Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Optimasi Teknik Industri (2020) Vol. 02 No.

01, 43-50 p-ISSN 2656-3789


e-ISSN 2657-0181
Pengukuran Kinerja Dengan Pendekatan Balanced Scorecard
Pada Perusahaan Ekspedisi PT. CY
M. Pradipto

Abstrak—Penelitian dalam artikelini membahas tentang pengukuran kinerja pada suatu perusahaan ekspedisi
PT. CY. Pengukuran kinerja yang dilakukan adalah pengukuran perusahaan pada saat ini dan pengukuran kinerja
dengan Balanced Scorecard. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sistem pengukuran
kinerja yang dilakukan perusahaan pada saat ini, melakukan pengukuran kinerja dengan menggunakan Balanced
Scorecard dan melakukan perbaikan dengan pembuatanpeta strategi dan tabel key performance indicators (KPI).
Proses pembobotan perspektif dan indikator-indikator utama penyusun tabel KPI menggunakan metode Analytic
Hierarchy Process (AHP). Hasil penelitian pada artikelini menunjukkan bahwa metode pengukuran kinerjayang
dilakukan perusahaan pada saat ini sangat tidak memadai dan metode Balanced Scorecard menjadi sistem
pengukuran yang tepat dan dibutuhkan PT. CY saat ini. Hasil perhitungan tabel KPI pada penelitian ini
menunjukkan betapa buruknya kinerja perusahaan secara keseluruhan. Aspek yang menjadi prioritas utama
karena memiliki bobot terbesar sebagai penentu peningkatan kinerja PT. CY adalah aspek finansial 43,10%,
kemudian aspek pembelajaran dan pertumbuhan 37,37%, kemudian aspek proses bisnis internal 14,47%, dan
yang terakhir adalah aspek pelanggan 4,76%.
Kata Kunci—Analytic Hierarchy Process, Balanced Scorecard, Key Performance Indicators, Peta Strategi

Abstract —The research in this article discusses performance measurement in an expedition company PT. CY.
Performance measurements performed are current company measurements and performance measurements with
the Balanced Scorecard. The purpose of this study is to identify the company's performance measurement system
at this time, to measure performance using the Balanced Scorecard and make improvements by making strategy
maps and key performance indicators (KPI) tables. The process of weighting perspective and key indicators
compiling the KPI table uses the Analytic Hierarchy Process (AHP) method. The results of this study indicate
that the company's current performance measurement methods are inadequate and the Balanced Scorecard
method is the right measurement system needed by PT. CY at the moment. The KPI table calculation results in
this study show how bad the company's overall performance is. The aspect that becomes the main priority
because it has the biggest weight as a determinant of the performance improvement of PT. CY is 43.10%
financial aspects, then 37.37% learning and growth aspects, then 14.47% internal business process aspects, and
the last is 4.76% customer aspects.
Keywords—Analytic Hierarchy Process, Balanced Scorecard, Key Performance Indicators, Strategy Map

I. PENDAHULUAN1 2009-2013, hasilnya seperti yang ditunjukkan Tabel I.


Penghasilan PT. CY cenderung mengalami
Saatpersaingannya
ini industri ekspedisi demikian padat dan
begitu ketat. Banyak perusahaan penurunan. Tentu ini adalah fenomena yang sangat
disayangkan dan merupakan gambaran kasar atas
yang bermain di bidang ekspedisi berlomba-lomba
untuk memberikan pelayanan terbaik demi kinerja PT. CY yang buruk. Hal ini bisa berarti bahwa
mendapatkan kepuasan dan kesetiaan pelanggan, ada sejumlah pelanggan yang akhirnya memutuskan
Menjadi sebuah perusahaan ekspedisi yang kompetitif untuk tidak menggunakan jasa PT. CY lagi dan tentu
haruslah memiliki kinerja perusahaan yang baik dan saja merugikan bagi PT. CY.
tangguh.
TABEL 1
PT. CY adalah perusahaan yang bergerak dalam DATA REVENUE PT. CY PER TAHUN (DALAM MILYAR)
pelayanan jasa ekspedisi dan logistik, yakni jasa Data 2009 2010 2011 2012 2013
Revenue 82,171 82,908 63,297 64,629 51,414
pengiriman dokumen dan barang/paket, baik antar
kota (inter city) maupun dalam kota (intra city) di
seluruh wilayah Indonesia. Namun, berdasarkan data PT. CY selama menjalankan usahanya belum
pendapatan perusahaan (revenue) yang dikumpulkan memiliki sebuah metode untuk menilai kinerja
oleh Departemen Accounting untuk jangka waktu perusahaan serta perkembangannya dari tahun ke
tahun. Pengukuran kinerja perusahaan masih
dilakukan secara konservatif yakni hanya dengan
Masri Pradipto, Dosen Teknik Industri, Universitas Indraprasta PGRI, menggunakan perspektif finansial dan sedikit
Jakarta. (masri.pradipto@unindra.ac.id).
43
Jurnal Optimasi Teknik Industri (2020) Vol. 02 No. 01, 43-50 p-ISSN 2656-3789
e-ISSN 2657-0181
perspektif dari sisi departemen lain. Tentu saja lebih sama dengan [3], yakni dalam hal penentuan
pengukuran dengan menggunakan perspektif ini indikator-indikator dari empat perspektif Balanced
tidak bisa memotret kondisi perusahaan secara Scorecard.
keseluruhan, baik secara internal apalagi eksternal. Pengumpulan dan penentuan indikator-indikator
Fenomena ini sesuai dengan fenomena dalam [1], pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan
banyak perusahaan kecil di Inggris dan Siprus yang wawancara dan brainstorming dengan para
tidak menggunakan Balanced Scorecard dan hanya supervisor, manajer dan manajer senior yang
mengandalkan laporan keuangan untuk pengambilan merupakan representasi dari masing-masing
keputusan, hal ini disebabkan karena masih departemen di PT. CY.
kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang Bedanya dengan [3] adalah, pada penelitian ini
penggunaan Balanced Scorecard. tidak dilakukan deployment sistem pengukuran
Artikel [1] menjelaskan bahwa Balanced kinerja pe-rusahaan ke sebuah divisi /departemen
Scorecard adalah penilaian kinerja dan sistem tertentu. Jadi lebih ke pengukuran kinerja perusahaan
manajemen strategis yang cocok digunakan oleh secara global dengan pembuatan strategy map dan
semua jenis dan skala usaha. Kekuatan terbesar tabel KPI.
Balanced Scorecard adalah kemampuannya dalam Penelitian [4] fokusnya adalah melakukan
mengintegrasikan pengukuran keuangan dan evaluasi terhadap sistem manajemen perusahaan
nonkeuangan bersama-sama dengan cara mengukur Induk Koperasi Perikanan Indonesia, yang dimulai
kinerja strategis dan usaha melalui empat perspektif dari analisis visi, misi, dan strategi perusahaan
yang saling berkaitan. dengan menggunakan analisis SWOT untuk internal
Sejak diperkenalkan sejak era tahun 1990-an perusahaan dan analisis Porter’s Five-Forces Com-
oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Dalam petitive Model untuk eksternal perusahaan. Hasil
[2] dijelaskan keunggulan dari alat ini adalah tidak yang didapat dari penelitian ini adalah perancangan
hanya menggunakan perspektif keuangan (financial) strategy map, perancangan Balanced Scorecard dan
saja namun juga menggunakan perspektif-perspektif perancangan tabel KPI untuk perusahaan.
yang lain yakni perspektif pelanggan (customer), Penelitian pada karya tulis ini hampir mirip
perspektif bisnis internal (internal business) dengan [4]. Penelitian ini hanya menggunakan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning Porter’s Five-Forces Competitive Model untuk
and growth). Penting untuk menerapkan Balanced mengetahui visi, misi, serta strategi perusahaan
Scorecard karena metode ini memiliki kegunaan apakah masih relevan dengan kondisi saat ini atau
diantaranya : tidak. Penelitian ini juga menghasilkan strategy map
1. Meningkatkan fokus pada strategi dan hasil dan tabel KPI untuk perusahaan. Bedanya adalah,
2. Meningkatkan kinerja organisasi dengan selain perancangan Balanced Scorecard, penelitian ini
mengukur apa yang penting menggunaan tabel KPI yang telah dibuat dan
3. Pemerataan strategi organisasi kepada orang-orang mengisinya dengan kinerja perusahaan saat ini.
yang melakukan pekerjaan dari hari ke hari
4. Fokus pada faktor pendorong kinerja masa depan II. METODE DAN PROSEDUR
5. Meningkatkan komunikasi organisasi visi dan Tahapan penelitian pada artikel ini dibagi
strategi menjadi tiga tahap, yakni tahapan pra penelitian,
Penelitian [3] sebagai penelitian terdahulu penelitian dan pasca penelitian. Silahkan lihat
fokusnya adalah melakukan perancangan sistem Gambar 1.
pengukuran kinerja dengan menggunakan alat Data yang dikumpulkan untuk mendukung
Balanced Scorecard berbasis analisis SOAR penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu,
(Strength, Opportunity, Aspiration dan Result) untuk pertama data untuk mengukur kinerja perusahaan
menghasilkan key performance indicator (KPI) dengan cara dipakai saat ini. Kedua, data untuk
sebagai tolok ukur kinerja di PT. Jawa Pos mengukur kinerja perusahaan dengan Balanced
Media Televisi. Setelah diperoleh KPI maka Scorecard.
selanjutnya adalah melakukan pembobotan dengan Data dikumpulkan dengan beragam cara.
meng-gunakan metode Analytic Hierarchy Process Meminta langsung ke departemen terkait, mengambil
(AHP). Selain merancang sistem pengukuran dari sistem informasi logistik PT. CY bernama
kinerja untuk perusahaan, penelitian ini juga LOGINS, sampai dengan proses wawancara dan
brainstorming dengan perwakilan departemen. Data
melakukan deployment sistem pengukuran kinerja
yang diambil diantaranya data untuk penentuan
perusahaan ke Divisi Pemberitaan.
sasaran strategis dari empat perspektif Balanced
Penelitian ini menggunakan cara yang kurang

44
Jurnal Optimasi Teknik Industri (2020) Vol. 02 No. 01, 43-50 p-ISSN 2656-3789
e-ISSN 2657-0181
Scorecard dan indikator-indikator turunannya untuk Masalah Urgency Seriousness Growth Total
Masalah 1
kemudian diseleksi dan diolah lebih lanjut. Masalah 2
Masalah 3

Skala prioritas yang digunakan :


1. Rendah Sekali
2. Rendah
3. Sedang
4. Tinggi
5. Tinggi Sekali

Analytic Hierarchy Process dalam [6]


didefiniskan sebagai suatu model pengambil
keputusan yang komprehensif dengan
memperhitungkan hal-hal yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif. Model pengambilan keputusan dengan
AHP pada dasarnya berusaha menutupi semua
kekurangan dari model-model sebelumnya. Peralatan
utama dari model ini adalah sebuah hierarki
fungsional dengan input utamanya adalah persepsi
manusia. Jadi perbedaan yang mencolok model AHP
Gambar 1. Kerangka Penelitian
dengan model lainnya terletak pada jenis inputnya.
A. Pengolahan Data Pengukuran Kinerja dengan AHP lebih lanjut dijelaskan dalam [6] mampu
Metode Saat Ini menyediakan kerangka yang memungkinkan untuk
Berikut adalah data yang biasanya dipakai untuk membuat suatu keputusan efektif atas isu kompleks
mengukur kinerja perusahaan dengan metode saat ini: dengan menyederhanakan dan mempercepat proses
1. Data revenue dari Departemen Accounting. pendukung keputusan. Pada dasarnya AHP adalah
2. Data Shipment Volume dari Departemen suatu metode dalam merinci suatu situasi yang
Operations. kompleks, yang terstruktur ke dalam suatu
3. Data Outstanding Shipment dari Departemen komponen-komponennya. Artinya, dengan metode
Operations. AHP kita dapat memecahkan suatu masalah dalam
4. Data Outstanding Invoice dari Departemen Billing pengambilan keputusan.
and Collection. Pada penelitian ini dilakukan sebanyak enam
Semua data tersebut didapatkan langsung dengan tahap proses pembobotan, yakni :
cara mengunduhnya dari sistem LOGINS dengan 1. Pembobotan untuk empat perspektif Balanced
sedikit pengolahan sederhana. Scorecard
2. Pembobotan indikator-indikator perspektif
B. Pengolahan Data Pengukuran Kinerja dengan keuangan (financial)
Metode Balanced Scorecard 3. Pembobotan indikator-indikator perspektif
Tahapan-tahapan pengolahan data yang dipakai pelanggan (customer)
dalam metode Balanced Scorecard yaitu: 4. Pembobotan indikator-indikator perspektif proses
1. Proses seleksi indikator-indikator dengan metode bisnis internal (internal business process)
USG (Urgent, Seriousness, Growth). 5. Pembobotan indikator-indikator perspektif
2. Pembobotan indikator-indikator dengan metode pembelajaran dan pertumbuhan (learning and
AHP (Analytic Hierarchy Process). growth)
3. Perhitungan Indikator-indikator Utama Tabel KPI. 6. Pembobotan indikator-indikator utama KPI

Artikel [5] menjelaskan bahwa Urgency, Proses pembobotan dengan menggunakan


Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu alat metode AHP diawali dengan pembuatan tabel matriks
untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus perbandingan berpasangan (pairwise comparison
diselesaikan, diperkenalkan oleh Kepner dan Tregoe matrix) terlebih dahulu. Tabel III menunjukkan
(1981). Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, contoh tabel matriks perbandingan berpasangan untuk
keseriusan, dan perkembangan isu dengan empat kriteria.
menentukan skala nilai 1–5 atau 1–10. Isu yang TABEL 3
MATRIKS PERBANDINGAN BERPASANGAN
memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas.
Kriteria Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria 4
Kriteria 1 1 B1 C1 D1
TABEL 2 Kriteria 2 1/B1 1 C2 D2
PRIORITAS DENGAN METODE USG Kriteria 3 1/C1 1/C2 1 D3
45
Jurnal Optimasi Teknik Industri (2020) Vol. 02 No. 01, 43-50 p-ISSN 2656-3789
e-ISSN 2657-0181
Kriteria 4 1/D1 1/D2 1/D3 1 1. Perspektif keuangan
Jumlah A4 B4 C4 D4
a. Persentase kenaikan/penurunan revenue
b. Operating ratio
Tabel matriks perbandingan tersebut diberikan
c. Total debt to total asset
skala penilaian dengan menggunakan Tabel 4 berikut.
TABEL 4 d. Current ratio
SKALA PENILAIAN PERBANDINGAN BERPASANGAN 2. Perspektif pelanggan
Skala Keterangan a. Persentase ontime delivery
1 Kedua elemen sama pentingnya
b. Persentase penyelesaian keluhan pelanggan
3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang 3. Perspektif proses bisnis internal
lainnya
5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya a. Persentase terjadinya salah entry service type
7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen b. Outstanding invoice yang tersisa
lainnya
9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya c. Outstanding shipment yang tersisa
2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang d. Pembayaran agent dan vendor
berdekatan 4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
a. Persentase karyawan keluar dari perusahaan
Setelah didapatkan tabel matriks perbandingan b. Penyelenggaraan acara sosialisasi MVVM
berpasangannya, maka selanjutnya adalah c. Jumlah pelatihan dan pengembangan skill
menentukan bobot dari masing-masing kriteria karyawan
dengan cara sebagai berikut : d. Pembayaran gaji karyawan
( : ) ( : ) ( : ) ( : )
Bobot kriteria 1=
( )
(1) III. HASIL DAN PEMBAHASAN
( / : ) ( : ) ( : ) ( : )
Bobot kriteria 2= (2) A. Hasil Pengukuran Kinerja dengan Metode Saat ini
( / : ) ( / : ) ( : ) ( : ) Berikut adalah hasil pengukuran kinerja dengan
Bobot kriteria 3= (3)
( / : ) ( / : ) ( / : ) ( : ) menggunakan metode yang digunakan pada saat ini.
Bobot kriteria 4= (4) 1. Data revenue dari Departemen Accounting.
Data ini diamati kenaikan/penurunan
Bobot masing-masing kriteria tersebut haruslah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jika
diuji terlebih dahulu konsistensinya. Pertama dihitung trendingnya naik berarti kinerja perusahaan secara
dahulu Principal Eigen Value (λmax) nya dengan keseluruhannya baik, dan begitu pula sebaliknya. Jika
rumus : trendingnya turun berarti kinerjanya buruk. Pada
penelitian ini data yang diamati adalah data tahun
λmax= ( 4 1) + ( 4 2) + 2012 dan 2013, yang bisa dilihat pada Tabel 6.
( 4 3) + ( 4 4) (5)
TABEL 6
Setelah dihitung λmax nya maka berikutnya DATA REVENUE PT. CY (DALAM RUPIAH)
adalah menghitung Consistency Index (CI) dengan No Income Statement December 2012 December 2013
1 Express Airfreight 21.417.296.504 12.035.038.544
rumus : 2 Document Domestic 2.018.853.570 2.529.284.396
3 Surface Cargo 24.488.963.870 22.322.640.176
λmax−( ) 4 City Courier Document 4.290.193.370 1.499.169.250
CI= ( )
(6) 5 City Courier Cargo 834.478.363 1.093.088.157
6 Trucking Pickup, 4.448.430.514
contractual, 3.452.242.339
Setelah didapatkan Nilai CI maka berikutnya 7 Manpower dedicated 133.650.971 203.887.580
8 Rider Motorcyle Dedicated 6.991.266.884 7.399.025.985
adalah menghitung nilai Random Consistency Index 9 Cargo Motorcycle Small 75.726.001 30.559.398
(CR) dengan cara membandingkan dengan Tabel 5. 10 Storage only 761.303.457
11 Customs Clearance 228.025.400
TABEL 5 12 Sales Credit DHL (CAP ) 11.078.202 19.667.000
TABEL RI 13 Discount - 80.785.028 159.457.541
N 1 2 3 4 5 6 7 8 Revenue (Nett) 64.629.153.221 51.414.474.141
RI 0,00 0,00 0,58 0,9 1,12 1,24 1,32 1,41
2. Data Shipment Volume dari Departemen
Operations.
CR= (7)
Data ini diamati kenaikan/penurunan
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jika
Nilai RI untuk kriteria sebanyak empat adalah = trendingnya naik berarti kinerjanya baik, dan begitu
0,9 maka, CR = CI/4. Pembobotan dinilai konsisten pula sebaliknya.
apabila hasil CR < 0,1.
Indikator-indikator utama penyusun tabel KPI TABEL VII
yang kelak digunakan sebagai tolok ukur kinerja DATA SHIPMENT VOLUME PT. CY (DALAM KG)
Service Type 2012 2013
perusahaan antara lain:
46
Jurnal Optimasi Teknik Industri (2020) Vol. 02 No. 01, 43-50 p-ISSN 2656-3789
e-ISSN 2657-0181
Air Freight Domestic 1.329.863 845.542 6 19 12
City Courier Cargo 319.108 384.431 7 18 39
City Courier Document 192.758 140.795 8 24 8
Custom Clearance - 6.281 9 21 18
Dedicated Man Power 22 55 10 30 18
Dedicated Rider Motorcycle 2.425 2.451 11 23 52
Document Domestic 151.702 112.173 12 21 38
Handcarry City Courier 6 - Total 176 249
Handcarry Domestic 2 -
LCT Charter 281.732 - B. Hasil Pengukuran Kinerja dengan Metode Balanced
Suface Cargo 10.252.051 8.346.737 Scorecard
Trucking 6.001.240 5.298.330
Warehouse 218 944 Perancangan sistem Balanced Scorecard pada
Grand Total 18.533.140 15.139.752 PT. CY diawali dengan menganalisis perusahaan
dengan menggunakan Five-Forces Competitive
3. Data Outstanding Shipment dari Departemen Model. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 2.
Operations.
Data ini diamati jumlah outstanding shipment
nya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jika
jumlahnya turun bahkan sampai nol sama sekali
berarti kinerjanya baik, dan begitu pula sebaliknya.

TABEL 8
DATA OUTSTANDING SHIPMENT PT. CY (DALAM JUMLAH CN)
Under 2012 2013
Balikpapan 5 -
Bandung 4 -
Batam 1 5
Bengkulu 4 5
Bekasi - 4
Berau 15 - Gambar 2. Porter’s Five-Forces Competitive Model PT. CY
Bontang 10 -
Cilegon 1 -
Denpasar 6 - Setelah itu ditentukan sasaran-sasaran strategis
Jakarta Husein 2 6 perusahaan untuk pembuatan peta strategi (strategy
Jakarta Nangka 4 11
Jambi 2 6
map). Kemudian sasaran-sasaran strategi tersebut
Jember 2 - bersama-sama dengan keempat perspektif Balanced
Kudus 2 - Scorecard diberikan pembobotan disertai dengan
Malang 5 -
Manado 4 1 tolok ukurnya untuk pembuatan tabel KPI.
Padang 16 6 Penyusunan sasaran-sasaran strategis untuk
Palembang 4 1 melengkapi empat perspektif Balanced Scorecard
Pangkal Pinang 2 8
Pekanbaru 16 - dilakukan dengan cara wawancara dan brainstorming
Pontianak 7 4 dengan para supervisor, manajer dan manajer senior
Samarinda 3 -
Sampit 8 -
yang merupakan perwakilan dari masing-masing
Sangatta 1 - departemen dalam perusahaan. Berikut adalah
Semarang 1 - sasaran-sasaran strategis yang berhasil dirumuskan:
Surabaya 6 -
Tanjung Karang 1 - 1. Perspektif keuangan:
Tarakan 11 - a. Peningkatan pendapatan perusahaan
Ujung Pandang 19 40 b. Efisiensi perusahaan
Yogyakarta 5 12
Grand Total 167 109 c. Perbaikan resiko keuangan perusahaan
d. Perbaikan pembayaran hutang perusahaan
4. Data Outstanding Invoice dari Departemen Billing 2. Perspektif pelanggan:
and Collection. a. Peningkatan kepuasan pelanggan
Data ini diamati jumlah outstanding shipment b. Kualitas layanan yang baik
nya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jika 3. Perspektif proses bisnis internal:
jumlahnya turun bahkan sampai nol sama sekali a. Minimasi kesalahan kegiatan operasi perusahan
berarti kinerjanya baik, dan begitu pula sebaliknya. b. Percepatan pembuatan invoice
c. Minimasi outstanding shipment
TABEL 9 d. Percepatan pembayaran operasional
DATA OUTSTANDING INVOICE PT. CY (DALAM JUMLAH CN) 4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan:
BulanKe- 2012 2013
1 - 15 a. Mempertahankan karyawan
2 1 9 b. Sosialisasi visi, misi dan strategi perusahaan
3 1 8
4 2 16
c. Pelatihan dan pengembangan skill karyawan
5 16 16 d. Perhatian kesejahteraan karyawan
47
Jurnal Optimasi Teknik Industri (2020) Vol. 02 No. 01, 43-50 p-ISSN 2656-3789
e-ISSN 2657-0181
Sasaran-sasaran strategis tersebut kemudian Payment gaji
5 5 5 15
karyawan
dijabarkan indikator-indikator yang kelak menjadi Perhatian kesejahteraan Payment claim
3 4 4 11
tolok ukur dalam pembuatan KPI. Indikator-indikator karyawan kesehatan karyawan
tersebut diseleksi dilakukan dengan metode USG. Payment lemburan
3 4 4 11
karyawan
Setelah dilakukan penentuan prioritas dari indikator-
indikator tersebut, maka kemudian dipilihlah empat
Berikut adalah gambar dari peta strategi perusahaan
indikator dengan skor terbesar untuk dijadikan disusun dari sekumpulan sasaran-sasaran strategi dari
indikator utama dalam pembuatan tabel KPI.
masing-masing perspektif dalam Balanced Scorecard
Hasilnya bisa dilihat pada tabel-tabel berikut.
hasil proses sebelumnya.
TABEL 10
PENENTUAN PRIORITAS INDIKATOR-INDIKATOR
PERSPEKTIF KEUANGAN
Sasaran Strategi Indikator U S G Total
Persentase
Peningkatan
kenaikan/penurunan 5 4 5 14
pendapatan perusahaan
revenue
Operating Ratio 4 5 3 12
Efisiensi perusahaan
Net Margin Ratio 3 3 3 9
Total Debt to Total
4 3 4 11
Asset Ratio
Perbaikan resiko
Ratio of Owner's
keuangan perusahaan
Equity to Total 3 2 2 7
Assets
Gambar 3. Peta Strategi PT. CY
Perbaikan pembayaran Current Ratio 5 5 5 15
hutang perusahaan Acid Test Ratio 3 3 3 9
Indikator-indikator dari masing-masing
TABEL 11 perspektif dihitung bobotnya dengan menggunakan
PENENTUAN PRIORITAS INDIKATOR-INDIKATOR metode AHP. Hasilnya adalah seperti tampak pada
PERSPEKTIF PELANGGAN
tabel-tabel berikut.
Sasaran Strategi Indikator U S G Total
Peningkatan kepuasan Persentase ontime
5 5 5 15 TABEL 14
pelanggan delivery
Persentase PEMBOBOTAN INDIKATOR-INDIKATOR
penyelesaian klaim 5 5 5 15 PERSPEKTIF KEUANGAN
Kualitas layanan yang
pelanggan Kriteria Bobot
baik
Persentase kenaikan/penurunan revenue 0.263
Operating Ratio 0.122
Total Debt to Total Asset Ratio 0.057
TABEL 12 Current Ratio 0.558
PENENTUAN PRIORITAS INDIKATOR-INDIKATOR Jumlah 1
PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL
Sasaran Strategi Indikator U S G Total TABEL 15
Terjadinya kasus PEMBOBOTAN INDIKATOR-INDIKATOR
harga yang belum PERSPEKTIF PELANGGAN
diinput 5 4 4 13 Kriteria Bobot
Minimasi kesalahan Terjadinya kasus Ontime delivery 0.833
kegiatan operasi missed entry status 4 4 3 11 Penyelesaian klaim pelanggan 0.167
Terjadinya kasus Jumlah 1
salah entry service
type 5 5 5 15
Percepatan pembuatan Outstanding Invoice TABEL 16
invoice yang tersisa 5 5 5 15 PEMBOBOTAN INDIKATOR-INDIKATOR
Outstanding PERSPEKTIF BISNIS PROSES INTERNAL
Minimasi outstanding Shipment yang Kriteria Bobot
shipment tersisa 5 5 5 15 Terjadinya kasus salah entry service type 0.429
Pembayaran petty Outstanding Invoice yang tersisa 0.304
Percepatan pembayaran
cash cabang 4 4 4 12
Outstanding Shipment yang tersisa 0.206
Pembayaran agent
dan vendor 5 4 5 14 Payment agent dan vendor 0.061
Jumlah 1
TABEL 13
PENENTUAN PRIORITAS INDIKATOR-INDIKATOR TABEL 17
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN PEMBOBOTAN INDIKATOR-INDIKATOR
Sasaran Strategi Indikator U S G Total PERSPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PERTUMBUHAN
Kriteria Bobot
Mempertahankan Karyawan masuk 4 4 3 11
pekerja Karyawan keluar 0.050
Karyawan keluar 4 4 5 13
Sosialisasi visi, misi Penyelenggaraan Penyelenggaraan acara MVVM 0.105
4 4 4 12 Pelatihan yang diadakan perusahaan 0.243
dan strategi perusahaan acara MVVM
Pelatihan dan Pelatihan yang Payment gaji karyawan 0.602
pengembahan skill diadakan 5 5 4 14 Jumlah 1
karyawan perusahaan
48
Jurnal Optimasi Teknik Industri (2020) Vol. 02 No. 01, 43-50 p-ISSN 2656-3789
e-ISSN 2657-0181
memadai dan tidak bisa menggambarkan kinerja
Setelah indikator-indikator dari masing-masing perusahaan secara komprehensif. Dalam [2] telah
perspektif dihitung bobotnya, maka selanjutnya dijelaskan bahwa Balanced Scorecard menyediakan
adalah mengalikan bobot-bobot indikator tersebut para manajer suatu instrumen yang dibutuhkan untuk
dengan bobot perspektifnya. Sehingga hasilnya mengemudikan perusahaan menuju kepada
tampak seperti pada Tabel 14. keberhasilan persaingan masa depan. Balanced
Scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran taktis
atau operasional. Perusahaan yang inovatif
menggunakan Scorecard sebagai sebuah sistem
TABEL 18 manajemen strategis untuk mengelola strategi jangka
PEMBOBOTAN UNTUK SEMUA INDIKATOR
panjang. Perusahaan menggunakan fokus pengukuran
Perspektif Kriteria % Scorecard untuk menghasilkan berbagai proses
Persentase kenaikan/penurunan
11,35% manajemen penting :
revenue
Keuangan Operating Ratio 5,25% 1. Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi
Total Debt to Total Asset Ratio 2,45% 2. Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai
Current Ratio 24,05% tujuan dan ukuran strategis
Ontime delivery 3,97%
Pelanggan Persentase penyelesaian klaim 3. Merencanakan, menetapkan sasaran dan
0,79%
pelanggan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis
Terjadinya kasus salah entry service
type
6,21% 4. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran
Outstanding Invoice yang strategis
Bisnis Proses 4,40%
tersisa
Internal
Outstanding Shipment yang Hasil perhitungan KPI dengan metode Balanced
2,97%
tersisa
Payment agent dan vendor 0,89% Scorecard pada penelitian ini memiliki skor yang
Karyawan keluar 1,87% rendah, artinya kinerja perusahaan secara keseluruhan
Penyelenggaraan acara MVVM 3,94%
Pembelajaran dan
Pelatihan yang diadakan
adalah buruk. Faktor utama penurunan kinerja
Pertumbuhan 9,16% perusahaan yang terjadi di PT. CY pada saat ini
perusahaan
Payment gaji karyawan 22,69% adalah lebih disebabkan oleh kondisi keuangan
Total 100,00%
perusahaan yang buruk.
Sistem pengukuran kinerja perusahaan yang
dilakukan PT. CY pada saat ini sangatlah tidak
TABEL XIX
HASIL PERHITUNGAN TABEL KPI
Skor
Perspektif Sasaran Strategi KPI Bobot KPI Target Realisasi Skor
akhir
Peningkatan pendapatan Persentase Naik >20% dari
11,35 -20,45% 20 2,27
perusahaan kenaikan/penurunan revenue tahun lalu
Efisiensi perusahaan Operating Ratio 5,25 0-20% 108,74% 20 1,05
Keuangan Perbaikan resiko keuangan Total Debt to Total Asset
2,45 0-20% 105,40% 20 0,49
perusahaan Ratio
Perbaikan pembayaran hutang
Current Ratio 24,05 >2,00 1,41 50 12,02
perusahaan
Peningkatan kepuasan
Persentase Ontime Delivery 3,97 100% 54.75% 60 2,38
pelanggan
Pelanggan
Persentase penyelesaian klaim >75% dari klaim
Kualitas layanan yang baik 0,79 59.9% 75 0,59
pelanggan yang masuk
Minimasi kesalahan kegiatan Terjadinya kasus salah entry <1% dari total
6,21 2.77% 60 3,73
operasi service type shipment 1 tahun
Percepatan pembuatan Outstanding Invoice yang
4,40 <50 CN 249 CN 20 0,88
Bisnis Proses invoice tersisa
Internal Minimasi outstanding Outstanding Shipment yang
2,97 <20 CN 109 CN 60 1,78
shipment tersisa
12 x pembayaran
Percepatan pembayaran Payment agent and vendor 0,89 0 0 0
ontime
<2% total
Mempertahankan pekerja Karyawan keluar 1,87 karyawan di awal 24.98% 20 0,37
tahun
Pembelajaran Sosialisasi visi, misi dan Penyelenggaraan acara 33 acara dalam
3,94 27 81.81 3,22
dan strategi perusahaan MVVM setahun
Pertumbuhan Pelatihan dan pengembahan Pelatihan yang diadakan 15 pelatihan
9,16 10 66.67 6,11
skill karyawan perusahaan dalam setahun
Perhatian kesejahteraan 12 x pembayaran
Payment gaji karyawan 22,69 0 0 0
karyawan ontime
Skor 100,00 34,89

49
Jurnal Optimasi Teknik Industri (2020) Vol. 02 No. 01, 43-50 p-ISSN 2656-3789
e-ISSN 2657-0181
Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan harus memahami faktor yang mendorong
perhatian perusahaan kepada para karyawannya tidak keberhasilan keuangan jangka panjang. Tujuan dan
diperhatikan. Perusahaan belum bisa memperhatikan ukuran dalam Balanced Scorecard lebih dari sekedar
secara baik terutama masalah hak-hak dan kumpulan ukuran kinerja keuangan dan nonkeuangan
kesejahteraan para karyawannya, padahal penerapan khusus. Semua tujuan dan ukuran ini diturunkan dari
Balanced Scorecard haruslah melibatkan seluruh suatu proses atas ke bawah (top down) yang
karyawan di berbagai level agar strategi perusahaan digerakkan oleh misi dan strategi unit bisnis.
bisa berjalan secara optimal. Kondisi perusahaan
yang tidak sehat menyebabkan kinerja perusahaan IV. KESIMPULAN
ditinjau dari empat perspektif Balanced Scorecard Balanced Scorecard sangat berguna bagi
buruk, hal ini ditunjukkan dengan rendahnya skor- perusahaan ekspedisi umumnya dan PT. CY pada
skor yang ada pada tabel KPI untuk sebagian besar khususnya. Jika dibandingkan dengan pengukuran
indikator. kinerja yang dimiliki perusahaan saat ini, maka
Meski kondisi keuangan perusahaan sedang dengan perancangan Balanced Scorecard bisa
tidak sehat, namun ada dua indikator yang memiliki diketahui ada banyak kekurangan dari pengukuran
skor yang besar di atas 70 yakni indikator kinerja yang dimiliki PT. CY tersebut. Selain lemah
“penyelesaian klaim pelanggan” dan karena hanya menggunakan sedikit perspektif saja,
“penyelenggaraan acara MVVM”. Besarnya skor penerapan Balanced Scorecard di PT. CY juga
indikator pertama artinya perusahaan masih mau membuat perusahaan tersebut jadi memiliki sebuah
bertanggung jawab terhadap keluhan pelanggan demi metode pengukuran kinerja perusahaan yang lebih
tercapainya kepuasan mereka. Hal sesuai dengan nilai baik dari sebelumnya. Sebuah metode pengukuran
luhur yang dianut oleh PT. CY. Besarnya skor yang komprehensif karena diambil dari empat
indikator kedua artinya perusahaan masih giat untuk perspektif yang jika keempatnya digabungkan maka
mensosialisasikan visi, misi dan strategi mereka akan menjadi representasi seluruh tubuh organisasi.
kepada para karyawannya. Penyelenggaraan acara Balanced Scorecard dalam [7] dijelaskan juga bisa
MVVM adalah salah satu momen untuk menjadi alat manajemen strategis yang penting
menyemangati karyawannya dan menjadi sarana karena bisa diadopsi atau pun modifikasi untuk
komunikasi antara top level management dengan mencapai tujuan jangka panjang perusahaan.
middle and low level menagement. Perancangan BalancedScorecard di PT. CY juga
Tabel KPI yang sudah dibuat juga menunjukkan menghasilkan sebuah peta strategi dan tabel KPI yang
sasaran-sasaran strategis yang memiliki bobot KPI penting untuk menyadarkan seluruh komponen
besar di atas 10% lebih menekankan kepada strategi karyawan dari level atas hingga bawah bahwa peran
untuk meningkatkan pendapatan perusahaan, serta mereka mempengaruhi kinerja perusahaan
perbaikan pembayaran hutang perusahaan dan secara keseluruhan. Dengan adanya tabel KPI maka
pembayaran gaji karyawan yang tepat waktu. Kelak, strategi perusahaan lebih terukur dan semua karyawan
jika sasaran-sasaran strategis ini bisa tercapai maka bisa melihat bahwa strategi yang dijalankan apakah
akan berpengaruh secara signifikan terhadap sesuai dengan visi dan misi yang diusung oleh
peningkatan kinerja perusahaan secara keseluruhan. perusahaan untuk tetap berkompetisi pada masa kini
Namun, faktanya saat ini perusahaan masih belum dan masa yang akan datang.
mampu untuk melakukan pembayaran gaji karyawan Perancangan Balanced Scorecard pada penelitian
secara tepat waktu, hal ini bisa dilihat dari skor 0 ini dibuat pada saat kondisi perusahaan berada pada
untuk indikator “pembayaran gaji karyawan”, padahal kondisi keuangan yang tidak baik, penelitian
bobot KPI untuk indikator tersebut sangat signifikan. selanjutnya hendaknya dilakukan pada saat kondisi
Skor akhir tertinggi dimiliki oleh indikator perusahaan sudah mulai stabil sehingga rancangan
“current ratio” hal ini dapat dikatakan bahwa PT. CY Balanced Scorecard yang sudah ada bisa dimodifikasi
sedang menyiasati untuk memperbaiki hutang- disesuaikan dengan sasaran-sasaran strategis dan
hutangnya. Namun, hal ini tidak akan berarti banyak indikator-indikator yang baru agar menjadi alat
karena indikator tersebut hanyalah sebagian kecil dari pemicu kinerja perusahaan yang lebih baik lagi selain
kumpulan-kumpulan indikator yang lain penyusun itu juga menjadi alat bagi PT. CY untuk mendapatkan
tabel KPI. Secara jelas dalam [2] dijelaskan bahwa keunggulan kompetitif di tengah persaingan industri
Balanced Scorecard menekankan bahwa semua ekspedisi yang demikian sengit.
ukuran keuangan dan nonkeuangan harus menjadi Penelitian ini baru terbatas pada kantor pusat PT.
bagian sistem informasi untuk para karyawan di CY saja, penelitian selanjutnya diharapkan bisa
semua tingkat perusahaan. Para karyawan lini depan melibatkan permasalahan yang terjadi di kantor-
harus memahami konsekuensi keuangan berbagai kantor cabang. Permasalahan di cabang bisa jadi
keputusan dan tindakan mereka. Para ekskutif senior berbeda dengan permasalahan yang terjadi di kantor
49
Jurnal Optimasi Teknik Industri (2020) Vol. 02 No. 01, 43-50 p-ISSN 2656-3789
e-ISSN 2657-0181
pusat, tentunya harus didukung dengan data yang [2] R. S. Kaplan, and D. P. Norton, “Balanced Scorecard:
memadai disesuaikan dengan empat perspektif Menerapkan Strategi Menjadi Aksi,” Penerbit
Balanced Scorecard. Erlangga, Jakarta, 1996, pp. 9-36
[3] N. Kusuma, “Perancangan Balanced Scorecard
UCAPAN TERIMA KASIH Berbasis Analisis SOAR Pada Media Pertelevisian,”
S.T. Skripsi, Program Studi Teknik Industri, Fakultas
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Teknik, Institut Teknologi Sepuluh November,
Kaprodi Teknik Industri Unindra, Ibu Elfitria [4] Subekty, “Perancangan Balanced Scorecard Induk
Wiratmani, pak Ridwan Usman selaku Sekprodi Koperasi ABC,” M.M. Thesis, Program Studi
Teknik Industri, rekan-rekan Tim Borang Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi, Univ.
Indonesia, Depok, Indonesia, 2011.
Reakreditasi Teknik Industri Unindra, serta istri
[5] H. Asmoko. (2010). Teknik Analisis Permasalahan
tercinta Nurul Faiza yang tak pernah berhenti Menentukan Masalah Prioritas. Pusdiklat
memberikan dukungan kepada penulis untuk terus Pengembangan SDM. BPPK. Magelang. [Online]
belajar dan berkembang menjadi orang yang lebih Available : https://docplayer.info/29562830-Teknik-
baik lagi. analisis-permasalahan-menentukan-masalah-
prioritas.html
REFERENCES [6] T. L. Saaty, “Multicriteria Decision Making : The
Analytic Hierarchy Process,” University of Pittsburgh,
[1] G. Giannopoulos, A. Holt, E. Khansalar, and S. RWS Publication, Pittsburgh, pp.23-37, 1988.
Cleanthous, “The Use of the Balanced Scorecard in [7] A. Sharma, “Implementing Balanced Scorecard for
Small Companies,” International Journal of Business Performance Measurement,” The Icfai Business
and Management, vol.8, no.14, 2013. School. Jaipur, India. The IUP Journal of Business
Strategy. Vol.6, no.1, pp.7-16, 2009.

50

Anda mungkin juga menyukai