Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1) Apakah pengertian profesi akuntan?
2) Apakah profesi akuntan selalu mendapat sorotan publik?
3) Apakah profesi akuntan dapat memelihara kompetensi pada tingkat yang tinggi?
4) Apakah pengertian struktur profesi akuntan Indonesia?
5) Bagaimana struktur etika yang berlaku bagi organisasi IAI?
2
BAB II
ISI
3
Akuntan Publik, adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah, badan
pemeriksa keuangan, dan badan usaha milik negara. Fungsi pokok akuntan publik adalah
melakukan pemeriksaan umum atas laporan keuangan perusahaan dan memberikan opini atas
kewajaran laporan keuangan setelah melakukan prosedur audit.
4
2) AICPA
American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) yaitu suatu organisasi
profesional dalam bidang akuntansi publik yang keanggotaannya hanya bagi akuntan publik
terdaftar (certified public accountants) saja. Organisasi ini menetapkan standar etika profesi dan
standar audit AS untuk perusahaan swasta, organisasi nirlaba, pemerintah federal, negara bagian,
dan daerah. Prinsip-prinsip Etika:
a) Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tanggung jawab mereka sebagai profesional, anggota harus menerapkan
penilaian profesional dan moral yang sensitif dalam segala kegiatannya.
b) Kepentingan Publik
Anggota harus menerima kewajiban mereka untuk bertindak dengan cara yang dapat melayani
kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen terhadap
profesionalisme.
c) Integritas
Untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan masyarakat, anggota harus melakukan
semua tanggung jawab profesional dengan integritas tertinggi.
d) Objektivitas dan Independensi
Seorang anggota harus mempertahankan objectivitas dan bebas dari konflik kepentingan
dalam melaksanakan tanggung jawab professional, serta harus independen dalam penyajian
fakta dan tampilan ketika memberikan layanan audit dan jasa atestasi lainnya.
e) Kecermatan dan Keseksamaan
Seorang anggota harus mematuhi standar teknis dan etis profesi, berusaha terus-menerus
untuk meningkatkan kompetensi dan layanan dalam melaksanakan tanggung jawab
profesional dengan kemampuan terbaik yang dimiliki anggota.
f) Sifat dan Cakupan Layanan
Seorang anggota dalam praktik publik harus memerhatikan prinsip-prinsip dari kode etik
profesional dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang akan disediakan.
5
2.1.4 Skema Karier Seorang Akuntan
Akuntan
Akuntan
Auditor BPKB
BUMN/BUMD
Akuntan Publik
Auditor BPK
6
pemerintahan, terkadang juga dibentuk satuan organisasi yang sering disebut sebagai Inspektorat
Jenderal. Fungsi pokok Inspektorat Jenderal mirip dengan audit internal, namun ruang lingkup
tugasnya terbatas untuk departemen/lembaga pemerintahan yang bersangkutan. Fungsi audit
internal untuk keseluruhan organisasi eksekutif pemerintahan dilakukan oleh Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Pemerintah diwajibkan oleh konstitusi dan undang-undang untuk membuat laporan
realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah serta laporan keuangan (pusat dan
daerah) untuk disampaikan kepada rakyatnya melalui DPR. Sebelum disampaikan kepada DPR,
semua laporan realisasi anggaran dan laporan keuangan tersebut akan diaudit terlebih dahulu
oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pekerjaan para akuntan baik yang
bekerja di sektor swasta maupun sektor pemerintah, entah selaku akuntan manajemen, akuntan
publik, atau auditor internal dapat disebut suatu profesi karena:
1) Memerlukan pengetahuan akuntansi dan/atau disiplin ilmu lain yang relevan melalui
pendidikan formal (knowledge);
2) Memerlukan keterampilan dalam mengolah data dan menyajikan laporan, khususnya dengan
memanfaatkan teknologi komputer dan sistem informasi (skill);
3) Harus mempunyai sikap dan perilaku etis (attitude).
7
2.2 Organisasi Institut Akuntan Indonesia (IAI)
2.2.1 Pengertian Institut Akuntan Indonesia
Seluruh akuntan di Indonesia bernaung di dalam organisasi profesi yang disebut Institut
Akuntan Indonesia (Indonesian Institute of Accountants) yang disingkat IAI. Dulu organisasi ini
bernama Ikatan Akuntan Indonesia, disingkat IAI. Sejalan dengan semakin bertambahnya
spesialisasi bidang-bidang pekerjaan yang dapat digeluti oleh para akuntan, maka terbentuk pula
sub-sub organisasi profesi, antara lain: Institut Akuntan Publik Indonesia (Indonesian Institute of
Public Accountants), Institut Akuntan Manajemen Indonesia (Indonesian Institute of
Management Accountants), Institut Akuntan Sektor Publik (Indonesian Institute of Public Sector
Accountants), dan Institut Akuntan Pendidik Indonesia (Indonesian Institute of Education
Accountants).
8
itu, para akuntan yang berprofesi sebagai akuntan publik ini sepakat untuk membentuk sub-
organisasi tersendiri di bawah IAI pada tanggal 7 April 1977, yang saat itu bernama Ikatan
Akuntan Indonesia-Seksi Akuntan Publik (disingkat IAI-SAP). Belakangan nama IAI-SAP
diubah menjadi IAI-Kompartemen Akuntan Publik (disingkat IAI-KAP). Diawali oleh para
akuntan publik, para akuntan lainnya juga membentuk sub-sub organisasi sesuai dengan
spesialisasinya, seperti: IAI-Kompartemen Akuntan Pendidik (IAI-KAPd), IAI-Kompartemen
Akuntan Manajemen (IAI-KAM), dan IAI-Kompartemen Akuntan Sektor Publik (IAI-KASP).
Selanjutnya, terjadi peristiwa penting pada tanggal 23 Mei 2007 yang menandai tonggak
baru perubahan organisasi dalam tubuh IAI, dimana sub organisasi IAI-KAP berubah menjadi
organisasi baru yang independen dengan nama Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). IAI-
KAP kemudian dibubarkan, namun sebagai gantinya IAPI secara kelembagaan mendaftarkan diri
sebagai anggota IAI dan mendapat persetujuan dari IAI pada tanggal 4 Juni 2007. Dengan
diterimanya IAPI menjadi anggota IAI secara kelembagaan, maka keanggotaan IAI pun
mengalami perubahan dan perluasan. Tampaknya ada kecenderungan kuat bahwa masing-masing
Kompartemen lainnya akan mengikuti jejak IAI-KAP untuk membentuk organisasi independen
serupa.
Ikatan Akuntan Indonesia juga berbenah diri, antara lain sepakat untuk berganti nama baru
menjadi Institut Akuntan Indonesia, namun dengan tetap mempertahankan singkatan yang
dipakai, yaitu IAI. Selama beberapa periode kepengurusan, IAI cukup dipimpin oleh seorang
Ketua. Namun dengan makin besarnya organisasi dan makin kompleksnya permasalahan yang
dihadapi, maka pada 2 periode kepengurusan IAI terakhir ini, IAI telah dipimpin oleh satu badan
pengurus yang disebut Dewan Pengurus Nasional (DPN).
9
2.3 Profesi Akuntan Dalam Sorotan
Walaupun organisasi profesi IAI telah ada sejak tahun 1957, namun profesi ini baru
berkembang pesat pada era pemerintahan Orde Baru, sejalan dengan kebijakan pemerintah Orde
Baru untuk memprioritaskan pembangunan di bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
mempunyai korelasi positif yang kuat dengan pertumbuhan profesi akuntan. Kemajuan dan
pertumbuhan ekonomi pada masa Orde Baru juga berdampak positif bagi pertumbuhan dan
kemajuan profesi akuntan di Indonesia.
Namun sebagaimana sejarah telah mencatat bahwa menjelang akhir abad ke-20, Indonesia
tertimpa krisis ekonomi dan moneter yang berakibat runtuhnya pemerintahan Orde Baru di
bawah Presiden Soeharto. Meskipun pada awalnya krisis ekonomi di Indonesia dipicu oleh
faktor eksternal, namun banyak yang mengatakan bahwa akar penyebab krisis yang
sesungguhnya adalah karena pembangunan di bidang ekonomi tersebut tidak diimbangi oleh
pembangunan landasan moral yang kuat. Seluruh kehidupan ekonomi, sosial, dan politik sarat
dengan budaya KKN yang telah mengakar. Aparat birokrasi dan penegak hukum telah tercemar
virus KKN ini, sehingga seluruh praktik bisnis dan kehidupan masyarakat terperangkap ke dalam
budaya KKN.
Profesi akuntan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari praktik bisnis dan
penyelenggaraan administrasi pemerintahan, mau tidak mau, berada dalam tekanan berat konflik
kepentingan sehingga banyak profesi akuntan juga terseret ke dalam praktik-praktik yang tidak
etis.
Sorotan terhadap profesi akuntan tidak saja terjadi di Indonesia, tetapi juga di AS baik
terhadap akuntan manajemen maupun akuntan publik. Sorotan terhadap citra profesi bahkan juga
menimpa KAP peringkat dunia, yang dikenal dengan sebutan “the big five”. Namun sorotan
paling tajam diberikan kepada KAP Arthur Anderson, karena pelanggaran etika dan pelanggaran
tindak pidana berupa pemusnahan dokumen kertas kerja dalam kaitannya dengan audit yang
dilakukannya pada Enron. Pelanggaran ini tidak saja mengakibatkan pimpinan puncaknya masuk
penjara, tetapi juga KAP Arthur Anderson sendiri tidak mampu lagi mempertahankan
eksistensinya karena kehilangan kepercayaan publik. Memulihkan citra profesi akuntan
merupakan tantangan bersama bila ingin profesi akuntan masih dihormati oleh publik.
10
2.4 Struktur Etika Institut Akuntan Indonesia
Tujuan profesi akuntansi adalah untuk memenuhi tanggung jawabnya dengan standar
profesionalisme tertinggi dan mencapai tingkat kinerja tertinggi dengan orientasi kepada
kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada 4 kebutuhan dasar yang harus dipenuhi
(Prosiding Kongres VIII IAI tahun 1998), yaitu:
a) Kredibilitas. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.
b) Profesionalisme. Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai
jasa akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi.
c) Kualitas Jasa. Keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan dengan
standar kinerja tertinggi.
d) Kepercayaan. Pemakai jasa akuntan harus merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika
profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.
Faktor kunci citra profesi akuntan, yaitu keberadaan dan perkembangan profesi akuntan itu
sendiri ditentukan dengan tingkat kepercayaan masyarakat pemakai jasa akuntan, sedangkan
tingkat kepercayaan masyarakat ditentukan oleh tingkat kualitas jasa (pengetahuan dan
keterampilan teknis di bidang akuntansi serta disiplin ilmu terkait) dan tingkat ketaatan serta
kesadaran para akuntan dalam mematuhi kode etik profesi akuntansi
Struktur Kode Etik IAI terdiri atas 4 bagian yang disusun berdasarkan struktur/jenjang
(hierarchy), yaitu: (1) Prinsip Etika, (2) Aturan Etika, (3) Interpretasi Aturan Etika, dan (4)
Tanya-Jawab Etika.
11
2.4.1 Struktur Penerapan Etika IAI
Prinsip Etika disusun oleh IAI dan disahkan dalam rapat anggota IAI. Prinsip Etika
memberikan kerangka dasar bagi penyusunan Aturan Etika semua kompartemen/institut profesi
sejenis. Prinsip Etika berlaku bagi semua anggota IAI. Aturan Etika merupakan pedoman
perilaku bagi semua anggota kompartemen/institut sejenis, seperti IAPI, IAI-KAPd, IAI-KAM,
dan IAI-KASP. Aturan Etika ini disusun oleh masing-masing kompartemen/institut profesi
sejenis dan disahkan dalam rapat anggota kompartemen/institut yang bersangkutan. Interpretasi
Aturan Etika merupakan penafsiran, penjelasan, atau elaborasi lebih lanjut atas hal-hal, isu-isu,
dan pasal-pasal yang diatur dalam Aturan Etika, yang dianggap memerlukan penjelasan agar
tidak terjadi perbedaan pemahaman atas aturan etika dimaksud. Interpretasi Etika ini dikeluarkan
oleh suatu badan yang dibentuk oleh pengurus kompartemen/institut profesi sejenis yang
bersangkutan. Pada tingkat paling bawah, dimungkinkan adanya tanya-jawab yang berkaitan
dengan isu-isu etika. Tanya-jawab yang berkaitan dengan isu-isu etika. Tanya-jawab ini dapat
12
dilakukan dengan Dewan Standar Profesi yang dibentuk oleh pengurus kompartemen/institut
yang bersangkutan.
100
200 300 400 500
Independensi,
Standar Umum Tanggung-Jawab Tanggung-Jawab Tanggung-Jawab
Integritas,
Prinsip Akuntansi kepada Klien kepada Rekan dan Praktek Lain
Objektivitas
INTERPRETASI PENGURUS
ATURAN ETIKA IAI-KAP
DEWAN SPAP
TANYA JAWAB
13
Pada bagian akhir bab ini, disajikan Kode Etik IAI secara lengkap dikutip dari Prosiding
Kongres IAI VIII tahun 1998. Dalam rangka menyongsong era globalisasi, saat ini IAI sedang
menyusun penyempurnaan kode etik yang mengacu kepada kode etik International Federation
of Accountants (IFAC).
14
c) Profesi akuntan akan tetap berada pada posisi penting bila setiap akuntan selalu dapat
memelihara kepercayaan publik.
d) Penghormatan kepada kepercayaan publik ini hanya dapat dilakukan bila setiap akuntan dapat
menunjukkan komitmen dan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang
tinggi.
15
pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan
perkembangan praktik, legislasi, dan teknik yang paling mutakhir.
Istilah kompetensi mengandung arti: kecakapan, kemampuan, kewenangan, dan
penguasaan. Dengan demikian, kompetensi dapat diartikan sebagai penguasaan dan kemampuan
yang dimiliki dalam menjalankan profesinya, sehingga menumbuhkan kepercayaan publik.
Pengertian kompetensi mencakup 3 ranah, yaitu: kognitif (pengetahuan/knowledge), afeksi
(sikap dan perilaku/attitude, meliputi: etika, kecerdasan emosional, dan spiritual), dan
psikomotorik (keterampilan teknis/fisik). Untuk profesi akuntan, ketiga ranah kompetensi ini
mencakup:
a. Aspek kognotif, yaitu pengetahuan akuntansi dan disiplin ilmu terkait (knowledge);
b. Aspek afeksi, yaitu sikap dan perilaku etis, kemampuan berkomunikasi;
c. Aspek psikomotorik, yaitu keterampilan teknis/fisik, misalnya: penguasaan teknologi
informasi (komputer), teknis audit, dan sebagainya.
IAI telah menetapkan 6 prinsip etika yang berhubungan dengan keharusan memiliki
kompetensi tinggi ini, yaitu:
1) Kompetensi pada ranah kognitif: Prinsip ke-5 – Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
2) Kompetensi pada ranah afeksi:
a) Prinsip ke-3 – Integritas
b) Prinsip ke-4 – Objektivitas
c) Prinsip ke-6 – Kerahasiaan
d) Prinsip ke-7 – Perilaku Profesional
3) Kompetensi pada ranah psikomotorik: Prinsip ke-8 – Standar Teknis
16
Kompartemen Akuntan Sektor Publik. Saat ini kompartemen yang telah memiliki Aturan Etika
adalah IAPI.
Praktik akuntan publik dijalankan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) anggota IAPI. Jasa
akuntan publik meliputi pemberian jasa profesional kepada klien yang dapat berupa jasa audit,
jasa atestasi, jasa akuntansi dan review, perpajakan, perencanaan keuangan perorangan, jasa
pendukung litigasi, dan jasa lainnya yang diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik
(Sukrisno Agoes, 2004).
17
2.5 Pengawasan dan Perizinan KAP
Fungsi utama organisasi profesi IAI adalah semacam “self regulatory body”, yaitu sebagai
wadah untuk mengatur, membina, dan mengawasi kualitas kinerja dan perilaku anggotanya agar
selalu dapat menjaga citra profesinya di mata publik. IAI-KAP atau IAPI sebagai sub-organisasi
di bawah IAI memegang peranan penting bagi kehidupan bisnis dan perekonomian. Karena
perannya yang sangat strategis di dalam bisnis dan perekonomian suatu negara, maka pengaturan
dan pengawasan terhadap keberadaan dan kinerja KAP tidak cukup hanya dilakukan oleh
organisasi profesi itu sendiri. Pemerintah dan lembaga legislatif (DPR) sangat berkepentingan
agar profesi KAP dapat memberikan jasanya dengan kualitas tinggi sebagaimana diharapkan
oleh publik. Wujud campur tangan pemerintah dan lembaga legislatif ini dapat dilihat melalui
produk peraturan dan perundang-undangan serta pembentukan badan/lembaga pemerintah,
antara lain:
a) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1954 tentang Pemberian Gelar Akuntan.
b) Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik
(telah dicabut dengan keluarnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008).
c) Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 359/KMK.06/2003 tentang Perubahan atas
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik (telah
dicabut dengan keluarnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008).
d) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik.
e) Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) yang
berhubungan dengan audit atas laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang sedang dan
telah menjadi perusahaan publik.
18
f) Peraturan perundang-undangan lain yang relevan.
Sementara itu, badan atau lembaga yang berkepentingan langsung untuk melakukan
pembinaan dan pengawasan atas kinerja profesi akuntan, antara lain:
a) Menteri Keuangan Republik Indonesia
b) Quality Review oleh Direktur Jenderal Lembaga Keuangan, Departemen Keuangan Republik
Indonesia
c) Institut Akuntan Indonesia (IAI) dan Kompartemen-kompartemen IAI yang terkait
d) Dewan Kehormatan IAPI
e) Dewan Review Mutu IAPI
f) Bapepam LK
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kode etik akuntansi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari dalam profesi akuntansi. Adanya kode etik
akan melindungi perbuatan yang tidak profesional. Dan perbedaan dari kode etik suatu profesi
mempunyai kode etik masing-masing dan tersendiri yang dibuat oleh badan yang mengatur etika
profesi tersebut.
Pelanggaran kode etik tidak diadili oleh pengadilan, karena melanggar kode etik tidak
selalu berarti melanggar hukum, tapi pelanggaran kode etik akan diperiksa oleh majelis kode etik
dari setiap profesi tersebut.
19