Anda di halaman 1dari 6

1. Apa yang dimaksud dengan penapisan?

Penapisan (screening) adalah merupakan tahap awal yang sangat penting dari seluruh sistem
AMDAL baik secara nasional ataupun secara internasional. Praktek pelaksanaan AMDAL secara
internasional bahkan menunjukkan bahwa penapisan merupakan suatu kriteria yang mendukung
kinerja pelaksanaan AMDAL pada suatu sistem di negara-negara maju. Penapisan pada dasarnya
adalah suatu tahap untuk menentukan apakah suatu rencana usaha atau kegiatan tersebut wajib
dilengkapi dengan kajian AMDAL.
2. Apa kegunaan dari penapisan?
Penapisan pada dasarnya berguna untuk menentukan apakah suatu rencana usaha atau kegiatan
tersebut wajib dilengkapi dengan kajian AMDAL atau tidak. 1 Langkah ini sangat penting bagi
pemrakarsa untuk dapat mengetahui sedini mungkin apakah proyeknya akan terkena AMDAL.
Hal ini berkenaan dengan perencanaan biaya atupun waktu.
3. Bagaimana metode penapisan ?
A. Metoda Penapisan Bertahap
Menurut Otto Soewarwoto (1988) pada umumnya metoda penapisan ini hanya dilakukan
atas 2 atau 3 langkah. Dalam melakukan penapisan, yang berwenang (pemerintah)
menapis berdasarkan kriteria yang eksplisit atau implisit dan memasukkan proyek
tersebut ke dalam salah satu dari ketiga kelompok.
B. Metoda Penapisan Satu Langkah
Metoda penapisan Satu Langkah didasarkan pada kriteria eksplisit berupa daftar yang
memuat jenis proyek yang tanpa keraguan menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan sehingga harus dibuat AMDAL. Dampak lingkungan tidak hanya ditentukan
oleh jenis usaha atau kegiatan tetapi juga oleh lokasi yaitu lokasi-lokasi sensitif
lingkungan. Penapisan 1 langkah ini sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 27 tahun 1999 bahwa Menteri Negara Lingkungan Hidup setelah
Proposal mendengar dan memperhatikan saran dan pendapat instansi yang bertanggung
jawab menetapkan daftar usulan atau kegiatan wajib AMDAL.
4. Jenis kegiatan bagaimana yang wajib AMDAL menurut perMen LH Nomor 11 tahun
2006?

1
Purnama, Dadang & Evi, Siti S., Analisis Dampak Lingkungan, h. 34
Menurut perMen LH Nomor 11 tahun 2006, jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib
dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup yaitu:
1. Bidang Pertahanan
Secara umum, kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas militer dengan skala/besaran
berpotensi menimbulkan risiko lingkungan dengan terjadinya ledakan serta keresahan sosial
akibat kegiatan operasional dan penggunaan lahan yang cukup luas.
2. Bidang Pertanian
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan usaha budidaya tanaman pangan,
hortikultura, dan perkebunan berupa erosi tanah, perubahan ketersediaan dan kualitas air akibat
kegiatan pembukaan lahan, persebaran hama, penyakit dan gulma pada saat beroperasi, serta
perubahan kesuburan tanah akibat penggunaan pestisida/herbisida. Disamping itu sering pula
muncul potensi konflik sosial dan penyebaran penyakit endemik.
3. Bidang Perikanan
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan usaha budidaya tambak udang, ikan
adalah perubahan ekosistem perairan dan pantai, hidrologi, dan bentang alam. Pembukaan hutan
mangrove akan berdampak terhadap habitat, jenis dan kelimpahan dari tumbuh-tumbuhan dan
hewan yang berada di kawasan tersebut.
4. Bidang Kehutanan
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan adalah gangguan terhadap ekosistem
hutan, hidrologi, keanekaragaman hayati, hama penyakit, bentang alam dan potensi konflik
sosial.
5. Bidang Perhubungan
Cotohnya yaitu pembangunan jaringan jalan kereta api – panjang yang berpotensi
menimbulkan dampak berupa emisi, gangguan lalu lintas, kebisingan, getaran, gangguan
pandangan, ekologis dan dampak sosial.
6. Bidang Teknologi Satelit
Contoh kegiatannya yaitu pembangunan fasilitas peluncuran satelit, kegiatan ini
memerlukan persyaratan lokasi yang khusus (sepi penduduk, di daerah katulistiwa/ekuator, dekat
laut), teknologi canggih, dan tingkat pengamanan yang tinggi. Bangunan peluncuran satelit dan
fasilitas pendukung, termasuk daerah penyangga, tertutup bagi masyarakat.
7. Bidang Perindustrian
Contohnya industri semen (yang dibuat melalui produksi klinker), umumnya dampak yang
ditimbulkan disebabkan yaitu debu yang keluar dari cerobong, penggunaan lahan yang luas,
kebutuhan air cukup besar (3,5 ton semen membutuhkan 1 ton air), kebutuhan energi cukup
besar baik tenaga listrik (110 – 140 kWh/ton) dan tenaga panas (800 – 900 Kcal/ton), tenaga
kerja besar (+ 1-2 TK/3000 ton produk) dan potensi berbagai jenis limbah: padat (tailing).
5. Apa yang dimaksud dengan pelingkupan?
Berdasarkan berbagai pedoman di indonesia (sepeti dalam Keputusan Menteri LH No. 30 tahun
1992, pelingkupan adalah suatau proses awal untuk menentukan lingkup permasalahan dan
mengidentifikasi dampak penting (hipotesis) yang terkait dengan rencana kegiatan. Pelingkupan
dimaksudkan untuk memfokuskan studi ANDAL kepada suatu kajian yang benar-benar efektif
tanpa menggunakan sumber daya secara berlebihannamun tepat terhadap sasaran. Istilah skoping
sebenarnya berasal dari bahasa inggris scoping atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan
sebagai pemusatan pandangan atau pelingkupan. Skoping dalam AMDAL dapat diartikan
sebagai proses untuk menemukan atau menetapkan dampak penting atau sering pula disebut
sebagai masalah utama dari suatu proyek terhadap lingkungannya. Pelingkupan berarti
memberikan batas atau menerapkan ruang lingkup dari suatu kegiatan
6. Apa kegunaan dari pelingkupan?
Pada dasarnya pelingkupan bertujuan untuk menetapkan batas wilayah dan batas waktu kajian
studi AMDAL, mengidentifikasi dampak-dampak yang akan muncul pada suatu rencana usaha
atau kegiatan. Pelingkupan juga berisi informasi mengenai deskripsi rencana usaha atau
kegiatan, rona lingkungan hidup awal, hasil pelibatan masyarakat, dampak penting hipotetik,
batas wilayah studi dan batas waktu kajian. Pelingkupan dilakukan untuk menentukan lingkup
permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting (hipotesis) yang terkait dengan rencana
kegiatan. Hasil dari pelingkupan adalah kerangka acuan untuk studi AMDAL
7. Bagaimana cara-cara dan proses pelingkupan?
Pelingkupan dapat dilakukan secara baik, apabila data rincian kegiatan sudah lengkap
dan rona lingkungan secara umum dapat dipahami. Langkah awal adalah identifikasi dampak
(identification), kemudian memberi pembobotan dampak (scoring) dan selanjutnya pemusatan
dampak (focusing).
1. Mengidentifikasi Dampak
Metode identifikasi dampak untuk pelingkupan sama dengan untuk ANDAL. Beberapa
metode identifikasi yang ada disesuaikan atau dipilih yang cocok dengan karakteristik proyek.
Metode identifikasi dampak diantaranya adalah:
a. Bagan Alir (Network = Flowchart)
Metode ini membuat gambar alur (tanda panah) sebab akibat sumber dampak (kegiatan)
terhadap komponen lingkungan (variabel) yang terkena dampak maupun alur interaksinya.
b. Daftar Uji (Checklist)
Daftar uji ada 2 atau 3 macam yaitu: simple checklist, descriptive checklist, dan
questioner checklist. Metode simple cheklist adalah membuat daftar berupa tabel sederhana, tiap
baris berisi rincian kegiatan proyek dan kolomnya berisi tanda dampak (- dan +); adapun
descriptive checklist kolomnya ditulis uraian dampak. Sedangkan questioner hecklist kolomnya
berisi pertanyaan-pertanyaan, dan kolom lain dapat diisi tanda ada tidaknya dampak (- atau +).
c. Matrix
Metode ini membuat daftar berupa tabel kontingensi (matrix) yaitu interaksi tiap baris
berupa rincian sub komponen lingkungan hidup dan tiap kolom berupa rincian tahapan kegiatan
proyek. Apabila ada dampak, maka kotak interaksi baris dan kolom yang bersangkutan diberi
tanda (bisa dipilih x , /, √, -, +)
d. Overlay
Metode ini menggunakan beberapa peta tematik tata letak kegiatan proyek maupun rona
biogeofisik wilayah kerja proyek atau wilayah ekologisnya ditumpang tindihkan. Metode ini
digunakan untuk analisis parameter-parameter tertentu (sebaran pencemaran udara, penutupan
lahan, migrasi satwa, pencampuran massa air, dll). Overlay lebih banyak digunakan untuk
penentuan titik pengambilan sampel rona lingkungan atau penentuan batas wilayah studi.
e. Adhoc
Metode ini menggunakan tim atau kepanitiaan untuk melakukan pelingkupan. Tim yang
dibentuk dari pakar yang berpengalaman dengan jenis atau karakteristik proyek serta dari
berbagai bidang keahlian (biogeofisik maupun sosekbudkesmas). Rincian kegiatan proyek
bidang eksplorasi migas, pengilangan migas, pertambangan, pengusahaan hutan, perkebunan,
dan lain-lain mempunyai permasalahan yang berbeda-beda. Demikian pula kepekaan pakar
masing-masing bidang akan berbeda. Semakin lengkap keahlian anggota tim, maka isu pokok
dalam pelingkupan akan semakin baik.
2. Pembobotan Dampak
Setelah komponen lingkungan hidup yang terkena dampak diidentifikasi, dilanjutkan
dengan pembobotan besar kecilnya atau penting tidaknya dampak tersebut. Pembobotan dapat
menggunakan pertimbangan 6 kriteria evaluasi dampak penting dan skala (kuantitatif atau
kualitatif). Namun perlu diingat, kriteria atau skala yang digunakan terkadang tidak tepat untuk
parameterparameter tertentu. Pencemar yang bersifat akut, lethal, atau terakumulasi dapat
terabaikan, demikian pula dengan persepsi penduduk yang berbeda kepentingannya atau berbeda
tingkat pengetahuannya.
3. Pemusatan Dampak
Dampak yang telah teridentifikasi dan bobotnya secara hipotetis penting atau menjadi isu
pokok, selanjutnya ditelaah keterkaitan satu sama lainnya atau keterkaitannya dengan faktor-
faktor lain. Hal ini untuk menentukan metode pengumpulan data tiap variabel atau faktor
penentunya, terutama dampak yang dapat diprakirakan secara formal (model matematika).
Adapun yang tidak dapat diprakirakan secara formal, dapat menggunakan analogi dengan asumsi
yang akurat. Hasil pemusatan dampak selain berupa variabel (penting atau isu pokok); juga
berupa cara pengukurannya (lokasi, waktu, frekuensi), peralatan yang diperlukan, pembiayaan,
dan kepakaran yang diperlukan.

PERBEDAAN PENAPISAN DAN PELINGKUPAN

Pada penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL digunakan untuk proses
menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak dengan tujuan
untuk memilih rencana pembangunan mana yang harus dilengkapi dengan analisis mengenai
dampak lingkungan, sedangkan pada pelingkupan amdal suatu proses awal yang dilakukan untuk
menentukan lingkup permasalahan yang akan di kaji didalam amdal dimana ruang lingkup
tersebut dibatasi pada hal-hal yang bersifat penting saja dengan tujuan untuk menetapkan batas
wilayah study, mengidentifikasi dampak penting terhadap lingkungan dan menetapkan lingkup
study
PERSAMAAN PENAPISAN DAN PELINGKUPAN

Penapisan dan pelingkupan sama-sama merupakan langkah awal dalam pelaksaan AMDAL
dimanapenapisan adalah langkah dalam menentukan perlu tidaknya kegiatan atau usaha
dilengkapi dengan kajian AMDAL.  Sedangkan Pelingkupan merupakan suatu proses awal (dini)
untuk menentukan llngkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak panting (hipoetis) yang
terkait dengan rencana kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai