Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Analisa Pemikiran Insan Cendikia (APIC) p-ISSN : 2654-7201

Volume IV, No. 2 (2021) 64 - 71 e-ISSN : 2808-6902

INDEKS AKTIVITAS LITERASI MEMBACA PESERTA DIDIK DAN PRESTASI


AKADEMIK: STUDI KORELASI PADA 34 PROPINSI DI INDONESIA

Agustina

Balai Diklat Keagamaan Medan ABSTRAK


Jl. TB. Simatupang No. 122 Medan
Telp. (061)8456256 Upaya pemerintah Indonesia dalam memberantas angka buta aksara patut
E-mail: agustinadjihadi.ad@gmail.com
Naskah diterima: 18 November 2021
mendapat apresiasi, namun hal ini tidak dibarengi dengan upaya yang
Naskah Direvisi: 19-20 Oktober 2021 sukses dalam membangun budaya baca masyarakat. Hal ini sesuai dengan
Naskah disetujui: 3 Desember 2021
berbagai survei dunia yang mencatat rendahnya tingkat literasi di Indonesia.
Website Jurnal:
http://apicbdkmedan.kemenag.go.id. Terdapat beberapa kajian melalui studi kuantitatif mengenai minat dan
kegemaran membaca pada berbagai propinsi di Indonesia, dan hal ini dapat
menjadi bahan perbandingan. Salah satu studi yang komprehensif dilakukan
oleh Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan, Badan
Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
yang merilis Indeks Aktivitas Literasi Membaca (Indeks Alibaca) pada 34
propinsi di Indonesia. Melihat data ini, hal yang menjadi menarik untuk
diteliti kemudian adalah apakah tingkat literasi membaca tersebut memiliki
korelasi dengan variabel prestasi akademik peserta didik. Hal ini menjadi
penting karena pada akhirnya gerakan literasi sekolah/madrasah ditujukan
untuk mencapai tingkat paling tinggi yang melampaui tingkat pembiasaan
dan pengembangan, yaitu tingkat pembelajaran. Penelitian ini ditujukan
untuk menjawab pertanyaan, 1) Apakah terdapat korelasi positif yang
signifikan antara tingkat literasi membaca peserta didik dengan prestasi
akademik, pada 34 propinsi di Indonesia? dan 2) Strategi apa yang harus
dilakukan sekolah/madrasah untuk meningkatkan tingkat literasi membaca
peserta didik dan pada saat yang sama meningkatkan ketercapaian prestasi
akademik? Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif korelasional
dengan mengumpulkan data melalui telaah dokumentasi dan wawancara.
Hasil menunjukkan bahwa didapat korelasi antara indeks aktivitas
membaca dengan prestasi akademik (r) adalah 0,766. Terdapat beberapa
gagasan inovasi pula dideskripsikan secara kualitatif sebagai hasil
wawancara.

Kata kunci: Literasi Membaca, Prestasi Akademik

ABSTRACT
The Indonesian government's efforts to eradicate illiteracy deserve
appreciation, but this has not been accompanied by successful efforts in
building a reading culture in the community. This is in accordance with
various world surveys that note the low level of literacy in Indonesia. There
are several studies through quantitative studies on interest and fondness for

64
reading in various provinces in Indonesia, and this can be used as
comparison material. One of the comprehensive studies conducted by the
Center for Policy Research on Education and Culture, Research and
Development Agency, Ministry of Education and Culture released the Reading
Literacy Activity Index (Alibaca Index) in 34 provinces in Indonesia. Seeing this
data, what becomes interesting to study later is whether the reading literacy
level has a correlation with the student's academic achievement variable.
This is important because in the end the school/madrasah literacy movement
is aimed at achieving the highest level that goes beyond the level of
habituation and development, namely the level of learning. This study aims
to answer the questions, 1) Is there a significant positive correlation between
students' reading literacy levels and academic achievement, in 34 provinces
in Indonesia? and 2) What strategies should schools/madrasahs do to
increase students' reading literacy levels and at the same time increase the
achievement of academic achievement? This study uses a descriptive
correlational approach by collecting data through the study of
documentation and interviews. The results showed that the correlation
between reading activity index and academic achievement (r) was 0.766.
There are several innovation ideas also described qualitatively as a result of
interviews.

Keywords: Reading Literacy, Academic Achievement

PENDAHULUAN televisi daripada menulis. Hal ini sesuai


dengan berbagai survei dunia yang
Masyarakat literat (literat society),
mencatat rendahnya tingkat literasi di
masyarakat berpengetahuan (knowledge
Indonesia. Beberapa temuan dari (1) PIRLS
society), dan masyarakat yang memiliki
(Progress in International Reading Literacy),
budaya baca (reading society), merupakan
yaitu uji literasi membaca yang mengukur
sebuah penanda penting kemajuan sebuah
aspek memahami, menggunakan, dan
bangsa. Membangun masyarakat literat,
merefleksikan hasil membaca dalam bentuk
dimana masyarakatnya memiliki minat
tulisan di tahun 2011, Indonesia menduduki
tinggi terhadap ilmu pengetahuan dan
urutan ke-45 dari 48 negara peserta dengan
teknologi, seringkali diartikan sebagai upaya
skor 428 dari skor rata-rata 500 (Mullis, I. V.
membangun peradaban dan masa depan
S., dkk., 2012), (2) UNESCO tahun 2012
bangsa. Bahkan, Joesoef (2004)
mencatat bahwa kebiasaan membaca
menyebutkan bahwa, “Demokrasi hanya
masyarakat Indonesia berada pada kategori
akan berkembang, apalagi survive, di suatu
rendah, yaitu 1: 1.000 penduduk (Wiedarti
masyarakat yang para warganya adalah
dkk., 2016); dan (3) PISA (Programmme for
pembaca, individu-individu yang merasa
International Student Assesment) yaitu uji
perlu untuk membaca, bukan sekadar
literasi membaca pada tahun 2012,
pendengar dan gemar berbicara”.
Indonesia berada di ranking ke-64 dari 65
Upaya pemerintah Indonesia dalam
negara dengan skor 396, dengan skor rata-
memberantas angka buta aksara patut
rata OECD 496 (OECD, 2014).
mendapat apresiasi, namun hal ini tidak
Menyikapi rendahnya tingkat literasi
dibarengi dengan upaya yang sukses dalam
tersebut, Kementerian Pendidikan dan
membangun budaya baca masyarakat.
Kebudayaan telah menerbitkan Peraturan
Masyarakat Indonesia seringkali disebut
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
lebih terbangun budaya lisannya ketimbang
(Permendikbud) Nomor 23/2015 tentang
budaya membacanya; lebih suka berbicara
Penumbuhan Budi Pekerti, dimana salah
daripada membaca, lebih suka menonton
65
satu tujuannya berupaya untuk kegemaran membaca pada berbagai
memperkuat budaya literasi siswa. Sejak propinsi di Indonesia, dan hal ini dapat
regulasi ini diluncurkan, banyak sekolah menjadi bahan perbandingan. Salah satu
mulai menerapkan kegiatan pembiasaan 15 studi yang komprehensif dilakukan oleh
menit membaca buku non-pelajaran Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan
sebelum waktu belajar dimulai. Tahun 2016 Kebudayaan, Badan Penelitian dan
program Gerakan Literasi Nasional yang Pengembangan, Kementerian Pendidikan
terdiri dari Gerakan Literasi Sekolah (GLS), dan Kebudayaan yang merilis Indeks
Gerakan Literasi Keluarga, dan Gerakan Aktivitas Literasi Membaca (Indeks Alibaca)
Literasi Masyarakat juga menyusul pada 34 propinsi di Indonesia. Dalam
diluncurkan. Kementerian Agama juga telah laporannya, ditemukan bahwa 9 provinsi
membuat Gerakan Literasi Madrasah (26%) masuk dalam kategori aktivitas literasi
(Gelem) sebagai salah satu program Ayo sedang (angka indeks antara 40,01 – 60,00);
Membangun Madrasah. Upaya-upaya ini 24 provinsi (71%) masuk kategori rendah
diharapkan dapat meningkatkan tingkat (20,01–40,00); dan 1 provinsi (3%) masuk
literasi membaca peserta didik, meskipun kategori sangat rendah (0–20,00) (Solihin
dalam pelaksanaannya seringkali masih dkk., 2019). Ini berarti sebagian besar
mendapati banyak kendala. Implementasi propinsi berada pada level aktivitas literasi
GLS/M merupakan sebuah proses agar rendah dan tidak satu pun propinsi
siswa menjadi literat, warga sekolah termasuk ke dalam level aktivitas literasi
menjadi literat, yang akhirnya literat tinggi dan sangat tinggi (nilai indeks antara
menjadi kultur atau budaya yang dimiliki 60,01–80,00 dan 80,01–100,00). Hal ini
individu atau sekolah/madrasah tersebut sejalan dengan capaian Indeks Alibaca
(Laksono dkk., 2018: 3). Nasional yang juga berada di level aktivitas
Terdapat beberapa kajian melalui literasi rendah (angka indeks 37,32).
studi kuantitatif mengenai minat dan

Gambar 1. Indeks Alibaca Propinsi menurut peringkat


Sumber: Solihin, 2016: h.58

Hasil perhitungan indeks provinsi demikian, tiga provinsi tersebut belum


pada Grafik 1 di atas menunjukkan mencapai kategori aktivitas literasi tinggi
peringkat 3 provinsi dengan nilai indeks karena indeks ketiganya belum melampaui
tertinggi, yaitu Provinsi DKI Jakarta, D.I. angka 60,01 atau dengan kata lain masih
Yogyakarta dan Kepulauan Riau. Meskipun berada di level aktivitas literasi sedang.
66
Melihat data ini, hal yang menjadi menarik sangatlah penting bagi siswa untuk meraih
untuk diteliti kemudian adalah apakah keberhasilan hasil belajar. Terkait dengan
tingkat literasi membaca tersebut memiliki teori ini, telah ada beberapa penelitian yang
korelasi dengan variabel prestasi akademik relevan. Sujana, dkk. (2017) pernah
peserta didik. Hal ini menjadi penting karena melakukan penelitian Eksperimen Metode
pada akhirnya gerakan literasi Baca Good Reading dan Reading Habit untuk
sekolah/madrasah ditujukan untuk meningkatkan kemampuan membaca
mencapai tingkat paling tinggi yang peserta didik dan hubungannya terhadap
melampaui tingkat pembiasaan dan prestasi akademik di SMPN 1 Cileunyi
pengembangan, yaitu tingkat pembelajaran. Kabupaten Bandung, dengan hasil korelasi
Pada tingkat pembelajaran, gerakan literasi positif yang signifikan. Amri dan Rochmah
sekolah/madrasah ditujukan untuk (2021) meneliti tentang pengaruh
mengembangkan kemampuan siswa kemampuan literasi membaca terhadap
berpikir kritis, mampu mengolah prestasi belajar siswa sekolah dasar dengan
kemampuan komunikasi secara kreatif, temuan terdapat pengaruh signifikan
mampu mengembangkan kemampuan walaupun hanya sebesar 5,4% antara
memahami teks dan mengaitkannya dengan kemampuan literasi membaca dengan
pengalaman pribadi. prestasi belajar siswa. Suandewi, et.al
Wells dalam Heryati, dkk (2010, hlm. (2019) meneliti hubungan budaya literasi
46) juga menyebutkan bahwa terdapat (baca-tulis) dengan hasil belajar bahasa
empat tingkatan literasi, yaitu performative, Indonesia siawa kelas XI SMA Negeri 7
functional, informational, dan epistemic. Denpasar dengan temuan terdapat
Literasi tingkat performatif adalah peserta hubungan positif dan signifikan dengan beta
didik sekadar mampu membaca dan positif 0,843. Hal ini berarti semakin
menulis, pada tingkat fungsional peserta meningkat budaya literasi akan semakin
didik telah menunjukkan kemampuan meningkatkan hasil belajar Bahasa
menggunakan bahasa untuk keperluan Indonesia. Lalu Puspitasari (2015) meneliti
hidup atau skill for survival (seperti membaca hubungan Kemampuan Literasi dengan
manual, mengisi formulir), pada tingkat Hasil Belajar Siswa Kelas V di SDN Bunulrejo
informatif peserta didik telah menunjukkan 3 Kota Malang dengan temuan bahwa Sub-
kemampuan untuk mengakses variabel kemampuan membaca (X1) dan
pengetahuan. Pada literasi tingkatan sub-variabel kemampuan menulis (X2)
tertinggi yaitu epistemik, peserta didik telah secara bersama-sama berhubungan positif
menunjukkan kemampuan dengan variabel hasil belajar siswa (Y).
mentransformasikan pengetahuan. Hal ini Dalam skup yang lebih luas, penulis
berarti, jika tingkat literasi membaca peserta bertujuan untuk menginvestigasi apakah
didik telah mencapai tingkat yang semakin tingkat literasi membaca pada 34 propinsi di
tinggi, peserta didik dimungkinkan akan Indonesia memiliki korelasi yang positif dan
meningkat pula pengetahuannya secara signifikan terhadap prestasi akademik
umum. peserta didik yang diukur menggunakan
Banyak pendapat para ahli menyebut nilai rata-rata ujian akhir nasional.
bahwa perkembangan literasi membaca Berdasarkan latar belakang diatas,
sangat erat kaitannya dengan penulis merumuskan permasalahan dalam
perkembangan intelektual seseorang. pertanyaan berikut ini, 1) Apakah terdapat
Schmoker (2012:64) “membaca dan menulis korelasi positif yang signifikan antara tingkat
jika dikombinasikan, memberikan kontribusi literasi membaca peserta didik dengan
luar biasa terhadap kecerdasan kritis”. prestasi akademik, pada 34 propinsi di
Dengan demikian kemampuan literasi Indonesia?, dan 2) Strategi apa yang harus

67
dilakukan sekolah/madrasah untuk ini seluruh propinsi di Indonesia. Data
meningkatkan tingkat literasi membaca dikumpulkan dengan dua teknik, yaitu 1)
peserta didik dan pada saat yang sama melalui telaah dokumentasi, dalam hal ini
meningkatkan ketercapaian prestasi data Indeks Aktivitas Membaca yang
akademik? Adapun penelitian ini ditujukan bersumber dari studi Pusat Penelitian
untuk pengambil kebijakan di tingkat pusat Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan,
untuk mengevaluasi dan merencanakan Badan Penelitian dan Pengembangan,
program literasi yang lebih tepat dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
terencana dengan merujuk pada data dan Nilai rata-rata Ujian Nasional tingkat
empiris (evidence based), bagi pemerintah SMP/MTs pada 34 Propinsi yang bersumber
provinsi untuk menjadi gambaran sejauh dari, dan 2) melalui wawancara terbuka
mana tingkat aktivitas literasi masyarakat di dengan para pakar sebagai responden.
daerah mereka dibandingkan dengan Dalam wawancara ini, yang menjadi
provinsi lain untuk menjadi referensi responden adalah Isah Cahyani (Instruktur
peningkatan aktivitas literasi Nasional Literasi Membaca AKMI
masyarakatnya, dan bagi para guru dan Kementerian Agama dan dosen Pendidikan
pelaku pendidikan untuk menjadi pemacu Bahasa Indonesia Universitas Pendidikan
guna mendorong dan mengawal upaya Indonesia) dan Dian Khairani (Guru Bahasa
untuk meningkatkan aktivitas literasi dan Inggris di Palembang, pelaku literasi).
dalam saat yang sama meningkatkan Data yang telah dikumpul melalui
prestasi akademik peserta didik di daerah dua teknik tersebut dianalisis dengan dua
masing-masing. teknik, yaitu 1) analisis bivariate, yaitu
analisis untuk menguji dua variabel yang
METODOLOGI PENELITIAN diduga memiliki korelasi (Notoatmodjo,
Penelitian ini menggunakan 2010), dan 2) hasil wawancara dianalisis
pendekatan deskriptif korelasional, yaitu secara deskriptif kualitatif dengan display
penelitian yang diarahkan untuk data melalui grafik, merujuk pada teknik
menjelaskan hubungan antara dua variabel analisis data kualitatif Miles dan Huberman
bebas dengan variabel terikat dengan disain (1992).
penelitian cross-sectional, dimana data yang
menyangkut variabel bebas dan terikat HASIL DAN PEMBAHASAN
dikumpulkan dalam waktu bersama-sama Dari analisis data bivariate
(Notoatmodjo, 2010). Sampel diambil yang dilakukan terhadap variabel
dengan teknik comprehensive sampling yaitu Indeks Membaca dan Hasil UN
pemilihan sampel dengan menggunakan pada 34 propinsi, diperoleh hasil
seluruh populasi yang ditentukan, dalam hal sebagai berikut.

Tabel 1. Korelasi indeks membaca dan hasil UN


Correlations
Indeks Membaca Hasil UN
Indeks Membaca Pearson Correlation 1.000 .766
Sig. (2-tailed) .004
N 34 34
Hasil UN Pearson Correlation .766 1.000
Sig. (2-tailed) .004
N 34 34

68
Dari hasil analisis korelasi sederhana akademisnya. Hal ini disebutkan juga oleh
(r) didapat korelasi antara indeks aktivitas Anisa dll (2021: 1) bahwa salah satu
membaca dengan prestasi akademik (r) penyebab pendidikan di Indonesia masih
adalah 0,766. Nilai korelasi yang diperoleh rendah dibanding dengan negara-negara
antara kedua variable tersebut masuk lainnya adalah pengaruh kurangnya literasi
dalam kategori tingkat. Hal ini menunjukkan atau minat baca pada siswa maupun
bahwa terjadi hubungan yang kuat antara mahasiswa serta kemampuan dalam
indeks aktivitas membaca dengan prestasi berpikir kritis (critical thinking) yang masih
akademik (r). Sedangkan arah hubungan rendah. Menurutnya, pembelajaran sehari-
adalah positif karena nilai r positif, hal ini hari di sekolah juga dinilai kurang cukup
dapat diartikan bahwa, semakin tinggi efektif dalam mengembangkan sebuah
indeks aktivitas membaca maka semakin minat, bakat, dan potensi yang ada di dalam
meningkatkan prestasi belajar. diri para siswa.
Adapun dari hasil wawancara Hal inilah yang membuat gagasan
gagasan program peningkatan literasi yang disebutkan oleh para praktisi literasi
membaca yang dapat diterapkan di dalam wawancara yang dilakukan penulis
sekolah/madrasah adalah sebagai berikut: menjadi penting untuk dilakukan. Inovasi
1) mengadakan Book Day, yaitu satu hari pengembangan literasi menjadi hal yang
pada tiap 2 pekan dimana siswa harus urgen. Teori inovasi dalam pendidikan
berinteraksi dengan buku dalam sesi review adalah sebuah paradigma tentang suatu
sharing buku favorit yang telah selesai unit yang saling terkait dan tidak dapat
dibaca dan merekomendasikannya dengan dipisah-pisahkan antara tiga proses utama
teman-teman yang lain; 2) mengadakan sesi pedagogik yang meliputi membuat
kelas khusus untuk anak-anak yang punya kebaruan, menguasainya, dan
bakat menulis untuk menulis buku antologi mengaplikasikannya (Stukalenko, dll: 2016).
yang difasilitasi penerbitannya oleh Artinya, inovasi dalam bidang literasi
madrasah. Hal ini dapat mendorong peserta membaca mencakup segala aktivitas yang
didik untuk tidak cuma jadi pembaca tapi ada di dalamnya. Mulai dari inovasi
juga menuliskan karyanya; 3) mengadakan kurikulum, strategi pembelajaran, metode
Festival Literasi, yaitu stand buku-buku pembelajaran, media pembelajaran, dan
murah, lomba sinopsis buku, lomba menulis lain-lain dan hal ini harus menjadi bahan
puisi tematik, sesi bedah buku dan lain-lain; pertimbangan tiap pelaku literasi.
4) memberikan dorongan pada para guru
untuk selalu menyediakan bahan SIMPULAN
pembelajaran kaya teks dan Dari hasil penelitian diperoleh
mengintegrasikan praktek menganalisis teks kesimpulan bahwa didapat korelasi antara
dalam pembelajaran; 5) menciptakan indeks aktivitas membaca dengan prestasi
lingkungan ramah literasi yang kaya akan akademik pada 34 propinsi di Indonesia. Hal
teks, adanya display mading yang ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan
diperbaraui tiap pecan, ada poster-poster yang kuat dan positif antara indeks aktivitas
yang dibuat oleh siswa, dan pajangan hasil membaca dengan prestasi akademik, berarti
karya di kelas. semakin tinggi indeks aktivitas membaca
Temuan yang ada dari hasil korelasi maka semakin meningkatkan prestasi
yang erat antara indeks membaca peserta belajar. Hal ini menjadi catatan untuk dapat
didik dan hasil belajarnya, menunjukkan menerapkan berbagai inovasi peningkatan
betapa pentingnya meningkatkan literasi literasi dalam tingkat sekolah/madrasah
membaca karena pada gilirannya akan seperti yang diusulkan para praktisi literasi,
terkait dengan peningkatan tingkat diantaranya menyelenggarakan Book Day,

69
class session menulis antologi buku, lomba Research in Education: Conference
sinopsis buku, mengintegrasikan analisis Series Journal Vol. 01 No. 01, 2021.
teks dalam pembelajaran, menciptakan Amri, Saeful., Eliya Rochmah.
lingkungan ramah literasi yang kaya akan EduHumaniora: Jurnal Pendidikan
teks, dan menyelenggarakan festival literasi. Dasar | p-ISSN 2085-1243 | e-ISSN
Diharapkan dengan melakukan berbagai 2579-5457 Vol. 13 No.1 Januari 2021 |
inovasi secara konsisten, tingkat literasi Hal 52-58. Pengaruh Kemampuan
membaca peserta didik dapat meningkat Literasi Membaca terhadap Prestasi
dan akan berpengaruh positif pada prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar.
akademik peserta didik. EduHumaniora: Vol. 13 No. 1, Januari
2021.
SARAN Heryati, Y., dkk. (2010). Model Inovatif
Berdasarkan hasil penelitian, Pembelajaran Bahasa Indonesia.
beberapa saran dirumuskan sebagai Jakarta: Multi Kreasi Satudelapan.
berikut. Bagi peneliti lebih lanjut Jousoef, Daod, dalam Soelarto dkk. (Peny).
direkomendasikan untuk modifikasi Bukuku Kakiku. (2004). Jakarta: PT
variabel-variabel independen baik Gramedia Pustaka Utama.
menambah variabel atau menambah time OECD. (2014). PISA 2009 & PISA 2012
series datanya, sehingga akan lebih objektif Results in Focus. Programe For
dan bervariasi dalam melakukan penelitian. International Student Assesment.
Diakses pada 20 Oktober 2021 dari
Bagi sekolah dan madrasah disarankan
http://www.oecd.org/pisa/keyf
untuk merumuskan rencana kegiatan literasi indings/pisa-2012-
sekolah/madrasah yang lebih intensif dalam resultsoverview.pdf.
rangka meningkatkan kompetensi literasi Miles, B. Mathew dan Michael Huberman.
peserta didik. Bagi dinas pendidikan kota 1992. Analisis Data Kualitatif Buku
dan kantor wilayah dan kota Kemenag Sumber Tentang Metode-metode
disarankan untuk dapat memberikan Baru. Jakarta: UIP.
perhatian lebih ekstra dalam mendukung Mullis, I. V. S., dkk. (2012). PIRLS 2011
peningkatan kompetensi literasi di tingkat International Result in Reading.
Diakses pada 20 Oktober 2021,
sekolah/madrasah. Diharapkan sinergi yang
dari
baik antara pemerintah dan
http://timssandpirls.bc.edu/pirl
sekolah/madrasah akan dapat s2011/downloads/P11_IR_Ful
meningkatkan budaya literasi pada tingkat lBook.pdf.
sekolah/madrasah hingga akan Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
berpengaruh pula pada hasil belajar peserta Penelitian Kesehatan. Jakarta :
didik. Rineka Cipta.
Suandewi, Pt Melia, Ida Bagus Putrayasa,
DAFTAR PUSTAKA Gede Gunatama. Hubungan Budaya
Literasi (Baca Tulis) dengan Hasil
Anisa, Azmy Risky dkk. (2021) “Pengaruh
Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas
Kurangnya Literasi serta
Xisma Negeri 7 Denpasar. Jurnal
Kemampuan dalam Berpikir Kritis
Pendidikan Bahasa dan Sastra
yang Masih Rendah dalam
Indonesia Undiksha. Volume: 9
Pendidikan di Indonesia”. Current
Nomor: 2, Agustus 2019 P-ISSN:
2614-4743 (cetak) dan e-ISSN:
70
2614-2007 (online). Schmoker, M. (2012). Menjadi Guru yang
DOI: http://dx.doi.org/10.23887/jjp Efektif; Bagaimana Mencapai
bs.v9i2.20453 Pembangunan Baru Melalui
Solihin, Lukman., dkk. (2019). Pusat Membaca dan Menulis. Jakarta:
Penelitian Kebijakan Pendidikan Erlangga
dan Kebudayaan Badan Penelitian Stukalenko, N. M., Zakhina, B. B.,
dan Pengembangan, Kementerian Kukubaeva, A. K., Smagulova, N. K.,
Pendidikan dan Kebudayaan. Hal & Kazhibaeva, G. K. (2016).
58-59. Studying Innovation Technologies
https://hasilun.puspendik.kemdikb in Modern Education. International
ud.go.id/ Journal of Environmental & Science
Puspitasari, Esthi Prasetyaning. 2015. Education, 11(15), 7297–7308.
Hubungan Kemampuan Literasi Wiedarti, dkk. (2016). Desain Induk
dengan Hasil Belajar Siswa Kelas V di Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta:
SDN Bunulrejo 3 Kota Malang. Direktorat Jenderal Pendidikan
Skripsi, Program Studi Pendidikan Dasar Dan Menengah Kementerian
Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Dan Kebudayaan.
Kependidikan Sekolah Dasar dan
Prasekolah, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri
Malang.

71

Anda mungkin juga menyukai