Anda di halaman 1dari 19

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT INDIVIDU

DALAM PENGGUNAAN E – COMMERCE DI SMP EDU GLOBAL


SCHOOL CIREBON

MINI RISET
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Sekolah

Oleh
Kalifa Arinda VIII A
Khaisa Mufarricha Chusnia VIII B
Zaccheo Nufadlan Rusmalan VIII B

SMP EDU GLOBAL CIREBON


Jalan Pembangunan Nomor 01 Kota Cirebon 45131
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah - Nya sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “
Faktor – faktor yang mempengaruhi minat individu dalam penggunaan e –
commerce di SMP Edu Global School Cirebon “ ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
sekolah , selain itu makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang “ “
Faktor – faktor yang mempengaruhi minat individu “ bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak / Ibu guru yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
Sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari , makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu , kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Cirebon , ……….. 2022

PENULIS
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………
A. Latar Belakang Penelitian………………………………………………..
B. Identifikasi Masalah……………………………………………………...
C. Rumusan Masalah………………………………………………………..
D. Tujuan Penelitian…………………………………………………………
E. Manfaat Penelitian………………………………………………………..

BAB II LANDASAN TEORI……………………………………………………


A. Pengertian E – Commerce………………………………………………..
B. Jenis – jenis E – Commerce………………………………………………
C. Keuntungan E – Commerce………………………………………………
D. Pengertian Minat beli
E. Indikator Minat Beli
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………..
A. Metode Penelitian…………………………………………………………
B. Populasi Dan Sampel……………………………………………………...
C. Teknik Pengumpulan Data………………………………………………...
D. Teknik Analisis Data………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan


Semakin majunya teknologi serta arus informasi membuat masyarakat
Indonesia semakin terbuka dalam pengetahuan secara global. Perkembangan
teknologi memudahkan masyarakat untuk melakukan segala aktivitas. Pada era
globalisasi sekarang perkembangan teknologi semakin pesat dan terus berevolusi
dari tahun ke tahun. Teknologi menjadi peran utama disuatu negara, karena
kemajuan suatu negara dapat dilihat dari perkembangan teknologi tersebut.
Seiring perkembangan teknologi, internet merupakan salah satu dari
perkembangan teknologi. Internet merupakan suatu media yang digunakan untuk
mencari segala informasi yang ingin diketahui.
Dikatakan seperti itu karena internet sudah menjadi salah satu kebutuhan
ketika orang tersebut sudah mengetahui pengertian dan kegunaanya, sehingga
dengan adanya internet banyak orang yang sudah mengetahui pengertian dan
fungsi internet akan memanfaatkan Internet untuk kepentingan dan kebutuhan
mereka dengan secara mudah.
Di Indonesia perkembangan teknologi internet dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan yang tinggi. Asosiasi Penyelenggara Jasa Intenet
Indonesia (APJIII) mengungkapkan jumlah pengguna internet di Indonesia
mencapai 171,17 juta jiwa di tahun 2018 dari 246,16 juta orang dan angkanya
mengalami peningkatan sebesar 10,12% dari tahun sebelumnya. Bersamaan
dengan peningkatan jumlah penggunaan dan kemudahaan mengakeses internet,
maka munculah beberapa media elektronik untuk kegiatan berbisnis. Negara
Indonesia termasuk dari sepuluh negara dengan pertumbuhan e- commerce
tercepat di dunia, Indonesia telah memimpin dari sepuluh negara tersebut dengan
pertumbuhan 78% di tahun 2018 karena jumlah pengguna internet di Indonesia
mencapai 171,7 juta jiwa, maka hal tersebut menjadi kekuatan yang mendorong
pertumbuhan e-commerce di Indonesia. Penggunaan E-commerce di Indonesia
akan bertumbuh besar untuk tahun-tahun kedepan. Maka dari itu di Indonesia
transaksi bisnis menggunakan akses internet sedang popular dan akan terus
mengalami peningkatan.
Tidak hanya peningkatan internet, tetap akan meningkatnya perilaku
masyarakat dalam melakukan pembelian suatu produk melalui jaringan internet.
Terdapat banyak jenis e-commerce yang berkembang di dunia, tetapi di Indonesia
hanya ada beberapa jenis e-commerce yang bisa disebut marketplace. Marketplace
merupakan suatu tempat dimana penjual tidak perlu membuat situs website untuk
toko online tersebut.
Tetapi penjual hanya perlu mempersiapkan foto produk dan menggunggah
beserta diskripsi produk yang akan dijual. Apabila ada pembeli yang minat atas
produk yang dijual oleh penjual maka pihak penjual akan mendapatkan notifikasi
oleh sistem e-commerce. Ada beberapa marketplace di Indonesia seperti lazada,
shopee, tokopedia, bukalapak, zalora, dan sebagainya.
Ada salah satu jenis marketplace yang popular di Indonesia adalah
tokopedia.com. Tokopedia didirikan pada tanggal 17 Agustus 2009 didirikan oleh
William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edision yang terus tumbuh dan
berkembang menjadi marketplace di Indonesia. Sebagai transaksi jual beli yang
tergolong baru, e-commerce lebih berisiko dan mengandung ketidakpastian
dibandingkan dengan transaksi konvesional.
Maka hal tersebut menjadi pertimbangan masyarakat untuk melakukan
pembelian secara online. Ternyata risiko kinerja merupakan salah satu masalah
yang terjadi di tokopedia.com. walaupun Tokopedia.com hanya sebagai pihak
ketiga. Namun atas masalah yang terjadi seperti barang yang tidak sesuai dengan
spesifikasi, barang rusak atau cacat, itu semua bukan sepenuhnya tanggung jawab
dari pihak Tokopedia.com. Tidak hanya presepsi risiko yang akan mempengaruhi
minat pengguna e-commerce untuk melakukan pembelian secara online. Dalam e-
commerce kepercayaan merupakan salah satu faktor utama yang harus dibangun
oleh pelaku bisnis online.
Ada hambatan dari perkembangan jual beli online adalah kurangnya
kepercayaan terhadap situs e-commerce, karena seiring banyaknya situs e-
commerce palsu yang hanya memiliki tujuan untuk menipu. Untuk meningkatkan
kepercayaan konsumen, ada beberapa e-commerce melakukan promosi bahwa
mereka menerapkan mekanisme keamanan yang terbaru.
Peningkatan keamanan merupakan metode yang sangat penting untuk
mendapatkan kepercayaan dari pengguna e-commerce tersebut. Kepercayaan
merupakan pondasi dalam sebuah proses bisnis online karena kepercayaan dapat
menarik minat konsumen untuk berbelanja melalui website tersebut. Kepercayaan
merupakan suatu pondasi dalam sebuah proses bisnis.
Karena transaksi antara dua pihak atau lebih akan berjalan lama karena
adanya suatu kepercayaan yang sudah dibangun. Kepercayaan dalam bisnis tidak
dapat muncul secara instan, akan tetapi harus dibangun sejak awal bisnis tersebut
berdiri (Hendra dkk, 2013). Kepercayaan mempunyai dampak positif terhadap
minat penggunaan e-commerce untuk melakukan transaksi jual dan beli.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas kami melakukan identifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Kurangnya kepercayaan terhadap situs e-commerce, karena seiring
banyaknya situs e-commerce palsu yang hanya memiliki tujuan untuk
menipu
2. E - commerce lebih berisiko dan mengandung ketidakpastian
dibandingkan dengan transaksi konvesional

C. Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah yang telah dijelaskan maka rumusan masalah
dalam miniriset ini adalah sebagai berikut :
1. Apa saja factor – factor yang mempengaruhi minat individu dalam
menggunakan e – commerce di SMP Edu Global Cirebon ?
2. Bagaimana minat individu dalam menggunakan e – commerce di SMP
Edu Global Cirebon ?
D. Tujuan Mini Riset
Dari rumusan masalah yang telah dijelaskan maka rumusan masalah dalam
miniriset ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui factor – factor yang mempengaruhi minat individu
dalam menggunakan e – commerce di SMP Edu Global Cirebon
2. Untuk mengetahui minat individu dalam menggunakan e – commerce di
SMP Edu Global Cirebon

E. Manfaat Mini Riset


1. Untuk Siswa
a. Menambah pengetahuan dalam berbelanja di platform e – commerce
b. Melatih keterampilan dalam menulis mini riset
2. Untuk Guru
a. Memberikan informasi dalam menggunakan e – commerce
b. Menambah wawasan terhadap dunia digital
3. Untuk Lingkungan Sekolah
a. Memberikan manfaat dan informasi mengenai perkembangan e –
commerce di Indonesia
b. Menjadikan sumber referensi untuk mini riset selanjutnya
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian E – Commerce
Istilah E-Commerce sebenarnya dapat didefinisikan berdasar lima
perspektif (1) on-line purchasing perspective; (2) digital communications
perspective; (3) service perspective; (4) business process perspective; dan (5)
marketof-one perspective. Dengan demikian, pada hakikatnya dalam lingkup yang
luas E- Commerce bisa dikatakan ekuivalen atau sama dengan e-business (Turban,
et al., 2000).
E-Commerce adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang
dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet, televisi, atau jaringan komputer
lainnya. E-Commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data
elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data
otomatis (Sunarto: 2009).
Menurut David Baum: “E-Commerce is a dynamic set of technologies,
applications, and business process that link enterprise, consumers, and
communities through electronic transactions and the electronic exchange of
goods, services, and information”. E-Commerce merupakan satu set dinamis
teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan,
konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan
barang, pelayanan, dan informasi yang dilakukan secara elektronik .
Transaksi jual beli dengan menggunakan media internet lebih dikenal
dengan istilah E- Commerce. E-Commerce adalah kegiatan bisnis yang
menyangkut konsumen, manufaktur, pelayanan jasa, dan perdagangan perantara
dengan menggunakan jaringan komputer, yaitu internet (Prasetyo dan Barkatullah,
2005). Dengan kehadiran internet, sebagian para pebisnis mulai mengalihkan cara
promosinya dan transaksi melalui E-Commerce walaupun tidak meninggalkan
cara promosi sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor keunggulan
internet dibandingkan dengan media lainnya.
E-commerce adalah sebuah situs yang menyediakan proses transaksi
berbelanja secara online. Menurut McLeod (2008 : 59) E-Commerce adalah
penggunaan jaringan komunikasi dan komputer untuk melaksanakan proses bisnis
yang menggunakan browser web untuk mengenalkan, menawarkan, membeli dan
menjual produk. Pertumbuhan belanja online di Indonesia yang cukup tinggi
terlihat dari pembukuan E-Commerce yang meningkat sejak tahun 2017.
Sebesar Rp 34,9 triliun adalah hasil pembukuan pada usaha E-Commerce
di Indonesia tahun 2017. Dari jumlah angka pembukuan tersebut dapat dilihat
perkembangan E-Commerce di Indonesia sangat pesat, jumlah nilai kenaikan dari
tahun 2016 hingga 2017 mengindikasikan konsumen Indonesia yang sudah
merasakan manfaat belanja online, sehingga mulai menerima belanja online.
Berbagai E-commerce yang cukup populer adalah Lazada, Tokopedia.com, blibli,
shopee, bukalapak dll

B. Jenis – Jenis E – Commerce


Penggolongan e-commerce pada umunya dilakukan berdasarkan sifat
transaksinya. Menurut Laudon dan Laudon (2008: 63), penggolongan e-
commerce dibedakan sebagai berikut:
1) Business to Consumer (B2C), melibatkan penjualan produk dan layanan
secara eceran kepada pembeli perorangan.
2) Business to business (B2B), melibatkan penjualan produk dan layanan
antar perusahaan.
3) Consumer to Consumer (C2C), melibatkan konsumen yang menjual
secara langsung ke konsumen

C. Manfaat E – Commerce
E-commerce mempunyai berbagai macam manfaat yang dapat di rasakan
oleh seluruh penggunanya. Manfaat tersebut lebih jauh lagi telah dijabarkan oleh
Suyanto (2003: 63) menjadi tiga bagian sebagai berikut :
1.Manfaat bagi organisasi : Memperluas marketplace hingga ke pasar
nasional dan international, Menurunkan biaya pembuatan,pemrosesan,
pendistribusian, dan penyimpanan dan pencarian informasi yang menggunakan
kertas.
2.Manfaat bagi konsumen : Memungkinkan kita mendapatkan akses
informasi lebih cepat, memungkinkan pelanggan untuk dapat berbelanja atau
melakukan transaksi lain selama 24 jam sehari sepanjang tahun dari hampir tiap
lokasi dengan menggunakan fasilitas WiFi.
3.Manfaat bagi masyarakat : Memungkinkan orang untuk bekerja di dalam
rumah dan tidak harus keluar rumah untuk berbelanja. Ini berhubungan secara
langsung dengan penurunan arus kepadatan lalu lintas dijalan serta mengurangi
polusi udara, memungkinkan sejumlah barang dagangan dijual dengan harga
lebih rendah.

D. Pengertian Minat Beli


Menurut (Kotler, 2005) minat (Interest) digambarkan sebagai situasi
dimana konsumen belum melakukan suatu tindakan, yang dapat dijadikan dasar
untuk memprediksi perilaku atau tindakan tersebut. Minat merupakan perilaku
yang muncul sebagai respon terhadap suatu objek yang menunjukkan keinginan
pelanggan untuk melakukan pembelian. Menurut Kurnia (2010) berpendapat
minat beli merupakan timbulnya suatu keinginan dalam diri konsumen terhadap
suatu produk sebagai dampak dari proses pengamatan dan pembelajaran
konsumen terhadap produk tersebut. Minat beli adalah kecenderungan untuk
merasa tertarik atau terdorong untuk melakukan kegiatan mendapatkan dan
memiliki barang dan jasa.
Minat beli merupakan pernyataan mental konsumen yang merefleksikan
rencana pembelian suatu produk dengan merek tertentu (Penitasari, 2017).
Sedangkan menurut (Kinnear & Taylor, 1996) minat beli adalah tahap
kecenderungan konsumen untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-
benar dilaksanakan. Sejalan dengan (Howard, 1994) yang berpendapat minat beli
merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli
produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode
tertentu.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa minat beli
merupakan pernyataan dalam diri konsumen yang menunjukkan kecenderungan
atau ketertarikan konsumen untuk membeli sebuah produk dalam jumlah tertentu
dan periode waktu tertentu yang dapat digunakan oleh pihak pemasar untuk
menjadi prediksi keinginan pelanggan. Minat beli timbul setelah adanya proses
evaluasi alternatif. Di dalam proses evaluasi, seseorang akan membuat suatu
rangkaian pilihan mengenai produk yang hendak dibeli atas dasar merek maupun
minat.(Kotler, Bowen, & Maken, 1999)

E. Faktor – factor Minat Beli


Faktor – factor yang mempengaruhi individu dalam membeli di e –
commerce adalah sebagai berikut :
1. Persepsi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) , persepsi merupakan
tanggapan penerimaan dari suatu ataupun proses individu mengetahui beberapa
hal melalui panca inderanya. Menurut Syaikhul Falah dalam Vina Nur Alviani,
Asep Kuriniawan dan Bambang Sugiharto (2016) mengatakan persepsi yaitu
proses yang dimulai dari pemilihan stimuli, merespon stimuli, dan memproses
secara rumit kemudian menginterpretasikan dengan sejumlah pertimbangan dan
menafsirkannya. Menurut Boyd, Walker dan Larreche dalam Fadila dan Lestari
(2013:45), persepsi (perception) adalah proses dengan apa seseorang memilih,
2020 Prisma (Platform Riset Mahasiswa Akuntansi) 85 mengatur dan
menginterprestasikan informasi. Setiadi (2013:90) berpendapat bahwa persepsi
adalah proses bagaimana stimuli itu diseleksi, diorganisasikan, dan
diinterpretasikan. Sehingga muncul gambaran objek yang memiliki kebenaran
secara personal (subjektif) dan memiliki arti dan perasaan tertentu terhadap
konsumen tersebut. Persepsi terbentuk melalui proses. Persepsi sendiri merupakan
sebuah proses psikologi dan melibatkan aspek fisiologis. Proses dalam persepsi
menurut Sangadji & Sopiah (2014:69) yaitu sebagai berikut:
1) Seleksi Perseptual
2) Organisasi perseptual
3) Interpretasi perseptua.

2. Kemudahan
Definisi persepsi kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai suatu
keadaan dimana seseorang meyakini bahwa dengan menggunakan sistem tertentu
tidak diperlukan usaha atau dengan kata lain teknologi tersebut dapat dengan
mudah dipahami dan digunakan oleh pengguna. Nasution (2004) menyatakan
bahwa pengguna teknologi informasi mempercayai bahwa teknologi informasi
yang lebih fleksibel, mudah dipahami dan mudah pengoperasiannya sebagai
karakteristik kemudahan penggunaan. Kemudahan penggunaan berarti bahwa
suatu website e-commerce dibuat untuk mempermudah penggunanya. Dengan
adanya teknologi informasi yang akurat, mudah dan canggih tidak ditutup
kemungkinan para pengguna, baik pembeli maupun penjual akan menggunakan
layanan website e-commerce yang diberikan oleh suatu perusahaan untuk
mempermudah pengguna dalam melakukan kegiatan jual beli online. Kemudahan
yang dimaksud adalah website e-commerce simpel, tidak rumit, mudah dipelajari
dan mudah dalam pengoperasiannya. Dengan adanya kemudahan pengoperasian
tersebut, para pengguna akan dengan mudah mempelajarinya. Jadi apabila ada
produk yang mudah pengoperasian dan menguntungkan, maka akan banyak
konsumen yang tertarik untuk melakukan pembelian pada website e-commerce
tersebut.

3. Kepercayaan
Kepercayaan atau trust merupakan penggerak utama dari semua model
bisnis e-commerce. Menurut McKnight, Choudhury dan Kacmar (2002), trust
didefinisikan sebagai keyakinan yang memungkinkan individu dengan sukarela
untuk menjadi pelanggan terhadap penyedia layanan e-commerce setelah
mempertimbangkan karakteristik dari penyedia layanan ecommerce. Menurut Ba
dan Pavlou (2002) mendefinisikan kepercayaan sebagai penilaian hubungan
seseorang dengan orang lain yang akan melakukan transaksi tertentu sesuai
dengan harapan dalam sebuah lingkungan yang penuh ketidakpastian. Hal yang
senada juga dikemukakan oleh McKnight, Kacmar, dan Choudry (dalam
Bachmann & Zaheer, 2006), menyatakan bahwa kepercayaan dibangun sebelum
pihak-pihak tertentu saling mengenal satu sama lain melalui interaksi atau
transaksi. Dengan kata lain kepercayaan dalam menggunakan E-Commerce adalah
dimana seseorang yakin dan percaya kepada pihak yang bersangkutan untuk
melakukan segala sesuatu atau bentuk transaksi kepada pihak yang sebelumnya
tidak mereka kenal
4. Keamanan
Masalah keamanan merupakan salah satu aspek penting dari sebuah sistem
informasi. Keamanan transaksi online adalah bagaimana dapat mencegah
penipuan atau paling tidak mendeteksi adanya penipuan di sebuah sistem yang
berbasis informasi, dimana informasinya 86 Volume 01 Nomor 06 November
2020 sendiri tidak memiliki arti fisik. Keamanan transaksi online terus
mendominasi diskusi tentang e-commerce (Elliot dan Fowel, 2000; Liao dan
Cheung, 2001; Szymanski dan Hise, 2000). Park dan Kim (2006) mendefinisikan
keamanan sebagai “kemampuan toko online dalam melakukan pengontrolan dan
penjagaan keamanan atas transaksi data”. Lebih lanjut Park dan Kim (2006)
mengatakan bahwa jaminan keamanan berperan penting dalam pembentukan
kepercayaan dengan mengurangi perhatian konsumen tentang penyalahgunaan
data pribadi dan transaksi data yang mudah rusak. Ketika level jaminan keamanan
dapat diterima dan bertemu dengan harapan konsumen, maka konsumen mungkin
akan bersedia membuka informasi pribadinya dan akan membeli dengan perasaan
aman. Dapat disimpulkan bahwa keamanan dalam menggunakan e- commerce
merupakan bentuk jaminan yang dimiliki situs online agar para konsumen aman
dan tidak khawatir atas tindak kejahatan apapun yang dimanfaatkan oleh sebagian
orang yang melakukan tindak kecurangan. Keamanan harus selalu dimiliki oleh
setiap toko online agar para konsumen mempercayai untuk belanja online di situs
tersebut dan tidak akan terkena masalah apapun.

5. Resiko
Resiko merupakan faktor pendahulu yang memperoleh kepercayaan
(Gefen et al., 2003). Dalam perdagangan di internet, resiko dianggap lebih tinggi
daripada perdagangan fisik karena terbatasnya kontak fisik konsumen terhadap
produk, sehingga konsumen tidak dapat melakukan pengawasan kinerja produk
sebelum melakukan pembelian (Harris dan Goode, 2004). Menurut Kotler dan
Keller (2014) Persepsi risiko didefinisikan sebagai persepsi konsumen mengenai
ketidakpastian dan konsekuensikonsekuensi negatif yang mungkin diterima atas
pembelian suatu produk atau jasa. Persepsi risiko menjadi salah satu komponen
penting dalam pemrosesan informasi yang dilakukan oleh konsumen. Para
pengguna E-Commerce semakin terdorong untuk mencari berbagai informasi
ketika menghadapi pembelian produk dengan resiko tinggi.
Risiko persepsian menjadi lebih tinggi menurut Kotler dan Keller (2014)
ketika :
1.Sedikit tersedia informasi mengenai produk.
2.Produk tersebut merupakan produk baru.
3.Produk tersebut memiliki produk yang kompleks.
4.Rendahnya kepercayaan diri konsumen untukmengevaluasi suatu
merek.
5.Tingginya harga suatu produk.
6.Suatu Produk tersebut penting bagi konsumen.
Tingginya resiko yang dipersepsikan konsumen diduga menyebabkan
krisis kepercayaan konsumen terhadap penjual online sehingga dapat mengurangi
keputusan pembelian mereka secara online.

F. Indikator Minat Beli


Menurut (Ferdinand, 2002), minat beli dapat diidentifikasi melalui empat
indikator berikut ini:
a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli
produk.
b. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan
produk kepada orang lain.
c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang
yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya
dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
d. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang
selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari
informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
penelitian survei. Metode Penelitian jenis survei digunakan untuk
memecahkan masalah dalam skala besar,dan terjadi secara factual dengan
menggunakan sampel.tertentu (Widodo, 2008). Alsa (2004:20) mengemukakan
bahwa rancangan survey adalah prosedur penelitian yang mana peneliti
melaksanakan survei atau memberikan angket dengan skala tertentu pada
satu sampel untuk menggambarkan sikap, opini, perilaku, atau karakteritik
responden.
Dari hasil survei ini, peneliti membuat pandangan tentang
kecenderungan yang ada dalam populasi.Berdasarkan pemaparan pendapat dari
para ahli di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian survei
adalah metode penelitian yang mengkaji populasi dengan menggunakan
metode sampel yang memiliki tujuan untuk mengetahui perilaku,
karakteristik, dan membuat deskripsi serta generalisasi yang ada dalam populasi
tersebut.

B. Populasi Dan Sampel


Populasi dalam miniriset ini adalah seluruh siswa dan siswi yang ada di
SMP Edu Global yang berjumlah 50 orang yang terdiri dari kelas berikut ini :
Tabel 3.1 Populasi
No. Kelas Jumlah
1 VII A 8
2 VII B 9
3 VIII A 13
4 VIII B 14
5 IX 6
Jumlah =50

Teknik sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling (sampel


acak sederhana). Simple Random Sampling merupakan suatu cara pengambilan
sampel dimana tiap anggota populasi diberikan kesempatan yang sama untuk
terpilih dijadikan sampel. Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung menggunakan
rumus Slovin berikut:

Keterangan:
n = Number of samples (jumlah sampel)
N = Total population (jumlah seluruh anggota populasi)
e = Error tolerance (toleransi terjadinya kesalahan 10% = 0,1)

maka besarnya sampel pada penelitian ini adalah :

rumus lagi sama angka

No. Kelas Jumlah


1 VII A 7
2 VII B 7
3 VIII A 7
4 VIII B 7
5 IX 5
Jumlah 33
Jadi dapat disimpulkan sampel dalam penelitian ini berjumlah 33 orang

C. Instrumen Miniriset
Instrumen miniriset yang digunakan adalah dengan angket online berbasis
Google Form. Google atau yang disebut Google Formulir adalah alat untuk
membantu merencanakan acara, mengirim survey, memberi kuis (untuk siswa,
masyarakat umum, dan lain sebagainya), atau mengumpulkan informasi dengan
cara yang mudah dan efisien. Adapun kisi-kisi Instrumen miniriset ini adalah
sebagai berikut :
No Kisi-Kisi Nomor Angket
1 1,2,3,4
2
3
4
5

Sumber : Ferdinan 2002

Anda mungkin juga menyukai