Anda di halaman 1dari 6

CACAR AIR

 Cacar Air (Varicella, Chickenpox) adalah suatu infeksi virus menular yang sering timbul dan
menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan bintik-bintik kecil yang datar maupun menonjol,
lepuhan berisi cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal.
Cacar air merupakan penyakit kulit anak – anak yang umum yang disebabkan oleh infeksi
virus (virus Varicella zoster).
Pada populasi yang tidak diimunisasi, kebanyakan orang terkena cacar air pada usia 15 tahun,
mayoritas antara usia 5 dan 9, tetapi semua usia dapat terkena penyakit ini. Cacar air lebih parah
pada orang dewasa dan sangat mudah pada bayi daripada anak – anak. Musim dingin dan musim
semi adalah tahun paling umum untuk terjadinya cacar air.

Penyebab
Penyebabnya adalah virus varicella-zoster.
Virus ini ditularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui benda-benda yang
terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit.
Penderita bisa menularkan penyakitnya mulai dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang
terakhir telah mengering. Karena itu, untuk mencegah penularan, sebaiknya penderita diisolasi
(diasingkan).
Jika seseorang pernah menderita cacar air, maka dia akan memiliki kekebalan dan tidak akan
menderita cacar air lagi. Tetapi virusnya tetap bisa tertidur di dalam tubuh manusia, lalu kadang
menjadi aktif kembali dan menyebabkan herpes zoster.

Kekebalan dan Imunisasi


Beberapa ahli menyatakan bahwa sekali seseorang mengalami infeksi ini, maka seumur hidup
dirinya tidak akan mengalami infeksi penyakit cacar air lagi. Begitu pula pemberian kekebalan
secara imunisasi. Namun, beberapa keadaan terjadi, mungkin saja virus Varicella zoster ini
dormant / tertidur dalam tubuh manusia, jika karena sesuatu hal kekebalan manusia menurun,
maka sangat mungkin terjadi infeksi virus yang masih satu kerabat dengan Varicella zoster,
yakni herpes zoster yang mengakibatkan penyakit herpes zoster / dompo.

Penyebaran Cacar air


Cacar air sangat mudah menular. Hal ini sangat mudah terjadi di antara anggota keluarga dan
teman sekelas dalam sekolah melalui partikel udara, tetesan yang di hembuskan nafas dalam
udara, dan cairan dari lepuh dan luka. Hal ini juga bisa ditularkan secara tidak langsung melalui
kontak dengan barang dari pakaian maupun item lainnya, terkena drainase segar dari luka
terbuka. Pasien menularkan hingga lima hari (lebih umum, satu sampai dua hari) sebelum dan
lima hari setelah tanggal saat ruam itu muncul. Ketika semua luka telah mengeras, biasanya tidak
menular.

Gejala dan tanda


Gejala cenderung muncul 14 sampai 16 hari setelah paparan awal. Namun dapat terjadi kapan
saja, gejalanya mulai timbul (masa inkubasi) dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi. Biasanya
pasien sudah terinfeksi virus selama lebih dari 48 jam sebelum gejalanya muncul.
Cacar air
Pada anak-anak yang berusia diatas 10 tahun, gejala awalnya berupa sakit kepala, demam
sedang dan rasa tidak enak badan, nafsu makan menurun. Gejala tersebut biasanya tidak
ditemukan pada anak-anak yang lebih muda, gejala pada dewasa biasanya lebih berat.
24-36 jam setelah timbulnya gejala awal, muncul bintik-bintik merah datar (makula).
Kemudian bintik tersebut menonjol (papula), membentuk lepuhan berisi cairan (vesikel) yang
terasa gatal, yang akhirnya akan mengering. Proses ini memakan waktu selama 6-8 jam.
Selanjutnya akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan yang baru.
Pada hari kelima, biasanya sudah tidak terbentuk lagi lepuhan yang baru, seluruh lepuhan
akan mengering pada hari keenam dan menghilang dalam waktu kurang dari 20 hari.
Papula di wajah, lengan dan tungkai relatif lebih sedikit; biasanya banyak ditemukan pada
batang tubuh bagian atas (dada, punggung, bahu). Bintik-bintik sering ditemukan di kulit kepala.
Papula di mulut cepat pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus), yang seringkali
menyebabkan gangguan menelan. Ulkus juga bisa ditemukan di kelopak mata, saluran
pernafasan bagian atas, rektum dan vagina.
Papula pada pita suara dan saluran pernafasan atas kadang menyebabkan gangguan
pernafasan.
Bisa terjadi pembengkaan kelenjar getah bening di leher bagian samping.
Cacar air jarang menyebabkan pembentukan jaringan parut, kalaupun ada, hanya berupa
lekukan kecil di sekitar mata.
Luka cacar air bisa terinfeksi akibat garukan dan biasanya disebabkan oleh stafilokokus.

Diagnosa
Diagnosis berdasarkan ruam kulit yang khas (makula, papula, vesikel dan keropeng).

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan leukosit biasanya menunjukkan hasil yang normal, rendah, atau meningkat
sedikit. Multinucleated giant cells pada pemeriksaan Tzanck smear  dari lepuhan kulit. Hasil
positif pada pemeriksaan kultur jaringan.

Komplikasi
Anak-anak biasanya sembuh dari cacar air tanpa masalah. Komplikasi bisa dan memang
terjadi dari cacar air. Infeksi pada luka terbuka cacar oleh bakteri dapat melukai kulit, kadang-
kadang menyebabkan jaringan parut, terutama jika pasien menggaruk daerah meradang. Infeksi
kulit: infeksi bakteri sekunder yang disebabkan oleh bakteri baik Staphylococcus atau
Streptococcus baik dijelaskan. Jarang, bentuk invasif Streptococcus cepat dapat menyebar ke
seluruh tubuh dan dapat mengancam nyawa. Bakteri adalah infeksi kulit, pada kenyataannya,
komplikasi paling umum dari cacar air pada anak-anak. Komplikasi berikutnya yang paling
umum pada anak-anak mempengaruhi sistem saraf pusat dan termasuk gangguan dari bagian dari
otak cerebellum (ataksia cerebellar dengan wobbliness, pusing, tremor, dan pidato diubah),
ensefalitis (radang otak dengan sakit kepala, kejang, dan penurunan kesadaran), kerusakan saraf
(palsies saraf), dan sindrom Reye, kombinasi fatal dari penyakit hati dan otak yang dapat
dikaitkan dengan aspirin. (Anak-anak dengan demam tidak harus mengambil aspirin).
Tetapi pada orang dewasa maupun penderita gangguan sistem kekebalan, infeksi ini bisa berat
atau bahkan berakibat fatal. Terutama komplikasi serius dapat terjadi pada pasien dengan AIDS,
lupus, leukemia, dan kanker. Komplikasi juga terjadi pada orang yang memakai obat penekan
kekebalan tubuh, seperti obat cortisone-terkait.
Bayi baru lahir yang ibunya menderita cacar air pada trimester terakhir kehamilan akan
meningkatkan risiko dari penyakit ini. Jika ibu mengembangkan penyakit dari lima hari sebelum
sampai dua hari setelah melahirkan, tingkat kematian untuk bayi hingga 30%.
Kasus pertama terkait komplikasi kehamilan dari VZV dilaporkan pada tahun 1947.
Penelitian lebih lanjut telah menunjukkan bahwa kebanyakan kasus bawaan (dalam rahim)
infeksi terjadi pada bayi yang ibunya terinfeksi VZV antara kehamilan delapan dan 20 minggu.
Infeksi kongenital terjadi hanya pada bayi yang lahir dari ibu yang mengalami infeksi VZV
klinis (cacar air) selama kehamilan. Wanita yang kebal terhadap VZV dan terkena cacar air
selama kehamilan tidak membawa profil risiko yang sama untuk bayi mereka. Studi
menunjukkan bahwa risiko anomali janin sebagai akibat infeksi VZV kongenital sangat kecil
(0,4% -2%). Komplikasi yang telah didokumentasikan antara lain: kelainan kulit pigmen dan
kelainan mata jaringan parut (mungkin karena infeksi kulit intrauterin),, kelainan struktural otak
yang mengakibatkan keterbelakangan mental, dan kelainan struktural pada lengan dan kaki. Ibu
herpes zoster dalam setiap trimester kehamilan belum dikaitkan dengan kelainan bawaan. ibu
hamil Non-VZV-kekebalan dapat diyakinkan bahwa sinanaga lokal (zoster) infeksi hanya
menular dari kontak langsung dengan lesi terbuka.
Ibu infeksi VZV selama dua minggu terakhir dari kehamilan membawa risiko yang
menyenangkan bagi bayi. bayi terinfeksi memiliki hingga tingkat kematian 25%, dan prognosis
buruk bagi mereka ada bayi yang ibunya dikembangkan cacar air selama lima hari terakhir
kekangan. umum sepsis (infeksi aliran darah yang menyebar ke seluruh tubuh) dan infeksi
beberapa organ dan gagal mengarah ke seperti prognosis yang suram. Khusus anti-VZV globulin
gamma dapat digunakan untuk mengurangi keparahan penyakit neonatal.
Adapun komplikasi lain yang bisa ditemukan pada cacar air adalah:
- Pneumonia karena virus. Pneumonia : Ini adalah komplikasi yang relatif jarang terjadi pada
anak-anak yang sehat, tetapi penyebab utama adalah rumah sakit untuk orang dewasa (satu
dalam 400 kasus) dan memiliki mortalitas (kematian) tarif antara 10% -30%.
- Peradangan jantung
- Peradangan sendi
- Peradangan hati
- Komplikasi neurologis: Anak-anak paling sering mengembangkan suatu peradangan pusat
keseimbangan otak yang disebut ataksia cerebellar akut. Gejala gerakan mata normal dan
keseimbangan sedikit berkembang pada satu dari 4.000 anak kira-kira satu minggu ke dalam
manifestasi kulit cacar air. Gejala biasanya berlangsung selama beberapa hari, dan pemulihan
lengkap umum. Orang dewasa lebih sering mengembangkan radang otak lebih umum
("ensefalitis") yang gejalanya mungkin termasuk delirium dan kejang. Beberapa penelitian
melaporkan tingkat kematian 10% dan tingkat 15% dari mengembangkan efek samping
neurologis jangka-panjang pada korban.
- Ensefalitis (infeksi otak)
- Sindrom Reye. Sindrom Reye: pada anak ini jarang terjadi komplikasi cacar (dan influenza)
paling sering dikaitkan dengan administrasi aspirin. Sebuah perkembangan yang cepat dari mual,
muntah, sakit kepala, delirium, dan combativeness yang dapat berkembang menjadi koma adalah
pola umum dari kerusakan. Mendukung tindakan adalah terapi saja.
- Purpura
- Infeksi bakteri (erisipelas, pioderma, impetigo bulosa).

Pengobatan
Pengobatan yang diberikan biasanya berupa pengobatan suportif / simptomatik dan menjaga
higienis yang baik agar terhindar dari infeksi sekunder.
Pada anak usia sekolah sebaiknya diistirahatkan dulu dirumah, guna mencegah penularan
terhadap teman-teman di sekolahnya. Dan boleh masuk kembali apabila keropengnya sudah
mengering dan demamnya sudah turun.
Acetaminophen (Tylenol) dapat digunakan untuk menurunkan demam dan nyeri sering
dikaitkan dengan penyajian awal dari infeksi virus. Anak-anak tidak boleh diberi asam
asetilsalisilat (aspirin) atau obat yang mengandung aspirin dingin karena risiko untuk
mengembangkan Reye's syndrome (penyakit metabolik berat diperoleh terkait dengan disfungsi
hati dan otak dan kematian).
Sering mandi oatmeal (Aveeno, dll) dapat mengurangi gatal yang berhubungan dengan cacar
air, untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, dapat juga kulit dikompres dingin.
Bisa juga dioleskan losyen kalamin, antihistamin atau losyen lainnya yang mengandung mentol
atau fenol. Diphenhydramine (Benadryl) atau antihistamin lainnya dapat membantu dalam
mengendalikan gatal. Selalu membahas pilihan pengobatan ini dengan dokter kesehatan.
Terapi Non Farmakologi, untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi bakteri, sebaiknya:
- kulit dicuci sesering mungkin dengan air dan sabun
- menjaga kebersihan tangan
- kuku dipotong pendek
- pakaian tetap kering dan bersih.
Terapi farmakologi
Kadang diberikan obat untuk mengurangi gatal (antihistamin).
Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik.
Jika kasusnya berat, bisa diberikan obat anti-virus asiklovir.
Obat anti-virus boleh diberikan kepada anak yang berusia lebih dari 2 tahun. Asiklovir
biasanya diberikan kepada remaja, karena pada remaja penyakit ini lebih berat. Asikloir bisa
mengurangi beratnya penyakit jika diberikan dalam wakatu 24 jam setelah munculnya ruam yang
pertama.
Obat alernatif lainnya yaitu: Famsiklovir, valasiklovir, vidarabin dan interferon

Pencegahan
Untuk mencegah cacar air diberikan suatu vaksin. Vaksinasi ini membutuhkan hanya dua
tembakan. Vaksinasi pertama diberikan pada sekitar usia 1 tahun, dan (booster) kedua diberikan
pada usia 4 tahun.
Kepada orang yang belum pernah mendapatkan vaksinasi cacar air dan memiliki resiko tinggi
mengalami komplikasi (misalnya penderita gangguan sistem kekebalan), bisa diberikan
immunoglobulin zoster atau immunoglobulin varicella-zoster.
Apasih penyakit Campak itu?
Campak ( Rubeola, Measles, Morbili ) adalah infeksi virus akut yang sangat menular, ditandai
dengan demam, lemas, batuk, peradangan selaput mata serta timbulnya bintik-bintik merah di
kulit. Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak.

Trus apa dong penyebabnya?


Penyebabnya virus morbili (paramiksovirus). Virus ini terdapat dalam darah dan cairan
nasofaring pada masa gejala awal (prodromal) hingga 24 jam setelah timbulnya bercak merah di
kulit dan selaput lendir.

Bagaimana cara penularan?


Melalui droplet (menghirup percikan ludah) dan kontak dengan penderita morbili.

Gejala.
Masa tunas (inkubasi) berkisar sekitar 12-14 hari, referensi lain menyebutkan 10-20 hari.
Bagaimana gejala orag terkena campak atau morbilli?
Gejala dibagi menjadi 3 stadium:

 Stadium awal (prodromal)


 Stadium timbulnya bercak (erupsi)
 Stadium masa penyembuhan (konvalesen)

Stadium awal (prodromal)


Sebelum stadium awal ada masa inkubasi (masa dari kontak dengan virus sampai mulai
timbulnya gejala) yang berlangsung kira-kira 10-12 hari. Stadium awal umumnya berlangsung
sekitar 4-5 hari, ditandai dengan panas, lemas, nyeri otot, batuk, pilek, mata merah, fotofobia
(takut cahaya), diare karena adanya peradangan saluran pernapasan dan pencernaan.
Pada stadium ini, gejalanya mirip influenza sehingga sulit diagnosa pada stadium ini. Yang khas
bila terdapat bercak sebesar ujung jarum (bercak Koplik) di dinding pipi bagian dalam dan
penderita pernah kontak dengan penderita morbili dalam 2 minggu terakhir.
1

Stadium timbulnya bercak (erupsi)


Terjadi sekitar 2-3 hari setelah stadium awal.
Ditandai dengan: demam meningkat, bercak merah menyebar ke seluruh tubuh, disertai rasa
gatal. Selanjutnya gejala tersebut akan menghilang sekitar hari ketiga.
Kadang disertai diare dan muntah.
Stadium masa penyembuhan (konvalesen)
Pada stadium ini, gejala-gejala di atas berangsur menghilang. Suhu tubuh menjadi normal,
kecuali ada komplikasi. Adanya kulit kehitaman dan bersisik (hiperpigmentasi) dapat merupakan
tanda penyembuhan.

Bagaimana pengobatan campak atau Morbilli?


Campak tanpa Penyulit, cukup dengan:

 Rawat jalan
 Cukup mengkonsumsi cairan dan kalori
 Pengobatan simptomatis, artinya mengurangi gejalanya saja.

Contoh diberi obat penurun panas (parasetamol / asetaminofen) jik panas, obat batuk jika
penderita batuk, dan lainnya. Yang terpenting adalah memperbaiki keadaan umum.

Campak dengan Penyulit:

 Perlu rawat inap (opname)

Indikasi rawat inap:

1. Hiperpireksia (suhu tubuh >39.0 ºC)


2. Dehidrasi (kekurangan cairan)
3. Kejang
4. Sulit makan atau minum
5. Adanya komplikasi

Apa komplikasi yang bisa timbul?


Dapat terjadi karena penurunan kekebalan tubuh sebagai akibat penyakit Campak.
Komplikasi yang dapat timbul, antara lain:

 Bronkopnemonia (infeksi saluran napas)


 Otitis Media (infeksi telinga)
 Laringitis (infeksi laring)
 Diare
 Kejang Demam (step)
 Ensefalitis (radang otak)

Bagaimana cara mencegahnya?


Imunisasi ( imunisasi campak untuk bayi diberikan pada umur 9 bulan )
Bisa pula imunisasi campuran, misalnya MMR (measles-mump-rubella), biasanya diberikan
pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.

Anda mungkin juga menyukai