Mengawali bisnis sejak berstatus pelajar di sekolah menengah atas hingga kini berusia 33 tahun,
jiwa entreprenurship Ferdinand Ryan makin bergelora. Dia tidak kapok mengalami jatuh bangun
sejumlah usaha yang dibesutnya sendiri maupun keroyokan bersama teman-temannya. Dalam
perjalanan 15 tahun di kancah bisnis yang persaingannya sangat ketat, justru membuatnya makin
tertantang kreatif dan inovatif. Apalagi, di tengah pandemi Covid-19 setahun terakhir yang
membuat dia harus melancarkan berbagai manuver agar perusahaannya survive dari gilasan
Corona.
Sebelum mengibarkan bendera Groovy Group di panggung bisnis event organizer (EO),
Ferdinand dikenal dengan nama DJ Perpi. Maklum, dengan belajar otodidak sebagai disc jockey
(DJ) selama 10 tahun, dia telah ‘manggung’ sebagai DJ di lebih dari 400 event, seperti pesta
pernikahan, ulang tahun atau gathering. Hobi menjadi DJ itu dilakoninya sembari merintis
beberapa usaha dalam skala kecil.
Bisnis atau usaha pertama yang dijalaninya terjadi tahun 2006 dengan mendirikan Fortitude,
yang bergerak di bidang animasi, saat dia masih duduk di bangku SMA. Setahun kemudian, di
2007 Ferdinand dan kawan-kawan mendirikan usaha EO bernama Groovy. Klien pertama yang
ditangani adalah menjadi penyelenggara pesta ulang tahun ke-17 saudara perempuannya. Tak
dinyana, acara itu banyak mendapat pujian para tamu, sehingga dia dipercaya sejumlah klien lain
mengadakan acara pesta ulang tahun dan lainnya.
“Keunikan acara ulang tahun yang kami selenggarakan banyak games yang kala itu tidak
dilakukan oleh EO lain. Games itu mampu membuat acara pecah dan seru, sehingga tamunya
pun antusias mengikuti jalannya acara,” ungkap Ferdinand mengenang cikal bakal usaha yang
dirintisnya dengan sumringah.
Bisnis kecil-kecilan itu terus berlanjut hingga kuliah. Selanjutnya, Ferdinand memutuskan untuk
menggarap segmen pasar korporasi, sehingga bersama tiga teman kuliahnya dengan mendirikan
PT (Perseroan Terbatas). Ketiga koleganya adalah Samuel Halim, Liu Jenny, dan Aubrey Julian.
Seiring berjalannya waktu, usaha tersebut berkembang, maka Ferdinand cs sepakat mengibarkan
dua bendera baru, yakni pertama PT Sahabat Pesta Indonesia yang bergerak di bidang EO
(Groovy Party), wedding entertainment, No Eleven Bar, Nikah Online. Kedua, PT Kreasi
Indonesia yang menangani production house, dekorasi (decoration.id), animasi (animation.id)
serta Worksop & SPG Management. Dalam organisasi bisnis ini Ferdinand didapuk
sebagai Chief Executive Officer Grup Groovy.
Kini, Groovy telah bertransformasi membawahi 7 perusahaan yang berbeda dikelola manajemen
yang berhasil menyelenggarakan total 1.400 events atau acara, baik online, oflline maupun
hybrid. “Intinya, acara yang Grup Groovy handle adalah exhibition & trading, live streaming,
seminar & conference, roadshow, gathering & awarding, launching& activation,” jelas lulusan
Kwik Kian Gie School of Business, Jakarta, jurusan S1 Komunikasi - Marketing Communication
tahun 2010, itu.
Pria kelahiran Kudus (Jawa Tengah), 15 Maret 1988 ini menjelaskan bahwa hingga tahun 2021,
2020 Groovy telah menyelanggarakan sebanyak 160 event atau sampai dengan 2021 sekitar 200
acara. Omzet perusahaan tahun 2020 tercatat Rp7,5 miliar. Jumlah ini turun dibandingkan
pencapaian tahun 2019 sebesar Rp10,8 miliar. Namun, di 2021 optimistis mendulang untung
lebih besar dibandingkan tahun lalu.
“Untuk tahun 2021 bulan Januari – April kami sudah menangani 41 event dan kebanyakan masih
virtual,” ujar eksekutif muda yang menyukai naik sepeda ke kantornya demi mengurangi emisi
gas karbon. Maklum, jarak rumah dan kantornya tidak terlalu jauh di kawasan Kemayoran,
Jakarta Pusat.
Ferdinand mengaku, dari ratusan acara yang diselenggarakan Groovy, ada beberapa acara besar
yang membuatnya berkesan. Salah satunya ketika memenangkan tender proyek acara PT PP
Properti senilai Rp3 miliar sepanjang tahun 2017- 2018. Dalam hal ini, ada empat acara PP
Properti yang ditangani waktu itu, yakni soft opening Lagoon Avenue Bekasi Mall, senam
Zumba Color yang diikuti sekitar 2.000 peserta, acara Komunitas Kopi, dan soft launching
Museum De Tjolomadoe di Solo (Jawa Tengah) yang dihadiri Presiden Joko Widodo.
Bagaimana pengalaman suka dukanya? “Paling berkesan saat handle acara di Museum De
Tjolomadoe di Solo. Waktu itu Presiden Jokowi datang terlambat dari jadwal yang ditentukan
dan mendadak karena dikira batal hadir, sehingga para pejabat BUMN PP Properti sudah
pulang dari acara. Akhirnya, saya, beberapa tim dan perwakilan perusahaan yang menemani
Presiden Jokowi meninjau De Tjolomadoe,” ungkapnya dengan nada riang.
Sebaliknya, ada pula pengalaman pilu yang membuatnya masih terbayang-bayang. Ferdinand
bercerita, pada Januari 2019 Groovy memiliki klien perusahaan Jepang yang bergerak di bidang
pendidikan untuk mengantar tamu sebanyak 900 orang menuju ICE BSD, Tangerang, Banten.
Selesai acara, Groovy menyediakan bus untuk mengantar tamu undangan ke Bandara
Internasional Soekarno-Hatta. Sialnya, ada satu bus yang membawa 35 orang tidak melalui jalan
tol sehingga menemui kemacetan dan tertinggal pesawat menuju Surabaya, Jawa Timur.
“Waktu itu, sebenarnya tanggung jawab terhadap 35 orang tamu tidak jelas di dalam kontrak.
Karena tidak ada pihak yang mau bertanggung jawab, akhirnya Groovy yang menyediakan hotel
untuk menginap dan mengurus tiket pesawat pada penerbangan berikutnya. Keputusan yang
saya ambil ini pasti merugikan Groovy karena biaya tidak terduga muncul dalam jumlah besar.
Tapi, siapa sangka di balik musibah itu ada berkah. Ternyata, perusahaan asal Jepang itu lebih
percaya kepada Groovy sehingga klien kembali memilih Groovy untuk bekerja sama pada
proyek selanjutnya Januari 2020 dan Februari 2021,” jelas pria berkacamata ini.
Dalam memimpin perusahaan, Ferdinand memiliki gaya leadership yang khas. Sebagai anak
muda dan memimpin 35 karyawan yang semuanya milenial (19-35 tahun), dia menerapkan sikap
terbuka kepada semua karyawan. “Saya sampaikan kepada semua tim bahwa target perusahaan
akan tercapai jika dilakukan secara bersama-sama. Semua orang berhak menyampaikan ide-
idenya untuk kemajuan perusahaan,” dia menegaskan.
Gaya kepemimpinan kedua, pentingnya value profesional dan kekeluargaan. Artinya, meski
karyawan dituntut untuk bekerja profesional, tapi tetap menjaga hubungan keakraban dan
kekeluargaan satu sama lainnya. Selain itu, dia memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi
karyawan untuk terus belajar. “Goal saya adalah selalu menciptakan leader-leader baru,” ujar
Ferdinand yang mengaku hampir tidak pernah marah-marah kepada anak buahnya.
Kepada ketiga temannya yang sama-sama sebagai pendiri atau perintis Groovy, sikap Ferdinand
pun tidak arogan meski posisinya di pucuk pimpinan. “Kami berempat sebagai Pendiri Groovy
menerima gaji yang sama besar. Keuntungan yang diperoleh juga disampaikan secara transparan
kepada karyawan dan pembagiannya dilakukan dengan musyawarah,” ucapnya.
Toh, dia mengaku pernah ada konflik juga dengan tiga rekannya. “Namanya juga bisnis bareng
teman, pasti ada konflik dan ingin bubarkan Groovy sampai dua kali. Kejadia ini terjadi pada
awal 2020 ketika perusahaan mulai berekspansi dan mendirikan sejumlah anak perusahaan lain.
Namun, karena pandemi Covid-19 datang tidak terduga sehingga bisnis Groovy pun pun
terhenti,” Ferdinand memaparkan.
Menghadapi situasi pelik itu, Ferdinand tetap menahan diri tidak emosional dan gegabah. Agar
Groovy bisa survive, maka core business pun harus putar haluan dari jasa EO menjadi jualan
cairan disinfektan yang pasarnya sangat prospektif di awal pandemi. Tidak disangka, hasilnya
lumayan dapat menutupi biaya operasional perusahaan. Namun, kini bisnis cairan disinfektan itu
tidak dilanjutkan lagi karena jumlah pemainnya bak jamur di musim hujan.
Lalu, langkah apa yang dilakukan selanjutnya? “Kami terus menggali ide-ide baru dan tetap pada
core business EO. Hanya formatnya yang berubah. Jika dulu banyak acara offline atau tatap
muka, kini beralih ke virtual atau online,” jelas Ferdinand. Untuk itu, Groovy pun menyulap
fungsi kantornya yang diperbesar di 2020 menjadi studio untuk menggelar acara virtual. Studio
tersebut tampil menjadi panggung virtual 2D, 3D, dan 360 degree.
Kini, saat pandemi Covid-19 masih menerpa, sebagai EO, Groovy melayani acara secara
fleksibel, yaitu virtual, online dan hybrid. Keunggulan acara virtual adalah biaya lebih murah dan
efisien, acara bisa dibuat dalam waktu cepat atau mendadak. Sementara acara hybrid
(online dan offline) dengan mendatangkan audiens secara terbatas ke tempat acara dan
sebagian live streaming, sehingga dapat berinteraksi langsung dengan tamu yang hadir. Dan
ternyata perusahaan yang berminat atas acara virtual dan hybrid pun cukup banyak. Dia
mencontohkan ketika handle proyek acara Dell virtual boothcamp selama dua hari, ada
presentasi, talkshow, kuis, dan grand prize.
Ferdinand menyebut paket acara virtual Groovy dibanderol mulai Rp20 juta, mencakup
pemasangan layar hijau, desain panggung virtual dan animasi pengantar, peralatan audio video,
PC dan laptop berspesifikasi tinggi, pembawa acara atau moderator profesional, manajemen
undangan, serta penyusunan rundown acara. “Fitur terbaru virtual event dapat memberikan
pengalaman audio visual berkelas, dibanding jenis event online lain seperti webinar atau live
streaming. Salah satu fitur unggulannya, penggunaan panggung virtual 3D (tiga dimensi) yang
dapat didesain sesuai dengan brand atau tema acara yang diinginkan,”jelasnya.
Tujuan utama konsep ini adalah membawa sebanyak-banyaknya pengalaman event offline
melalui teknologi online, termasuk ketika para undangan bisa dress up, tampil di atas panggung
virtual, dan melakukan pertemuan langsung interaksi dua arah dengan moderator atau panelis di
studio. Menurutnya, acara virtual akan semakin diminati banyak perusahaan maupun individu.
Salah satunya alasannya, sebagai cara beradaptasi menghadapi situasi pendemi Covid-19
sekaligus menjadi solusi agar kebutuhan klien terpenuhi dan industri event terus berjalan.
Ke depan, Ferdinand bercita-cita membangun platform online event asli buatan Indonesia. “Saya
juga ingin membuat acara melayat secara online. Ini disebabkan selama pandemi banyak orang
tidak bisa melayat kepada keluarga atau sahabat yang meninggal. Impian jangka panjangnya
membuat platform online event asli buatan Indonesia. Masalahnya, sekarang platform yang
banyak dipakai merupakan buatan asing atau impor,” ucap dia.
“Prospek online event sangat baik, karena setiap brand atau perusahaan dapat menyelenggarakan
acara dalam format virtual dengan tidak mengurangi esensi utama kegiatan mereka. Selain itu,
peserta event dapat mengikuti kegiatan di mana pun mereka berada dan kapan saja," tegas
Ferdinand.
sumber:
https://swa.co.id/youngster-inc/entrepreneur-youngsterinc/ferdinand-ryan-groovy-ingin-layani-
jasa-melayat-online
Pertanyaan
Berdasarkan kasus di atas, maka analisalah:
Skor
1. Menurut Anda, bagaimana Ferdinand dalam memilih bentuk organisasi? 30
apakah dalam bentuk usaha perorangan, firma atau partnership, atau perseroan?
Berikan Analisa dan kaitkan jawaban Anda dengan teori.
2. Berikan analisa Anda mengenai transformasi bisnis dari Groovy. 35
3. Berikan analisa Anda terkait dengan manajemen konflik di Groovy. Kaitkan 35
jawaban Anda dengan teori.