Anda di halaman 1dari 3

Angota Kelompok 1

1. Annisa Mutiara Hafsari (1910305084)


2. Dwi Nikmatul Izzah (1910305090)
3. Miyanti (1910305029)
4. Muhammad Taufiqurrahman
(1910305047)

KONTROL GENETIK PEMBELHAN SEL


A. Kanker Sebagai Masalah Genetik
Kanker adalah pertumbuhan jaringan yang baru sebagai akibat dari proliferasi (pertumbuhan
berlebihan) sel abnormal secara terus menerus yang memiliki kemampuan untuk menyerang
dan merusak jaringan lainnya. Pada kanker terjadi perubahan genetik yang diturunkan kepada
sel-sel kanker turunannya. Perubahan pada gen ini menyebabkan terjadinya proliferasi sel yang
tak terkendali dan tak terkontrol. Ada 2 mekanisme yang menyebabkan kanker menjadi
progresif yaitu,
1. beberapa mutasi akan menyebabkan terjadinya proliferasi sel yang tidak normal yang
pada gilirannya akan menjadi taget untuk terjadinya mutasi yang berikutnya.
2. beberapa mutasi akan mempengaruhi kestabilan genom secara keseluruhan baik pada
tingkat DNA maupun pada tingkat kromosom yang meningkatkan laju terjadinya
mutasi.
Ada 2 jalur mutasi yang akan mengarah ke arah perbanyakan sel yang tidak normal. Kedua
jalur tersebut adalah,
1. Hiperaktif gen-gen stimulator. Mutasi biasanya terjadi pada salah satu dari dua kopi
gen yang terdapat pada sel. Gen yang mengalami mutasi ini dikenal sebagai oncogen
(Gr: onkos berarti tumor). Sementara gen pasangannya yang tidak mengalami mutasi
dikenal sebagai protooncogen.
2. Mutasi jenis ini biasanya bersifat resesif artinya kedua gen yang berpasangan tersebut
dibuat tidak aktif atau mengalami delesi sehingga tidak ada lagi hambatan terhadap
proliferasi sel. Gen penghambat proliferasi sel ini dikenal sebagai tumor supressor gen
. Inaktivasi gen-gen inhibitor.
Jenis-jenis kanker banyak sekali tapi secara umum dibagi menjadi 4 golongan utama yaitu
a. Sarkoma
b. Karsinoma
c. Adenokarsinoma
d. Limfoma
Ciri tumor ganas yang paling utama adalah kemampuan mereka untuk menyebar melampaui
lokasi asal. Kanker dapat menyerang jaringan tetangga melalui perluasan langsung atau
infiltrasi, atau ia menyebar ke lokasi yang letaknya jauh dan mengembangkan pembentukan
abnormal kedua yang dikenal sebagai metastasis

B. ONKOGEN
Onkogen ialah bentuk abnormal dari proto-onkogen yang mempunyai kemampuan tranformasi
sel menjadi ganas (Merleen et al., 2009). Onkogen berperan untuk menstimulasi pertumbuhan
sel menjadi kanker melalui aktivitas siklus sel, baik secara langsung maupun tidak langsung
sehingga sel berpoliferasi. Perubahan onkogen menghasilkan kondisi yang memacu poliferasi

[Type here]
sel dan cenderung dominan, biasanya mengenai satu alel tunggal sehingga satu dari kedua alel
sudah cukup efektif.
Terdapat tiga mekanisme yang dapat memproduksi onkogen dari proto-onkogen (Asmuddin,
2004) yaitu:
1. Point mutasi proto-onkogen hasil dari pengkodean produk protin
2. Reduplikasi lokal dari segmen DNA yang didalamnya terdapat protoonkogen
3. Translokasi kromosom yang menyebabkan pengontrol pembelahan sel menjadi tidak
terkontrol
Terdapat beberapa jenis onkogen yang diketahui berperan dalam karsinogenesisi (Rahmawati,
2021) yaitu:
1. Reseptor kinase, misalnya Epidermal Growth Factor (EGFR), VEGFR atau HER2/neu
yang berperan pada regulasi pertumbuhan dan diferesiansi dalam kondisi normal.
2. Tirosin kinase sitoplasma, SRC dan gen ABL yang berperan pada regulasi proliferasi
sel, diferensiasi, migrasi dan survival dalam kondisi normal.
3. Serin/treonin kinase sitoplasma, RAF atau Cyclin-dependent kinase (CDKs) yang
berperan pada regulasi proliferase diferensiasi, apoptosis, dan survival dalam kondisi
normal
4. Membrane linked GTPase, RAS yang berperan pada regulasi proliferasi sel dalam
kondisi normal
5. Faktor-faktor transkripsi, MYC yang berkaitan dengan regulasi proliferasi sel dalam
kondisi normaL.
Aktivasi onkogen dapat terjadi melalui dua mekanisme yaitu:
a. Amplifikasi gen.
b. Mutase titik
c. Trasnlokasi kromosom

C. Gen Supresor Tumor (P53)


a. Sejarah
P53 ditemukan pertama kali pada tahun 1979 yang dikenal sebagai protein 53
kilodalton. Pada tahun 1980-an, p53 diketahui sebagai oncogene, sebab ketika
dikombinasikan dengan ras klon p53 menunjukkan kemampuan transformasi seluler.
Akhir tahun 1980an akhirnya menjadi jelas bahwa klon p53 adalah mutan dan p53 wt
(wild type) (normal) kenyataaannya adalah tumor suppressor gen
b. Pengertian
Tumor suppressor gen adalah pengatur pertumbuhan resesif pada tingkat sel dan harus
bermutasi dikedua alel untuk menyebabkan perubahan fenotip dalam sel T. Fungsi
utamanya untuk menghambat perkembangan kanker dengan memicu respons seluler
dari kerusakan sel
c. Latar Belakang Digunakannya P53 Sebagai Gen Terapi
 P53 berperanan sangat penting dalam menentukan nasib sel ketika DNA
mengalami kerusakan,
 Pada sebagian besar perubahan genetik dalam tumor, baik delesi atau mutasi
pada lebih dari 50% kanker pada manusia ternyata p53 mengalami mutasi
transmisi germline dari alel mutan p53
 Kehilangan p53 mengakibatkan penurunan apoptosis dan menurunkan
sensitifitas terhadap radioterapi atau kemoterapi
d. Aplikasi Terapi Memanfaatkan Gen-P53
 Overekspresi MDR1 pada sel kanker
 p53 dan kemoterapi
 p53 dan radiotherapy

[Type here]
D. Perkembangan kanker kolorektal
1) Chromosomal instability (CIN) Chromosomal instability (CIN)
CIN didefinisikan sebagai suatu kondisi berkurangnya atau bertambahnya struktur
kromosom yang menghasilkan beragam kariotipe dari sel ke sel.
Berikut ini jalur-jalur yang terkait dengan CIN:
 Jalur RAS/BRAF/MAPK
 Jalur Wnt/β-Catenin Jalur Wnt/β-catenin
 Jalur p53
2) Microsatellite instability (MSI)
Microsatellite instabilitity (MSI) adalah pengulangan urutan DNA dengan panjang
sekitar 1-6 pasangan basa yang dapat ditemukan pada non-coding dan protein
pengkode DNA. Microsatellite instability diartikan juga sebagai suatu kondisi
perubahan genetik yang berkaitan dengan delesi dan insersi yang mengakibatkan
meningkatnya kondisi malformasi jaringan yang pada akhirnya menimbulkan kanker
3) CpG island methylation phenotype (CIMP)
CpG island adalah suatu bagian dari sekuen DNA yang didominasi oleh nukleotida
sitokin dan guanin secara linier dari arah 5’ ke 3’. CpG nukleotida dapat termetilasi
membentuk 5- methylcytosines dengan penambahan gugus metil oleh enzim DNA
methyltransferase.

[Type here]

Anda mungkin juga menyukai