Anda di halaman 1dari 4

Rony Dwi Septiawan

Cerita Sangkuriang - Kelahiran Dayang Sumbi

Jauh sebelum Sangkuriang lahir, dahulu kala ada sepasang dewa dan dewi yang
melakukan kesalahan. Mereka lantas diusir dan turun ke bumi, dikutuk oleh
Sang Hyang Tunggal hingga keduanya berubah wujud menjadi binatang. 

Sang dewa berwujud anjing bernama Tumang dan sang dewi menjadi babi
hutan bernama Wayung Hyang. Mereka harus menetap di hutan sementara
waktu sebagai hukuman. Mereka juga harus bertapa untuk memohon ampun
agar diizinkan menjadi dewa dan dewi seperti sedia kala.

Dalam masa pertapaan tersebut, Wayung Hyang yang kehausan berhasil


menemukan air dalam sebuah batok kelapa lalu meminumnya. Ternyata air
yang ia minum adalah air seni milik Raja Sungging Perbangkara yang
sebelumnya tengah berburu di dalam hutan.

Setelah meminum air seni tersebut, Wayung Hyang hamil dan melahirkan putri
yang sangat cantik. Suatu hari bayi perempuan tersebut ditemukan Raja
Sungging Perbangkara di tengah hutan. Raja pun membawa bayi yang tak lain
adalah putrinya sendiri tersebut ke kerajaan tempat ia tinggal.

Bayi cantik itu kemudian diberi nama Dayang Sumbi, yang kemudian tumbuh
sebagai gadis yang sangat cantik jelita. Dayang Sumbi inilah yang dikenal
sebagai ibu dalam cerita Sangkuriang. Karena kecantikan tersebut, banyak
pangeran dan para raja yang akhirnya saling berselisih karena memperebutkan
Dayang Sumbi.

Dayang Sumbi sendiri tidak berminat pada siapapun untuk dijadikan


pendampingnya. Akhirnya putri cantik itu mengasingkan diri ke bukit ditemani
oleh seekor anjing yang tak lain adalah Tumang, dewa yang sebenarnya masih
dalam masa hukuman.

Dayang Sumbi suatu hari tengah menenun kain. Ia malas untuk mengambil
peralatan tenunnnya yang jatuh ke lantai. Tanpa berpikir terlebih dahulu, ia
langsung berucap bahwa siapapun yang mengambilkan alat tenunnya akan ia
jadikan suami bila memang penolongnya berjenis kelamin laki-laki, dan bila
yang menolongnya ternyata berjenis kelamin perempuan, maka akan ia jadikan
saudara.

Tanpa disangka-sangka, alat tenun tersebut diambil oleh Tumang dan


diberikannya benda itu kepada Dayang Sumbi. Dayang Sumbi pun harus
menepati janjinya, dan menikah dengan Tumang yang seekor anjing jantan.
Tumang inilah yang kemudian dikenal sebagai ayah dalam cerita Sangkuriang. 

Akibat pernikahan itu, kerajaan merasa malu dan akhirnya mengasingkan


Dayang Sumbi beserta suaminya (Tumang) ke hutan. Di sinilah Dayang Sumbi
lambat laun menyadari siapa Tumang sebenarnya karena setiap bulan purnama
tiba, Tumang bisa berubah ke wujud aslinya sebagai dewa yang sangat tampan.

Cerita Sangkuriang - Legenda Tangkuban Perahu

Dari pernikahan Dayang Sumbi dan Tumang, lahir seorang anak laki-laki yang
kuat dan berwajah tampan bernama Sangkuriang. Sangkuring diceritakan selalu
pergi ke manapun ditemani oleh Tumang. Ayah kandung yang tidak dikenali
olehnya karena berwujud binatang. 

Cerita Sangkuriang yang sebenarnya berawal dari saat Dayang Sumbi ingin
memakan hati rusa. Sangkuriang akhirnya berburu rusa ke dalam hutan
ditemani oleh Tumang. Namun, perburuan tersebut tidak membuahkan hasil,
hingga akhirnya Sangkuriang melihat babi hutan yang sangat gemuk.

Sangkuriang lantas menyuruh Tumang mengejar babi hutan itu, tapi Tumang
tidak menurut karena ia mengenali si babi hutan yang tak lain adalah Wayung
Hyang, ibu Dayang Sumbi sekaligus nenek Sangkuriang. Sangkuriang pun
merasa kesal dan menakut-nakuti Tumang dengan panah yang dibawanya.

Tapi akhirnya panah itu malah benar-benar mengenai Tumang hingga anjing
jantan itu mati. Dalam kepanikannya, Sangkuriang kemudian mengambil hati
Tumang dan membawanya pulang untuk diberikan pada Dayang Sumbi.

Tanpa tahu apa-pa, Dayang Sumbi memasak hati tersebut lalu memakannya.
Namun, setelah tahu kalau ia memakan hati Tumang, Dayang Sumbi marah
besar dan memukul kepala Sangkuriang dengan sebuah sendok kayu hingga
putranya tersebut terluka.
Kemarahan sang ibu pun membuat Sangkuriang ketakutan dan melarikan diri
ke hutan. Dalam cerita Sangkuriang, Dayang Sumbi akhirnya merasa menyesal.
Ia pun langsung mencari anaknya ke hutan, tapi usahanya gagal.

Dengan rasa sedih yang begitu besar, Dayang Sumbi akhirnya bertapa,
memohon agar bisa bertemu kembali dengan anaknya. Selama pertapaan itu,
Dayang Sumbi hanya memakan tumbuhan atau sayuran mentah, yang
membuatnya tetap awet muda. 

Sementara itu Sangkuriang yang terus mengembara akhirnya berubah menjadi


seorang pemuda yang gagah, kuat, dan tampan. Tanpa disadari Sangkuriang
akhirnya kembali bertemu dengan Dayang Sumbi yang sudah tak dikenalinya
lagi. Begitupun dengan Dayang Sumbi yang tak tahu kalau pemuda tersebut
adalah anaknya sendiri.

Keduanya lantas saling jatuh cinta. Namun, luka pada kepala Sangkuriang
menyadarkan Dayang Sumbi kalau ia tengah berhadapan dengan putranya
sendiri. Walaupun begitu Sangkuriang tetap ingin menikah. Sementara sang ibu
berusaha menolak permintaan anaknya itu.

Seperti yang sudah diketahui banyak orang mengenai cerita Sangkuriang, putra
Dayang Sumbi tersebut tetap keras kepala. Dayang Sumbi akhirnya mencari cara
agar Sangkuriang berubah pikiran. Dayang Sumbi kemudian mengizinkan
Sangkuriang untuk menikahinya, asalkan Sangkuriang mampu membuat sebuah
telaga dan perahu dalam waktu semalam.

Dayang Sumbi merasa yakin bahwa permintaannya tidak mungkin terpenuhi,


dan ia yakin bisa menghindari pernikahan dengan anaknya sendiri. Dengan
bantuan makhluk halus, Sangkuriang akhirnya bekerja semalaman. Ia membuat
perahu dari pohon yang tumbuh di sebelah timur.

Pokok pohon tersebut berubah menjadi Bukit Tanggul. Ranting-ranting pohon


yang dibuang kemudian ditumpuk di sebelah barat yang kemudian menjadi
Gunung Burangrang. Perahu hampir selesai, bendungan dari Sungai Citarum
pun hampir membentuk telaga.

Dayang Sumbi yang takut anaknya berhasil melakukan tugas akhirnya


membentangkan kain putih. Kain itu bercahaya dan sangat terang, sehingga
membuat para makhluk halus mengira kalau fajar sudah tiba. Para makhluk
halus melarikan diri dan meninggalkan Sangkuriang dan pekerjaannya yang
belum usai. 

Pada cerita Sangkuriang versi lain, diceritakan Dayang Sumbi membangunkan


ayam-ayam jantan untuk berkokok, menandakan fajar sudah tiba dan membuat
makhluk halus ketakutan. Sangkuriang akhirnya marah karena pekerjaannya
belum selesai. Ia kemudian menendang perahu hasil kerja kerasnya hingga
terbalik dan akhirnya berubah menjadi Gunung Tangkuban Perahu.

Sangkuriang pun mengejar Dayang Sumbi, namun Dayang Sumbi yang hampir
tertangkap tiba-tiba memohon pada Sang Hyang Tunggal agar Sangkuriang
tidak berhasil mengejarnya. Dayang Sumbi lantas berubah menjadi bunga jaksi.

Filosofi
Jadi sebenarnya banyak cerita yang belum di ketahui oleh kita di cerita
Sangkuriang. Bagaimana Sangkuriang dapat kenal dengan Tumang dan
akhirnya diapun suka dengan ibunya sendiri. Seharusnya cerita ini dapat di
ceritakan dari awalnya. Jika cerita ini selengkap cerita di atas kita dapat
menceritakan kepada anak cucu kita kelak, dan jika anak cucu kita menanyakan
asal muasal Sangkuriang kita dapat menjawab dengan benar. Hendaknya kita
menceritakan suatu hal sesuai dan menjelaskannya dari awal.

Anda mungkin juga menyukai