Anda di halaman 1dari 6

JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

HUBUNGAN KEBERADAAN ANGGOTA KELUARGA YANG


MEROKOK DAN STATUS GIZI BALITA DENGAN KEJADIAN ISPA

Nur Baya
STIKES Mega Buana Palopo
Alamat korespondensi: bayanurbaya89@yahoo.com

ABSTRAK

Acute Respiratory Tract Infection (ARI) is a disease that is common in infants and children
ranging from mild to severe ISPA. Objective to determine the relationship between the existence
of family members who smoke and the nutritional status of children with the incidence of ispa in
the working area of the Padongko Kec Health Center. barru district. new year 2019. This research
uses descriptive analytic design with cross sectional approach. The population is 31 mothers who
face menopause. The sample in this study were 31 people. Total sampling technique, data
collection with questionnaire. Data was processed using SPSS version 20 and univariate and
bivariate analysis with chi-square statistical tests and presented in the form of a frequency
distribution table. There is a relationship between the presence of family members who smoke and
the incidence of ARI where p-value = 0.001 is obtained, there is nutritional status of children
under five with ISPA where p-value= 0.001. There is a relationship between the existence of
family members who smoke and nutritional status of children with ISPA in the working area of
Padongko Kec. barru district. new year 2019.

Kata Kunci: ISPA incidence, presence of family members who smoke, toddler nutritional status

PENDAHULUAN status gizi baik. Terdapat hubungan antara


Infeksi Saluran Pernapasan Akut status gizi anak balita dengan kasus ISPA
(ISPA) merupakan penyakit yang banyak (Widia, 2017).
dijumpai pada balita dan anak-anak mulai WHO menuturkan, ISPA merupakan
dari ISPA ringan sampai berat. ISPA yang salah satu penyebab kematian tersering
berat jika masuk kedalam jaringan pada anak di negara yang sedang
paru-paru akan menyebabkan Pneumonia berkembang. Infeksi Saluran Pernafasan
(Janati & Siwiendrayanti, 2017). Akut ini menyebabkan empat dari 15 juta
Pola asuh anak yang tidak memadai perkiraan kematian pada anak berusia di
akan memengaruhi status gizi balita. Hal bawah 5 tahun pada setiap tahunnya dan
ini dapat disebabkan karena kurangnya sebanyak dua pertiga dari kematian
pengetahuan, keterampilan ibu mengenai tersebut terjadi pada bayi. Penyakit ISPA
gizi serta imunisasi, dan pelayanan masih merupakan salah satu masalah
kesehatan dasar yang tidak memadai. kesehatan masyarakat yang utama
Anak balita dengan keadaan gizi buruk (Wahyuningsih, 2017).
gizi kurang lebih mudah terkena infeksi Di Indonesia, ISPA selalu menempati
dibandingkan dengan balita dengan gizi urutan pertama penyebab kematian pada
baik, hal ini disebabkan lemahnya daya kelompok bayi dan balita. Selain itu ISPA
tahan tubuh balita. Anak balita dengan juga sering berada pada daftar 10 penyakit
status gizi kurang lebih berisiko terkena terbanyak di rumah sakit dan puskesmas.
ISPA dibandingkan anak balita dengan Survei mortalitas yang dilakukan oleh

13 Volume 8 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2020 ᴥ eISSN: 2656-5471


JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

Subdit ISPA menempatkan udara dalam rumah (p=0,039), kebiasaan


ISPA/Pneumonia sebagai penyebab merokok anggota keluarga dalam rumah
kematian bayi terbesar di Indonesia (p=0,001), dan kebiasaan menggunakan
dengan presentase 22,30% dari seluruh obat nyamuk bakar di dalam rumah
kematian balita. Episode kejadian ISPA (p=0,003) sebagai faktor risiko kejadian
pada anak balita berkisar 3 sampai 6 kali ISPA pada Balita di wilayah kerja
setahun. Dari sekitar 450.000 kematian Puskesmas Ingin Jaya Kabupaten Aceh
balita yang terjadi setiap tahunnya Besar.
diperkirakan 150.000 diantaranya Tujuan penelitian ini adalah untuk
disebabkan oleh ISPA terutama mengetahui hubungan keberadaan
pneumonia. Prevalensi ISPA di Indonesia anggota keluarga yang merokok dan
adalah 25,5% dengan morbiditas status gizi balita dengan kejadian ISPA di
pneumonia pada bayi 2,2% dan pada Wilayah Puskesmas Padongko Kecamatan
balita. (Janati & Siwiendrayanti ,2017). Barru Kabupaten Barru tahun 2019”.
Jumlah penduduk balita di Sulawesi
Selatan adalah 823.637 orang dengan BAHAN DAN METODE
jumlah penduduk balita yang mengalami Lokasi dan Desain Penelitian
penyakit ISPA sebanyak 9,562 orang Penelitian ini telah dilaksanakan di
(Dinkes, Susel, 2016). Data dari Dinas Wilayah Puskesmas Padongko Kecamatan
Kesehatan Kabupaten Barru pada tahun Barru Kabupaten Barru. Jenis penelitian
2015 jumlah penduduk balita yang ini menggunakan desain penelitian
mengalami penyakit ISPA sebanyak 168 tentang deskriptif analitik yaitu untuk
orang (Dinkes Kab. Barru, 2016). mengetahui hubungan antara variabel
Berdasarkan data yang ada di independen (keberadaan anggota keluarga
Puskesmas Padongko Kecamatan Barru yang merokok dan status gizi) dengan
Kabupaten Barru pada bulan Februari variabel dependen (kejadian ISPA) serta
tahun 2019 balita yang mengalami pendekatan cross sectional, untuk
penyakit ISPA sebanyak 32 kasus dari melakukan pengukuran pada setiap
1.883 balita. variabel antara variabel independen
Menurut penelitian Atika Febriyani (keberadaan anggota keluarga yang
Putri (2017) menunjukkan bahwa hasil merokok dan status gizi balita) dan
uji statistik antara keberadaan anggota variabel dependen (kejadian ISPA)
keluarga yang merokok dengan kejadian dilakukan sekali dalam waktu yang
Pneumonia pada anak usia 1-4 tahun di bersamaan.
Puskesmas I Tawangsari Kabupaten
Sukoharjo diperoleh hasil signifikansi Populasi dan sampel
dengan nilai 0,018 dimana p value ≤ 0,05 Populasi dalam penelitian ini adalah
yang berarti H0 diterima. Terdapat semua balita yang mengalami kejadian
hubungan antara keberadaan anggota ISPA di Wilayah Puskesmas Padongko
keluarga yang merokok dengan kejadian Kecematan Barru Kabupaten Barru yang
pneumonia pada anak usia 1-4 tahun di berjumlah 31 orang berdasarkan data tahun
Wilayah Kerja Puskesmas Tawangsari 2019 di Puskesmas Padongko Kecematan
Sukoharjo (Putri, 2017). Barru Kabupaten Barru.
Menurut penelitian Sofia (2017) Adapun jumlah sampel dalam
menunjukkan bahwa hasil penelitian penelitian ini adalah semua jumlah
menunjukkan bahwa tingkat kelembaban populasi yaitu sebanyak 31 orang. Teknik

14 Volume 8 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2020 ᴥ eISSN: 2656-5471


JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

pengambilan sampel dengan


menggunakan total sampling yaitu seluruh
jumlah populasi balita yang mengalami
kejadian ISPA di Wilayah Puskesmas
Padongko Kecematan Barru Kabupaten
Barru.

HASIL
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Anggota Keluarga yang
Merokok

Keberadaan Anggota Keluarga yang


Frekuensi (f) Persentase (%)
Merokok
Tidak Merokok 14 45,2
Merokok 17 54,8
Total 31 100

Tabel 1 menujukkan bahwa dari 31 responden (54,8%) dan responden yang


responden yang diteliti, terdapat tidak merokok sebanyak 14 responden
responden yang merokok sebanyak 17 (45,2%).

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi di wilayah kerja Puskesmas


Padongko Kecamatan Barru Kabupaten Barru

Status Gizi Frekuensi (f) Persentase (%)


Gizi Kurang 17 54,8
Gizi Baik 14 45,2
Total 31 100

Tabel 2. menunjukkan bahwa dari sedikit adalah gizi lebih sebanyak 17


31 responden yang diteliti, responden orang (54,8%).
yang status gizi baik sebanyak 14
responden (45,2%) sedangkan paling

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian ISPA di wilayah kerja


Puskesmas Padongko Kecamatan Barru Kabupaten Barru

Kejadian ISPA Frekuensi (f) Persentase (%)


ISPA 20 64,5
Tidak ISPA 11 35,5
Total 31 100

Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 31 responden (64,5%) dan responden yang


responden yang diteliti, responden yang tidak ISPA sebanyak 11 responden
mengalami penyakit ISPA sebanyak 20 (35,5%).

15 Volume 8 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2020 ᴥ eISSN: 2656-5471


JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

Tabel 4. Hubungan keberadaan anggota keluarga yang merokok dengan kejadian


ISPA

Keberadaan Kejadian ISPA


Total
Anggota Keluarga ISPA Tidak ISPA p
yang Merokok n % n % n %
Ya 11 54,7 6 35,3 17 100
0,001
Tidak 0 0 14 100 14 100

Tabel 4 menujukkan menunjukkan gizi kurang dan tidak mengalami ISPA


bahwa dari 31 responden yang diteliti, sebanyak 6 orang (35,3%).
jumlah responden yang merokok dan Hasil uji statistik dengan
mengalami ISPA sebanyak 11 orang menggunakan chi-square maka diperoleh
(54,7%), sedangkan responden yang nilai p = 0,001 (p= <0,05) maka dapat
merokok dan tidak mengalami ISPA disimpulkan ada hubungan status gizi
sebanyak 6 orang (35,3%). Sebaliknya dengan kejadian ISPA di wilayah kerja
responden yang tidak merokok dan Puskesmas Padongko Kecamatan Barru
mengalami ISPA adalah 0 orang (64,7%), Kabupaten Barru tahun 2019.
sedangkan responden yang mengalami

Tabel 5. Hubungan status gizi dengan kejadian ISPA di wilayah kerja Puskesmas
Padongko Kecamatan Barru Kabupaten Barru
Kejadian ISPA
Total
Status Gizi ISPA Tidak ISPA p
n % n % n %
Gizi Baik 0 0 14 100 14 100
0,001
Gizi Kurang 11 64,7 6 35,3 17 100

Tabel 5 menujukkan bahwa dari 31 mengalami gizi kurang dan tidak


responden yang diteliti, jumlah responden mengalami ISPA sebanyak 6 orang
yang mengalami status gizi baik dan (35,3%).
mengalami ISPA adalah 0 orang (0%), Hasil uji statistik dengan
sedangkan responden yang mengalami menggunakan chi-square maka diperoleh
gizi baik dan tidak mengalami ISPA nilai p = 0,001 (p= <0,05) maka dapat
sebanyak 14 orang (100%). Sebaliknya disimpulkan ada hubungan status gizi
responden yang mengalami status gizi dengan kejadian ISPA di wilayah kerja
kurang dan mengalami ISPA sebanyak 11 Puskesmas Padongko Kecamatan Barru
orang (64,7%), sedangkan responden yang Kabupaten Barru tahun 2019.

PEMBAHASAN Berdasarkan tabel 4 diatas


1. Hubungan keberadaan anggota menunjukkan bahwa dari 31 responden
keluarga yang merokok dengan yang diteliti, jumlah responden yang
kejadian ISPA merokok dan mengalami ISPA sebanyak
11 orang (54,7%), sedangkan merokok dan mengalami ISPA adalah 0
responden yang merokok dan tidak orang (64,7%), sedangkan responden yang
mengalami ISPA sebanyak 6 orang tidak merokok dan tidak mengalami ISPA
(35,3%). Sebaliknya responden yang tidak sebanyak 14 orang (100%).

16 Volume 8 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2020 ᴥ eISSN: 2656-5471


JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

Hasil uji statistik dengan mengalami status gizi baik dan


menggunakan chi-square maka diperoleh mengalami ISPA adalah 0 orang (0%),
nilai p = 0,001 (p= <0,05) maka dapat sedangkan responden yang mengalami
disimpulkan ada hubungan keberadaan gizi baik dan tidak mengalami ISPA
anggota keluarga yang merokok dengan sebanyak 14 orang (100%). Sebaliknya
kejadian ISPA di wilayah kerja responden yang mengalami status gizi
Puskesmas Padongko Kecamatan Barru kurang dan mengalami ISPA sebanyak 11
Kabupaten Barru tahun 2019. orang (64,7%), sedangkan responden yang
Penelitian ini didukung oleh teori mengalami gizi kurang dan tidak
yang dikemukakan oleh Safarina, L. mengalami ISPA sebanyak 6 orang
(2015) Merokok merupakan benda (35,3%).
beracun yang member efek yang sangat Hasil uji statistik dengan
membahayakan pada perokok atau pun menggunakan chi-square maka diperoleh
perokok pasif, terutama pada balita yang nilai p = 0,001 (p= <0,05) maka dapat
tidak sengaja terkontak asap rokok. disimpulkan ada hubungan status gizi
Hasil penelitian ini sejalan dengan dengan kejadian ISPA di wilayah kerja
penelitian yang dilakukan oleh Salma Puskesmas Padongko Kecamatan Barru
Milo (2015), menunjukkan hasil uji Kabupaten Barru tahun 2019.
statistik diperoleh nilai p = 0,002 maka Penelitian ini didukung oleh teori
dapat disimpulkan secara statistik ada ada yang dikemukakan oleh Hutagao (2019)
hubungan antara kebiasaan merokok yang mengatakan bahwa gizi merupakan
dengan kejadian ISPA pada anak. (Milo, salah satu penentu dari kualitas sumber
2015). daya manusia. Akibat kekurangan gizi
Demikian pula Penelitian ini sejalan akan menyebabkan beberapa efek serius
dengan penelitian yang dilakukan oleh seperti kegagalan dalam pertumbuhan
Atika Febriyani Putri (2017), Berdasarkan fisik serta tidak optimalnya perkembangan
uji statistik didapatkan hasil Pvalue ≤0,05 dan kecerdasan. Akibat lain terjadi
yaitu 0,018 bahwa ada hubungan antara penurunan aktivitas, menurunnya daya
keberadaan anggota keluarga yang tahan tubuh terhadap penyakit yang akan
merokok dengan kejadian ISPA pada anak meningkatkan risiko kesakitan salah
usia 1-4 tahun di Wilayah Kerja satunya adalah ISPA. Malnutrisi akan
Puskesmas Tawangsari Sukoharjom menurunkan imunitas. Anak yang
(Putri, 2017). mengalami kekurangan gizi masih dapat
Menurut asumsi peneliti, beraktivitas tetapi bila diamati dengan
keberadaan anggota keluarga yang seksama badannya akan mulai kurus,
merokok dapat menyebabkan ISPA pada stamina dan daya tahan tubuhnya
balita, hal ini disebabkan oleh kandungan menurun. Oleh karena itu setiap bentuk
dari asap rokok itu sendiri. Serta gangguan gizi sekalipun dengan gejala
kekebalan tubuh balita yang sangat defisiensi yang ringan merupakan
rentang. pertanda awal dari terganggunya
kekebalan tubuh terhadap penyakit
2. Hubungan status gizi dengan infeksi. (Hutagao, 2019).
kejadian ISPA Hasil penelitian ini sejalan dengan
Berdasarkan tabel 5 diatas penelitian yang dilakukan oleh Widia
menunjukkan bahwa dari 31 responden Nopita, (2016) yang menunjukkan hasil
yang diteliti, jumlah responden yang uji statistik diperoleh nilai p = 0,013

17 Volume 8 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2020 ᴥ eISSN: 2656-5471


JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

<0,05. Jadi dapat disimpulkan ada SARAN


hubungan yang bermakna antara status Sebaiknya melakukan pembenahan
gizi dengan kejadian ISPA pada balita di perilaku orang tua terhadap ISPA,
Puskesmas Pembantu (PUSTU) menyarankan orang tua untuk tidak
merokok di dalam rumah dan lebih
Tompeyan Tegalrejo Kota Yogyakarta.
memperhatikan luas ventilasi rumah.
(Widia, 2016). Agar meningkatkan pemberian
Demikan pula penelitian ini sejalan asupan makanan melalui pemanfaatan
dengan penelitian yang dilakukan oleh makanan lokal sehingga dapat mencukupi
Novie Ida Susantie, (2010) yang asupan makanan khususnya bagi balita.
menunjukkan hasil uji statistik nilai p=
0,015 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan DAFTAR PUSTAKA
ada hubungan status gizi dengan kejadian
Dinkes Kab Barru, (2015). Profil
ISPA pada balita umur 1-5 tahun di Desa Kesehatan Kabupaten Barru 2014.
Wonosari Kecamatan Kemiri Kabupaten Dinkes Prov. Sulsel, (2016). Profil
Purworejo tahun 2010 ( Susantie, 2010). Kesehatan Provinsi Sulawesi
Berdasarkan data yang didapatkan Selatan 2016.
selama meneliti, dapat disimpulkan bahwa Janati, J. N. A. & Siwiendrayanti, A.,
faktor lain yang dapat menyebabkan (2017). Hubungan Kondisi
Lingkungan Fisik Rumah Dan
terjadinya ISPA pada balita seperti umur,
Kebiasaan Orang Tua Dengan
pemberian ASI, keteraturan pemberian Kejadian Ispa Pada Balita Di
vitamin A, polusi udara, sosial ekonomi, Wilayah Kerja Puskesmas Traji
imunisasi kepadatan dalam rumah dan Kabupaten Temanggung. Pena
BBLR. Selain itu didapatkan juga Medika 7(1).
responden yang berstatus gizi kurang Putri, A. F., (2017). Hubungan Antara
Keberadaan Anggota Keluarga
tetapi tidak terkena ISPA. Hal tersebut
yang Merokok dengan Kejadian
bisa terjadi kemungkinan karena faktor Pneumonia pada Anak Usia 1-4
lingkungan tempat tinggalnya yang tidak Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas
ada yang menderita ISPA meskipun status Tawangsari Sukoharjo. Universitas
gizinya kurang, atau bisa dikarenakan Muhammadiyah Surakarta.
mereka sudah mendapatkan imunisasi Sofia, (2017). Faktor Risiko Lingkungan
yang lengkap sehingga mereka Dengan Kejadian Ispa Pada Balita
Di Wilayah Kerja Puskesmas Ingin
mempunyai kekebalan tubuh terhadap
Jaya Kabupaten Aceh Besar. Jurnal
serangan infeksi sehingga tidak mudah AcTion: Aceh Nutrition Journal,
terkena ISPA. Mei 2017; 2(1): 43-50
Wahyuningsih, S. (2017). Infeksi Saluran
KESIMPULAN Pernafasan Akut (ISPA) pada
Balita di Wilayah Pesisir Desa Kore
Kesimpulan dalam penelitian ini Kecamatan Sanggar Kabupaten
adalah terdapat hubungan keberadaan Bima. Universitas Islam Negeri
anggota keluarga yang merokok dengan Alauddin Makassar
kejadian ISPA di Wilayah Kerja Widia, L., (2017). Hubugan antara status
Puskesmas Padongko Kec. Barru Kab. gizi dengan kejadian ISPA pada
Barru Tahun 2019 yang didapatkan nilai balita. Jurnal Darul Azhar
Indonesia
p= 0,001. Ada hubungan status gizi
dengan kejadian ISPA di Wilayah Kerja
Puskesmas Padongko Kec. Barru Kab.
Barru yang didapatkan nilai p= 0,001.

18 Volume 8 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2020 ᴥ eISSN: 2656-5471

Anda mungkin juga menyukai