Awal Mula Sistem Penanggalan Dunia
Awal Mula Sistem Penanggalan Dunia
Bangsa Mesir kuno adalah bangsa yang sangat maju pada peradaban saat itu.
Mereka sudah mengenal pencatatan dalam keseharian. Catatan-catatan tersebut mereka
tuliskan dalam bentuk gulungan kertas yang jumlah ribuan. Gulungan catatan yang
jumlahnya ribuan tersebut dinamakan Papyrus. Salah satu dalam catatan tersebut adalah
pengamatan Bintang Sirius yang selalu muncul bersamaan dengan banjirnya Sungai Nil.
Peradaban bangsa Mesir kuno diyakini sudah sangat maju dibandingkan dengan
peradaban bang-bangsa lainnya. Hal itu didasari dengan adanya orang-orang pintar di Mesir
yang memunculkan sistem penanggalan. Melalui kegiatan pengamatan alam, astronomi dan
perhitungan dihasilkanlah 3 (tiga) sistem penanggalan.
Kalender lunar yang pertama digunakan oleh bangsa Mesir untuk festival
keagamaan. Kalender lunar dibuat berdasarkan 12 bulan lunar, yang dimulai dari hari
pertama saat bulan sabit tua sudah tidak lagi terlihat di Timur saat fajar. Terdapat bulan
ketiga belas yang diselingi untuk mempertahankan hubungan bangkitnya Heliacal Sarpet.
Yang membuat spesial dari kalender ini adalah saat itu belum ada peradaban yang
menggunakan sistem penanggalan berdasarkan bulan sabt baru. Salah satu pendukung
faktor peradaban Mesir adalah yang paling maju dan modern.
Dalam sistem penanggalan lunar yang mengacu pada musim ini dibagi menjadi 3
musim. Dalam setahun terdapat tiga musim dan terdapat empat bulan di dalam tiap musim.
Musim yang pertama, musim banjir disebut musim Akhet. Musim ini dimulai sejak hari
pertama setiap tahunnya. Musim kedua adalah adalah musim tanam disebut musim Peret.
Di musim ini tanaman yang di tanam oleh bangsa Mesir sudah mulai keluar dari tanah. Oleh
karena itu, musim kedua juga disebut dengan musim keluar. Musim ketiga dimulai dengan
adanya kemarau, karena itu disebut juga musim kering atau musim Syimiw.
Musim Akhet disebut juga dengan musim tenang. Hal ini dikarenakan sebagian
besar ladang petani telah terendam banjir. Selama fase ini, para petani melakukan
pekerjaan lain untuk meringankan beban pajak. Biasanya para petani membantu dalam
pembangunan monumen piramida. Petani diberikan keringanan dalam bayar pajak dan gaji
yang setimpal. Hal ini terjadi selama kerajaan Mesir lama.
Musim Akhet terdapat 4 (empat) bulan di dalamnya. Dalam setiap bulan tersebut
terdapat beberapa tanggal penting yang dicatat oleh bangsa Mesir kuno sebagai peringatan.
Musim kedua juga memiliki 4 (empat) bulan didalamnya. Musim kedua ini memiliki
tanggal perayaan untuk berlayar yang lebih banyak dibandingkan musim pertama: Akhet.
Kalender yang ketiga berasal dari abad ke-4 SM. Sistem penanggalan ini dipakai
untuk mencocokkan siklus bulan dengan tahun sipil. Sistem penanggalan yang ketiga
didasarkan padaperiode 25 tahun sipil yang sama dengan 309 bulan lunar kurang lebih.
Meski, bangsa Mesir kuno saat itu adalah bangsa yang paling maju. Mereka juga
membuat kesalahan dalam perhitungan sistem penanggalan. Adanya selisih sekitar 0.25 (6
jam) hari dengan kalender Masehi. Dalam setiap 4 tahun penanggalan masehi, sistem
penanggalam mesir kuno akan tertinggal 1 hari, karena jumlah hari dalam satu tahun ada
365 hari, sementara penanggalan masehi terdapat 365,25 hari. Dengan demikian, tahun
kabisat akan terjadi dalam 4 tahun sekali.
Kekeliruan ini dapat benar dan kembali semula, sudah melewati 1460 tahun Masehi.
Hal ini berarti sama dengan 1460 dibagi dengan 4 musim yang menghasilkan 365 hari.
Sama dengan satu tahun dalam penanggalan Mesir kuno. Kemudian, sistem penanggalan
masehi dan sistem penanggalan Mesir kuno akan kembali sama seperti semula.
Seorang filsuf yaitu Herodotus, mengatakan bahwa ia telah bertemu dengan seorang
ahli di Mesir. Herodotus diberitahukan bahwa “satu tahun dalam system pengaggalan mesir
kurang hari dari satu tahun penggalan masehi, maka setiap 1461 tahun penggalan mesir
sama dengan 1460 tahun penggalan masehi. 1460 X 365 = 533265 hari (penaggalan
masehi) 1461 X 365 = 533265 hari (penggalan mesir)
Pembagian bulan dilakukan dalam kalender sipil. Bangsa Mesir membagi jadi 3 (tiga)
bagian yang disebut dekade. Tiap dekade terdapat 10 hari. Hasil dari kegiatan pengamatan
bangsa Mesir saat kenaikan Heliacal dari beberapa bintang tertentu (Sirius dan Orion) sama
dengan hari pertama dari 36 dekade dan bintang ini disebut decans. Sepanjang satu malam,
12 decan secara terurut akan terlihat naik dan digunakan untuk menghitung jam.Perhitungan
ini kemudian dibagikan ke India dan ke Eropa abad pertengahan melalui Islam.
Kemudian, saat Mesir dikuasai oleh Imperium Romawi pada 284 M, kalender Koptik
ditetapkan sebagai patokan sistem penanggalan. Nama-nama bulan terus mengalami
perubahan hingga ditetapkan nama bulan yang sekarang. Sampai sekarang, sistem
penanggalan kita berpatokan dengan sistem kalender bangsa Mesir Kuno.