Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Teknika Sains

Vol.04, No.01, 2019

ANALISIS KINERJA JARINGAN IRIGASI PADA PINTU


AIR SALURAN SEKUNDER DAERAH IRIGASI BEKRI
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

Lilik Ariyanto
Fakultas Teknik Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai
lilik.ariyanto@gmail.com

Abstract. The development of irrigation channels to support the provision of national food is necessary, so
that the availability of water in the land will be fulfilled even if the land is far from the surface water (river).
It is not separated from the irrigation engineering business, namely to provide water with the right
conditions of quality, precise space and timely in an effective and economical way. Central Lampung
Regency is one of the Rice Barn Regency in Lampung Province, from the Data BPS (2006) in central
Lampung Regency there are 54,875.75 hectares of rice fields. Based on the results of the study and analysis
of data obtained the difference of discharge calculation results of maximum measurement occurred in the
condition of the water door opened as high as 15 cm with a difference of value 0.041 m3/second. The
calculation of the estimated impact of economic analysis on the discharge difference in the water gate of
BBK 7 secondary channel raises the loss of Rp. 830,250,000.00 (Eight hundred and thirty million two
hundred fifty thousand Rupiahs). The calculation result is only valid for secondary water gates of BBK 7 of
Bekri irrigation area.

Key words: Irrigation network, Irrigation performance, Secondary level irrigation.

Abstrak. Pembangunan saluran irigasi untuk menunjang penyediaan bahan pangan nasional sangat
diperlukan, sehingga ketersediaan air di lahan akan terpenuhi walaupun lahan tersebut berada jauh dari
sumber air permukaan (sungai). Hal tersebut tidak terlepas dari usaha teknik irigasi yaitu memberikan air
dengan kondisi tepat mutu, tepat ruang dan tepat waktu dengan cara efektif dan ekonomis. Hasil kajian ini di
harapkan dapat bermanfaat untuk memberikan informasi tentang kondisi Daerah Irigasi Bekri dan
permasalahannya, memberikan gambaran kinerja jaringan irigasi melalui evaluasi kinerja pintu air pada salah
satu saluran sekunder Daerah Irigasi Bekri serta memberikan kontribusi kepada pihak pemerintah dengan
cara transfer ilmu dan teknologi peningkatan kinerja daerah irigasi. Penelitian ini dilakukan menggunakan
metode survey dan pengukuran debit air secara simulasi per 5 cm, ini dimaksudkan untuk memperoleh
akurasi data yang tinggi sehingga dalam plotting ke kurva, regresi yang dihasilkan juga baik. Pengukuran
debit menggunakan alat pengukur kecepatan aliran (current meter). Berdasarkan dari hasil kajian dan
analisis data diperoleh selisih perhitungan debit hasil pengukuran maksimum terjadi pada kondisi pintu air
dibuka setinggi 15 cm dengan selisih nilai 0,041 m3/detik. Hasil perhitungan perkiraan dampak analisis
ekonomi terhadap selisih debit yang terjadi pada pintu air saluran sekunder BBK 7 tersebut
menimbulkan kerugian Rp. 830.250.000,00 (delapan ratus tiga puluh juta dua ratus lima puluh ribu rupiah).
Hasil perhitungan tersebut hanya berlaku untuk pintu air sekunder BBK 7 Daerah Irigasi Bekri.

Kata kunci: Jaringan, Kinerja, Irigasi, Tingkat Sekunder.

I. PENDAHULUAN terhadap pembangunan ketahanan pangan


sebagai komponen strategis dalam
Negara Republik Indonesia masih pembangunan nasional. Undang - undang
dikenal sebagai negara agraris dan masih No.7 tahun 1996 tentang pangan
menitikberatkan pembangunan di bidang menyatakan bahwa perwujudan ketahanan
pertanian. Hal ini disebabkan karena pangan merupakan kewajiban pemerintah
Indonesia merupakan salah satu negara bersama masyarakat.
yang memberikan komitmen tinggi

25
Lilik Ariyanto : Analisa Kinerja Jaringan Irigasi Pada Pintu Air Saluran Sekunder Daerah Irigasi Bekri
Kabupaten Lampung Tengah

Banyak upaya yang telah dilakukan Way Sekampung dan mulai pada tahun
oleh dalam rangka pembangunan di bidang 1994 dengan kapasitas tampungan 690 juta
pertanian untuk dapat meningkatkan meter kubik dan menelan biaya dana Rp.
produksi pangan, antara lain dengan 732 milyar (BBWS Mesuji Sekampung,
ekstensifikasi yaitu usaha peningkatan 2007).
produksi pangan dengan meluaskan areal Setelah berfungsinya Irigasi Bekri
tanam, dan intensifikasi yaitu usaha dengan investasi yang sangat besar,
peningkatan produksi pangan dengan cara- irigasi ini diharapkan mampu memicu
cara yang intensif pada lahan yang sudah produksi beras untuk kebutuhan Kabupaten
ada, antara lain dengan penggunaan bibit Lampung Tengah serta pengembangan di
unggul, pemberian pupuk yang tepat serta sektor lain yang berkaitan dengan sektor
pemberian air irigasi yang efektif dan ini. Dalam rangka menunjang kegiatan
efisien. pengembangan kegiatan sektor pertanian
Dalam beberapa dekade, mulai dari khususnya tanaman pangan serta
penjajahan Belanda, pembangunan saluran memberikan landasan yang kuat dalam
irigasi untuk menunjang penyediaan bahan pengembangan industri, maka diperlukan
pangan nasional sangat diperlukan, kajian lebih lanjut tentang revitalisasi
sehingga ketersediaan air di lahan akan kinerja Irigasi Bekri sehingga pemanfaatan
terpenuhi walaupun lahan tersebut berada jaringan irigasi ini dapat dilaksanakan
jauh dari sumber air permukaan (sungai). dengan optimal.
Hal tersebut tidak terlepas dari usaha teknik
irigasi yaitu memberikan air dengan kondisi II. KAJIAN TEORI
tepat mutu, tepat ruang dan tepat waktu
dengan cara yang efektif dan ekonomis. Jaringan Irigasi
Kabupaten Lampung Tengah
merupakan salah satu kabupaten di provinsi Irigasi berarti mengalirkan air secara
Lampung yang bila ditinjau dari letak gravitasi dari sumber air yang tersedia
geografis, sumberdaya yang tersedia, baik kepada sebidang lahan untuk memenuhi
sumberdaya alam dan sumberdaya kebutuhan tanaman. Dengan demikian
lainnya memiliki potensi yang cukup tujuan irigasi adalah mengalirkan air secara
untuk menopang kegiatan-kegiatan teratur sesuai kebutuhan tanaman pada
pertanian di Propinsi Lampung yang juga saat persediaan lengas tanah tidak
salah satu dari 16 propinsi di Indonesia mencukupi untuk mendukung pertumbuhan
sebagai daerah stok beras nasional. Dari tanaman, sehingga tanaman bisa tumbuh
data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun secara normal. Pemberian air irigasi yang
2006 terdapat 54.875,75 hektar sawah di efisien selain dipengaruhi oleh tatacara
Kabupaten Lampung Tengah dan menjadi aplikasi, juga ditentukan oleh kebutuhan
salah satu kabupaten lumbung beras air guna mencapai kondisi air tersedia yang
Propinsi Lampung. dibutuhkan tanaman.
Salah satu daerah irigasi yang terdapat Jaringan irigasi merupakan prasarana
di Kabupaten Lampung Tengah adalah irigasi yang terdiri atas bangunan dan
Daerah Irigasi Bekri. Daerah irigasi ini saluran air beserta perlengkapnya. Sistem
melayani luas fungsional sekitar 6.460 jaringan irrigasi dapat dibedakan antara
hektar sawah dengan luas potensi rencana jaringan irigasi utama dan jaringan irigasi
6.500 hektar sawah. Jaringan irigasi ini tersier. Jaringan irigasi utama meliputi
merupakan pemanfaatan lebih lanjut dari bangunan–bangunan utama yang dilengkapi
Waduk Batutegi yang di bangun di hulu dengan saluran pembawa, saluran

26
Jurnal Teknika Sains
Vol.04, No.01, 2019

pembuang. dan banguan pengukur. Jaringan Keterangan :


irigasi tersier merupakan jaringan irigasi di v = kecepatan arus (m/dtk)
petak tersier, beserta bangunan pelengkap a = kecepatan permulaan
lainnya yang terdapat di petak tersier b = konstanta
(Kartasapoetra, 1990). N = banyaknya putaran per detik.
Suatu kesatuan wilayah yang
mendapatkan air dari suatu jarigan irigasi a dan b ditentukan pada waktu
disebut dengan daerah Irigasi. Berdasarkan mengkalibrasi alat, yaitu dengan memasang
cara pengaturan, pengukuran, serta alat ini di dalam air yang diketahui
kelengkapan fasilitas, jaringan irigasi dapat kecepatannya sehingga berpengaruh kepada
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu nilai n. Untuk mengukur debit dengan alat
(1) jaringan irigasi sederhana, (2) jaringan pengukur kecepatan terlebih dahulu
irigasi semi teknis dan (3) jaringan irigasi ditetapkan titik – titik yang harus diukur
teknis. kecepatan arusnya sehingga didapatkan
kecepatan rata – rata dari pengukuran
Pengukuran Debit Saluran tersebut. Nilai debit didapat dari perkalian
antara luas penampang basah dengan
Prinsip dasar pengukuran debit saluran kecepatan rata-ratanya, dengan rumus :
memiliki kesamaan dengan pengukuran
debit di sungai. Adapun cara untuk 𝑄 =𝐴𝑥𝑣
mengukur debit di saluran adalah dengan :
1. Mengukur kecepatan arus dan Keterangan :
penampang melintang saluran Q = debit (m3/dtk)
2. Menggunakan bangunan pengukur A = luas penampang basah (m2)
debit, seperti bendung, ambang tetap
dan sebagainya. v = kecepatan rata – rata (m/dtk).

Dalam kajian ini pengukuran debit Konsep Efisiensi dan Efektifitas


saluran irigasi dilakukan dengan cara
mengukur kecepatan arus dan penampang Penggunaan air irigasi yang efisien
melintang saluran dengan menggunakana merupakan kewajiban setiap pemakai air.
alat pengukur kecepatan (current meter). Efisiensi juga dipengaruhi oleh biaya,
Ada 2 tipe pengukur kecepatan arus, yaitu: kualitas air dan kemudahan penggunaan air.
1. Tipe Price; terdiri atas enam buah piala Pada tanaman yang akan diberikan air
konis atau (conical cups) yang berputar irigasi, sebaiknya diperhatikan terlebih
terhadap sumbu vertikal. dahulu karakteristik tanah setempat
2. Tipe Propeller; terdiri atas pengukur sehingga pemberian air untuk tanaman akan
kecepatan arus dengan menggunakan sesuai dan cukup.
unsur berputarnya baling – baling yang Untuk alasan ini efisiensi dan
berputar terhadap sumbu horizontal. efektifitas jaringan irigasi harus segera
dievaluasi dan diterapkan dalam bentuk
Hasil yang diperoleh dari kedua pelaksanaan pemberian air irigasi dalam
metode ini adalah hubungan antara putaran bentuk kualitatif seperti, efisiensi saluran
baling – baling dengan kecepatan yang pembawa air, efisiensi pemakaian air,
dihasilkan yaitu : efisiensi penggunaan air irigasi, serta
efektifitas sarana dan prasarana bangunan
𝑉 = 𝑎 + 𝑏𝑁 irigasi.

27
Lilik Ariyanto : Analisa Kinerja Jaringan Irigasi Pada Pintu Air Saluran Sekunder Daerah Irigasi Bekri
Kabupaten Lampung Tengah

Deskripsi Wilayah Daerah Irigasi Bekri perangkatnya. Adapun perangkat pada


jaringan irigasi utama Daerah Irigasi Bekri
Daerah Irigasi bekri merupakan daerah adalah Bangunan Pengambilan dengan
yang masuk ke dalam sistem Sekampung. debit di intake yaitu 10 m3/det, dengan
Adapun sumber air untuk irigasi di daerah lebar bangunan adalah 6,10 meter. Tipe
ini berasal Waduk Batutegi yang dialirkan pintu yang digunakan pada bangunan ini
ke Bendung Argoguruh serta di teruskan ke adalah tipe pintu Crump de Gruyter
daerah – daerah irigasi yang termasuk dengan ukuran 150 cm x 180 cm x 3 pintu.
dalam sistem ini. Di Wilayah Sungai Pada saluran primer di DI Bekri, debit
Seputih- Sekampung terdapat 4 sistem rencana yang akan dimanfaatkan adalah
jaringan irigasi teknis, dan 2 sistem irigasi- 4,10 – 10,75 m3/det. Lebar datar saluran
drainase, yang melayani 109.200 ha sawah. adalah 1,60 – 3 meter dengan kemiringan
Enam sistem tersebut adalah: Sistem Way talud 1:1,5. Secara sederhana, perangkat
Sekampung, Sistem Way Seputih, Sistem jaringan irigasi utama tersebut dapat dilihat
Way Pengubuan, Sistem Way Jepara, pada Tabel 1.
Sistem Rawa Sragi and Sistem Rawa Tabel 1. Ciri – ciri Pokok pada Jaringan Irigasi
Seputih-Surabaya. Disamping itu juga ada Utama
sekitar 567 Daerah Irigasi kecil dan
menengah, dengan luas DI yang dilayani
sebesar 79.550 ha, sehingga total luas
sawah irigasi di seluruh Wilayah Sungai
adalah 188.750 ha.
Daerah Irigasi Bekri merupakan proyek
pengembangan jaringan irigasi Way
Sekampung bersamaan dengan Daerah
Irigasi Rumbia. Pengembangan DI yang
baru dilakukan adalah dengan membangun
DI seluas 12.300 ha, yaitu DI Bekri dan DI
Rumbia Barat. DI Bekri disuplai melalui
Feeder II kanal Bendungan Argoguruh.
Secara sederhana diagram sistematis
Jaringan Irigasi Way Sekampung disajikan Saat ini, beberapa bangunan pada
pada Gambar 1. jaringan utama di Daerah Jaringan Irigasi
Bekri telah mengalami kerusakan. Jenis
kerusakan yang terjadi bervariasi dari
kerusakan ringan sampai kerusakan berat.
Di lokasi penelitian yaitu BBK 6 kondisi
pintu pada saluran sekunder telah
mengalami penurunan kinerja yang
Gambar 1. (a) Waduk Batutegi di Sungai
diakibatkan kerusakan pintu sehingga perlu
Sekampung dan (b) Bendungan Argoguruh di dikaji berapa besar kerugian yang
Sungai Sekampung diakibatkan akibat kerusakan tersebut.
(Sumber : Dirjen SDA, 2004) Untuk itu diperlukan suatu penanganan
yang bermula dari penelitian tentang kinerja
Dalam sistem jaringan irigasi, ciri – ciri jaringan irigasi yang ditinjau dari
pokok yang akan ditemukan adalah efisiensi dan efektifitas jaringan irigasi
terdapatnya jaringan utama beserta dalam rangka memberikan kontribusi

28
Jurnal Teknika Sains
Vol.04, No.01, 2019

terhadap perbaikan sistem jaringan irigasi pintu saluran primer dan pintu saluran
yang lebih optimal. sekunder.

III. METODE PENELITIAN 2. Data Sekunder


Data sekunder pada kajian ini diperoleh
Tempat Penelitian melalui kajian pustaka, studi literatur
terdahulu, wawancara dengan pihak
Tempat penelitian berada di Irigasi Dinas terkait seperti Balai besar
Bekri Kabupaten Lampung Tengah. Lokasi Wilayah Sungai Mesuji Sekampung.
penelitian yang akan dikaji adalah Adapun yang dibutuhkan dalam
saluran primer dan sekunder Irigasi Bekri penelitian ini adalah peta topografi
BBK 7 . Adapun peta lokasi kajian dan dan peta daerah irigasi, skema
sistem jaringan daerah irigasi Bekri dapat jaringan irigasi primer dan sekunder
dilihat pada Gambar 2. serta skema bangunan irigasi, data
debit di waduk Bendungan Argoguruh,
data debit pada pintu saluran Primer
dan Sekunder BBK 7, serta data luas
areal pemanfaatan lahan pertanian.

Metode Analisa Data

Analisa data pada penelitian ini lebih


menitikberatkan evaluasi kinerja jaringan
irigasi yang diperoleh dari hasil analisa
berbagai data yang diperoleh ditinjau dari
aspek teknis kemudian menjadi sebuah
paparan kesimpulan dari hasil evaluasi yang
dikaji.
Adapun analisa data yang akan
dilakukan pada kajian ini adalah :
1. Analisis Hasil Pengukuran Debit
2. Analisis Efektifitas Jaringan Irigasi
3. Analisis Efisiensi Jaringan Irigasi

Gambar 2. Peta Lokasi Kajian Metode Penyajian Data

Metode Pengumpulan Data Beberapa konsep penyediaan data –


data yang diperoleh untuk kepentingan
Pengumpulan data dalam penelitian ini kajian ini disajikan dalam beberapa bentuk,
terdiri dari : yaitu :
1. Data Primer 1. Tabel; digunakan untuk menunjukkan
Data primer diperoleh dari hasil data – data yang bersifat tabular dan
survey lapangan pada jaringan irigasi terdiri dari banyak data dimasukkan ke
induk dan sekunder. Adapun data dalam format sederhana.
primer yang dibutuhkan dalam kajian
ini adalah data pengukuran debit pada 2. Gambar, digunakan untuk
menunjukkan kondisi atau sebuah

29
Lilik Ariyanto : Analisa Kinerja Jaringan Irigasi Pada Pintu Air Saluran Sekunder Daerah Irigasi Bekri
Kabupaten Lampung Tengah

hasil analisis dalam bentuk visual kedalaman 0,8


sehingga mudah dimengerti v1 = 0,039 x (0,1071 x 3,34) = 0,397 m/dtk
v2 = 0,039 x (0,1071 x 3,32) = 0,395 m/dtk
3. Grafik; digunakan untuk menunjukkan v3 = 0,039 x (0,1071 x 3,30) = 0,392 m/dtk
kondisi atau sebuah hasil analisis
dalam bentuk visual dengan dilengkapi Setelah nilai v didapat untuk masing –
angka- angka perolehan sehingga masing kedalaman, maka nilai v dirata –
mudah memperoleh informasi data. rata. Perhitungan v rata – rata untuk hasil
pengukuran tersebut adalah (v1 + v2 + v3
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN )/3 = 0,360 m/dtk untuk kedalaman 0,2 dan
dan 0,395 m/dtk untuk kedalaman 0,8.
Pengukuran kecepatan aliran
dilaksanakan pada jarak 50 meter dari pintu Selanjutnya, jika kecepatan dan luas
sekunder. Alat yang digunakan untuk penambang diperoleh, maka untuk
pengukuran adalah current meter tipe BFM menghitung debit yang terjadi pada saat
002 dengan baling–baling Proses pintu saluran sekunder kanan dibuka 10
pengukuran dilakukan pada setiap bukaan cm adalah :
pintu dengan tinggi yang telah Q = A1 x v1 = 0,360 x 0,361 = 0,130
ditentukan. Kecepatan aliran ditentukan m3/dtk untuk kedalaman 0,2
berdasarkan nilai n (banyaknya putaran Q = A1 x v1 = 0,395 x 0,361 = 0,143
baling – baling) dalam satu siklus waktu m3/dtk. untuk kedalaman 0,8
yang ditentukan (t).
Dalam kajian ini satu siklus perputaran Untuk setiap pengukuran per segmen
adalah 50 detik. Nilai ini kemudian akan menghasilkan 2 (dua) nilai debit yang
dijadikan nilai pembagi untuk menentukan terdiri dari masing – masing kedalaman.
nilai n. Dari hasil pengukuran di saluran Sehingga untuk satu percobaan bukaan
sekunder (bangunan bagi) BBK 7 pada saat pintu, akan terdapat enam nilai debit yang
pintu bagian kanan dibuka 10 cm, diperoleh kemudian ditotal manjadi debit total.
nilai putaran sebagai berikut :
untuk nilai kedalaman 0,2 Selanjutnya, dari hasil uji di lapangan
n1 = 150/50 = 3,00 dengan menggunakan current meter
n2 = 150/50 = 3,00 diperoleh perbandingan nilai debit teoritis
n3 = 149/50 = 2,98, dengan nilai lapangan, seperti yang
ditampilkan pada Tabel 2.
untuk kedalaman 0,8
n1 = 167/50 = 3,34 Tabel 2. Perbandingan Debit Kalibrasi Pintu dengan
Hasil Pengukuran Pada Bukaan Pintu
n2 = 166/50 = 3,32 Saluran Sekunder
n3 = 165/50 = 3,30,

Setelah nilai n diperoleh, kemudian


menghitung nilai kecepatan (v) berdasarkan
rumus kalibrasi alat, yaitu :
kedalaman 0,2
v1 = 0,039 x (0,1071 x 3,00) = 0,360 m/dtk
v2 = 0,039 x (0,1071 x 3,00) = 0,360 m/dtk
v3 = 0,039 x (0,1071 x 2,98) = 0,358 m/dtk

30
Jurnal Teknika Sains
Vol.04, No.01, 2019

sekunder yang berada di kawasan


Tabel di atas menunjukkan terdapat Daerah Irigasi Bekri.
selisih antara debit teoritis dengan tiap 3. Melakukan pengecekan terhadap
lapangan. Tren yang terlihat menunjukkan kebocoran saluran baik di bagian
di semua bukaan pintu terdapat kelebihan dinding maupun lantai saluran
debit yang terjadi. Dengan kata lain sehingga factor kehilangan air dapat
keseluruhan data menunjukkan bahwa debit diminimalisir.
hasil pengukuran ternyata lebih besar dari
debit kalibrasi. Hal ini menunjukkan bahwa V. KESIMPULAN DAN SARAN
terjadi kebocoran pada saluran sekunder
sehingga menyebabkan debit yang Kesimpulan
seharusnya dialirkan ternyata berlebih
sehingga diindikasikan akan menyebabkan Dari hasil kajian dan analisis data
tidak efisiennya penggunaan air irigasi. diperoleh kesimpulan:
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa 1. Selisih perhitungan debit teoritis
selisih debit yang terbesar terjadi pada saat dengan debit hasil pengukuran
semua kondisi pintu dibuka 15 cm yaitu 0, maksimum terjadi pada kondisi pintu
041 m3/dtk. Jika nilai ini diambil dan air dibuka setinggi 40 cm dengan
kemudian dikonversikan dalam satuan selisih nilai 0, 041 m3/dtk.
liter/dtk = 41,00 liter/detik. Artinya, jika
dilihat dari hasil kajian telah terjadi 2. Hasil perhitungan perkiraan dampak
kebocoran air yang dapat mengakibatkan analisis ekonomi terhadap selisih debit
kerugian bagi petani. Jika dihitung yang terjadi pada pintu air saluran
kebutuhan air untuk irigasi tanaman padi sekunder BBK 7 tersebut menimbulkan
yaitu 1,6 liter/detik/hektar, maka air kerugian Rp. 830.250.000,00
yang terbuang diatas dapat dimanfaatkan (delapan ratus tiga puluh juta dua
untuk (41/1,6= 25,63) hektar sawah. ratus lima puluh ribu rupiah ) untuk 1
Jika diasumsikan hasil panen per hektar kali musim tanam.
sawah adalah 6 ton, maka dapat
menghasilkan panen sebesar 153,75 ton 3. Hasil perhitungan ini hanya berlaku
gabah kering. Selanjutnya, jika diasumsikan untuk pintu air sekunder BBK 7 DI
harga Gabah Kering Giling (GKG) per Bekri dan tidak berlaku untuk pintu –
kilogram adalah Rp.5.400,- (sumber : Dinas pintu air yang lain.
Ketahanan Pangan, 2019), maka hasilnya
adalah = Rp.5.400 x 153.750 kg = Rp. Saran
830.250.000,00 (delapan ratus tiga puluh
juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) untuk Berdasarkan pengamatan dan analisis,
1 kali musim tanam. dapat di sarankan sebagai berikut :
Untuk mengurangi dampak tersebut di 1. Perlu diadakan kajian dan penelitian
atas, maka perlu usaha – usaha konstruktif lebih lanjut tentang kinerja yang
untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi dilakukan pada pintu – pintu air di
jaringan irigasi Bekri, yaitu : saluran primer di Daerah Irigasi Bekri.
1. Memperbaiki kondisi pintu – pintu air
yang rusak 2. Perlu diadakan analisis lanjut
2. Mengkalibrasi ulang seluruh pintu – mengenai Kinerja Jaringan Irigasi dari
pintu air baik di saluran primer dan faktor kapasitas dan daya dukung
daerah irigasi Bekri terhadap faktor

31
Lilik Ariyanto : Analisa Kinerja Jaringan Irigasi Pada Pintu Air Saluran Sekunder Daerah Irigasi Bekri
Kabupaten Lampung Tengah

produksi pertanian di Kabupaten Diktat kuliah S-2 Jurusan Teknik Sipil


Lampung Tengah. UGM, Yogyakarta.

3. Diperlukan kajian terkait dengan


operasi dan pemeliharaan pada jaringan
irigasi melalui perhitungan AKNOP (
Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan
Pemeliharaan ).

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pengairan, 1986. Standar


Perencanaan Irigasi (KP-01-05).

Departemen Pekerjaan Umum, CV. Galang


Persada, Bandung.

Hasan M, 2015. Bangunan Irigasi Dukung


Ketahanan Pangan. Majalah Air,
Direktorat Jemderal Sumber Daya Air,
Departemen Pekerjaan Umum,
Jakarta.

Kartasapoetra, A.G. 1991. Teknologi


Pengairan Pertanian Irigasi, Bumi
Aksara, Jakarta.

Partowijoto, A. 1999. Peningkatan Efisiensi


dan Efektifitas dalam Pengelolaan Air
Irigasi Oleh Masyarakat : kendala
Teknis dan Non Teknis. Prosiding
Seminar Sehari Peningkatan
Pendapatan dan Kesejahteraan Petani
Melalui Pendekatan Partisipasi, IESC-
RCA bekerjasama dengan Jurusan
Teknik Sipil.

Sudjarwadi, 1987. Teknik Sumber Daya Air.


Diktat Kuliah Jurusan Teknik Sipil,
Yogyakarta.

Sudjarwadi, 1990. Teori dan Praktek Irigasi,


Pusat Antar Universitas Ilmu Teknik,
UGM. Yogyakarta.

Sudjarwadi, 1995. Pengembangan Wilayah


Sungai (Wawasan dan Konsep),

32

Anda mungkin juga menyukai