Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Perekonomian
Indonesia
Transformasi Struktur Perekonomian
Indonesia

Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh

08
Ekonomi & Bisnis Manajemen Kode MK Abdul Gani, SE MM

Abstract Kompetensi
Diisidengan abstract Setelah mempelajari modul 08ini
mahasiswa mampu memahami tentang
karakteristik Transformasi struktur
perekonomian indonesia dan
mengetahui permasalahan pokok
perkembangan kebijakan pembangunan
ekonomi
Pendahuluan
Bahwa tujuan pembangunan ekonomi bukan hanya menginginkan adanya
perubahan dalam arti peningkatan PDB tapi juga adanya perubahan struktur. Perubahan
struktur ekonomi berkisar pada segi akumulasi (pengembangan sdp secara kuantitatif dan
kualitatif), segi alokasi (pola penggunaan sdp), segi institusional (kelembagaan ekonomi
dalam kehidupan masyarakat), segi distribusi (pola pembagian pendapatan nasional)
(Soemitro Djojohadikusumo, 1993).
Mencermati perkembangan perekonomian Indonesia dilihat dari sudut pandang
kronologi sejarah pembangangunan ekonomi, tidak terlepas dari tujuan, arah dan strategi
yang akan dicapai pemerintah untuk kemajuan ekonomi di masa depan.

Bahwa telah diketahui sepanjang perjalanan sejarah bahwa Strategi pembangunan


dengan pertumbuhan terbukti gagal menyelesaikan persoalan-persoalan dasar
pembangunan. Dalam kiprahnya strategi itu justru menciptakan persoalan-persoalan
seperti kemiskinan, keterbelakangan dan kesenjangan antar pelaku ekonomi (Budi Santoso,
1997).

Sektor industri diyakini sebagai sektor yang dapat memimpin sector-sektor lain
dalam sebuah perekonomian menuju kemajuan. Produk – produk industrialisasi selalu
memiliki “dasar tukar” ( terms of trade ) yang tinggi atau lebih menguntungkan serta
meciptakan nilai tambah yang lebih besar dibandingkan produk – produk sector lain. Hal ini
disebabkan karena sektor industri memiliki produk yang sangat beragam dan mampu
memberikan manfaat marjinal yang tinggi kepada pemakainya seta memberikan
marjin/keuntungan yang lebih menarik. Oleh sebab itu industrialisasi dianggap sebagai ‘obat
mujarab’ ( panacea ) untuk mengatasi masalah pembangunan ekonomi di negara
berkembang.

2012 Perekonomian Indonesia PusatBahan Ajar dan eLearning


2 Abdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id
I. STRUKTUR EKONOMI INDONESIA

Istilah struktur dipakai untuk menunjukkan susunan atau komposisi dari sesuatu.
Struktur ekonomi dipergunakan untuk menunjukkan komposisi atau susunan sektor-sektor
ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan atau yang diandalkan
mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur tersebut dan menjadi ciri khas dari suatu
perekonomian.

Yang dimaksud dengan sektor ekonomi yang dominan atau yang diandalkan adalah
sektor ekonomi yang menjadi sumber mata pencaharian sebagian terbesar penduduk serta
menjadi penyerap tenaga kerja yang terbesar. Sektor ekonomi yang dominan atau andal
dapat juga berarti sektor yang memberikan sumbangan terbesar terhadap produk nasional
dengan laju pertumbuhan yang tinggi, yang menjadi cirri khas dari suatu perekonomian.

Dikenal dua macam struktur ekonomi, yaitu:

(1) Struktur agraris,

Adalah struktur ekonomi didominasi oleh sektor pertanian. Sektor pertanian menjadi
sumber mata pencaharian sebagian terbesar penduduknya. Pada umumnya negara-negara
berkembang (developing countries) termasuk Indonesia di sebut negara agraris dan negara-
negara yang termasuk negaranegara belum berkembang (under developed countries) yang
pertaniannya masih sangat tradisional dikategorikan negara agraris tradisional.

(2) Industri,

Dimana struktur ekonomi didominasi oleh sektor industri. Sebagian terbesar produk
domestik disumbangkan dan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggal disumbangkan oleh
sektor industri. Negara-negara Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Perancis, Italia, Jepang
dan Kanada yang termasuk negara industri maju negara-negara Eropa dan negara-negara
lainnya termasuk negara industri.

Persyaratan Industrialisasi, sebagai berikut :

• Industri yang berkembang sesuai dengan pola sumber daya yang dimiliki bangsa itu

• tidak dapat terus menerus mengandalkan tersedianya sumber alam yang melimpah
dan upah buruh yang murah

• didukung oleh iklim usaha yang mantap dan terpelihara.

• tersedia pangan yang cukup bagi angkatan kerja di sektor industri

• diiringi dengan pembangunan sarana dan prasarana yang menunjang tahap-


tahap industrialisasi.

• merumuskan kebijakan yang diarahkan untuk mendorong agar sistem dan lembaga-
lembaga pasar berkembang dan dapat bekerja lebih efisien.

2012 Perekonomian Indonesia PusatBahan Ajar dan eLearning


3 Abdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id
Dalam GBHN, tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Indikator untuk mengukur kesejahteraan adalah National Income.

Pertumbuhan Peningkatan Peningkatan


PDB National Income Kesejahteraan rakyat

Awal pembangunan ekonomi suatu Negara dengan prioritas:


a) Pertumbuhan ekonomi
b) Distribusi pendapatan

Proses pembangunan ekonomi merubah struktur ekonomi secara mendasar:

a) Sisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan


national income yang berpengaruh terhadap selera masyarakat yang terefleksi dalam
pola konsumsinya.
b) Sisi penawaran agregat, faktor pendorong utamanya adalah perubahn teknologi,
peningkatan SDM, dan penemuan material baru untuk produksi.

II. Pertumbuhan Ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi merupakan penambahan GDP, sehingga terjadi peningkatan


national income.

Peningkatan Peningkatan Peningkatan


Jumlah National Kebutuhan
Penduduk Income Sehari-hari

National income dapat merujuk pada GDP, GNP atau NNP (Net national Product)

GNP = GDP + F, dimana F = pendapatan neto atas faktor luar negeri


NNP = GNP – D, dimana D = depresiasi
NP = NNP – Ttl, dimana Ttl = pajak tidak langsung neto.

2012 Perekonomian Indonesia PusatBahan Ajar dan eLearning


4 Abdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id
GDP = NP + Ttl + D – F
NP = GDP + F – D- Ttl

Pendekatan pengukuran GDP:

A. Pendekatan sisi penawaran agregat yang mencakup:


 Pendekatan produksi. PDB=jumlah nilai output (NO) dari semua sector
ekonomi atau lapangan usaha
BPS membagi ekonomi nasional dalam sektor:
a) Pertanian
b) Pertambangan dan penggalian
c) Industri manufaktur
d) Listrik, gas, dan air bersih
e) Bangunan
f) Perdagangan, hotel dan restoran
g) Pengangkutan dan komunikasi
h) Keuangan, sewa dan jasa perusahaan
i) Jasa-jasa

PDB = ∑𝒊=𝟏,𝟐,…𝟗 𝑵𝑶𝒊


 Pendekatan pendapatan. PDB=jumlah pendapatan yang diterima FP untuk
proses produksi disetiap sector yg mencakup gaji untuk TK, bunga untuk
pemilik modal, sewa untuk pemiik tanah, profit untuk pengusaha sebelum
dipotong pajak dan mencakup penyusutan.
PDB = NTB1 + NTB2 + … + NTB9 , dimana NTB= nilai tambah bruto 9 sektor

a) Pendekatan sisi permintaan agregat yakni pendekatan pengeluaran


PDB=C + I + G + X - M

2012 Perekonomian Indonesia PusatBahan Ajar dan eLearning


5 Abdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id
1. Sumber pertumbuhan:

a) Permintaan agregat

P
AS0
AD1
AD0

P P

Y0 Y1

Kurva AD bergeser kekanan berarti peningkatan permintaan C, I, G (X-M).


PDB=C + I + G + X - M
C = cY + Ca
I = -ir + Ia
G = Ga, Pengeluaran pemerintah berifat otonom, besar kecilnya tidak ditentukan
oleh factor dalam model, tapi oleh factor lain spt politik.
X = Xa, pertumbuhan ekspor ditentukan oleh factor eksternal
M = mY +Ma

2012 Perekonomian Indonesia PusatBahan Ajar dan eLearning


6 Abdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id
b) Penawaran agregat.

P AS0
AD0
AS1
P
P

Y
Y0 Y1

Pertumbuhan output disebabkan oleh peningkatan volume FP (Tenaga kerja,


Kapital, Tanah) sebagai akibat dari peningkatan produktivitas.
Q = f (X1, X2, .. Xn), dimana X = FP

2012 Perekonomian Indonesia PusatBahan Ajar dan eLearning


7 Abdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id
III. Teori dan Model Pertumbuhan.

a) Teori dan model pertumbuhan Neoklasik.

Memfokuskan pada efek akumulasi K dan penambahan TK.


Semakin meningkat jumlah FP (TK dan kapital) pada tingkat produktivitas tidak berubah,
maka semakin meningkat pertumbuhan output. Persentase pertumbuhan output dapat:
 Lebih besar daripada persentase pertumbuhan jumlah FP (increasing return to scale)
 Sama dengan persentase pertumbuhan jumlah FP (constant return to scale)
 Lebih kecil dari persentase pertumbuhan jumlah FP (decreasing return to scale)

Asumsi: teknologi, ilmu pengetahuan, dan peningkatan kualitas input tidak


diperhatikan (dianggap konstan)
Teori ini tidak berlaku untuk Jepang, Korea Selatan dan lain-lain yang memiliki SDA
sedikit dapat menunjukkan laju pertumbuhan yang tinggi. Pertumbuhan output mereka
sebagai akibat dari produktivitas yang semakin meningkat.
Nafziger (1997) menyatakan bahwa Taiwan, Hongkong, Korea Selatan dan Singapura
menunjukkan K per TK terhadap pertumbuhan eonomi mencapai 50% - 90% dan peran
teknologi sebesar 10% - 50%.

b) Teori modern (model pertumbuhan Endogen)

Teori moderan menyatakan pertumbuhan ekonomi dipengaruhi:


 FP yang mencakup TK, K, T, kewirausahaan, BB dan material,
 Faktor lain yang mencakup infrastruktur, hukum dan peraturan, stabilitas politik,
kebijakan pemerintah, birokrasi, dan dasar tukar internasional.

2012 Perekonomian Indonesia PusatBahan Ajar dan eLearning


8 Abdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id
Ketiadaan/rendahnya FP dan faktor lain tersebut menyebabkan pembangunan ekonomi
di negara-negara di afrika terhenti

Teori Neoklasik Teori Moderen


Kuantitas faktor produksi L dan K FP yang berpengaruh:
berpengaruh terhadap pertumbuhan  Kualitas TK dalam bentuk pendidikan
ekonomi dan kesehatan (tingkat harapan
hidup). TK menjadi variable endogen
mengikuti perkembangan IPTEK.
 Kualitas T dalam bentuk kemajuan
teknologi. T menjadi variable
endogen yang dinamis.
 Kualitas kewirausahaan dalam bentuk
kemampuan berinovasi

Kualitas IPTEK dan SDM berpengaruh terhadap produktivitas untuk memproduksi dan
akhirnya bermuara pada peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Peningkatan kualitas SDM dan Kemajuan IPTEK di Indonesia telah mendorong


pertumbuhan ekonomi selama 30 tahun.
Model Harrold-Domar merupakan model pertumbuhan neoklasik yang bisa
diendogenkan yang menyatakan bahwa ada pengaruh penambahan K terhadap
pertumbuhan GDP. Model ini memiliki dua variable fundamental:
 Penambahan K
∆𝐊 𝑰
 Rasio penambahan K terhadap PDB (Y)=ICOR = =
∆𝐘 ∆𝐘

Model Harrold-Domar merupakan modifikasi dari model-model pertumbuhan


dari Domar dan Harrold.
 Model Domar lebih menekankan laju investasi (∆I/I) yang ditetapkn harus tumbuh
dengan % yang konstan, karena rasio pertumbuhan tabungan nasional terhadap Y
dan ICORnya bersifat konstan juga.
 Model Harrold lebih menekankan pada pertumbuhan Y jangka panjang dengan laju
pertumbuhan keseimbangan yang menjadikan saving yang direncanakan selalu sama
dengan I yang direncanakan.

sYt = ICOR (Yt – Yt-1) =

2012 Perekonomian Indonesia PusatBahan Ajar dan eLearning


9 Abdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id
(Yt – Yt-1)/Y = s/ICOR
Model ini menekankan 2 faktor penting dalam pembangunan ekonomi:
 Investasi
 Tabungan
Selama krisis ekonomi, jumlah tabungan (s) terbatas, sehingga
pemerintah bergantung kepada pinjaman LN dan PMA untuk mempertahankan
kelangsungan I di dalam negeri.

Setiap negara memerlukan I minimum untuk mempertahankan


kapasitas produksi. Kapasitas produksi potensial adalah output maksimum
yang dapat dihasilkan suatu Negara pada waktu tertentu dalam kondisi
normal.
IBII (2000) mengasumsikan FP yang menentukan kapasitas produksi
Indonesia adalah K yang berjumlah melimpah terutama bidang pertanian.

∆Cap = (1/k) (∆K), dimana Cap = kapasitas produksi dan k = rasio

output capital untuk mengukur efisiensi penggunaan capital.

Kt = K(t-1) + ( i – s)
i = Investasi bruto
s = pengurangan K yaitu K yang tidak ekonomis (output < biaya produksinya)
Dengan demikian:

∆Cap = (1/k) (∆K) menjadi ∆Cap = (1/k) ( i – s)

Dengan membagi persamaan tersebut dengan k (t-1) dan s = δ k (t-1),

diperoleh persamaan tingkat pertumbuhan kapasitas produksi:


𝟏
∆Cap = (1/k) (𝐂𝐚𝐩 – δ)
(𝐭−𝟏)

IBII mengestimasi kapasitas produksi tahun 2000 dengan data 1971 sd 1997:

𝟎,𝟓𝒊+𝟎,𝟓(𝒕−𝟏)
Cap = (1/2,5) ( ) ( 100 – 5)
𝐂𝐚𝐩(𝐭−𝟏)

2012 Perekonomian Indonesia PusatBahan Ajar dan eLearning


10 Abdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

1. Boediono, Teori Pertumbuhan Ekonomi, BPFE, Yogyakarta, 1982.

2. Suroso, P.C., Perekonomian Indonesia, Buku Panduan Mahasiswa, Gramedia,


Jakarta, 1994.

3. Djojohdikusumo, Soemitro, Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi


Pembangunan, LP3ES, Jakarta, 1993.

4. Sjahrir, “Kemiskinan, Keadilan dan Kebersamaan”, Makalah pada Kongres Ikatan


Sarjana Ekonomi Indonesia Ke-13, Medan, 1996.

5. Sutjipto, E. “Suatu Ikhtisar Lembar Pengajaran Wawasan Nusantara”, dalam


Bunga Rampai Wawasan Nusantara I, LEMHANAS, 1981.

6. Santoso, Budi, “Dinamika dan Pertumbuhan Ekonomi rakyat dalam Perspektif


Strategi Pembangunan”, dalam Daya Saing Perekonomian Indonesia
Menyongsong Era Pasar Bebas, Diterbitkan dalam rangka Dies Natalis
Universitas Trisakti ke-31, Media Ekonomi Publising (MEP),…..

7. Tambunan, Tulus T.H., Perekonomian Indonesia, Ghalia Indonesia, 1996.

8. Kartili, J.A., Prof. Dr., Sumber Daya Alam, untuk pembangunan nasional, Ghalia
Indonesia, Jakarta 1983.

2012 Perekonomian Indonesia PusatBahan Ajar dan eLearning


11 Abdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id
2012 Perekonomian Indonesia PusatBahan Ajar dan eLearning
12 Abdul Gani, SE MM http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai