PENGANTAR AMDAL
OLEH:
KELOMPOK 10
WIRANTI (20500117011)
2020
KATA PENGANTAR
Maha Pengasih dan Penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah dan
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan kepada kami
AMDAL. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah
Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami sajikan dapat menjadi
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima
kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Semoga
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah5
C. Tujuan 5
BAB II PEMBAHASAN
1. Pusat 6
2. Provinsi 7
3. Kabupaten/Kota 8
A. Kesimpulan 32
B. Saran 33
DAFTAR PUSTAKA 34
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahkan hingga saat ini AMDAL masih dikenal meluas di berbagai lapisan dan
secara aktif melalui jalur pendidikan non-formal (Kursus Dasar, Penyusun dan
Penilai AMDAL) maupun secara tidak langsung melalui jalur penilaian dokumen
AMDAL. Dibentuknya Komisi Pusat dan Daerah untuk penilaian AMDAL, dan
yakni PP Nomor 29 Tahun 1986), banyak pihak merasa bahwa AMDAL belum
Salah satu faktor yang turut andil dalam hal tersebut adalah rendahnya
dikatakan dipengaruhi oleh empat faktor, yakni: (a) kompetensi teknis anggota
Komisi Penilai AMDAL; (b) integritas anggota Komisi Penilai; (c) tersedianya
panduan penilaian dokumen AMDAL; (d) akuntabilitas dalam proses penilaian
AMDAL.
Dari empat faktor tersebut integritas penilai merupakan faktor moral yang
keanggotaan Komisi Penilai AMDAL. Namun demikian, faktor ini dapat efektif
dikontrol dan ditegakkan melalui tiga faktor yang lainnya, yakni peningkatan
akuntabilitas proses penilaian AMDAL. Tiga faktor ini merupakan faktor yang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
(1) Evaluasi dampak lingkungan dilakukan secara parsial seperti pada Bab
Prakiraan Dampak Penting.
(2) Tidak dilakukan evaluasi untuk keperluan pengambilan keputusan
kelayakan lingkungan dari proyek.
(3) Untuk proyek yang berada pada fase studi kelayakan: tidak dilakukan
evaluasi untuk menilai alternatif kegiatan yang paling layak dari segi
lingkungan.
5. Uji Mutu Aspek Relevansi
Dokumen AMDAL merupakan dokumen ilmiah, sehingga harus
memenuhi kaedah-kaedah logik dan sistematik. Parameter lingkungan
hidup yang akan dikelola (disajikan dalam dokumen RKL) dan
dipantau (disajikan dalam dokumen RPL) harus relevan dengan yang
ditelaah dalam dokumen ANDAL
a. Persoalan yang sering dihadapi
1) Beberapa komponen dampak penting lingkungan yang dikelola
(dimuat dalam dokumen RKL) dan yang dipantau (dimuat dalam
dokumen RPL) tidak relevan dengan yang ditelaah dalam dokumen
ANDAL.
2) Semua komponen dampak penting lingkungan yang ditelaah dalam
dokumen ANDAL dikelola dan rumusan pengelolaannya dimuat
dalam dokumen RKL.
3) Semua komponen dampak penting lingkungan yang ditelaah dalam
dokumen ANDAL dipantau dan rumusan pemantauannya dimuat
dalam dokumen RPL.
b. Bahan uji
1) Landasan hukum
a) KepMen LH No. 2/2000 tentang Panduan Penilaian Dokumen AMDAL
b) KepKa Bapedal No. 9/2000 tentang Pedoman Penyusunan AMDAL
2) Prosedur uji
a) Periksa pada Bab Evaluasi Dampak Penting dalam dokumen ANDAL,
apakah hasil evaluasi memuat arahan dampak lingkungan penting yang
harus dikelola.
b) Periksa pada dokumen RKL, apakah program pengelolaan lingkungan
yang dimuat dalam Bab Rencana Pengelolaan Lingkungan, berciri:
(1) Relevan dengan yang direkomendasikan oleh dokumen ANDAL
(termuat dalam Bab Evaluasi Dampak Lingkungan).
(2) Program pengelolaan lingkungan difokuskan pada penanganan
komponen dampak penting yang banyakmenimbulkan dampak turunan
(dampak sekunder, tersier, dan selanjutnya). Atau dengan kata lain
pada komponen dampak penting yang strategis untuk dikelola (impact
management).
(3) Program pengelolaan lingkungan difokuskan pada perbaikan atau
modifikasi teknologi proses produksi dan/atau pada langkah-langkah
manajemen untuk minimisasi limbah/emisi dan kerusakan lingkungan
dengan menerapkan prinsip 4 R (reduce, recycle, reuse and recovery).
(4) Program pengelolaan lingkungan difokuskan pada pencegahan
timbulnya dampak penting negatif terhadap kesehatan masyarakat
sekitar proyek dan konflik sosial dengan penduduk sekitar.
(5) Program pengelolaan lingkungan yang dimuat dalam RKL (termasuk
RPL) akan berpengaruh positif pada penghematan biaya produksi
secara keseluruhan.
(1) Tidak memenuhi ciri-ciri sebagaimana tercantum dalam butir 3a., 3b.
dan/atau 3c.
(2) Tidak tergolong sebagai komponen dampak penting yang ditelaah
dalam Bab Prakiraan Dampak dan Bab Evaluasi Dampak dari
dokumen ANDAL.
6. Uji Mutu Aspek Kedalaman
Studi AMDAL merupakan telaahan mendalam atas dampak
penting yang timbul akibat adanya kegiatan proyek, sehingga data
yang dikumpulkan harus memenuhi kaedah sahih dan akuntabel.
Dalam Studi ANDAL, kondisi rona lingkungan hidup, kajian
prakiraan besar dampak, sifat penting dampak dan evaluasi dampak
lingkungan harus dilakukan dengan menggunakan metode yang sahih,
reliabel dan dapat dipertanggung-jawabkan (akuntabel).
a. Persoalan yang sering dihadapi
1) Metode pengumpulan dan analisis data yang digunakan untuk
deskripsi rona lingkungan hidup acapkali tidak sahih (tidak mengukur
apa yang seharusnya diukur)
2) Metode prakiraan dampak yang digunakan acapkali tidak atau kurang
mampu menggambarkan fenomena yang akan terjadi karena
menggunakan asumsi-asumsi atau koefisien teknis yang tidak sesuai
dengan kondisi lingkungan di sekitar proyek yang dikaji.
3) Metode evaluasi dampak yang digunakan tidak sahih karena
menggunakan cara-cara amalgamasi (melebur nilai atau unit satuan
dari berbagai komponen lingkungan yang berbeda ke dalam satu nilai
atau unit satuan tertentu) yang salah.
b. Bahan uji
1) Landasan hukum
a) KepMen LH No. 2/2000 tentang Panduan Penilaian Dokumen AMDAL
b) KepKa Bapedal No. 9/2000 tentang Pedoman Penyusunan AMDAL
c) Kepka Bapedal No. 056/1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran
Dampak Penting.
2) Prosedur uji
a) Periksa apakah di dalam penyusunan ANDAL digunakan metode yang
sahih untuk:
(1) Mengumpulkan dan menganalisis data (untuk keperluan Bab Rona
Lingkungan Hidup, ANDAL).
(2) Memprakirakan besar dampak yang akan timbul (untuk keperluan Bab
Prakiraan Dampak, ANDAL)
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kedudukan komisi penilai dokumen AMDAL di tingkat pusat
dibentuk oleh Menteri. Komisi penilai pusat berwenang menilai hasil
analisis mengenai dampak lingkungan hidup bagi jenis rencana usaha
dan/atau kegiatan. Kedudukan komisi penilai dokumen AMDAL di
tingkat Provinsi dibentuk oleh Gubernur. Komisi Penilai Provinsi
berwenang menilai hasil analisis mengenai dampak lingkungan hidup.
Kedudukan komisi penilai dokumen AMDAL di tingkat
Kabupaten/kota dibentuk oleh Bupati/Walikota. Tugas komisi penilai
adalah menilai dokumen KA, ANDAL, RKL, dan RPL. Dalam melaksanakan
tugasnya komisi penilai dibantu oleh tim teknis komisi penilai dan sekretaris
komisi penilai. Komisi penilai Kabupaten/Kota berwenang menilai hasil
analisis mengenai dampak lingkungan hidup bagi semua rencana usaha
dan/atau kegiatan diluar kewenangan Pusat dan Propinsi.
2. Penilai dokumen AMDAL yaitu tim teknis penilai AMDAL dan
komisi penilai AMDAL, dimana tim teknis bertugas menilai secara
teknis kerangka acuan, analisis dampak ligkungan hidup, rencana
pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan lingkungan
hidup atas permintaan komisi penilai. Sedangkan komisi penilai
mempunyai fungsi memberikan masukan dan dasar pertimbangan
dalam pengambilan keputusan kesepakatan kerangka acuan dan
kelayakan lingkungan hidup atas suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan kepada Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan di
tingkat Pusat, Gubernur di tingkat Propinsi, dan Bupati/Walikota di
tingkat Kabupaten/Kota.
3. Pedoman penilaian dokumen AMDAL terdiri atas seperangkat kriteria
uji yang bersifat praktis, logis-sistematis dan dapat dipertanggung-
jawabkan (akuntabel), yaitu uji administrasi, uji fase kegiatan proyek,
uji mutu aspek konsistensi, uji mutu aspek keharusan, uji mutu aspek
relevansi, dan uji mutu aspek kedalaman. Uji mutu administrasi adalah
salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyusunan
dokumen AMDAL. Oleh karena itu pemeriksaan terhadap
kelengkapan administrasi harus dilakukan terlebih dahulu sebelum
memeriksa kandungan isi dokumen. Uji fase kegiatan proyek
membawa implikasi penting yakni pengambilan keputusan dilakukan
dengan menilai alternatif kegiatan/usaha (alternatif lokasi atau
alternatif teknologi atau alternatif bahan baku) yang paling layak dari
segi lingkungan hidup. Uji mutu aspek konsistensi adalah komponen
atau parameter dampak penting lingkungan yang ditelaah dalam
dokumen KA, ANDAL, RKL dan RPL. Uji mutu aspek keharusan
merupakan proses terpenting dalam penyusunan dokumen KA, karena
melalui proses ini diidentifikasi potensi dampak penting lingkungan
yang relevan untuk ditelaah secara mendalam dalam studi ANDAL.
Uji mutu aspek relevansi merupakan uji parameter lingkungan hidup
yang akan dikelola (disajikan dalam dokumen RKL) dan dipantau
(disajikan dalam dokumen RPL) yang harus relevan dengan yang
ditelaah dalam dokumen ANDAL. Uji mutu aspek kedalaman
merupakan telaahan mendalam atas dampak penting yang timbul
akibat adanya kegiatan proyek, sehingga data yang dikumpulkan harus
memenuhi kaedah sahih dan akuntabel.
B. Saran
Penyusun dalam menyusun makalah ini banyak menemukan
hambatan dari segi isi maupun literatur, oleh karena itu diharapkan kritik
dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwibowo, Soeryo, Sudarto P. Hadi, Ari Saptari dan Tina Artini, Modul untuk
Peserta Pelatihan Aspek Sosial AMDAL. University Consortium on the
Environment (UCE) – Collaborative Environmental Project in Indonesia
(CEPI) dan Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, 2012
http://dlh.jabarprov.go.id/index.php/faq/119-amdal/179-apakah-yang-dimaksud-
dengan-tim-teknis-komisi-penilai-amdal