DISUSUN OLEH :
Segala puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat tuhan yang maha esa, dengan segala
rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas dari Dosen Mata Kuliah Perilaku
Organisasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan. Adapun penyajian
materi di dalam makalah ini diupayakan sederhana dan seefektif mungkin agar isi makalah dapat
tersampaikan dengan mudah.
Selama penyusunan makalah ini penulis berupaya mancari ilmu dari berbagai sumber
yang ada,namun hal itu tidak menutupi bahwa dalam laporan ini banyak sekali kekurangan,tapi
diharapkan dengan adanya laporan ini bisa menambah wawasan khususnya bagi penulis
umumnya untuk orang lain.
Dengan segala kekurangan yang masih ada dimakalah ini penulis dengan senang hati
menerima kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca.
Akhir kata, penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dan
membantu dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala urusan kita.Amin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN.................................................................................................3
B. SEBAB-SEBAB MUNCULNYA KEPEMIMPINAN....................................................................4
C. PENGERTIAN KEKUASAAN.......................................................................................................5
D. MEMBANDINGKAN KEPEMIMPINAN dan KEKUASAAN......................................................6
E. SUMBER-SUMBER KEKUASAAN.............................................................................................7
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................9
A. KESIMPULAN...............................................................................................................................9
B. SARAN...........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejarah manusia telah mencatatbahwa dari awalnya manusia merupakan makhluk social
yang hidup secara berkelompok. Dari yang semula nomaden atau berpindah-pindah tempat
sebagai perubahan habitat lingkungan hidupnya, sampai pada akhirnya seiring dengan
perkembangan jaman manusia pun hidup menetap di suatu wilayah dengan peradabannya yang
sedikit demi sedikit mengalami perubahan menuju kearah yang lebih modern.
Namun bila dicermati, sejak dari jaman yang masih serba primitive sampai dengan era
yang serba modern ini, ada satu hal yang tidak berubah dalam karakterkehidupan manusia. Yaitu,
mereka selalu membutuhkan seorang pemimpin dalam setiap kelompoknya. Mulai dari
kelompok kecil yang berupa keluarga sampai dengan kelompok yang terbesar yaitu Negara.
Di era sekarang,kepemimpinan lebih menitik beratkan kepada nilai-nilai moral, spiritual,
dan keteladanan.yang hanya bias dijalankan oleh seorang pemimpin yang sejati, yang melayani,
dan rela berkorban untuk kepentingan mereka yang di pimpinnya.
Kepemimpinan dimulai dari dalam hati, dan keluar untuk melayani mereka yang
dipimpinnya. Disinilah peran seorang pemimpin sejati yangh memiliki nilai religious, parotis,
professional, dan humanis yang akan memimpin dengan baik dan mampu menjadi contoh
teladan bagi para pengikutnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada para
pembaca tentang pengertian kepemimpinan, sebab-sebab munculnya kepemimpinan, pengertian
dari kekuasaan, membedakan kepemimpinan dan kekuasaan, dan sumber-sumber dari kekuasaan.
Disamping itu makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah perilaku
organisasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang mempunyai imbuhan pe-an yang
menunjukkan sifat dimiliki oleh pemimpin. Pemimpin berarti, mengarahkan, membina,
mengatur, menunjukkan terhadap orang yang dipimpinnya agar terbina dan bersedia
mengikutinya dengan rasa tanggung jawab. Kepemimpinan menunjukkan sifat atau gaya
seseorang dalam memimpin seseorang atau organisasi.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi dan memotivasi mereka
yang dipimpinnya untuk melakukan hal-hal yang diperlukan dalam mencapai tujuan yang di
inginkan bersama.
Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi atau menggerakkan orang-orang yang
dipimpin sedemikian rupa sehingga memperoleh kepatuhan, kepercayaan, rasa hormat, dan
loyalitas untuk menyelesaikan tugas yang di amanahkan.
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengantisipasi, melihat kedepan, mempertahankan
fleksibelitas dan memberdayakan orang lain untuk menciptakan perubahan strategis yang
diperlukan.
Seorang pemimpin adalah seseorang yang dengan wewenang kepemimpinannya
mengarahkan orang-orang yang dipimpinnya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya
dalam mencapai tujuan bersama. Dan oleh karenanya seorang pemimpin harus bias
memberdayakan dan meningkatkan kualitas orang-orang yang dipimpinnya dengan
menumbuhkan dan mengembangkan segala potensi yang mereka miliki supaya mereka mampu
menyelesaikan tugas yang didelegasikan kepada mereka.
Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat menerima kepercayaan etnis dan moral
dari berbagai agama secara kumulatif, selain itu seorang pemimpin juga harus bias bersikap ing
ngarsa sung tulodha yaitu mampu menjadikan dirinya sebagai contoh dan teladan yang baik bagi
orang-orang yang dipimpinnya.
3
B. SEBAB-SEBAB MUNCULNYA KEPEMIMPINAN
Sejarah manusia telah mencatatbahwa dari awalnya manusia merupakan makhluk social
yang hidup secara berkelompok. Dari yang semula nomaden atau berpindah-pindah tempat
sebagai perubahan habitat lingkungan hidupnya, sampai pada akhirnya seiring dengan
perkembangan jaman manusia pun hidup menetap di suatu wilayah dengan peradabannya yang
sedikit demi sedikit mengalami perubahan menuju kearah yang lebih modern.
Namun bila dicermati, sejak dari jaman yang masih serba primitive sampai dengan era
yang serba modern ini, ada satu hal yang tidak berubah dalam karakterkehidupan manusia. Yaitu,
mereka selalu membutuhkan seorang pemimpin dalam setiap kelompoknya. Mulai dari
kelompok kecil yang berupa keluarga sampai dengan kelompok yang terbesar yaitu Negara.
4
C. PENGERTIAN KEKUASAAN
Kekuasaan adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna
menjalankan kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan. Kewenangan
tidak boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang atau
kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan
dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau kekuasaan merupakan kemampuan memengaruhi
pihak lain untuk berpikir dan berprilaku sesuai dengan kehendak yang memengaruhi
(Ramlan Surbakti, 1992).
Kekuasaan (power) dan kepemimpinan tidak bisa dipisahkan karena keduanya memiliki
hubungan yang sangat erat. Dengan kekuasaan pemimpin memperoleh alat ukur mempengaruhi
perilaku para pengikutnya. Ini berarti bahwa kekuasaan merupakan alat didalam proses
kepemimpinan.
Istilah kekuasaan dalam literatur manajemen telah cukup banyak diberikan oleh para
pakar, akan tetapi masih juga terjadi kekaburan tentang pengertiannya. Seringkali kekuasaan
dipergunakan silih berganti dengan istilah-istilah lainnya seperti pengaruh (influence) dan
otoritas (authority).
Max Weber (dalam Thoha, 2007:330) menyatakan bahwa kekuasaan sebagai suatu
kemungkinan yang membuat seorang actor di dalam suatu hubungan social berada dalam suatu
jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan.
Walted Nord merumuskan kekuasaan itu sebagai suatu kemampuan untuk mempengaruhi
aliran energy dan dana yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan yang berbeda secara jelas dari
tujuan lainnya.
Konsepsi kekuasaan yang telah diterima secara luas adalah dikotomi antara “position
power” (kekuasaan karena kedudukan) dan “personal power” (kekuasaan pribadi). Menurut
konsep tersebut, kekuasaan sebagian diperoleh dari peluang yang melekat pada posisi seseorang
dalam organisasi dan sebagian lagi disebabkan oleh atribut-atribut pemimpin tersebut serta dari
hubungan pemimpin-pengikut.
Position power adalah kewenangan formal, control terhadap sumber daya dan imbalan,
control terhadap informasi, control ekologis.
Personal power berasal dari keahlian dalam tugas, persahabatan, kesetiaan, kemampuan
persuasif dan karismatik dari seorang pemimpin.
Menurut kartini kartono (1994:140) mengungkapkan bahwa sumber kekuasaan seorang
pemimpin dapat berasal dari:
5
Memiliki informasi, pengetahuan, dan pengalaman yang luas.
Memiliki kemahiran human relation yang baik, kepandaian bergaul dan berkomunikasi.
Kekuasaan merupakan kondisi dinamis yang dapat berubah sesuaiperubahan kondisi dan
tindakan-tindakan individu atau kelompok. Ada dua teori yang dapat menjelaskan bagaimana
kekuasaan diperoleh, dipertahankan atau hilang dalam organisasi. Teori tersebut adalah :
Social exchange theory, menjelaskan bagaimana kekuasaan diperoleh dan hilang selagi
proses mempengaruhi timbale balik terjadi selama beberapa waktu antara pemimpin dan
pengikut. Focus dari teori ini mengenai expert power dan kewenangan.
Strategic contingencies theory, menjelaskan bahwa kwkuasaan dari suatu subunit
organisasi tergantung pada factor keahlian dalam menangani masalh penting, sentralisasi
unit kerja dalam ar5us kerja dan tingkat keahlian dari subunit tersebut.
Kedua konsep ini saling bertautan. Para pemimpin menggunakan kekuasaannya untuk
mewujudkan tujuan kelompok dan mencapai tujuan tersebut dengan menggunakan kekuasaan
sebagai srana untuk memudahkan usaha mereka tersebut. Salah satu perbedaan antara kedua
istilah itu terkait dengan kesesuaian tujuan. Kekuasaan tidak mensyaratkan kesesuaian tujuan,
tetapi hanya ketergantungan. Sebaiknya, kepemimpinan mensyaratkan keserasian antara tujuan
pemimpin dan mereka yang dipimpin . perbedaan yang kedua berkaitan dengan arah pengaruh.
Kepemimpinan berfokus pada pengaruh kebawah arah pengikut. Kepemimpinan meminimalkan
pola-pola pengaruh kesamping dank e atas. Sedangkan kekuasaan tidak demikian. Perbedaan
lainnya terkait dengan penekanan penelitian. Penelitian mengenai kepemimpinan, sebagian besar
menekan gaya. Penelitian tersebut mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti :
seberapa suportif semestinya seorang pemimpin “ sampai tingkat mana proses pengambilan
keputusan harus dilakukan bersama dengan para pengikutnya” sebaiknya, penelitian mengenai
kekuasaan cenderung mencakup bidang yang lebih luas dan berfokus pada taktik-taktik untuk
memperoleh kepatuhan dari anak buah.
6
E. SUMBER-SUMBER KEKUASAAN
7
merenggek agar seorang pekerja mau menggunakan skill yang ia miliki untuk membantu
mereka, maka pekerja tersebut punya kekuasaan.
d. Kekuasaan Legitimasi (legitimate power)
Adalah kekuasaan yang didasarkan atas perasaan orang lain bahwa pelaku kekuasaan punya
otoritas dan hak untuk mempengaruhi tindakan mereka. Perasaan ini merupakan hasil yang
diterima dari organisasi formal atau warisan historis. Kekuasaan hadir pada mereka yang
ditunjuk oleh organisasi untuk member perintah. Delegasi otoritas melegitimasikan hak
seseorang memaksakan kepatuhan pada mereka yang menyatakan wajib untuk mentaati
sumber kekuasaan (organisasi).
e. Kekuasaan Referen ( Referent Power)
Adalah kekuasaan yang bersumber dari sifat seseorang karena ia memiliki daya tarik
tertentu. Seorang pemimpin akan mempunyai referensi terhadap para bawahannya yang
mampu melaksanakan pekerjaan dan bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan.
Bahwa kekuasaan hamper selalu berkaitan dengan praktik-praktik seperti pengguanaan
rangsangan (insentif) atau paksaan (coercion) guna mengamankan tindakan manuju tujuan
yang telah ditetapkan. Seharusnya orang-orang yang berada di pucuk pimpinan,
mengupayakan untuk sedikitmenggunakan insentif dan koersif. Sebab secara alamiah cara
yang paling efisien dan ekonomis supaya bawahan secara sukarela dan patuh untuk
melaksanakan pekerjaan adalah dengan cara mempersuasi mereka. Cara-cara koersif dan
insentif ini selalu lebih mahal,dibandingkan jika karyawan secara spontan termotivasi untuk
mencapai tujuan organisasi yang mereka pahami berasal dari definisi tradisional kekuasaan
difokuskan pada kemampuan perorangan untuk menentukan atau membatasi hasil-hasil.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Adapun saran yang kami berikan, melalui pembahasan kepemimpinan dan kekuasaan
ini,diharapkan mahasiswa dapat memahami arti kepemimpinan dan kekuasaan, selain itu
mahasiswa juga dapat menerapkan sikap sebgai pemimpin yang hebat pada kehidupan pribadi
maupun dalam sebuah organisasi.
9
DAFTAR PUSTAKA
10