Anda di halaman 1dari 2

MUHAMMAD AWALUDIN, S.Pd.

I
SDN 18 Tanjung Kelampuk
Kec. Tanah Pinoh Barat
Kab. Melawi
CPG Angkatan 4

1. Connection
Sekolah adalah institusi moral yang dirancang untuk membentuk karakter para warganya. Seorang
pemimpin di sekolah tersebut akan menghadapi situasi di mana mengambil suatu keputusan yang banyak
mengandung dilema secara etika, dan berkonflik antara nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama
benar. Keputusan-keputusan yang diambil di sekolah akan merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi
oleh sekolah tersebut, dan akan menjadi rujukan atau teladan bagi sekolah lain.

Sebagai seorang guru penggerak menjadi pemimpin pembelajaran diharapkan mampu melakukan
pengambilan keputusan berdasarkan prinsip pemimpin pembelajaran, mampu menyadari dan
menggunakan prinsip moral dalam melakukan pengambilan keputusan dan mampu menerapkan strategi
untuk menghindari adanya isu kode etik kepemimpinan sekolah dan konflik kepentingan.

Seorang guru, itu harus memberikan tauladan atau contoh praktek baik kepada murid. Dalam setiap
pengambilan keputusan, seorang guru harus memberikan karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi
Triloka ing madyo mangun karsa dan pada akhirnya guru membantu murid untuk dapat menyelesaikan
atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Guru hanya sebagai pamong yang
mengarahkan murid menuju kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan filosofi Triloka Tut Wuri Handayani.

2. Challenge
Sebelum mempelajari modul ini ketika saya menerapkan pengambilan suatu keputusan cenderung hanya
mengedepankan kepentingan sesaat saja tanpa menggunakan konsep pengambilan dan pengujian
keputusan yang benar . Saya pikir keputusan yang saya ambil sudah yang terbaik karena saya dalam
mengambil keputusan selalu memperhatikan aspek-aspek yang tidak merugikan berbagai pihak. Namun
setelah mempelajari modul ini saya menjadi tahu bahwa dalam pengambilan keputusan banyak hal yang
harus dikaji dan dipertimbangkan, misalnya kita bisa menerapkan 9 konsep pengambilan dan pengujian
keputusan sebagai acuan agar keputusan yang diambil tepat dan bisa dipertanggungjawabkan. Selain itu
hal yang juga harus diperhatikan yaitu yang berkaitan dengan paradigma dilema etika maupun prinsip-
prinsip pengambilan keputusan yang baik.

3. Concept: 
Memasuki materi eksplorasi konsep pada forum diskusi saya dihadapkan dengan tugas menganalisis
kasus dilema etika berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan. Pemahaman saya makin bertambah Ketika berdiskusi di ruang kolaborasi dengan sesama CGP
lebih-lebih diperkuat oleh fasilitator yang memberikan masukan dan arahan terkait topik di modul ini.
Konsep utama yang menurut saya penting untuk terus dibawa selama menjadi calon guru penggerak atau
bahkan setelah menjadi guru penggerak adalah konsep yang berkaitan dengan 9 langkah pengambilan dan
pengujian keputusan yang terdiri dari:
1) Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini
2) Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
3) Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini
4) Pengujian benar atau salah, meliputi:
a) Uji Legal
b) Uji Regulasi/Standar Profesional
c) Uji Intuisi
d) Uji Halaman Depan Koran
e) Uji Panutan/Idola
f) Uji halaman depan koran
g) Uji Panutan/Idola
5) Pengujian Paradigma Benar lawan Benar
6) Melakukan Prinsip Resolusi
7) Investigasi Opsi Trilema
8) Buat Keputusan
9) Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan.
Langkah-langkah pengambilan keputusan di atas sangat penting dipahami oleh seorang guru penggerak
apalagi sebagai pemimpin pembelajaran ini sebagai pedoman dan acuan dalam mengambil suatu
keputusan.
4. Change
Setelah mendapatkan materi ini membuka pemahaman saya tentang bagaimana cara pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan dilema etika. Semakin terbukanya pemahaman ini merupakan awal
kemudahan dalam mengimplementasikan di sekolah saya, bukan saja untuk diri pribadi melainkan juga
warga sekolah.
Meskipun banyak kendala yang saya alami saya sangat bersyukur dengan berlatih mengambil keputusan
melalui kasus-kasus yang ada di LMS, dengan adanya kasus ini maupun kasus nyata yang terjadi di
sekolah saya, saya sudah bisa melakukan pengambilan dan menerapkan keputusan walaupun belum
sempurna, dan tidak ada lagi kendala yang berarti dalam melakukan analisis beberapa pengambilan
keputusan. Saya juga sudah bisa membedakan dilema etika dan bujukan moral. Saya akan berusaha
seoptimal mungkin menerapkan paradigma, prinsip, dan langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
Tujuannya agar pada akhirnya keputusan tersebut adalah yang tepat di antara pilihan benar-benar tepat.

Anda mungkin juga menyukai