Hukum herdy weinberg ditemukan oleh ahli fisika W. Weinberg dan ahli
matematika G.H. Hardy pada tahun 1980. Kedua ahli tersebut berasal dari inggris.
Dalam tahun 1980 G.H.Hardy (seoran ahli matematika bangsa inggris) dan W.
Weinberg ( seorang dokter bangsa jerman) secara terpisah menemukan dasar-dasar yang
ada hubungannya dengan frekuensi gen dalam populasi. Prinsip yang berbentuk
pernyataan teoritis itu dikenal sebagai prinsip ekuilibrium Herdy-Wenberg. Pernyataan
itu menegaskan bahwa didalam populasi yang ekuilibrium ( dalam keseimbanagn), maka
baik frekuensi gen maupun frekuensi genotip akan tetap dari satu generasi kegenerasi
seterusnya. Ini dijumpai dalam populasi yang besar, di mana perkawinan berlagsung
secara acak (rondom) dan tidak ada pilihan/pengaturan atau faktor lain yang dapat
mengubah frekuensi gen.
Untuk menjelaskan menjelaskan hukum ini digunakan contoh perkawinan sapi
shothorn kodominan, yaitu alel merah (R) dan alel putih (r). jika kita asumsikan bahwa
frekuensi gen merah adalah p dan frekuensi gen putih adalah q dengan p=0,7 dan q= 0,3
didepan pq disebabkan oleh adanya dua kemungkinan terbentuknya sapi roan, yaitu dari
pertemuan sperma yang mengandung gen R dengan sel telur yang mengandung gen r dan
dari sperma yang mengandung gen r dengan sel telur yang mengandung gen R.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan hokum Hardy-weinberg.
1) Jumlah frekuensi gen dominan dan resesif (p+q) adalah 1.
2) Jumlah frekuensi dari ketiga macam genotip (p2 + 2pq + q2) adalah 1.
Jadi pada dasarnya hokum ini menyatakan bahwa frekuensi gen dominan dan resesif pada
suatu populasi yang cukup besar tidak akan berubah dari satu generasi ke generasi
lainnya jika tidak ada seleksi, migrasi. Mutasi, dan genetic drift. Keadaan populasi yang
demikian disebut dalam keadaan equilibrium (dalam keadaan seimbang)
1. Perhitungan Frekuensi Gen
a. Kodominan
Perhitungan yang dengan frekuensi gen untuk sifat-sifat yang dikontrol oleh sepasang
alel kodominan resesif lebih mudah. Kita dapat dengan mudah membedakan individu
yang bergenotip homozigot dominan, heterozigot, dan homozigot resesif hanya
berdasarkan fenotipnya saja.
b. Dominan penuh
Perhitungan frekuensi gen untuk sifat-sifat yang diwariskan secara dominan penuh
memerlukan cara yang sedikit berbeda. Hal ini karena antara individu yang bergenotip
homozigot dominan dan yang begenotip heterozigot tidak dapat dibedakan hanya dengan
berdasarkan fenotipnya saja.
c. Sifat yang diwariskan secara sex-influenced
Perhitungan frekuensi gen untuk sifat-sifat yang diwarisiskan secara sex-influenced
harus berdasarkan jenis kelamin.
d. Sifat-sifat yang diwariskan secara sex linked
Jika di asumsikan pada suatu populasi yang terdiri dari 2000 ekor ayam terdapat 1000
ekor ayam jantan dan seribu ekor ayam betina dijumpai 61 ekor ayam betina polos dan 4
ekor ayam jantan lurik, maka frekuensi gen polos pada populasi ayam betina adalah
61/1000 = 0,061.
Frekuensi itu juga merupakan frekuensi gen polos, karena ayam betina hanya
memiliki 1 kromosom Z. Gen lurik = 1 – 0,061 = 0,939.
e. Alel ganda
Cara perhitungan frekuensi gen pada prinsipnya sama dengan cara yang telah dibahas
di atas. Namun rumusnya harus di perluas menjadi
(p + q + r)2 = 1; p2+ 2pq + q2+ 2pr + 2qr + r2 = 1.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Gen
a. Seleksi
Silang dalam merupakan salah satu bentuk isolasi secara genetik. Jika suatu
populasi terisolasi, silang dalam cenderung terjadi karena adanya keterbatasan pilihan
dalam proses perkawinan. Jika silang dalam terjadi antargrup ternak yang tidak terisolasi
secara geografis maka pengaruhnya juga akan sama. Oleh sebab itu, silang dalam
merupakan suatu isolasi buatan. Sebenarnya silang dalam tidak berubah frekuensi gen
awal pada saat proses silang dalam dimulai. Jika terjadi perubahan frekuensi gen maka
perubahan itu disebabkan oleh adanya seleksi, mutasi, dan pengaruh sampel acak.
Jika silang luar yang dilakukan pada suatu populasi yang memiliki rasio jenis
kelamin yang sama dengan frekunsi gen pada suatu lokus yang sama pada kedua pada
kedua jenis kelamin maka frekuensi gen tidak akan berubah akibat pengaruh langsung
silang luar.
d. Genetic drift
- Frekuensi fenotip sapi yang bertanduk atau masing masing sifat
Tt = 375 = 0,1013
3700
TT = frekuensi fenotip sapi tidak bertanduk 3325 = 0,8986
3700
- Frekuensi fenotip tt = 375 = 0,1013
3700
- Frekuensi gen t = = = 0,3182
- Frekuensi gen T = 1 - = 1- = 1- 0,3182 = 0,6818
Semua orang di dunia yang pernah merasakan bangku sekolah atau hanya mengetahui
lewat buku pelajaran, artikel, majalah, dan lainnya. Pasti pernah mendengar yang
namanya Teori Evolusi, yaitu suatu teori yang berkaitan dengan ilmu kehidupan.
Pencetus teori tersebut adalah Charles Robert Darwin yang berasal dari Inggris di
pertengahan abad ke-19.
Kebanyakan masyarakat mungkin hanya mengenal Teori Evolusi sebagai salah satu dari
konsep biologi dan merupakan ilmu pengetahuan netral yang tidak memberikan pengaruh
apapun terhadap keseharian kehidupan manusia. Padahal yang terkandung dalam teori
tersebut lebih dari sekedar konsep biologi, karena yang diajarkan dalam teori tersebut
memberikan pengaruh terhadap pemikiran-pemikiran yang muncul setelah adanya teori
tersebut.
Evolusi dan agama adalah dua hal yang berbeda dalam menjelaskan tentang kehidupan.
Secara filosifis kebenaran agama adalah mutak atau absolut sedangkan kebenaran evolusi
adalah kebanaran ilmu yang relatif. Artinya teori evolusi belum tentu dibenarkan tanpa
koreksi secara terus-menerus dan juga tidak dapat ditolak secara apriori tanpa memahami
esensi evolusi.
Titik Persamaan dan Perbedaan baik ilmu, filsafat ataupun agama bertujuan sekurang-
kurangnya berurusan dengan hal yang sama yaitu kebenaran. Namun titik perbedaannya
terletak pada sumbernya, ilmu dan filsafat berumur pada ra’yu (akal, budi, rasio, reason,
nous, vede, vertand, vernunft) manusia. Sedangkan agama bersumberkan pada wahyu.
Disamping itu ilmu pengetahuan mencari kebenaran dengan jalan penyelidikan (riset,
research), pengalaman (empiris) dan percobaan (eksperimen) sebagai batu ujian. Filasafat
menghampiri kebenaran dengan explorasi akal budi secara radikal (mengakar); tidak
merasa terikat oleh ikatan apapun, kecuali oleh ikatan tangannya sendiri bernama logika.
Manusia mencari dan menemukan kebenaran dengan dan dalam agama dengan jalan
mempertanyakan berbagai masalah asasi dari atau kepada kitab suci.
Kebenaran ilmu pengetahuan adalah kebenaran positif (berlaku sampai dengan saat ini),
kebenaran filsafat adalah kebenaran spekulatif (dugaan yang tidak dapat dibuktikan
secara empiris, riset dan eksperimental). Baik kebenaran ilmu maupun kebenaran filsafat
kedua-duanya nisbi (relatif). Sedangkan kebenaran agama bersifat mutlak (absolut)
karena agama adalah wahyu yang diturunkan Allah, baik ilmu maupun filsafat dimulai
dengan sikap sanksi dan tidak percaya. Sedangkan agama dimulai dengan sikap percaya
atau iman (Anshari, 1996).
Pengenalan konsep
Sejak dipopulerkan oleh Darwin satu setengah abad yang lalu, konsep evolusi telah
berkembang menjadi konsep yang kompleks. Sebagai salah satu pemikiran yang paling
mengguncang dunia, gagasan tentang evolusi mendapat tantangan hebat, di samping
penganut yang kuat. Namun bagaimanapun juga, pemahaman yang benar mengenai apa
yang dimaksud dengan evolusi, dan beberapa istilah serta konsep yang terkait, perlu
sekali dimiliki oleh siapa saja sebelum ia memutuskan untuk mengikuti atau
menentangnya.
Secara umum istilah ‘evolusi’ berarti A gradual process in which something changes into
a different and usually more complex or better form. Yang diterjemahkan menjadi
perubahan (pertumbuhan, perkembangan) secaraberangsur-angsurdanperlahan-lahan
(sedikit demi sedikit).Dalam konteks biologi, evolusi dimaksudkan sebagai ‘evolusi
makhluk hidup, evolusi biologis, atau evolusi organik’ untuk menyatakan bahwa yang
mengalami perubahan itu adalah makhluk hidup. Jadi, pada intinya dalam kata ‘evolusi’
terkandung makna proses perubahan. Dengan demikian, evolusi adalah peristiwa atau
kejadian.
Apakah kejadian atau peristiwa itu memang benar-benar terjadi? Untuk itu diperlukan
bukti. Begitu pula dengan evolusi. Jika evolusi (proses perubahan) itu memang terjadi,
apa buktinya? Dikemukakanlah bukti-bukti evolusi yang pada dasarnya ingin
menunjukkan bahwa perubahan itu memang benar-benar terjadi.
Peristiwa evolusi tidak dapat diamati secara langsung. Apa yang dikatakan sebagai ‘bukti
evolusi’ selama ini sebenarnya hanyalah bukti inferensian. Dalam hal ini, ada sejumlah
gejala atau fakta dianggap dapat membuktikan adanya evolusi karena hanya dapat
dijelaskan dengan memuaskan berdasarkan konsep evolusi. Sudah barang tentu
pembuktian seperti itu bersifat tentatif. Suatu penjelasan untuk sementara dianggap benar
selama belum ada penjelasan lain yang lebih mampu menjelaskan suatu gejala secara
lebih memuaskan.
Evolusi dapat dipandang sebagai fakta dan sebagai teori. Sebagai fakta, evolusi adalah
perubahan. Teori evolusi menjelaskan mekanisme perubahan itu. Teori Darwin hanyalah
salah satu dari beberapa teori evolusi yang pernah diajukan, dan sekarang telah banyak
mengalami penyempurnaan. Menentang teori Darwin belum tentu menentang teori
evolusi karena bisa juga berarti mengajukan teori evolusi lain yang lebih baik dari teori
evolusi Darwin. Menentang teori evolusi seyogyanya dilakukan dengan memberikan
penjelasan (teori) lain yang lebih dapat diterima mengenai berbagai fakta yang selama ini
diyakini sebagai bukti evolusi atau fakta yang selama ini dapat dijelaskan berdasarkan
konsep evolusi.
Walaupun demikian, adalah penemuan kembali karya Gregor Mendel mengenai genetika
(yang tidak diketahui oleh Darwin dan Wallace) oleh Hugo de Vries dan lainnya pada
awal 1900-an yang memberikan dorongan terhadap pemahaman bagaimana variasi terjadi
pada sifat tumbuhan dan hewan.
Kontradiksi antara teori evolusi Darwin melalui seleksi alam dengan karya Mendel
disatukan pada tahun 1920-an dan 1930-an oleh biologiawan evolusi seperti J.B.S.
Haldane, Sewall Wright, dan terutama Ronald Fisher, yang menyusun dasar-dasar
genetika populasi. Hasilnya adalah kombinasi evolusi melalui seleksi alam dengan
pewarisan Mendel menjadi sintesis evolusi modern. Pada tahun 1940-an, identifikasi
DNA sebagai bahan genetika oleh Oswald Avery dkk. beserta publikasi struktur DNA
oleh James Watson dan Francis Crick pada tahun 1953, memberikan dasar fisik
pewarisan ini. Sejak saat itu, genetika dan biologi molekuler menjadi inti biologi
evolusioner dan telah merevolusi filogenetika. Setelah itu seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, maka pro kontra tentang teori ini semakin meluas sesuai
dengan ilmu dan keahlian yang didalami oleh para ilmuwan. Beberapa kecenderungan
baru teori evolusi akan dibahas di bawah ini!
1. A. TeoriEvolusiSintesis
Para ilmuwan yang berperan serta dalam membangun teori baru ini termasuk ahli
genetika, yaitu G. Ledyard Stebbins dan Theodosius Dobzhansky, ahli ilmu hewan Ernst
Mayr dan Julian Huxley, ahli palaentologi George Gaylond Simpson dan Glenn L, serta
ahli genetika matematis Sir Ronald A. Fisher dan Sewall Wright. Mutasi adalah
kerusakan yang terjadi untuk alasan yang tidak diketahui, dalam mekanisme penurunan
sifat pada makhluk hidup. Makhluk hidup yang mengalami mutasi memperoleh bentuk
yang tak lazim dan menyimpang dari informasi genetik yang mereka warisi dari
induknya.
Konsep “mutasi acak” diharapkan bisa menjawab pertanyaan tentang asal usul variasi
menguntungkan yang menyebabkan makhluk hidup berevolusi sesuai dengan teori
Darwin, sebuah kejadian yang Darwin sendiri tidak bisa menjelaskannya, tetapi hanya
mencoba menghindarinya dengan mengacu pada teori Lamarck. Kelompok The
Geological Society of America (Perkumpulan Masyarakat Geologi Amerika) menamai
teori baru ini dan membuat rumusan dengan menambahkan gagasan mutasi pada teori
seleksi alam Darwin sebagai teori evolusi sintesis. Dalam waktu singkat teori ini menjadi
dikenal dengan nama neo-Darwinisme. Namun, terdapat sebuah masalah besar. Memang
benar bahwa mutasi mengubah informasi genetik makhluk hidup, tetapi perubahan ini
selalu terjadi dengan dampak merugikan bagi makhluk hidup bersangkutan.
Semua mutasi yang teramati menghasilkan makhluk yang cacat dan lemah, atau
berpenyakit dan kadang membawa kematian pada makhluk tersebut. Oleh karena itu,
dalam upaya untuk mendapatkan contoh mutasimutasi menguntungkan yang
memperbaiki informasi genetika pada makhluk hidup neo-Darwinisme melakukan
banyak percobaan dan pengamatan. Selama puluhan tahun, mereka melakukan percobaan
mutasi pada lalat buah dan berbagai spesies lainnya. Namun, tak satu pun dari percobaan
ini memperlihatkan mutasi yang memperbaiki informasi genetik pada makhluk hidup.
Menurut para penganut neo-Darwinisme, saat ini permasalahan mutasi masih menjadi
kebuntuan besar bagi Darwinisme. Meskipun teori seleksi alam menganggap mutasi
sebagai satu-satunya sumber dari perubahan menguntungkan, tidak ada mutasi dalam
bentuk apapun yang teramati dan benar-benar menguntungkan yang memperbaiki
informasi genetik. Satu kebuntuan lain bagi neo-Darwinisme datang dari catatan fosil.
Bahkan pada masa Darwin, fosil telah menjadi rintangan yang penting bagi teori ini.
Sementara Darwin sendiri mengakui tak adanya fosil spesies peralihan. Dia juga
meramalkan bahwa penelitian selanjutnya akan menyediakan bukti atas bentuk peralihan
yang hilang ini.
1. B. TeoriDalamKrisis
Sel merupakan satuan terkecil makhluk hidup, tidak mungkin muncul secara kebetulan
dalam kondisi primitif tanpa kendali di saat Bumi masih muda – seperti yang dipaksakan
kaum evolusionis kepada kita agar percaya. Dalam laboratorium tercanggih di abad ini
sekali pun, hal itu mustahil terjadi. Asam-asam amino, yaitu satuan pembentuk berbagai
protein penyusun sel hidup, tak mampu dengan sendirinya membentuk organel-organel di
dalam sel seperti mitokondria, ribosom, membran sel, ataupun retikulum endoplasma –
apalagi membentuk sebuah sel yang utuh. Oleh sebab itu, pernyataan bahwa sel pertama
terbentuk secara kebetulan melalui proses evolusi, hanyalah hasil rekaan yang
sepenuhnya didasarkan pada daya khayal.
Seorang ahli biokimia Australia yang bernama Prof. Michael Denton menyanggah teori
Darwinisme. Menurut dia terdapat pertentangan mencolok ketika teori evolusi
dihadapkan dengan penemuan-penemuan ilmiah dalam berbagai bidang seperti asalusul
kehidupan, genetika populasi, anatomi perbandingan, ilmu fosil, dan biokimia. Menurut
dia, evolusi adalah sebuah teori yang sedang dilanda krisis.
Dalam bukunya Evolution: A Theory in Crisis (1985) yang artinya evolusi sebuah teori
dalam krisis, Denton menguji teori ini ditinjau dari berbagai cabang ilmu dan
menyimpulkan bahwa teori seleksi alam sangatlah jauh dalam memberikan penjelasan
bagi kehidupan di bumi. Tujuan Denton dalam mengajukan sanggahannya bukanlah
untuk menunjukkan kebenaran dari pandangan lain, tetapi hanya membandingkan
Darwinisme dengan fakta-fakta ilmiah. Selama dua dasawarsa terakhir, banyak
evolusionis lain menerbitkan karya-karya penting yang mempertanyakan keabsahan teori
evolusi Darwin.
Salah satu tokoh yang kontra dengan Darwinisme dan teorinya adalah Adnan Oktar atau
yang dikenal dengan nama Harun Yahya.
Beliauadalahseorangda’idanilmuwanterkemukaasalTurki yang memilikinamaasli Adnan
Oktar, yang lahir pada tahun 1956 di Ankara. Dalamkaryanya yang
berjudulKeruntuhanTeoriEvolusi, HarunYahyamengungkapkanbantahan-
bantahannyaterhadapteorievolusi yang dicetuskanoleh Darwin diatas.
Dalam karya Adnan Oktar yang berjudul Keruntuhan Teori Evolusi, menjelaskan, bahwa
apapun yang diciptakan atau ada di dunia ini, bukanlah merupakan sebuah kebetulan
belaka. Pada tulisan awal saya, saya menjelaskan tentang bagaimana para ahli evolusi
menjelaskan bahwa seluruh makhluk hidup memiliki satu nenek moyang yang sama.
Dalam ulasannya, Harun Yahya memaparkan kesalahan Darwin mengenai sel. Darwin
menjelaskan bahwa seluruh makhluk hidup bermula dari sel prokariotik. Tapi, apa yang
dilihat oleh Darwin adalah, penampakkan prokariotik dari mikroskop yang tidak
secanggih mikroskop pada masa kini. Lebih singkatnya, Darwin melihat dari lensa
mikroskop yang tidak secanggih sekarang. Pada zaman Darwin, mikroskop hanya mampu
melihat sel sebagai sesuatu yang sangat sederhana. Tapi, pada era mikroskop abad ini, sel
terlihat sebagai sebuah komponen yang rumit, yang tentu kerumitannya ada secara
serempak dan tidak melalui tahap evolusi, apalagi kebetulan.
HarunYahyajugamengungkapkankelemahan-kelemahanbuktievolusi yang
dikemukakanoleh Darwin, salahsatunyadaricatatanfosil. Dari berbagaifosil yang
ditemukan, tidakadasatu pun fosil yang menunjukkanbentuktransisi yang
dapatdijadikansebagaipetunjuk proses evolusi. Di sampingitu,
perbandingananatomimenunjukkanbahwaspesies yang didugatelahberevolusidarispesies
lain ternyatamemilikiciri-cirianatomi yang sangatberbeda,
sehinggamerekatidakmungkinmenjadinenekmoyangdanketurunannya.
Dalamkasusini, HarunYahyamenganggapbahwatidakterjadiperubahanwarnasayapkupu-
kupu yang diturunkan.Namun, yang terjadisebenarnyaadalahjumlahkupu-kupu yang
berwarnacerahtelahbanyakdimangsaolehburung-burungpemangsa, sehinggajumlahkupu-
kupuberwarnacerahlebihsedikitdibandingkupu-kupu yang berwarnalebihgelap.
Gambar 6.3
HarunYahyamengajukantigaalasanutamamengapamutasitidakdapatdijadikanbuktipenduk
ungevolusi:
Mutasi didefinisikan sebagai pemutusan atau penggantian yang terjadi pada molekul
DNA, yang terdapat dalam inti sel makhluk hidup dan berisi semua informasi genetis.
Pemutusan atau penggantian ini diakibatkan pengaruh-pengaruh luar seperti radiasi atau
reaksi kimiawi. Setiap mutasi adalah “kecelakaan” dan merusak nukleotida-nukleotida
yang membangun DNA atau mengubah posisinya. Hampir selalu, mutasi menyebabkan
kerusakan dan perubahan yang sedemikian parah sehingga tidak dapat diperbaiki oleh sel
tersebut.
1. D. Implikasiteorievolusidalammasyarakat
Teori Evolusi ternyata memberikan dampak dan pengaruh yang cukup besar terhadap
kehidupan sehari-hari kita sebagai umat manusia.Semenjak penerbitan buku Darwin “The
Origin of Species”, evolusi mendapatkan banyak kritik dan menjadi tema yang
kontroversial. Namun
demikian,kontroversiinipadaumumnyaberkisardalamimplikasidariteori
evolusidibidangfilsafat,sosial,danagama.Didalamkomunitasilmuan,teori evolusi telah di
terima secara luas dan tidak mendapat tentangan seperti
yangsudahdiprediksiolehDarwin,implikasiyangpaling kontroversial adalah evolusi
manusia.
Persamaan dan perbedaan pandangan para ahli tentang teori evolusi. Persamaannya
adalah spesies yang ada sekarang ini berasal dari spesies yang hidup di masa lampau,
yang mengalami perubahan secara berlahan, sedangkan Perbedaanya adalah para ahli
mengemukakan pendapat yang berbeda tentang mekanisme/proses perubahan spesies
yang terjadi. Sedangkan menurut Pandangan masyarakat evolusi adalah perubahan
manusia menjadi kera. Masyarakat menganggap bahwa teori evolusi darwin bertentangan
dengan keimanan kepada Tuhan YME.
Ernst Haeckel, seorang ahli Zoologi Jerman, yang sangat termotivasi oleh teori evolusi
Darwin. Ia meyakini bahwa Darwinisme dapat digunakan menjadi alat ideologis yang
akan membentuk masa depan kemanusiaan dengan suatu reformasi sosial. Beberapa
kalangan filsuf, sosialis, dan agamawan juga beranggapan sama dengan Ernst Haeckel
yang mengkawatirkan bahwa dengan memahami konsep evolusi akan mengubah
pemikiran terhadap ideologi yang diyakini.Bahkan dampak yang lebih jauh menurut
beberapa kalangan dengan mempercayai teori evolusi berarti menentang eksistensi
Tuhan.Semakin jelas penentangan teori ini sejak diterbitkan buku tentang “Runtuhnya
Teori Evolusi oleh Harun Yahya”. Sedikit banyak publikasi buku tersebut mempengaruhi
kontoversi terhadap teori evolusi yang telah dikenalkan sebenarnya.
Jika kita kaji ulang tentang teori evolusi dan agama membutuhkan pembuktian
kebenarannya. Agama adalah sebuah kepercayaan, dan tidak dibutuhkan bukti untuk
orang mempercayainya. Kalau pun ada bukti, itu cukup untuk lebih meningkatkan
keimanan terhadap Agama yang diyakininya.Berbeda dengan Teori Evolusi, yang
katanya ilmiah. Sehingga sudah sepantasnya harus dapat diuji kebenarannya, dan
terbukti. Para ilmuwan dengan disiplin ilmu yang didalaminya sedang bekerja keras
untuk melakukan penelitian. Hasil penelitian tersebut akan sedikit banyak membuktikan
kebenaran teori evolusi. Untuk mempelajari teori ini dengan tidak mempengaruhi moral
dan ideologi secara negatif adalah sebuah tantangan.