Anda di halaman 1dari 5

KEUTAMAAN MASJID

A. Tujuan Pembelajaran

Taks. Tujuan Pembelajaran Model Ket


Bloom Pembelajaran
Afektif a. Menampilkani rasa Video Comment 20 menit
tanggungjawab yang tinggi
b. Menunjukkan rasa percaya diri
c. Mengintegrasikan nilai- nilai
akhlakul karimah
d. Memiliki rasa cinta terhadap
masjid

e. Meyakini masjid tempat yang


diutamakan

Kognitf a. Menjelaskan pengertian masjid Eklektik/ 50 menit


campuran
b. Menjelaskan keutamaan masjid
dengan tepat
c. Mengemukakan dalil- dalil
tentang masjid dengan benar
d. Menerangkan kisah teladan
sahabat yang memuliakan masjid
e. Menjelaskan adab-adab dalam
masjid dengan tepat
Psikomotorik a. Melafalkan dalil tentang Simulasi 20 menit
keutamaan mesjid
b. Meneladani kisah Sya‘ban
sahabat rasul
c. Melestarikan dan memakmurkan
masjid
d. Melaksanakan sholat di masjid
sesuai rukun dan syari‘atnya

B. Pengantar
Masjid adalah rumah Allah yang memiliki kedudukan istimewa dengan banyak manfaat
yang telah dipersiapkan oleh Allah SWT bagi kaum muslimin dan muslimat yang senang
ke masjid. Allah memberikan penghargaan sangat tinggi kepada orang-orang yang dengan
ikhlas mendatangi rumah-Nya dengan memberikan nilai atas energi yang dikeluarkan untuk
setiap langkahnya. Satu langkah kaki mendapat apresiasi pengampunan atas dosa dan
kesalahannya, dan langkah lainnya mendapatkan kebaikan dan peningkatan derajat. Masjid
memiliki keutamaan dalam Islam salah satunya masjid merupakan bagian yang paling
dicintai Allah Dari Abu Hurairah radiyallahu‘anhu, Rasulullah SAW bersabda ― Bagian
negeri yang paling Allah cintai adalah masjid-masjidnya, dan bagian negeri yang paling
Allah benci adalah pasar-pasarnya.‖ (HR. Muslim dalam kitab al-Masajid wa Mawadhi‘ as-
Shalah).
Untuk lebih memahami makna, keutamaan masjid dan sikap keteladanan yang harus
dimiliki seorang hamba yang taat kepada Allah SWT, maka perlu membaca dan
mendiskusikan uraian materi tentang cinta masjid dan kisah sahabat Rasul Sya‘ban.

C. Uraian Materi
1. Keutamaan Masjid
Masjid memiliki kedudukan dan keutamaan dalam islam, oleh karena itu Allah SWT
menyebutkannya dalam kitab-Nya pada 18 tempat. Dan dikarenakan kedudukannya yang
tinggi dan agung di sisi Allah, maka Allah menyandarkan kata masjid pada diri-Nya dalam
bentuk penyandaran yang bermuatan pemuliaan dan penghormatan.
Adapun keutamaan masjid yaitu:
1. Bagian negeri yang paling dicintai Allah
Dari Abu Hurairah radiyallahu‘anhu, Rasulullah SAW bersabda ― Bagian negeri yang
paling Allah cintai adalah masjid-masjidnya, dan bagian negeri yang paling Allah benci
adalah pasar-pasarnya.‖ (HR. Muslim dalam kitab al-Masajid wa Mawadhi‘ as-Shalah).
2. Membangun masjid sama dengan membangun rumah di surga
Dari Utsman bin Affan Radhiyallahu‘anhu, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah
SAW bersabda, ―Barangsiapa yang membangun masjid ikhlas karena Allah maka Allah
akan membangunkan baginya yang serupa dengannya di surga.‖ (HR Muslim dalam
kitab al- Masajid wa Mawadhi‘ as-Shalah).
3. Masjid dilindungi oleh Allah
Allah berfirman, “Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-
halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya dan berusaha untuk
merobohkannya? Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (masjid Allah),
kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di
akhirat mendapat siksa yang berat.‖ (QS. Al- Baqarah: 114)
4. Yang memakmurkan mesjid adalah yang mendapat petunjuk
Allah berfirman, “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang- orang
yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka
merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah : 18)
5. Tempat suci untuk beribadah
Sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Nabi SAW kepada seorang a‘rabi (badui)
yang kencing di salah satu sudut masjid, setelah orang tersebut selesai dari
kencingnya Nabi SAW berkata:
“Sesungguhnya masjid-masjid ini tidak pantas digunakan untuk tempat kencing dan
berak, tetapu bahwasanya ia (dibangun) untuk dzikrullah, shalat dan membaca al-
Qur‟an.”(HR Muslim)
6. Shalat di mesjid akan mendapatkan ampunan
Nabi SAW bersabda: “Barangsiapa berwudhu untuk shalat, lalu dia
menyempurnakan wudhunya, kemudian berjalan menuju shalat fardhu, lalu dia shalat
bersama manusia yakni bersama jama‟ah di masjid, niscaya Allah ampuni dosa-
dosanya.” (HR. Muslim)
7. Ibadah di mesjid akan mendapatkan nauangan di hari kiamat Nabi SAW bersabda:
“Ada 7 golongan yang akan Allah naungi mereka pada hari tiada naungan selain
naungan Allah yaitu diantaranya : “ dan seorang yang terikat (hatinya) dengan masjid
ketika ia keluar hingga ia kembali ke masjid “ (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu
Hurairah ra)
8. Orang yang rajin ke mesjid akan diangkat derajatnya Nabi SAW bersabda:
“Tidakkah kamu mau aku tunjukkan apa yang dengannya Allah menghapus dosa- dosa
dan mengangkat derajat? Menyempurnakan wudhu dalam keadaan yang berat,
memperbanyak langkah ke masjid dan menanti shalat setelah shalat. Itulah penjagaan
sesungguhnya, itulah penjagaan sesungguhnya.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah ra)

2. Sikap Dalam Masjid


Adapun adab-adab saat berada di masjid sebagai berikut
a. Berdoa saat pergi ke masjid
b. Niat hanya karena Allah SWT
c. Berjalan menuju masjid untuk sholat dengan tenang dan khidmat
d. Berdoa ketika masuk dan keluar masjid.
e. Mendahulukan kaki kanan
f. Disunnahkan melakukan sholat tahiyatul masjid bila telah masuk masjid
g. Dilarang berjual beli didalam masjid
h. Memakai pakaian bersih, dan rapi
i. Tidak lewat didepan orang yang sedang sholat
j. Tidak menyaringkan suara didalam masjid dan tidak mengganggu orang yang sedang
sholat
k. Menghindari makanan yang tidak sedap baunya.

3. Sahabat Rasul, Sya’ban Ra Yang Menyesal Saat Sakaratul Maut


Seorang sahabat Rasulullah SAW, Sya‘ban ra memiliki kebiasaan unik. Dia datang ke
masjid sebelum waktu shalat berjamaah. Ia selalu mengambil posisi di pojok masjid pada
setiapa shalat berjamaah dan I‘tikaf. Alasannya, selalu mengambil posisi di pojok masjid
karena ia tidak ingin mengganggu atau menghalangi orang lain yang akan melakukan
ibadah di masjid. Kebiasaan ini, sudah dipahami oleh semua orang bahkan Rasulullah
sendiri.
Pada suatu pagi, saat shalat Subuh berjamaah akan dimulai, Rasulullah SAW merasa
heran karena tidak mendapati Sya‘ban ra pada posisi seperti biasanya. Rasul pun bertanya
kepada jamaah yang hadir, apakah ada yang melihat Sya‘ban? Tapi, tidak ada seorang
pun yang melihat Sya‘ban ra.
Shalat Subuh pun sengaja ditunda sejenak, untuk menunggu kehadiran Sya‘ban.
Namun yang ditunggu belum datang juga. Karena khawatir shalat Subuh kesiangan,
Rasulullah pun memutuskan untuk segera melaksanakan shalat Subuh berjamaah. Hingga
shalat Subuh selesai pun Sya‘ban belum datang juga. Selesai shalat Subuh Rasul pun
bertanya lagi ―Apakah ada yang mengetahui kabar Sya‘ban?‖ Namun tidak ada
seorang pun yang menjawab. Rasul pun bertanya lagi ―Apa ada yang mengetahui dimana
rumah Sya‘ban?‖ Seorang sahabat mengangkat tangan dan mengatakan bahwa dia tahu
persis dimana rumah Sya‘ban. Rasulullah sangat khawatir terjadi sesuatu terhadap
sahabatnya tersebut, memimnta diantarkan ke rumah Sya‘ban. Perjalanan dari masjid
ke rumah Sya‘ban cukup jauh dan memakan waktu lama terlebih mereka menempuh
dengan berjalan kaki.
Akhirnya, Rasulullah dan para sahabat sampai di rumah Sya‘ban pada waktu shalat
dhuha (kira-kira 3 jam perjalanan). Sampai di depan rumah Sya‘ban, beliau mengucapkan
salam dan keluarlah wanita sambil membalas salam. ―Benarkah ini rumah Sya‘ban?‖ Tanya
Rasulullah.
―Ya benar, ini rumah Sya‘ban. Saya istrinya.‖ jawab wanita tersebut. ―Bolekah kami
menemui Sya‘ban ra, yang tidak hadir shalat Subuh di masjid pagi ini?‖ ucap Rasul.
Dengan berlinangan air mata, istri Sya‘ban ra menjawab ―Beliau telah meninggal tadi pagi‖.
nnalilahi Wainnailaihiroji‘un‖ jawab semuanya.
Satu-satunya penyebab Sya‘ban tidak hadir shalat Subuh di masjid adalah karena ajal
menjemputnya. Beberapa saat kemudian, istri Sya‘ban ra bertanya ―Ya Rasulullah ada
sesuatu yang jadi tanda tanya bagi kami semua, yaitu menjelang kematiannya dia bertetiak
tiga kali dengan masing-masing teriakan di sertai satu kalimat. Kami semua tidak paham
apa maksudnya‖
―Apa saja kalimat yang diucapkannya?‖ tanya Rasulullah. ―Dimasing-masing
teriakannya, dia berucap kalimat ‗Aduh, kenapa tidak lebih jauh, aduh kenapa tidak yang
baru, aduh kenapa tidak semua,‖ jawab istri Sya‘ban. Rasulullah SAW pun melantunkan
ayat yang terdapat surah Qaaf ayat 22: ―Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai
dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, maka
penglihatanmu pada hari itu amat tajam‖
―Saat Sya‘ban ra dalam keadaan sakaratul maut, perjalanan hidupnya ditayangkan
ulang oleh Allah SWT. Bukan hanya itu, semua ganjaran dari perbuatannya diperlihatkan
oleh Allah. Apa yang dilihat oleh Sya‘ban ra (dan orang yang sakaratul maut) tidak bisa
disaksikan yang lain. Dalam padangannya yang tajam itu Sya‘ban ra melihat suatu adegan
dimana kesehariannya dia pergi pulang ke masjid untuk shalatb berjamah lima waktu.
Perjalanan sekitar tiga jam jalan kaki, tentu itu bukan jarak yang dekat. Dalam tayangan itu
pula Sya‘ban ra diperlihatkan pahala yang diperolehnya dari langkah-langkahnya ke
masjid,‖ ujar Rasulullah. Beliau melihat seperti apa bentuk surga yang dijanjikan sebagai
ganjarannya. Saat dia melihat dia berucap ―Aduh mengapa tidak lebih jauh‖ timbul
penyesalan dalam diri Sya‘ban ra, mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi supaya pahala
yang didapatkan lebih indah. Dalam penggalan kalimat berikutnya Sya‘ban ra melihat saat
ia akan berangkat sholat berjamaah di musim dingin.
Saat ia membuka pintu, berhembuslah angin dingin yang menusuk tulang. Dia masuk
ke dalam rumahnya dan mengambil satu baju lagi untuk dipakainya. Dia memakai dua
baju, Sya‘ban memakai pakaian yang bagus (baru) di dalam dan yang jelek (butut) di luar.
Dia berpikir jika kena debu tentu yang kena hanyalah baju yang luar dan sampai di
masjid dia bisa membuka baju liuar dan shalat dengan baju yang lebih bagus. Ketika dalam
perjalanan menuju masjid dia menemukan seseorang yang terbaring yang kedinginan
dalam kondisi mengenaskan. Sya‘ban pun iba dan segera membukakan baju yang paling
luar lalu dipakaikan kepada orang tersebut kemudian dia memapahnya ke masjid agar
dapat melakukan shalat Subuh bersama-sama.
Orang itu pun selamat dari mati kedinginan dan bahkan sempat melakukan shalat
berjamaah. Sya‘ban ra pun kemudian melihat indahnya surga yang sebagai balasan
memakaikan baju bututnya kepada orang tersebut. Kemudian dia berteriak lagi ―Aduh!!
Kenapa tidak yang baru‖ timbul lagi penyesalan dibenak Sya‘ban ra. Jika dengan baju butut
saja bisa mengantarkannya mendapat pahala besar, sudah tentu dia akan mendapatkan
yang lebih besar jika dia memberikan pakaian yang baru.
Berikutnya, Sya‘ban ra melihat lagi suatu peristiwa, saat dia hendak sarapan dengan
roti yang dimakan dengan cara mencelupkan dulu ke dalam segelas susu. Bagi yang
pernah ke Tanah Suci tentu mengetahui ukurang roti Arab (sekitar tiga kali ukuran rata-
rata roti Indonesia). ketika baru saja ingin memulai sarapan, muncullah pengemis di depan
pintu yang meminta sedikit roti karena sudah tiga hari perutnya tidak diisi makanan. Melihat
hal itu, Sya‘ban ra merasa iba. Ia kemudian membagi dua roti tersebut dengan ukuran
sama besar dan membagi dua susu ke dalam gelas dengan ukuran yang sama rata,
kemudan mereka makan bersama-sama. Allah SWT kemudain memperlihatkan
Sya‘ban ra dengan surga yang indah.
Ketika melihat itupun Sya‘ban ra teriak lagi ― Aduh kenapa tidak semua!!‖
Sya‘ban ra kembali menyesal. Seandainya dia memberikan semua roti itu kepada
pengemis tersebut, pasti dia akan mendapat surga yabg lebih indah. Masya Allah,
Sya‘ban bukan menyesali perbuatanya melainkan menyesali mengapa tidak optimal.
Seseungguhnya pada suatu saat nanti, kita semua akan mati, akan
menyesal dan tentu dengan kadar yang berbeda. Bahkan ada yang memiunta untuk
ditunda matinya, karena pada saat itu barulah terlihat dengan jelas konsekwensi dari
semua perbuatannya di dunia. Mereka meminta untuk ditunda sesaat karena ingin
bersedekah. Namun kematian akan datang pada waktunya, tidak dapat dimajukan
dan tidak dapat diakhirkan.

D.
Rangkuma
n
Agama islam memiliki tempat ibadah yang memeiliki keutamaan yaitu masjid.
keutamaan masjid sangatlah banyak seperiti masjid merupakan bagian negri yang
paling dicintai allah, orang yang membangun masjd sama dengan membangun rumah
disyurga, masjid merupakan tempat yang dilindungi Allah, masjid merupakan tempat
orang yang beriman dan banyak keutamaan lainnya sehingga membuat ummat islam
wajib mencintai masjid.
Di dalam masjid memiliki adab-adab yang harus kita laksanakan, karena masjid
merupakan tempat yang memiliki keutamaan maka adab-adab dalam masjid juga
diatur. Adapun beberapa adab dalam masjid seperti masuk kemasjid mendahulukan
kaki kanan, membaca do‘a ketika masuk masjid, melaksanakan sholat tahhiyatul
masjid jika memungkinkan, menjaga kebersihan masjid serta adab lainnya. Sebagai
umat islam yang memiliki rasa cinta pada masjid maka kita harus mengikuti adab-
adab yang telah diatur agar kita termasuk orang-orang yang diberi petunjuk.

E. Daftar
Pustaka
Jabbar, Abdul. 2019. Adab Saat Berada Di Dalam Masjid. Madaninews.Id :Jakarta.
Edisi 5
M
a
r
e
t
.
Sukaca, Agus. 2020. Keutamaan di Masjid. Redaksi Muhammadiyah. Edisi 3
Agustus. Yulianto, Agus. 2020. Sahabat rasul, sya‟ban yang menyesal saat
sakratul maut. Republika.
Edisi 30 september.
Presipitari, aisyah. 2020. Peran masjid sebagai pembentuk identitas tempat. agora. Jurnal
arsitektur Vol. 17. No 1 juli.

Anda mungkin juga menyukai