Anda di halaman 1dari 7

AWAL MULA SISTEM PENANGGALAN DUNIA

oleh Catharina Vanda P.S

Peradaban Mesir kuno mencapai masa


kejayaannya pada abad ke - 2 SM. Mesir Kuno
berpusat pada sepanjang hilir sungai Nil dan
terletak di Timur Laut Afrika. Mesir kuno menguasai
daerah Delta Nil di utara, hingga Jebel Barkal di
Katarak Keempat Nil.

Kesuburan tanah Mesir menjadi penentu dari


peradaban bangsa Mesir. Hal ini disebabkan
keringnya daerah yang berada di benua Afrika.
Oleh karena itu, banjirnya sungai Nil menjadi hal
yang sangat penting bagi bangsa Mesir
kuno.Kesuburan pun datang dan membuat bangsa Mesir dapat bercocok tanam.

Bangsa Mesir kuno adalah bangsa yang sangat maju pada peradaban saat itu.
Mereka sudah mengenal pencatatan dalam keseharian. Catatan-catatan tersebut mereka
tuliskan dalam bentuk gulungan kertas yang jumlah ribuan. Gulungan catatan yang
jumlahnya ribuan tersebut dinamakan Papyrus. Salah satu dalam catatan tersebut adalah
pengamatan Bintang Sirius yang selalu muncul bersamaan dengan banjirnya Sungai Nil.

Bintang Sirirus muncul dibagian timur pada


malam bulan msim panas sekitar tenggal 19 tamuz
(juli) dan mulai bersinar di akhir bulan Ab (agustus).
Bangsa Mesir kuno mengamati ketika bintang Sirius
selalu menghilang di balik cakrawala di waktu yang
sama. Kemudian, bintang Sirius akan muncul kembali
70 hari kemudian. Saat bintang tersebut muncul,
bersamaan dengan banjir nya sungai Nil, maka itu
adalah tahun baru. Hal ini juga yang menjadikan
patokan sistem penanggalan.

Bintang yang dijadikan sebagai acuan oleh


bangsa Mesir Kuno adalah bintang Sirius. Bintang ini
sebenarnya adalah sepasang bintang. Sirius sesungguhnya adalah sepasang dua bintang,
yang dikenal sebagai Sirius A dan Sirius B. Yang lebih besar adalah Sirius A, yang juga
lebih dekat ke Bumi dan bintang paling terang yang dapat dilihat dengan mata telanjang.

Peradaban bangsa Mesir kuno diyakini sudah sangat maju dibandingkan dengan
peradaban bang-bangsa lainnya. Hal itu didasari dengan adanya orang-orang pintar di Mesir
yang memunculkan sistem penanggalan. Melalui kegiatan pengamatan alam, astronomi dan
perhitungan dihasilkanlah 3 (tiga) sistem penanggalan.
Kalender lunar yang pertama digunakan oleh bangsa Mesir untuk festival
keagamaan. Kalender lunar dibuat berdasarkan 12 bulan lunar, yang dimulai dari hari
pertama saat bulan sabit tua sudah tidak lagi terlihat di Timur saat fajar. Terdapat bulan
ketiga belas yang diselingi untuk mempertahankan hubungan bangkitnya Heliacal Sarpet.
Yang membuat spesial dari kalender ini adalah saat itu belum ada peradaban yang
menggunakan sistem penanggalan berdasarkan bulan sabt baru. Salah satu pendukung
faktor peradaban Mesir adalah yang paling maju dan modern.

Dalam sistem penanggalan lunar yang mengacu pada musim ini dibagi menjadi 3
musim. Dalam setahun terdapat tiga musim dan terdapat empat bulan di dalam tiap musim.
Musim yang pertama, musim banjir disebut musim Akhet. Musim ini dimulai sejak hari
pertama setiap tahunnya. Musim kedua adalah adalah musim tanam disebut musim Peret.
Di musim ini tanaman yang di tanam oleh bangsa Mesir sudah mulai keluar dari tanah. Oleh
karena itu, musim kedua juga disebut dengan musim keluar. Musim ketiga dimulai dengan
adanya kemarau, karena itu disebut juga musim kering atau musim Syimiw.

Musim Akhet adalah musim pertama dalam kalender Mesir


kuno. Musim berlansung dari pertengahan Juli sampai
pertengahan November. Musim Akhet adalah banjir mulai
terjadi dan ditujukan untuk Hapi. Berharap supaya banjir
yang datang tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi. Jika
banjir terlalu rendah dapat mengakibatkan panen yang
buruk, sedangkan banjir yang terlalu tinggi dapat
mengakibatkan kerusakan padar rumah bangsa Mesir kuno.
Serta, jalan-jalan di dekat sungai Nil dapat hilang dan
diperlukan waktu yang lama dalam membuat ulang jalan
setapak tersebut.

Musim Akhet disebut juga dengan musim tenang. Hal ini dikarenakan sebagian
besar ladang petani telah terendam banjir. Selama fase ini, para petani melakukan
pekerjaan lain untuk meringankan beban pajak. Biasanya para petani membantu dalam
pembangunan monumen piramida. Petani diberikan keringanan dalam bayar pajak dan gaji
yang setimpal. Hal ini terjadi selama kerajaan Mesir lama.

Musim Akhet terdapat 4 (empat) bulan di dalamnya. Dalam setiap bulan tersebut
terdapat beberapa tanggal penting yang dicatat oleh bangsa Mesir kuno sebagai peringatan.

a. Bulan pertama: Tekh (Thoth)

Perayaan di dalam bulan Tekh


Tanggal Hari Peringatan
1 Pembukaan Tahun Baru
2 Awal Tahun Baru
3 Syukuran Kegembiraan
10 Perayaan Isis
15 Hapi dan Amun
17
Festival Wagy
18
19 Wag dan Thoth Festival
20 Tekh (drunkenness)
22 Perarakan Osiris
30 Perayaan Osiris dan Ennead

b. Bulan kedua: Menhet ( Phaophi, Baba)

Perayaan di dalam bulan Menhet


Tanggal Hari Peringatan
4 Mulai menanam
5 Festival Osiris dan Ennead
11 Festival Amun
15 Ipet Festival
18 Festival Khnum dan Anuket di Elephantine
27 Festival Montu di Thebes
28 Festival Satet dan Anuket di Elephantine

c. Bulan ketiga: Hwt- Hru ( Hathor)

Perayaan di dalam bulan Hathor


Tanggal Hari Peringatan
6 Festival Malam Hari untuk Isis
7 Bersyukur di Sungai Nil
8 Peringatan Bulan
9 Festival Amun
15 Festival kesuburan untuk Min
17 Upacara ratapan untuk Isis dan Nephthys
21 Festival Maat
30 Festival Anuket di Elephantine

d. Bulan keempat: Ka-Hr-Ka ( Nehebkau, Khoiak)

Perayaan di dalam bulan Nehebkau, Khoiak


Tanggal Hari Peringatan
1 Pelayaran untuk Hathor
11 Perayaan Sokar
18 Permulaan untuk Khoiak Festival
22 Perayaan Membajak Bumi
26 Festival Sokar
30 Syukuran Djed Pillar

Musim kedua dalam kalender Mesir kuno adalah Peret dimana


tumbuh-tumbuhan mulai keluar. Pada masa ini, tanah di tepi
sungai Nil masih sangat lembab. Ladang para petani berada
dalam kondisi sempurnah untuk bercocok tanam. Musim Peret
dimulai dari awal pertumbuhan tanaman (benih). Peret dimulai dari
bulan Januari hingga bulan Mei. Tanggal yang terdapat dalam
bulan-bulan ini sangat bervariasi tergantung dengan kalender sipil.

Musim kedua juga memiliki 4 (empat) bulan didalamnya. Musim kedua ini memiliki
tanggal perayaan untuk berlayar yang lebih banyak dibandingkan musim pertama: Akhet.

a. Bulan kelima: Tybi

Perayaan di dalam bulan Tybi


Tanggal Hari Peringatan
1 Permulaan Eternity
13 Pemeliharaan ladang
20 Pelayaran Wadjet
29 Pelayaran Bast
29 Festival menaikkan Willow
30 Pelayaran Mut

b. Bulan keenam: Mekhir

Perayaan di dalam bulan Mekhir


Tanggal Hari Peringatan
1 Pelayaran Anubis
10 Festival Wadjet di Heliopolis
14 Dragging Sokar
15 Perayaan bulanan
16 Perayaan setengah musim
30 Festival Amun diangkat ke surga
c. Bulan ketujuh: Phamenoth

Perayaan di dalam bulan Phamenoth


Tanggal Hari Peringatan
1 Festival Ptah
17 Perawatan Ladang
21 Festival Amenhotep 1
29 4 hari perayaan Amenhotep 1 di Deir el-Medina

d. Bulan kedelapan: Barmouda

Perayaan di dalam bulan Barmouda


Tanggal Hari Peringatan
4 Festival Bast
5 Pelayaran Bast
25 Festival panen ke Renenutet
27 Persembahan Lumbung untuk Renenutet

Musim yang ketiga adalah musim panen, saat itu air


sedang berada ketinggian yang rendah. Shomu berlansung
dari awal Mei hingga awal September. Keunikan dari musim ini
adalah, saat yang lain mulai menanam bulan Mei, namun
bangsa Mesir kuno telah panen. Pada akhir musim gugur
Sheu, lima hari epagomenal tambahan menjadikan hari dalam
satu tahun berjumlah 365 hari.
Musim Shomu/ Shemu juga memiliki 4 (empat) bulan di dalamnya. Setiap bulan
ditambahkan 1 hari sebagai penggenapan untuk satu tahunnya.

a. Bulan kesembilan” Pakhon

Perayaan di dalam bulan Pakhon


Tanggal Hari Peringatan
1 Peringatan Nepri dan Festival Renenutet
10 Festival Anubis
11 4 hari Festival Min
18 Perayaan Setengah Bulan

b. Bulan kesepuluh: Paoni

Perayaan di dalam bulan Payni


Tanggal Hari Peringatan
7 Perayaan Wadjet
19 Festival Kesehatan

c. Bulan kesebelas: Epiph

Perayaan di dalam bulan Epiph


Tanggal Hari Peringatan
15 Syukuran Hapy dan Amun
30 Malam perayaan Hathor di Thebes

d. Bulan keduabelas: Mesori

Perayaan di dalam bulan Mesori


Tanggal Hari Peringatan
Bulan perayaan yang dedikasikan untuk Isis
8 Upacara untuk Wadjet
24 Perayaan untuk Ptah
30 Malam tahun baru

Dalam keperluan administrasi, bangsa Mesir menggunakan kalender sipil.


Penanggalan yang kedua berdasarkan pada pengamatan adanya 365 hari antara
kebangkitan Heliacal Serpet. Sistem penanggalan ini dibagi menjadi 12 (dua belas) bulan
yang terdiri dari 30 ( tiga puluh) hari dan 5 (lima) hari epagomenal yang ditambahkan ke 5
(lima) bulan terakhir di akhir tahun. Kelima hari tersebut ditujukan untuk memperingati ulang
tahun dari kelima dewa: Osiris, Isis, Horus Seth dan Nephthys.

Kalender yang ketiga berasal dari abad ke-4 SM. Sistem penanggalan ini dipakai
untuk mencocokkan siklus bulan dengan tahun sipil. Sistem penanggalan yang ketiga
didasarkan padaperiode 25 tahun sipil yang sama dengan 309 bulan lunar kurang lebih.

Meski, bangsa Mesir kuno saat itu adalah bangsa yang paling maju. Mereka juga
membuat kesalahan dalam perhitungan sistem penanggalan. Adanya selisih sekitar 0.25 (6
jam) hari dengan kalender Masehi. Dalam setiap 4 tahun penanggalan masehi, sistem
penanggalam mesir kuno akan tertinggal 1 hari, karena jumlah hari dalam satu tahun ada
365 hari, sementara penanggalan masehi terdapat 365,25 hari. Dengan demikian, tahun
kabisat akan terjadi dalam 4 tahun sekali.

Kekeliruan ini dapat benar dan kembali semula, sudah melewati 1460 tahun Masehi.
Hal ini berarti sama dengan 1460 dibagi dengan 4 musim yang menghasilkan 365 hari.
Sama dengan satu tahun dalam penanggalan Mesir kuno. Kemudian, sistem penanggalan
masehi dan sistem penanggalan Mesir kuno akan kembali sama seperti semula.

Seorang filsuf yaitu Herodotus, mengatakan bahwa ia telah bertemu dengan seorang
ahli di Mesir. Herodotus diberitahukan bahwa “satu tahun dalam system pengaggalan mesir
kurang hari dari satu tahun penggalan masehi, maka setiap 1461 tahun penggalan mesir
sama dengan 1460 tahun penggalan masehi. 1460 X 365 = 533265 hari (penaggalan
masehi) 1461 X 365 = 533265 hari (penggalan mesir)

Pembagian bulan dilakukan dalam kalender sipil. Bangsa Mesir membagi jadi 3 (tiga)
bagian yang disebut dekade. Tiap dekade terdapat 10 hari. Hasil dari kegiatan pengamatan
bangsa Mesir saat kenaikan Heliacal dari beberapa bintang tertentu (Sirius dan Orion) sama
dengan hari pertama dari 36 dekade dan bintang ini disebut decans. Sepanjang satu malam,
12 decan secara terurut akan terlihat naik dan digunakan untuk menghitung jam.Perhitungan
ini kemudian dibagikan ke India dan ke Eropa abad pertengahan melalui Islam.

Kemudian, saat Mesir dikuasai oleh Imperium Romawi pada 284 M, kalender Koptik
ditetapkan sebagai patokan sistem penanggalan. Nama-nama bulan terus mengalami
perubahan hingga ditetapkan nama bulan yang sekarang. Sampai sekarang, sistem
penanggalan kita berpatokan dengan sistem kalender bangsa Mesir Kuno.

Anda mungkin juga menyukai