disampaikan. Namun di sisi lain, kecenderungan ini semakin Wiryamartana, I., & Budi Subanar, G. (2019). Sraddha - Jalan Mulia: Dunia Sunyi Jawa
Kuna (2nd ed., p. 19). KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).
menampakkan bahwa semua hal mampu menjadi instrument bagi
manusia itu sendiri. Penerapan rekayasa genetika dalam bio-art
bukan perihal baru yang ditemukan pada medan seni,
kebangkitan wacana post-human juga didasarkan dari proyeksi
kekhawatiran manusia terhadap keselamatan dirinya. Kembali
lagi kita saksikan paradoks atas kekuasaan; di satu sisi rekayasa
genetika menunjukkan kewenganan mutlak manusia, namun di
sisi lain terdapat proyeksi kekhawatiran atas kemusnahan diri.
Berbagai pemikiran dan pendapat yang saling ebrtumpang tindih
menyebabkan suatu derajat ironi tertentu.
Kemungkinan besar, uraian yang saya sampaikan di atas
berkesan agak melompat dari satu hal pada yang lain. Tidak ada
kaitan yang indeksikal antara satu aspek dengan lainnya, namun
keseluruhannya mampu dirangkum dalam payung besar
antroposen. Bijaknya, hal ini tidak mampu kita salahkan;
keberpihakan bukanlah jawaban yang akan memuaskan.
Alangkah baiknya kita kembali berpikir dan merenungkan hakikat
kemanusiaan beserta alam, dan kekuatan yang lebih besar dan
berterimakasih atas pengalaman tanpa pamrih yang diberikan
kehidupan.