti smartphone, komputer, televisi, kulkas, AC, dll.
Beberapa jenis produk belanja utama adalah sebagai berikut;

Jenis Produk Belanja:

 Belanja Barang Homogen


Produk belanja homogen adalah barang yang dianggap sama oleh pelanggan dalam hal kesesuaian,
gaya, harga, kualitas, dan desain untuk memenuhi kebutuhannya. Misalnya, kualitas pendingin
ruangan (AC) akan sama, tetapi harga akan berbeda jika Anda membuat perbandingan di antara
berbagai merek.

 Barang Belanja yang Heterogen


Produk belanja heterogen adalah barang yang dianggap berbeda oleh pelanggan dalam hal gaya,
harga, kualitas, dan kesesuaian. Apakah perbedaan tersebut nyata atau tidak, tetapi perbedaan itu
penting bagi pelanggan dan menyebabkan mereka membuat keputusan.

5
Konsumen memahami perbedaan fitur dengan sangat dekat dan lebih menyukainya daripada
harga. Bisnis dan perusahaan mengklasifikasikan perbedaan tersebut dan mempekerjakan staf profesional
untuk menginformasikan pelanggan dengan lebih baik.

d) Produk khusus (specialty products)


Produk khusus adalah barang yang memiliki loyalitas dan preferensi merek yang kuat, serta sedikit
sensitivitas harga dan perbandingan merek. Produk merek semacam itu memiliki fitur unik yang
membedakan merek mereka dari yang lain. Sudah menjadi kebiasaan konsumen untuk membeli
produk bermerek.

Produk khusus memiliki tingkat diferensiasi yang tinggi dan orang dapat dengan mudah mengenali
merek produk tersebut. Pelanggan akan mencari mereka secara aktif. Misalnya pakaian dan gaun, alat
teknologi, makanan mewah dan peralatan main golf.

Fitur unik dari produk khusus akan menarik perhatian pelanggan. Itu membuat mereka
mencarinya. Di sini mereka tidak menginginkan merek pengganti; sebaliknya, mereka akan menghabiskan
banyak waktu dan upaya untuk menemukan merek rujukan mereka.

Produk khusus biasanya mahal terdiri dari margin laba tinggi dan Anda hanya dapat
menemukannya di toko tertentu saja. Alasan mereka tersedia di sejumlah toko tertemtu karena pelanggan
tidak akan sudi menerima merek lain dari toko mana pun.

e) Produk yang tidak dipikirkan (unsought products)


Produk yang tidak dipikirkan adalah barang yang tidak diketahui oleh konsumen tentang
keberadaannya di pasar. Jika mereka mengetahuinya, maka mereka tidak akan membelinya. Entah
mereka tidak mau atau tidak tahu cara membelinya. Oleh karena itu, mereka tidak akan
mencarinya.
Konsumen biasanya tidak memilih untuk membeli produk yang belum dibeli jika mereka
menemukannya kecuali ada promosi untuk itu. Mereka tidak melakukan upaya secara sadar dan dengan
sengaja mencari produk yang belum dibeli.

Misalnya, polis asuransi akan membutuhkan kampanye iklan dan promosi yang besar. Anda harus
memiliki teknik tingkat lanjut untuk menjual produk yang tidak dipikirkan. Seringkali Anda harus
menggunakan teknik penjualan pribadi.

2. Produk industri

Produk industri adalah barang yang digunakan oleh perusahaan dan bisnis untuk menghasilkan
produk lain atau operasi bisnis mereka. Lembaga pemerintah, organisasi nirlaba, bisnis komersial,
dan perusahaan manufaktur biasanya menggunakan produk industri.

6
Misalnya, jika seseorang membeli lemari, maka itu adalah produk konsumen. Jika suatu industri
membeli lemari yang sama, maka itu akan menjadi produk industri.

Beberapa jenis produk industri utama adalah sebagai berikut;

1. Barang modal
2. Bahan baku
3. Bagian komponen
4. Peralatan utama
5. Perlengkapan aksesori
6. Perlengkapan operasi
7. Jasa

Di sini kami akan menjelaskan secara singkat jenis produk industri tersebut.

1. Barang modal
a) Barang modal adalah barang yang digunakan bisnis secara langsung untuk produksi. Ini terdiri dari
pemasangan peralatan aksesori seperti; gedung, pabrik pemasangan mesin, dll.

b) Produsen akan langsung memasang peralatannya, dan peralatan asesorisnya terdiri dari mesin fax,
kalkulator, perkakas, dll. Pemasaran peralatan asesori dilakukan melalui perantara karena jarak
geografis yang sangat jauh dan volume pembelian yang terbatas.

2. Bahan baku
Bahan baku adalah produk industri yang digunakan bisnis untuk memproduksi produk lain. Sumber
daya alam seperti ternak, hasil pertanian, hasil laut, air mineral, dan hasil hutan termasuk dalam
kategori bahan mentah. Bahan mentah biasanya kehilangan keadaan aslinya selama proses produksi
dan menjadi produk akhir.

Bahan baku dan part menjadi bagian dari produk akhir setelah melalui berbagai tahapan
pengolahan. Gas alam, bijih besi, batu bara, minyak bumi, minyak mentah, buah-buahan, gandum, kapas,
dan rami adalah bahan mentahnya.

Pasokan hasil pertanian berasal dari produsen kecil, dan mereka menggunakan berbagai perantara
untuk menjual produknya. Produsen produk alami biasanya terbatas dalam jumlah dan kuantitas
massal. Mereka menjual produknya langsung ke industri.

Bahan baku pembuatannya terdiri dari pengecoran, ban, motor kecil, kabel, semen, benang, besi, dan
lain-lain. Komponen material part juga melalui proses lebih lanjut. Harga sangat penting dalam suku
cadang dan bahan manufaktur. Lebih fokus pada layanan daripada iklan dan branding.

3. Bagian Komponen

7
Bagian komponen merupakan barang yang telah melalui tahap pengolahan dan produk jadi dari industri
sebelumnya. Mereka mungkin tampak biasa, tetapi itu adalah bagian perakitan dari produk akhir.

4. Peralatan Utama
Peralatan utama adalah barang industri yang digunakan pabrikan untuk tujuan produksi, pemrosesan,
dan penjualan. Mesin, traktor, mobil, komputer, mesin tik, mesin, dan barang lainnya adalah peralatan
utama.

Biasanya harganya mahal dan umurnya lebih dari satu tahun. Tidak hanya sebatas proses
produksi. Operasi ritel seperti mesin kasir dan barang grosir seperti forklift juga merupakan peralatan
utama.

5. Perlengkapan Aksesori
Perlengkapan aksesori adalah produk industri yang digunakan perusahaan untuk memfasilitasi
penjualan perantara dan proses produksi. Itu tidak menjadi bagian dari produk akhir, itu hanya
membantu prosesnya. Peralatan dan perlengkapan rak adalah perlengkapan aksesori.

6. Perlengkapan Operasi
Item perbaikan dan pemeliharaan dan alat tulis kantor termasuk dalam kategori perlengkapan
operasi. Mereka biasanya adalah produk kenyamanan dari produk industri. Mereka
memiliki biaya yang lebih rendah dan terbatas seperti pensil, pisau cukur, kertas, selotip, mesin kasir,
dan barang-barang perbaikan dan pemeliharaan lainnya.
7. Jasa
Layanan konsultasi bisnis, perbaikan peralatan kantor, pembersihan, pemeliharaan, dan
perbaikan. Produsen dan pabrikan kecil biasanya menjual jasanya dengan peralatan asli. Kegiatan
pelayanan mengandung unsur kepuasan dan manfaat proses.

2.3 Karakteristik Produk


Produk yang baik di mata konsumen memiliki karakteristik antaralain seperti:

1. Awet Atau Tahan Lama

Para konsumen tentunya sangat menyukai produk yang tahan lama dan awet sehingga tidak mudah
rusak, misalnya seperti ponsel yang harganya murah tapi memiliki daya tahan yang baik. Dengan
daya tahan yang bagus, memungkinkan produk telepon genggam sangat disukai hingga laku di
masyarakat Indonesia.

2. Perawatan Yang Mudah

Selain menyukai produk yang awet dan tahan, konsumen juga menyukai produk yang mudah
untuk dirawat, contohnya seperti pakaian atau sepatu, banyak sekali masyarakat yang menyukai

8
pakaian dan sepatu yang nyaman digunakan karena selain mudah digunakan sepatu tersebut
biasanya mudah untuk dibersihkan.

3. Murah

Tentu saja produk dengan harga yang relatif murah akan sangat disukai oleh para konsumen,
namun meskipun harganya terjangkau tentunya produk tersebut harus memiliki kualitas yang
cukup baik agar bisa diterima oleh para konesumen. Seperti produk ponsel pintar, dimana
konsumen lebih memilih produk yang relatif murah tapi memiliki kualitas yang cukup baik.

2.4 Pengemasan Produk


Pengertian kemasan produk secara umum adalah suatu wadah ataupun pembungkus yang memiliki
fungsi untuk mencegah ataupun meminimalisir terjadinya kerusakan pada produk yang dikemas.

Sementara itu, ada juga yang mengatakan bahwa pengertian kemasan produk adalah suatu material
pembungkus produk yang memiliki fungsi untuk menampung, melindungi, mengidentifikasi, dan
mempromosikan produk. Dalam hal tersebut, fungsi kemasan tidak hanya berguna untuk melindungi
produk, tapi juga berfungsi sebagai alat pemasaran dan juga membangun identitas brand serta
meningkatkan penjualan.

Pengemasan memiliki arti suatu sistem yang telah terkoordinasi dalam hal menyiapkan barang untuk
disalurkan, pergudangan, logistik, pengguna akhir dan penjualan. Artinya, pengemasan adalah suatu
bentuk kegiatan untuk memberi wadah atau pembungkus suatu produk. Dalam proses pelaksanaannya,
terdapat kegiatan melindungi, mengawetkan, mengangkut, memberikan informasi dan menjual suatu
produk.

Untuk itu, tujuan utama dari memberikan kemasan pada produk adalah guna melindungi dan juga
mencegah adanya kerusakan atas produk yang dijual. Selain itu, kemasan juga berguna sebagai sarana
informasi dan juga pemasaran yang baik dengan membuat suatu desain kemasan yang kreatif, sehingga
akan terlihat lebih menarik dan mudah diingat oleh konsumen atau pelanggan.

Pengertian Kemasan Produk Menurut Para Ahli

a) Philip Kotler dan Gary Amstrong

Kotler dan Amstrong berpendapat bahwa pengertian kemasan produk adalah adalah salah satu
kegiatan yang mencakup desain dan produk, sehingga kemasan yang ada pada produk tersebut bisa
berfungsi dengan baik dan produk yang ada di dalamnya bisa terlindungi.

9
b) D. Rodriguez

Rodriguez menjelaskan bahwa pengertian kemasan produk adalah wadah yang mampu mengubah
kondisi dari bahan pangan dengan adanya tambahan senyawa aktif, sehingga mampu
memperpanjang umur.

c) Kamus Besar Bahasa Indonesia

Dilansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, pengertian kemasan produk adalah suatu
bungkus pelindung yang ada pada suatu produk barang yang berasal dari hasil aktivitas
pengemasan.

Fungsi Kemasan Produk :

 Fungsi Protektif Kemasan

Fungsi protektif dalam hal ini berfungsi sebagai sesuatu pelindung ataupun keamanan produk dari
berbagai hal yang mampu merusak produk seperti cuaca, proses pengiriman, dll. Kemasan yang
melindungi produk mampu mencegah atau meminimalisir adanya kerusakan dan risiko cacar yang
mampu merugikan pihak pembeli atau penjual.

 Fungsi Promosional Kemasan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kemasan juga berfungsi sebagai alat promosi ataupun
pemasaran. Hal bisa dilakukan dengan membuat bentuk kemasan yang menarik.

Disisi Lain, Secara Umum Fungsi Kemasan Adalah Sebagai Berikut :

 Self Service; kemasan produk bisa menegaskan ciri khas dari suatu produk yang dijual, sehingga
setiap produk akan memiliki bentuk kemasan yang berbeda.
 Consumer Affluence; kemasan produk yang menarik terbukti mampu mempengaruhi minat
konsumen untuk membeli dengan harga yang lebih mahal.
 Company and Brand Image; kemasan produk adalah brand image perusahaan, sehingga bisa
dijadikan sebagai identitas perusahaan agar bisa lebih dikenal oleh masyarakat.
 Innovation Opportunity; kemasan produk yang inovatif mampu memberikan manfaat untuk
konsumen dan mampu menguntungkan perusahaan.

Manfaat Kemasan Produk dan Tujuannya

 Physical Production; pembuatan suatu kemasan produk memiliki tujuan untuk melindungi produk
dari adanya iklim, getaran, guncangan, tekanan, dan faktor lain yang mampu merusak produk.
 Barrier Protection; dalam hal ini, pemasangan kemasan produk bertujuan untuk melindungi
produk dari adanya hambatan oksigen,uap, air, debu, dll.

10
 Containment of Agglomeration; Pengemasan juga bertujuan demi mengelompokkan produk,
sehingga proses penanganan dan penyaluran akan menjadi lebih efisien.
 Information Transmission; di dalam kemasan juga biasanya tercantum cara penggunaan
transportasi, daur ulang, atau cara membuang kemasan tersebut.
 Reducing Theft; pemberian kemasan produk pun bertujuan untuk mencegah adanya tindak
pencurian dengan cara melihat kerusakan fisik yang ada pada kemasan.
 Convenience; kemasan adalah salah satu fitur yang mampu meningkatkan kenyamanan, distribusi,
penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan, penutup, penggunaan, dll.
 Marketing; desain dan label yang menarik pada kemasan bisa digunakan oleh pihak pemasar
untuk meningkatkan minat pembeli para konsumen.

Jenis Kemasan Produk :


Setidaknya ada tiga kategori dalam pengemasan produk, yaitu :

1. Berdasarkan Struktur Isi

Jenis kemasan berdasarkan struktur isi ini dibedakan menjadi tiga jenis utama, yaitu:

 Kemasan Primer: pengertian kemasan produk primer adalah bahan yang diolah menjadi wadah
langsung untuk bahan makanan, seperti kaleng susu, botol minum, dll.
 Kemasan Sekunder: pengertian kemasan produk sekunder adalah suatu wadah yang memiliki
fungsi dalam hal memberikan perlindungan pada kelompok kemasan lain, seperti kotak kardus,
kotak peti kayu, dll.
 Kemasan Tersier: pengertian kemasan produk tersier adalah suatu kemasan yang bisa
dimanfaatkan untuk melindungi produk selama proses pengiriman berlangsung.

2. Berdasarkan Frekuensi Pemakaian

Jenis kemasan produk berdasarkan frekuensi pemakaiannya pun terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

 Kemasan Disposable: pengertian kemasan produk disposable adalah kemasan yang hanya
digunakan dalam satu kali pakai dan langsung dibuang, seperti kemasan plastik, kemasan daun
pisang, dll.
 Kemasan Multi Trip; pengertian kemasan produk multi trip adalah kemasan produk yang bisa
digunakan berkali-kali oleh para konsumen dan bisa dikembalikan kembali pada agen penjual
untuk bisa digunakan kembali, seperti galon air minum, botol kaca saus, dll.
 Kemasan Semi Disposable; pengertian kemasan produk semi disposable adalah kemasan yang
tidak dibuang karena bisa digunakan lagi oleh konsumen, contoh sederhananya adalah kaleng
biskuit atau botol kaca sirup.

3. Berdasarkan Tingkat Kesiapan Pakai

Berdasarkan tingkat kesiapan penggunaannya, maka kemasan produk terbagi menjadi dua, yaitu:
11
 Kemasan Siap Pakai; pengertian kemasan produk siap pakai adalah kemasan produk yang siap
untuk diisi dan wujudnya sudah sempurna sejak pertama kali diproduksi, seperti botol, kaleng, dll.
 Kemasan Siap Dirakit; pengertian kemasan produk kemasan adalah kemasan produk yang
memerlukan perakitan ulang sebelum diisi dengan produk, contohnya adalah plastik, kertas kemas,
aluminium foil, dll.

Tips Membuat Kemasan yang Menarik ;

1. Membuat Desain Kemasan yang Unik

Salah satu hal terpenting dalam membentuk kemasan adalah Anda harus mendesain kemasan tersebut
secara lebih unik, inovatif, dan juga berbeda dari produk lain. Dengan membuat kemasan yang unik,
maka minat masyarakat untuk membeli produk Anda akan meningkat.

Contoh sederhananya jika Anda berbelanja di supermarket dan melihat adanya deretan kemasan produk
kotak dalam satu rak, lalu Anda melihat ada satu kemasan yang bentuknya bulat. Bisa dipastikan Anda
akan penasaran dengan isi yang ada di dalamnya.

2. Desain Kemasan Sesuai Target Market

Usahakanlah untuk mendesain kemasan produk sesuai dengan target pasarnya. Jadi, jika target pasar
Anda adalah mereka yang baru berusia 5-12 tahun, maka usahakanlah untuk membuat kemasan produk
yang ditambahkan dengan tokoh atau gambar kartun yang digemari oleh anak-anak, atau Anda bisa
membentuk kemasan tersebut seperti mainan.

Hal yang sama tentunya tidak bisa Anda lakukan jika target market Anda adalah mereka yang sudah
berusia 30-50 tahun.

3. Membuat Kemasan dengan Beberapa Ukuran

Jika produk yang Anda jual adalah produk yang tergolong baru, maka usahakanlah untuk membuat
kemasan produk dalam berbagai variasi ukuran, seperti small, medium atau large. Masyarakat akan
lebih cenderung untuk membeli kemasan yang lebih kecil dalam membeli produk baru.

4. Mencantumkan Informasi Produk Secara Lengkap

Usahakan juga untuk mencantumkan informasi produk di setiap kemasannya. Seperti komposisi
produk, jenis, cara konsumsi, hingga tanggal kadaluarsa. Buatlah informasi yang jelas, padat dan
singkat.

2.5 Loyalitas Konsumen

Definisi secara umum, Loyalitas Konsumen (Customer Loyalty) yaitu wujud kesetiaan konsumen
untuk menggunakan suatu produk atau jasa dengan continue atau terus menerus, karena memiliki
12
kepuasan yang tinggi terhadap Produk atau Jasa yang digunakan, akan cenderung timbul rasa untuk
merekomendasikan produk atau jasa tersebut ke orang lain, agar mereka dapat merasakan kepuasan seperti
apa yang dirasakan saat menggunakan produk atau jasa yang di gunakan.

Sedangkan definisi menurut para ahli, Pelanggan yang loyal adalah orang yang melakukan pembelian
secara teratur, membeli antar lini produk atau jasa yang sama, mereferensikan keapda orang lain, dan
menunjukan kekebalan terhadap tarikan pesaing. Jadi, Loyalitas bukan tentang presentase dari pelanggan
yang sebelumnya membeli, tetapi tentang pembelian ulang. Loyaitas adalah tentang presentase dari orang
yang pernah membeli dalam kerangka waktu tertentu dan melakukan pembelian ulang sejak pembeliannya
yang pertama. Griffin (2003:31)

Ada 8 tahapan loyalitas pelanggan menurut Griffin (2005:35), yaitu :

1. Suspect : Orang yang mungkin akan membeli produk atau jasa.


2. Prospek : Orang yang membutuhkan produk atau jasa anda dan memiliki kemampuan untuk
membeli.
3. Prospek yang Diskualifikasi : Prospek yang telah cukup anda pelajari untuk mengetahui bahwa
mereka tidak membutuhkan atau tidak memiliki kemampuan membeli produk anda.
4. Pelanggan Pertama kali : orang yang telah membeli dari anda satu kali. Orang itu bisa jadi
pelanggan anda dan sekaligus juga pelanggan pesaing anda.
5. Pelanggan Berulang : Orang-orang yang telah membeli dari Anda dua kali atau lebih.
6. Client : Orang ini membeli secara teratur. Anda memiliki hubungan yang kuat dan berlanjut, yang
menjadikannya kebal terhadap tarikan pesaing.
7. Penganjur ( Advocate) : Seperti Klien, Pendukung membeli apapun yang anda jual dan dapat ia
gunakan serta membelinya secara teratur. Tetapi, penganjur juga mendorong orang lain untuk
membeli dari anda. Ia membicarakn anda, melakukan pemasaran bagi anda, dan membawa
pelanggan kepada anda.
8. Pelanggan atau Client yang hilang : Seseorang yang pernah menjadi pelanggan atau klien tetapi
belum membeli kembali dari anda sedikitnya dalam satu siklus pembeli yang normal.

Loyalitas pelanggan merupakan kondisi dimana pelanggan atau konsumen secara teratur atau tetap
melakukan pembelian pada suatu bisnis. Hal ini karena loyalitas konsumen dapat memberikan informasi
dan tolak ukur bagi seorang pebisnis dalam memprediksi penjualan dan pembelian yang tetap.

Oleh karena itu, tidak heran jika para pebisnis melakukan berbagai cara untuk menarik pelanggan
tetap. Memiliki pelanggan yang tetap atau loyal terhadap bisnis yang dijalankan akan membuat bisnis
tetap kokoh dalam berbagai situasi. Para pelanggan ini akan menjadi penyokong bisnis saat bisnis sedang
mengalami gejolak ekonomi.

13
Cara Meningkatkan Loyalitas Pelanggan :
Menjaga loyalitas konsumen merupakan hal yang cukup sulit dan memberikan tanggung jawab yang
besar. Pebisnis harus secara konsisten meningkatkan kualitas bisnisnya agar pelanggan tetap loyal.
Banyaknya pelaku bisnis dalam bidang yang sama membuat orang harus berkompetisi untuk mendapatkan
loyalitas pelanggan dan meningkatkannya melalui cara – cara berikut.

1. Menghubungi Konsumen secara Berkala

Jika ingin bisnis yang dijalankan berjalan dengan baik maka komunikasi harus diperbaiki. Meskipun
barang yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi namun tidak adanya inisiatif berkomunikasi dengan
baik, maka pelanggan akan berasa terabaikan.

Komunikasi yang tidak berjalan dengan baik hanya akan membuat pelanggan berpaling ke pelaku
bisnis la in. Untuk itu perlu adanya komunikasi yang baik antara pelaku bisnis dengan pelanggannya.
Tidak mesti dilakukan setiap hari, komunikasi ini bisa dilakukan secara berkala.

2. Membuat Konten yang Berkualitas

Konten yang dimaksud adalah isi dan review produk yang ditawarkan kepada pelanggan. Meskipun
produk yang ditawarkan sudah baik tapi tidak diimbangi dengan review sebagai pertimbangan pelanggan,
maka akan sia – sia saja.

Walaupun produk yang ditawarkan nantinya tidak dibeli konsumen pun setidaknya mereka akan
mengunjungi situs bisnis tersebut. Konsumen akan cenderung mencari informasi mengenai suatu produk
melalui situs online. Setidaknya dengan kehadiran konten yang berkualitas di situs bisnis dapat
mendatangkan pengunjung situs yang memberikan keuntungan lain. Baca disini untuk mengetahui
langkah membuat konten pemasaran yang efektif.

3. Menjadi Otoritas Dalam Bisnis Yang Dijalankan

Suatu bisnis memerlukan kepercayaan diri dalam menjalankannya. Kepercayaan diri yang tinggi akan
membuat seseorang lebih unggul dan berbeda dengan para pesaingnya. Melalui kepercayaan diri
pelanggan melirik bisnis tersebut karena kualitas yang ditawarkan.

Loyalitas pelanggan akan terbentuk saat mereka percaya akan produk yang ditawarkan. Untuk itu untuk
mewujudkan bisnis yang sukses dengan pelanggan yang loyal maka perlu ada perubahan terhadap
beberapa komponen bisnis.

4. Membalas Email Secepat Mungkin

Hal yang banyak disepelekan oleh pelaku bisnis adalah membalas pesan atau email dari pelanggan.
Padahal jika bercermin dari diri sendiri, saat mengirim pesan maka pasti seseorang akan mengharapkan

14
balasan secepat mungkin. Hal ini juga dirasakan oleh para konsumen dimana mereka mengirimkan pesan
untuk mengkonfirmasi suatu hal.

Untuk itu, bagi yang memiliki bisnis yang cukup besar perlu ada karyawan yang ditugaskan untuk
menangani masalah tersebut. Jika tidak, minimal ada system notifikasi khusus yang diberlakukan. Hal ini
akan sangat membantu komunikasi antar penjual dan pembeli untuk mendapatkan loyalitas pelanggan.

5. Membuat Keputusan

Dalam menjalankan sebuah bisnis maka seseorang akan dihadapkan dengan situasi yang
mengharuskannya mengambil sebuah keputusan. Keputusan yang dimaksud adalah keputusan yang
diberlakukan kepada pelanggan atau konsumen yang ingin membeli atau menyewa produk.

Jika dirasa keputusan yang diambil tidak berat sebelah maka perlu diadakan perundingan dengan orang
terdekat atau karyawan. Hal ini untuk mencegah timbulnya pemikiran tentang tidak becus dalam
mengambil keputusan. Semakin cepat keputusan tesebut diberikan maka kepercayaan konsumen akan
meningkat.

6. Menghargai Sudut Pandang Pelanggan

Untuk meningkatkan loyalitas pelanggan maka perlu adanya sikap menghargai. Hal ini karena
konsumen yang tidak selalu memahami kondisi yang dialami pelaku bisnis mengenai penggunaan produk.
Beberapa konsumen melontarkan isi pikirannya langsung kepada pebisnis.

Meskipun hal ini cukup mengganggu, namun tetap harus ada sikap menghargai dari pelaku bisnis.
Pebisnis yang baik tentu tidak akan segan dalam menerima tanggapan dari konsumennya. Karena pebisnis
harus tetap menghargai sudut pandang yang diutarakan oleh konsumen.

7. Berikan Sentuhan Personal

Sudah merupakan hal yang wajar saat seseorang ingin diperhatikan termasuk saat dirinya diposisikan
sebagai pelanggan. sentuhan personal yang biasa dianggap sepele ternyata bisa memberikan pengaruh
yang baik untuk keberlangsungan bisnis. Sentuhan personal akan membuat daya tarik konsumen dan bisa
saja membuat mereka menjadi pelanggan tetap.

8. Realistis Namun Tidak Terlalu Ribet

Banyak pelaku bisnis yang mengumbar janji pada konsumen yang cenderung berlebihan. Hal yang
bagus jika janji itu benar-benar direalisasikan, namun ada juga pebisnis yang hanya mengumbar janji
semata. Sebenarnya tidak perlu mengumbar janji, meningkatkan kualitas bisnis akan membuat bisnis
sukses dengan pelanggan yang loyal.

9. Mengidentifikasi Peluang secara Proaktif

15
Selalu ingatkan diri sendiri bahwa dirinya adalah orang yang menjalankan sebuah usaha. Oleh karena
itu ada beberapa hal yang sangat penting untuk dilakukan sebagai pebisnis. Prinsip menjemput bola sangat
baik diterapkan dalam berbisnis untuk menarik pelanggan datang ke bisnis yang dijalankan.

10. Jelas dan Transparan

Sudah sepantasnya pelanggan atau konsumen menginginkan kejelasan mengenai ketentuan yang
diberlakukan oleh pelaku bisnis. Untuk itu sangat penting untuk memberikan kejelasan mengenai
informasi atau ketentuan yang diberlakukan kepada konsumen. Selain itu, transparansi mengenai
kesediaan produk juga harus dilakukan agar konsumen memberikan kepercayaan pada bisnis tersebut.

2.6 Daur Hidup Produk

Daur hidup produk merupakan suatu konsep penting dari pemasaran yang memberikan gambaran
tentang dinamika kompetitif suatu produk berupa perjalanan penjualan suatu produk dari diperkenalkan
kepada pasar hingga akhirnya hilang dari pasaran.

Tiap tahapan mempunyai tantangan yang berbeda dan dapat memberikan kontribusi laba yang
berbeda. Untuk memperpanjang umur hidup suatu produk, produsen harus bekerja keras untuk melakukan
berbagai strategi agar produknya dapat bertahan lebih lama di pasaran.

Tahapan Daur Hidup Produk ;

1. Tahap Perkenalan (Introduction)

Pada tahap ini, produk mulai dipasarkan kepada masyarakat. Produk yang dikeluarkan masih benar-
benar baru dan laba produsen masih sedikit, promosi juga dilakukan secara intensif agar masyarakat
mengenal produk.

2. Tahap Pertumbuhan (Growth)

Ketika berada dalam tahap ini, penjualan serta laba akan meningkat yang disebabkan permintaan dari
masyarakat sudah meningkat, karena masyarakat sudah mulai mengenal produk yang dibuat oleh
perusahaan. Akan semakin banyak penjual dan distributor yang turut terlibat untuk ikut mengambil
keuntungan dari besarnya permintaan pasar.

3. Tahap Kedewasaan (Maturity)

Tahap kedewasaan ditandai dengan adanya kompetitor yang mulai berdatangan. Produsen harus lebih
efisien dalam hal biaya, agar biaya per unitnya lebih rendah. Produsen umumnya melakukan inovasi
dan gencar melakukan promosi terhadap produk.

4. Tahap Penurunan (Decline)

16
Di tahap ini, penjualan produk mulai menurun dan ditinggalkan oleh konsumen untuk produk lain.
Jumlah penjualan dan keuntungan yang diperoleh produsen dan pedagang akan menurun dan akhirnya
mati. Penurunan penjualan ini disebabkan antara lain oleh perkembangan teknologi, pergeseran selera
konsumen, serta meningkatnya persaingan dari dalam negeri maupun luar negeri.

2.7 Hubungan Perilaku Konsumen Dengan Strategi Produk


Strategi pemasaran adalah suatu rencana yang didesain untuk mempengaruhi pertukaran dalam
mencapai tujuan organisasi. Biasanya strategi pemasaran diarahkan untuk meningkatkan kemungkinan
atau frekuensi perilaku konsumen, seperti peningkatan kunjungan pada toko tertentu atau pembelian
produk tertentu. Hal ini dapat dicapai dengan mengembangkan dan menyajikan bauran pemasaran terdiri
dari elemen produk, promosi, distribusi, dan harga.
Hak Strategi pemasaran, khususnya yang dikembangkan dan diterapkan oleh perusahaan yang
berhasil, memiliki kekuatanbesar terhadap konsumen dan masyarakat luas. Strategi pemasaran bukan
hanya disesuaikan dengan konsumen, tetapi juga mengubah apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh
konsumen tentang diri mereka sendiri, tentang berbagai maacam tawaran pasar, serta tentang situasi yang
tepat untuk pembelian dan penggunaan produk.
Ini tidak berarti pemasaran adalah kegiatan yang tidak tepat atau tidak etis. Ini tidak berarti pemasaran
adalah kegiatan yang tidak tepat atau tidak etis. Akan tetapi, kekuatan pemasaran serta kemampuan riset
pemasaran dan analisis konsumen untuk mendapatkan pandangan tentang perilaku konsumen tidak perlu
dikurangi atau disalahgunakan. Menurut Setiadi 2003 hasil dari pembelajaran mengeni perilaku konsumen
akan menjadi dasar yang sangat penting dalam manajemen pemasaran, diantaranya yaitu :
1. Merancang pemasaran.
2. Menetapkan segmentasi.
3. Merumuskan positioning dan pembedaan produk.
4. Memformulasikan analisa lingkungan bisnis.
5. Mengembangkan riset pemasaran Mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus
memehami apa yang dipikirkan konsumen, apa yang mereka rasarkan, apa yang mereka lakukan,
serta apa kejadian apa yang mempengaruhi pimikirankonsumen. Strategi pemasaran bukan hanya
disesuaikan dengan konsumen, tetapi mengubah apa yang dipikirkan dan dirasakan konsumen
tentang diri mereka.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Produk adalah hasil proses produksi yang dilakukan oleh produsen atau perusahaan yang
nantinya akan dijual kepada konsumen yang membutuhkan.atau dapat juga dikatakan suatu
barang/jasa yang memiliki nilai tambah atau memberikan kemanfaatan bagi penggunanya yang
dihasilkan dari proses produksi.
1. Produk konsumen dapat diartikan sebagai produk / jasa yang biasanya sering dibeli oleh
pelanggan, Dengan segera, dan dengan perbandingan minimum upaya pembelian. Misalnya susu,
koran, shampoo, sabun mandi deterjen dan lainnya.
2. Produk industri dapat didefinisikan sebagai produk yang dibeli oleh individu dan organisasi untuk
diproses lebih lanjut atau untuk digunakan dalam menjalankan bisnis.
Misalnya, jika konsumen membeli mobil pickup untuk keperluan pribadinya, itu adalah
produk konsumen. Jika orang yang sama membeli mobil pickup ini untuk bisnis angkutan barang
miliknya\, maka itu adalah produk industri. Produk yang baik di mata konsumen memiliki
karakteristik antaralain seperti: a. Awet Atau Tahan Lama, Para konsumen tentunya sangat
menyukai produk yang tahan lama dan awet sehingga tidak mudah rusak, misalnya seperti ponsel
yang harganya murah tapi memiliki daya tahan yang baik. b. Perawatan Yang Mudah, Selain
menyukai produk yang awet dan tahan, konsumen juga menyukai produk yang mudah untuk
dirawat. c. Murah, Tentu saja produk dengan harga yang relatif murah akan sangat disukai oleh
para konsumen, namun meskipun harganya terjangkau tentunya produk tersebut harus memiliki
kualitas yang cukup baik agar bisa diterima oleh para konesumen.
Pengemasan memiliki arti suatu sistem yang telah terkoordinasi dalam hal menyiapkan
barang untuk disalurkan, pergudangan, logistik, pengguna akhir dan penjualan. Artinya,
pengemasan adalah suatu bentuk kegiatan untuk memberi wadah atau pembungkus suatu produk.
Dalam proses pelaksanaannya, terdapat kegiatan melindungi, mengawetkan, mengangkut,
memberikan informasi dan menjual suatu produk.
Loyaitas adalah tentang presentase dari orang yang pernah membeli dalam kerangka waktu
tertentu dan melakukan pembelian ulang sejak pembeliannya yang pertama.
Daur hidup produk merupakan suatu konsep penting dari pemasaran yang memberikan
gambaran tentang dinamika kompetitif suatu produk berupa perjalanan penjualan suatu produk dari
diperkenalkan kepada pasar hingga akhirnya hilang dari pasaran.
Biasanya strategi pemasaran diarahkan untuk meningkatkan kemungkinan atau frekuensi
perilaku konsumen, seperti peningkatan kunjungan pada toko tertentu atau pembelian produk
tertentu. Hal ini dapat dicapai dengan mengembangkan dan menyajikan bauran pemasaran terdiri
dari elemen produk, promosi, distribusi, dan harga.

18
DAFTAR PUSTAKA

Cravens, D. W. 1996, Pemasaran Strategis. Jakarta. DKI Jakarta, Indonesia: Erlangga.


Danang Suntoyo, S. 2012, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran Konsep Strategi, dan Kasus.
Yogyakarta: CAPS.
https://www.scribd.com/document/344805572/Makalah-Perilaku-Konsumen
(Diakses pada 9 April 2022, pukul 20.21 WIB)
https://accurate.id/bisnis-ukm/pengertian-produk/
(Diakses pada 9 April 2022, pukul 20.45 WIB)
http://text-id.123dok.com/document/9ynpkglkz-hubungan-perilaku-konsumen-dengan-strategi-
pemasaran.html
(Diakses pada 9 April 2022, pukul 20.47 WIB)
https://kamus.tokopedia.com/d/daur-hidup
produk/#:~:text=Daur%20hidup%20produk%20merupakan%20suatu,hingga%20akhirnya%20hila
ng%20dari%20pasaran.
(Diakses pada 9 April 2022, pukul 20.49 WIB)
https://www.sodexo.co.id/loyalitas-konsumen/
(Diakses pada 9 April 2022, pukul 21.00 WIB)

19

Anda mungkin juga menyukai