Anda di halaman 1dari 3

Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatu

Innalhamdalillah nahmaduhu wanasta'inuhu wa nastaghfiruhu wa na'udzubillahi min syururi anfusina


wa min sayyiati amalina, min yahdihillahu fals mudzillalah wa min yudlillah fala hadiyallah, asyhadu alla
ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadarrasulullah, allahumma sholli ala Muhammad wa ala ali
sayyidina Muhammad.

Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah

Alhamdulillah, Khatib wasiatkan kepada diri sendiri dan kepada hadirin sekalian. Marilah bersama-sama
kita menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan berusaha semaksimal mugnkin
melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Hadirin rahimakumullah

 Pada kesempatan ini, marilah sejenak kita memaknai kembali firman Allah di dalam Surat Al-Maidah
ayat 8, yang berbunyi:

‫وا ٱهَّلل ۚ‌َ ِإ َّن ٱهَّلل َ َخبِي ۢ ُر بِ َما‬ ‌ۖ ٰ ‫وا ه َُو َأ ۡق َربُ لِلتَّ ۡق َو‬
ْ ُ‫ى َوٱتَّق‬ ْ ُ‫ٱع ِدل‬ ‌ْۚ ُ‫ط َواَل يَ ۡج ِر َمنَّڪُمۡ َشنَـَٔانُ قَ ۡو ٍم َعلَ ٰ ٓى َأاَّل ت َۡع ِدل‬
ۡ ‫وا‬ ‌ِۖ ‫وا قَوَّٲ ِمينَ هَّلِل ِ ُشہَدَٓا َء بِ ۡٱلقِ ۡس‬
ْ ُ‫وا ُكون‬
ْ ُ‫يَ ٰـَٓأيُّہَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمن‬
َ‫ت َۡع َملُون‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap
sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”. (QS Al-Ma’idah [5]: 8).

Berdasartkan ayat ini marilah kita selalu menjadi penegak kebenaran karena Allah, bukan karena
manusia atau lainnya. Dan henaklah kita menjadi saksi dengan adil, tidak secara curan.
Ini karena adi, keadilan adalah neraca kebenaran. Sebab, manakala terjadi ketidakadilan pada suatu
umat, maka akan lenyap kepercayaan umum, dan tersebarlah berbagai macam kerusakan dan fitnah
dalam masyarakat.

Termasuk ayat ini pun mengingatkan kita agar jangan sampai adanya perbedaan, permusuhan dan
kebencian terhadap suatu komunitas tertentu, mendorong kita untuk bersikap tidak adil terhadap
mereka.

Kaum Muslimin yang Berbahagia

Dalam Al-Quran banyak terdapat ayat-ayat yang turun di Mekah maupun di Madinah, memerintahkan
manusia berbuat adil dan melarang kedzaliman.

Karena itu, Allah menggandengkan keadilan dengan berbuat kebajikan, seperti pada ayat,

‌ِۚ ‫َٓاى ِذى ۡٱلقُ ۡربَ ٰى َويَ ۡنهَ ٰى َع ِن ۡٱلفَ ۡحشَٓا ِء َو ۡٱل ُمنڪ َِر َو ۡٱلبَ ۡغ‬
َ‫ى يَ ِعظُ ُكمۡ لَ َعلَّڪُمۡ تَ َذ َّكرُون‬ ۡ ۡ ۡ ‫هَّلل‬
ِٕ ‫ِإ َّن ٱ َ يَأ ُم ُر بِٱل َعد ِل َوٱِإۡل ۡح َس ٰـ ِن َوِإيت‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada
kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS An-Nahl [16] : 90).

Begitu penting dan luasnya makna keadilan itu, hingga Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menyebut ayat
ini sebagai ayat yang paling luas lingkupnya dalam Al-Quran tentang kebaikan, dan sesungguhnya Allah
menyuruh berlaku adil dan berbuat kebaikan.

Khutbah kedua
Allahummagh fir lilmuslimiina wal muslimaati, wal mu’miniina wal mu’minaatil ahyaa’I minhum wal
amwaati, innaka samii’un qoriibun muhiibud da’waati. Robbanaa laa tuaakhidznaa in nasiinaa aw
akhtho’naa. Robbanaa walaa tahmil ‘alaynaa ishron kamaa halamtahuu ‘alalladziina min qoblinaa.
Robbana walaa tuhammilnaa maa laa thooqotalanaa bihi, wa’fua ‘annaa wagh fir lanaa war hamnaa
anta maw laanaa fanshurnaa ‘alal qowmil kaafiriina. Robbana ‘aatinaa fiddunyaa hasanah wa fil
aakhiroti hasanah wa qinaa ‘adzaabannaar. Walhamdulillaahi robbil ‘aalamiin.

Anda mungkin juga menyukai