Anda di halaman 1dari 12

RINGKASAN MATERI KULIAH

PERENCANAAN AUDIT

Oleh :

KELOMPOK 06 KELAS E
AKUNTANSI MALAM

1. Ni Luh Meita Puspita (1902622010297 / 06)


2. Ni Komang Yuni Sri Susanti (1902622010305 / 14)
3. Gusti Ayu Kade Devi Mahendranita (1902622010319 / 28)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
PRODI AKUNTANSI
TAHUN AJARAN 2019
PEMBAHASAN

6.1 Perencanaan Audit


Standar audit 300 tentang “Perencanaan Suatu Audit Atas Laporan
Keuangan,” mengatur tanggung jawab auditor untuk merencanakan audit atas laporan
keuangan. Perencanaan suatu audit mencangkup penetapan strategi audit secara
keseluruhan untuk perikatan (penugasan) audit dan pengembangan rencana audit.
Perencanaan yang cukup akan bermanfaat dalam audit atas laporan keuangan dalam
beberapa hal, termasuk hal-hal sebagai berikut(SA 300-Paragraf 2):
1. Membantu auditor untuk mencurahkan perhatian yang tepat terhadap area yang
penting dalam audit.
2. Membantu auditor untuk mengindentifikasi dan menyelesaikan masalah yang
potensial secara tepat waktu.
3. Membantu untuk mengorganisasi dan mengelola perikatan (penugasan audit)
dengan baik sehingga perikatan tersebut dapat dilaksanakan dengan efektif dan
efisien.
4. Membantu dalam pemilihan anggota tim perikatan (tim audit) dengan tingkat
kemampuan dan kompetensi yang tepat untuk merespons risiko yang diantisipasi,
dan penugasan pekerjaan yang tepat kepada mereka.
5. Memfasilitasi arah dan supervisi atas anggota tim perikatan (tim audit) dan
penelaahan atas pekerjaan mereka.
6. Membantu jika relevan dalam pengoordinasi hasil pekerjaan yang dilakukan oleh
auditor komponen dan pakar.

Sebelum memulai pembahasan mengenai perencanaan audit, perlu dijelaskan lebih


dahulu dua istilah yang akan dijumpai yaitu risiko audit yang dapat diterima dan risiko
inheren. Kedua risiko ini berpengaruh signifikan terhadap pelaksanaan dan biaya
pengauditan.

a. Risiko audit yang dapat diterima adalah suatu ukuran tentang seberapa jauh auditor
bersedia menerima bahwa laporan keuangan mingkin mengandung kesalahan
penyajian material setelah audit diselesaikan dan diberi pendapat wajar tanpa
pengecualiaan.

1
b. Risiko inheren adalah suatu ukuran berupa penilaian auditor mengenai
kemungkinan adanya kesalahan penyajian material dalam saldo akun sebelum
mempertimbangkan efektivitas pengendaliaan internal.

6.2 Penerimaan Klien dan Pembuatan Rencana Audit Pendahuluan

Perencanaan audit pendahuluan eliputi 4 hal yang kesemuanya harus dilakukan pada
tahap awal audit.

a. Audit memutuskan apakah akan menerima klien baru atau melanjutkan klien
lama.
b. Audit mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atas membutuhkan audit.
c. Untuk menghindari salah pengertian, audit menyamakan pemahaman dengan
klien mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan audit yang dituangkan dalam
perjanjian kerja.
6.2.1 Penerimaan Klien Baru dan Melanjutkan Klien Lama

Meski Mendapatkan dan mempertahankan klien bukanlah hal yang mudah


dalam profesi yang kompetitif seperti halnya profesi akuntan publik, namun kantor
akuntan hendaknya berhati-hati dalam memutuskan klien mana yang akan diterima.
Tanggungjawab hukum dan tanggungjawab profesional yang berkaitan dengan klien
yang integritasnya rendah akan menimbulkan banyak masalah dibandingkan dengan
pendapatan yang diperoleh. Apabila risiko dinyatakan dengan risiko audit yang dapat
diterima, auditor kemungkinan tidak akan menerima klien baru atau melanjutkan klien
yang sudah ada seandainya risiko audit bisa diterimanya berada dibawah tingkat risiko
audit yang bisa diterima kantor akuntan yang berangkutan.

1. Menginvestigasi Klien Baru Satndar Auditing

SA 300 Para A20 (Pertimbangan Tambahan dalam Perikatan Audit Tahun


Pertama) menyatakan bahwa maksud dan tujuan audit adalah sama, baik untuk
perikatan audit tahun pertama maupun berulang. Untuk perikatan audit tahunan
pertama, hal-hal tambahan yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam

2
menerapkan strategi audit secara keseluruhan dan rencana audit mencangkup
hal-hal berikut :

a. Kecuali dilarang oleh peraturan perundang-undangan, membuat kesepakatan


dengan auditor pendahulu, sebagai contoh, untuk menelah kertas kerja
auditor pendahulu. Komunikasi dengan auditor pendahulu bisa
menghasilkan informasi.
2. Klien Lama Berkelanjutan

Pertimbangan auditor tentang keberlanjutan hubungan dengan klien dan


ketentuan etika yang relevan, termasuk independensi, terjadi sepanjang
perikatan audit, seiring dengan terjadinya perubahan kondisi dan keadaan.
Pelaksanaan prosedur awal atas keberlanjutan hubungan dengan klien dan
evaluasi atas ketentuan etika yang relevan (termasuk independensi) pada awal
perikatan kini berarti prosedur awal tersebut telah dilengkapi sebelum
pelaksanaan aktivitas signifikan lainnya untuk perikatan audit kini. Untuk
perikatan audit berkelanjutan, prosedur awal tersebut 2 sering dilakukan sesaat
setelah (dalam hubungan dengan) penyelesaian audit sebelumnya.

6.2.2 Mengidentifikasi Alasan Klien Minta Diaudit

Ada 2 faktor yang mempengaruhi risiko audit bisa diterima yaitu calon
pemakai laporan keuangan dan tujuan pemakaian laporan keuangan auditan. Auditor
biasanya akan mengumpulkan bukti lebih banyak apabila laporan keuangan auditan
akan digunakan oleh banyak pihak, seperti yang sering dijumpai pada perusahaan
public dengan beban uatang yang tinggi, dan perusahaan-perusahaan yang akan dijual
dalam waktu dekat.

6.2.3 Mendapatkan Kesepahaman Dengan Klien

SA 210 para 9 menyatakan bahwa auditor harus menyepakati ketentuan


perikatan audit dengan manajemen atau pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola
entitas (jika relevan). Ketentuan perikatan audit yang disepakati harus dicatat dalam
surat perikatan audit atau bentuk kesepakatan tertulis lain yang tepat dan harus
mencakup :

3
a. Tujuan dan ruang lingkup audit atas laporan keuangan
b. Tanggungjawab auditor
c. Tanggungjawab manajemen
d. Identifikasi kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan dalam
penyusunan laporan keuangan dan bentuk dan isi surat perikatan dapat
keragaman untuk setiap entitas.

Informasi yang tercakup dalam surat perikatan audit tentang tanggungjawab


auditor harus berdasarkan SA 200, sedangkan tanggungjawab manajemen harus
didasarkan pada pasal 6 (b) dan pasal 21 dari SA 210. Disamping itu, selain hal-hal
diatas, serta perikatan audit dapat memuat hal-hal berikut :

a. Penjelasan ruang lingkup audit, termasuk referensi ke peraturan perundang-


undangan yang berlaku, standar audit, kode etik, dan pnyertan dari badan
profesional yang harus dipatuhi oleh auditor.
b. Bentuk komunikasi lain yang akan digunakan oleh auditor untuk
menyampaikan hasil perikatan audit.
c. Fakta bahwa keterbatasan interen suatu audit, bersama dengan keterbatasan
interen pengendalian internal, terdapat suatu risiko yang tidak dapat dihindari
tentang kemungkinan tidak terdeteksinya beberapa kesalahan penyajian
material, meskipun audit telah direncanakan dan dilaksanakan sesuai SA.

Jika Relevan, hal-hal berikut dapat juga dimasukkan ke dalam perikatan audit :

a. Pengaturan tentang keterlibatan auditor dan pakar lain dalam beberapa aspek
audit.
b. Pengaturan keterlibatan auditor internal dan staf entitas lainnya.
c. Pengaturan yang dibuat dengan auditor pendahulu, jika ada, untuk audit
tahun pertama.
6.2.4 Menilai Strategi Audit Menyeluruh

Setelah diperoleh pemahaman tentang alas an klien minta diaudit, auditor harus
menetapkan strategi audit pendahulu. Strategi tersebut harus mempertimbangkan sifat
bidang usaha klien, termasuk juga mempertimbangkan area-area yang mempunyai risiko
terjadinya kesalahan penyajian signifikan.

4
1. Memilih Staf Audit
Harus menguasai staf yang memenuhi syarat untuk melaksanakan penugasan
sesuai dengan standar auditing dan melaksanakan audit dengan efisien.
Dalam penugasan audit yang cukup besar biasanya dibutuhkan 1 atau 2 orang
partner dan staf dengan berbagai jenjang pengalaman kerja. Pakar dari
berbagai keahlian, seperti sampling statistic, evaluasi bisnis, computer risk
assessment, kadang-kadang juga diperlukan.
2. Menentukan Kebutuhan untuk Menggunakan Pekerjaan Pakar Auditor
Apabila suatu penugasan membutuhkan staf yang memiliki pengetahuan
khusus, terbuka kemungkinan bagi auditor untuk menggunakan pakar yang
disebut pakar auditor (auditor’s axpert). Standar auditing SA 620 mengatur
persyaratan pemilihan pakar auditor sebagai berikt:
“ Seseorang atau organisasi yang memiliki keahlian (expertise) dalam suatu
bidang di luar accounting atau auditing, yang pekerjaannya dalam bidang
tersebut digunakan oleh auditor/ KAP untuk membantunya memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat “.

6.3 Memahami Bisnis dan Bidang Usaha Klien


Pemahaman yang mendalam mengenai bisnis dan bidang usaha dan jalannya
operasi perusahaan klien merupakan hal yang sangat penting dalam melaksanakan
audit yang memadai. Standar auditing (SA 315.11) menyatakan bahwa auditor harus
memperoleh pemahaman atas entitas dan lingkungannya. Pemahaman atas entitas dan
lingkungannya diharuskan diperoleh auditor meliputi :
a. Faktor-faktor industri, peraturan, dan faktor eksternal lain termasuk kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku.
b. Sifat entitas.
c. Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi oleh entitas termsuk alasan
perubahannya.

Beberapa tahun terakhir, sejumlah faktor telah meningkatkan pentingnya pemahaman


tentang bisnis dan bidang usaha klien, yaitu:

5
a. Penurunan kondisi ekonomi dunia beberapa tahun telah meningkatkan risiko bisnis
perusahaan klien secara signifikan
b. Teknologi informasi telah menghubungkan klien dengan pelanggan-pelanggan
utama serta pemasok-pemasok utama. Akibatnya auditor harus memiliki
pemahaman lebih besar tentang pelanggan dan pemasok utama serta risiko terkait.

Auditor harus mempertimbangkan factor-faktor diatas dengan menggunakan


pendekatan sistem stratejik untuk memahami bisnis klien.

Bidang usaha dan lingkungan eksternal klien banyak kasus yang melibatkan auditor
diiakibatkan oleh ketidakpahaman auditor tentang sifat transaksi dalam bidang usaha
klien seperti yang terjadi pada kasus Enron yang terkenal itu. Auditor juga harus
memahami lingkungan eksternal klien seperti miisalnya kerentanan terrhadap
perubahan kondisi ekonomi persaingan yang tinggi, dan banyaknya peraturan yang
harus dipenuhi. Untuk membuat rencana audit yang efektif, auditor pada semua
perusahaan seyogyanya memiliki ahli untuk menilai risiko lingkungan eksternal.

6.3.1 Operasi Bisnis dan Proses


Auditor harus memahami berbagai faktor seperti misalnya sumber-sumber
utama pendapatan, pelanggan, dan pemasok utama. Sebagai contoh,
perusahaan teknologi yang bergantung pada satu atau beberapa produk yang
cepat menjadi using karena perkembangan teknologi baru atau competitor
yang kuat.
a. Mengunjungi fasilitas dan tempat operasi klien

Mengunjungi fasilitas dan tempat operasi klien sangat berguna untuk


mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai pengoperasian bisnis
klien, karena cara ini memberikan kesempatan kepada auditor untuk
mengobservasi dan melihat secara langsung fasilitas yang dimiliki klien dan
sekaligus juga berkenalan dengan pejabat kunci di perusahaan tersebut.

b. Mengidentifikasi hubungan dengan pihak berelasi

Ini penting bagi auditor karena standar audit mengharuskan hal tersebut
diungkapkan dalam laporan keuangan, apabila jumlahnya material. Transaksi

6
dengan pihak berelasi adalah setiap transaksi yang dilakukan antara klien
dengan pihak yang mempunyai hubungan dengan pihak berelasi.

6.3.2 Manajemen dan Tata Kelola


Auditor harus menilai falsafah manajemen dan gaya operasi, serta
kemampuannya mengidentifikasi dan menanggapi risiko, karena hal-hal
tersebut berpengaruh terhadap signifikan laporan keuangan. Dalam
memahami sistem tata kelola yang dilakukan klien, auditor harus memahami
bagaimana dewan komisaris dan komite audit melaksanakan pengawasan,
termasuk didalamnya perumusan kode etik perusahaan serta pengevaluasian
notulen rapat-rapat
a. Kode etik auditor harus memahami kode etik yang berlaku pada
perusahaan namun jika tidak memiliki kode etik harus mengungkapkan
hal itu dan menjelaskan alasannya. Kemudian memeriksa setiap
perubahan atau penghapusan aturan dalam kode etik yang mempunyai
dampak terhadap sistem tata kelola dan integritas, serta nilai etis
manajemen senior.
b. Notulen rapat adalah catatan resmi perusahaan sebagai hasil dari rapat
dewan komisaris dan rapat pemegang saham. Notulen meliputi
persetujuan penting dan ringkasan berbagai topik yang dibahas dalam
rapat dan keputusan yang diambil oleh Dewan komisaris dan pemegang
saham.
6.3.3 Tujuan Strategi Klien
Strategi adalah pendekatan yang diikuti perusahaan untuk mencapai tujuan
organisasi. Auditor harus memahami tujuan klien yang berkaitan dengan :
a. Reliabilitas pelaporan keuangan
b. Efektivitas dan efisiensi organisasi
c. Kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan-peraturan

Pengetahuan tentang tujuan dan strategi akan membantu auditor untuk


menilai risiko bisnis klien dan risiko bisnis dalam laporan keuangan.

6.3.4 Pengukuran Kinerja

7
Sistem pengukuran kinerja meliputi indikator-indikator kinerja kunci yang
dapat digunakan manajemen untuk mengukur proses dalam upaya mencapai
tujuan. Indikator tersebut tidak berupa penjualan atau laba bersih melainkan
pengukur-pengukur tertentu yang diperuntukan bagi klien dan tujuannya.

6.4 Menilai Risiko Bisnis Klien


Auditor menggunakan pemahamannya tentang bisnis dan bidang usaha klien
untuk menilai risiko bisnis klien, yaitu risiko kegagalan klien dalam mencapai
tujuannya. Risiko bisnis klien bisa timbul dari beberapa faktor yang berpengaruh
terhadap klien dan lingkungannya, seperti misalnya terjadi penurunan ekonomi yang
memperburuk aliran kas 6 klien. A 315. 15 menegaskan bahwa auditor harus
memperoleh suatu pemahaman tentang apakah entitas memiliki suatu proses untuk:
a. Mengidentifikasi risiko bisnis yang relevan dengan tujuan pelaoporan keuangan.
b. Mengestimasi signifikansi risiko.
c. Menentukan kemungkinan terjadinya risiko tersebut.
d. Memutuskan tindakan untuk menangani risiko tersebut.

Proses penilaian risiko entitas membentuk suatu basis bagi manajemen untuk
menentukan bagaimana risiko dikelola. Jika proses tersebut sudah tepat sesuai dengan
kondisinya , termasuk sifat, ukuran, dan kompleksitas entitas, maka hal ini membantu
auditor dalam mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material.

Menggambarkan hubungan antara bisnis dan bidang usahan klien, risiko bisnis klien,
dan penilaian auditor tentang risiko terjadinya kesalahan penyajian material dalam
pelaporan keuangan.

6.5 Prosedur Analitis


Prosedur analitis adalah salah satu dari 8 tipe bukti yang telah diperkenalkan
pada Bab 5. Proesdur analitis diidentifikasikan pada standar audting (SA 520.4)
sebagai : “Pengevaluasian terhadap informasi keuangan yang dilakukan melalui
hubungan antara data keuangan dan data non keuangan. Prosedur analitis juga
mencangkup investigasi sebagaimana yang diperlukan atas fluktuasi atau hubungan
teridentifikasi yang tidak konsisten dengan informasi relevan lain, atau yang berbeda
dari nilai yang diharapkan dalam jumlah yang signifikan.

8
6.6 Lima Tipe Prosedur Analitis
Kegunaan Prosedur analisis sebagai bukti audit sangat bergantung pada
bagaimana auditor mengembangkan suatu ekspektasintentang harus seperti apa suatu
saldo akun atau rasio, apapun prosedur analitis yang digunakan. Dalam prosedur
analitis, auditor membandingkan data klien dengan :
a. Data industry
b. Data serupa dari periode sebelumnya
c. Hasil ekspetasi yang ditentukan klien
d. Hasil ekspetasi yang ditentukan auditor
e. Hasil ekspetasi dengan menggunakan data non- keuangan.
6.6.1 Membandingkan Data Klien Dengan Data Periode Sebelumnya yang
Serupa
Andaikan bahwa presentase marjin kotor sebuah perusahaan berada antara 26
dan 27% untuk masing-masing dari 4 tahun terakhir tetapi turun menjadi 23% tahun
berjalan. Penurunan marjan ini harus diperhatikan oleh auditor jika penurunan itu
tidak diperkirakan.
a. Membandingkan saldo tahun berjalan dengan tahun sebelumnya, salah satu cara
termudah untuk membuat ujian ini adalah dengan menyertakan hasil neraca saldo
tahun lalu yang telah disesuaikan dalam kolom terpisah dari lembar kerja neraca
saldo tahun ini.
b. Menghitung rasio dan hubungan persentase untuk dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, perbandingan dari total atau rincian dengan tahun sebelumnya
seperti yang dijelaskan dalam dua paragraph sebelumnya memiliki dua
kelemahan. Pertama, ia gagal untuk memperhatikan pertumbuhan atau
penurunan dalam aktivitas bisnis. Berikut disajikan tabel perbandingan dan
hubungan internal.

9
Rasio atau perbandinagn Kemungkinan salah saji

Komisi penjualan dibagi dengan Salah saji komisi penjualan


penjualan bersih

Retur penjualan dan potongan harga Misklasifikasi retur penjualan dan


dibagi dengan penjualan kotor pengurangan harga retur atau
pengurangan harga yang belum
tercatat sesudah akhir tahun

Nilai penyerahan tunai asuransi jiwa Kesalahan mencatat perubahan dalam


(tahun berjalan) dibagi dengan nilai nilai penyerahan tunai atau kekeliruan
penyerahan tunai asuransi jiwa (tahun mencatat perubahan
sebelumnya)

Masing-masing beban manufaktur Salah saji yang signifikan dari


sebagai persentasi dari total beban masing-masing beban total
manufaktur

6.6.2 Membandingkan Data Klien dengan Hasil yang Diharapkan yang


Ditentutkan Klien
Kebanyakan perusahaan menyiapkan anggaran (budghets) untuk berbagai
aspek operasi dan hasil keuangannya. Karena anggaran merupakan ekspetasi klien
selama periode berjalan, auditor harus menyelidiki perbedaan yang paling signifikan
antara hasil yang dianggarkan dengan hasil actual, karena area ini dapat mengandung
salah saji yang potensial.

6.6.3 Membandingkan Data Klien dengan Ekspetasi Auditor

Perbandingan umum lainnya antara data klien dengan hasil yang diharapkan
terjadi ketika auditor menghitung saldo yang diharapakan untuk dibandingkan
dengan saldo aktual. Pada jenis prosedur analitis ini, auditor membuat estimasi
tentang rupa saldo akun yang seharusnya dengan menghubungkannya dengan

10
beberapa akun neraca atau akun laporan laba rugi lainnya, atau membuat proyeksi
berdasarkan beberapa tren historis

6.6.4 Membandingkan Data Klien dengan Hasil yang Diharapkan dengan


Menggunakan Data Non Keuangan

Andaikan anda sedang mengaudit sebuah hotel, anda dapat mengembangkan


ekspetasi atas total pendapatan dari kamar hotel dengan mengalikan jumlah kamar
dengan tarif setiap kamar, tarif harian rata-rata untuk setiap setiap kamar, dan tingkat
hunian rata-rata. Anda kemudian dapat membandingkan estimasi anda dengan
pendapatan yang tercatat pengujian atas kelayakan pendapatan yang tercatat

11

Anda mungkin juga menyukai