Tugas Akhir Regionalisme
Tugas Akhir Regionalisme
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tersendat-sendatnya proses perundingan WTO mendorong
negara-negara anggota WTO untuk mencari alternatif perundingan lain
yang dapat diselesaikan secara efisien dan optimal. Dengan dipelopori
oleh negara-negara maju, berbagai beberapa negara yang memiliki
perspektif yang sama terhadap arti penting liberalisasi memulai
pembentukan kerja sama ekonomi regional dalam format Free Trade
Area (FTA).
Sebagai satu komunitas yang dinamis, ASEAN pun tidak
ketinggalan dalam derap prakarsa pembentukan kerja sama ekonomi
regional. Hal ini disebabkan liberalisasi dipandang sebagai suatu peluang
bagi ASEAN untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan yang
pada gilirannya akan berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan
populasi di kawasan. ASEAN pun mulai melirik negara-negara di kawasan
Asia Timur seperti China, Jepang dan Korea dalam melakukan FTA.
Dinamika kawasan Asia Timur dipengaruhi oleh faktor
perdagangan di antara negara di daerah. China, Jepang, dan Korea
Selatan sudah memainkan peran berarti di aktivitas perdagangan. China
sendiri sudah menjadi pemain yang paling berpengaruh dalam
membentuk dunia ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang sangat besar di
China tak hanya mengandalkan pertumbuhan ekonomi dalam negerinya,
tetapi juga atas aktivitas perdagangannya dengan bangsa lain. Salah
satu daerah yang sudah teramat penting dalam menentukan
pertumbuhan ekonomi China adalah kawasan Asia Tenggara.
1
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
1
Evelyn Devadason, China’s Future: Pitfalls, Prospects and the Implications for ASEAN and
the World. http://ics.um.edu.my/umweb/ics/may2009/evelyn.pdf, accessed on November 29,
2009, 04.55 PM.
2
Mitra Wacana Penuh Asean, http://www.deplu.go.id/Pages/Asean.aspx?IDP=2&l=id, diakses
9 Januari 2009 Pukul 14.00 WIB
2
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
3
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
B. PERTANYAAN PENELITIAN
Dari latar belakang tersebut munculah rumusan masalah sebagai berikut
:
1. Bagaimana fenomena FTA Asean-China jika dilihat dari konsep
regionalisme?
2. Apa sajakah peluang dan tantangan dari kerjasama FTA ASEAN-
China ?
C. KERANGKA KONSEPTUAL
a. Regionalisme
Region atau kawasan diartikan sebagai sekumpulan negara
yang memiliki kedekatan geografis karena berada dalam satu
wilayah tertentu. Meskipun demikian, kedekatan geografis saja
tidak cukup untuk menyatukan negara dalam satu kawasan. 3
4
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
4
Stages of Economic Integration :From Autarky to Economic Union, http://dsp-
psd.pwgsc.gc.ca/Collection-R/LoPBdP/inbrief/prb0249-e.htm diakses 10 Januari 2010 Pukul
22.30 WIB
5
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
2. Custom Union
Custom Union (CU) dibangun berdasarkan free trade area
yang sudah terbentuk terlebih dahulu. Hal ini dilakukan dalam
usaha untuk menambah bidang perdagangan bebas, disamping
menyingkirkan hambatan perdagangan, negara-negara juga
bisa mengunakan untuk mengambil menyerasikan kebijakan
perdagangan eksternal mereka. Usaha ini termasuk mendirikan
a common external tariff (CET) dan mengimpor kuota-kuota
atas produk yang memasuki daerah dari negara anggota, serta
pengulangan kebijakan perdagangan yang mungkin mendirikan
seperti politik anti dumping. Agar mendapat keuntungan dari
Custom Union, negara anggota harus menurunkan tingkat
kebebasan kebijakan publik terutama pada kemampuan untuk
menetapkan kebijakan perdagangan yang independen mandiri
perdagangan kebijakan.
6
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
3. Common Market
Common Market melambangkan langkah utama terhadap
integrasi ekonomi yang signifikan. Disamping berisi perbekalan
dari custom union, Common Market (CM) menyingkirkan semua
rintangan hingga mobilitas individu, modal dan sumber daya
lain sama seperti untuk mengeliminasi hambatan non tarrif
dalam perdagangan, seperti peraturan standar produk.
Keuntungan pokok dalam Common Market adalah perolehan
yang diharapkan di efisiensi ekonomi. Dengan mobilitas tanpa
batas, kerja dan modal bisa lebih mudah merespon tanda
ekonomi dalam common market, dan pada akhirnya akan
menggunakan sumber daya yang lebih efisien
4. Economic Union
Bentuk tertinggi dalam integrasi ekonomi, adalah
economic union menambah common market kebutuhan untuk
menyerasikan sejumlah bidang kebijakan pokok. Economic
union memerlukan kebijakan keuangan dan fiskal yang
dikoordinasikan secara formal sebaik sebagai angkatan kerja,
perkembangan daerah, transportasi dan kebijakan industri.
Karena semua negara pada hakekatnya akan saling berbagi
area ekonomi sama, hal ini akan menjadi kontra-produktif
untuk menjalankan kebijakan yang berbeda di bidang itu.
Lembaga supranasional akan diharuskan mengatur
perdagangan dalam Economic Union untuk menjamin
penggunaan peraturan yang seragam. Undang-undang ini
masih akan diurus pada level nasional, tetapi negara akan
menunjuk seseorang untuk mengontrol bidang ini.
7
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
b. Konsep Liberalis5
Konsep yang dianut oleh para liberalis adalah adanya pasar
terbuka yang terpusat pada bidang-bidang dimana negara-negara
menunjukkan sikap kooperatif dan damai serta persaingan muncul
secara sehat dan harmonis. Melihat ciri-ciri ini perdagangan
internasional dianggap sebagai hal yang saling menguntungkan
Negara anggotanya, bukan perebutan kekayaan yang saling
menjatuhkan.
Perilaku Negara ini diserupakan dengan perilaku individu
yang sejalan dengan pemikiran Adam Smith yang pada intinya
menentang adanya pembatasan bagi perdagangan seperti
dihilangkannya tariff, bea masuk yang dianggap dapat merugikan
salah satu atau kedua belah pihak.
Pandangan serupa juga dicetuskan oleh David Ricardo.
Ricardo menyebutkan bahwa perdagangan harus dilaksanakan
5
Mohtar Mas’oed (1998), Liberalisme dalam Ekonomi Politik Internasional, Universitas Gajah
Mada.
8
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
BAB II
PEMBAHASAN
9
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
10
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
6
Peningkatan Kerjasama Ekonomi Bidang Jasa Melalui AFTA,
,http://www.pksi.depkeu.go.id/pub.asp?id=11, diakses 10 Januari 2010 Pukul,23.30 WIB
11
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
12
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
7
ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA). http://www.mtib.gov.my/repository/acfta.pdf,
diakses 10 Januari , 2009, 23.45 WIB.
13
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
14
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
anggota untuk merumuskan tarif Normal Track garis bawah, bukan tarif
melebihi garis, dan akan menghilangkan semua baris tarif tarif tempat
dalam Normal Track II selambat-lambatnya 1 Januari 2012.
Sensitive Track di model, ASEAN 6 dan Cina diperbolehkan untuk
menempatkan tarif 400 garis pada HS 6-digit dan 10% dari total nilai
impor pada tahun 2001 berdasarkan statistik perdagangan dalam
Sensitive Track. Track sensitif memaksakan pihak untuk mengurangi tarif
mereka untuk produk yang ditempatkan dalam Sensitive Track list
sampai 20% tidak lebih dari 1 Januari 2012. Tarif ini akan kemudian
dikurangi menjadi 0-5% tidak lebih dari 1 Januari 2018. Sementara di sisi
lain, garis-garis Tarif ditempatkan oleh ASEAN 6 dan China dalam Highly
Sensitive List seharusnya tidak lebih dari 40% dari total jumlah baris tarif
dalam Sensitive Track atau 100 tariff lines pada HS 6-digit, yang mana
lebih rendah. Tarif MFN yang diterapkan tingkat tarif garis ditempatkan di
masing-masing yang sangat sensitif akan dikurangi Daftar untuk tidak
lebih dari 50% tidak lebih dari 1 Januari 2015 untuk ASEAN 6 dan Cina,
dan 1 Januari 2018 untuk negara-negara anggota baru ASEAN. 18 Selain
peraturan resmi terhadap perdagangan antara pihak-pihak, pada
dasarnya ACFTA juga mengatur investasi, namun belum ada detail resmi
dan peraturan yang telah disepakati antara.
Tujuan Framework Agreement ACFTA adalah :
1. memperkuat dan meningkatkan kerjasama perdagangan kedua
pihak
2. meliberalisasikan perdagangan barang dan jasa melalui
pengurangan atau penghapusan tariff
3. mencari area baru dan mengembangkan kerjasama ekonomi
yang saling menguntungkan kedua pihak
15
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
16
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
8
Forging Closer ASEAN-China Economic Relations in The Twenty-First Century, A
Report Submitted by The ASEAN-China Expert Group on Economic Cooperation,
October 2001, hal 1
9
Evelyn Devadason, China’s Future: Pitfalls, Prospects and the Implications for
ASEAN and the World. http://ics.um.edu.my/umweb/ics/may2009/evelyn.pdf,
diakses 9 Desember , 2009, 03.25 WIB
17
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
18
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
pariwisata dan kesehatan publik. Para Pemimpin ASEAN dan China pada
KTT ke-11 ASEAN-China, di Singapura, bulan November 2007, sepakat
untuk menambah isu ‘lingkungan hidup’ sebagai prioritas bidang kerja
sama yang ke-11.
Di bidang ekonomi, kerja sama ASEAN dan China mengalami
peningkatan. Volume perdagangan ASEAN dan China meningkat tiga kali
lipat dari USD 59,6 milyar di tahun 2003 menjadi USD 171,1 milyar di
tahun 2007. Dari tahun 2003 sampai 2007, total perdagangan ASEAN-
China mengalami peningkatan 30% per tahun, pertumbuhan ekspor
mencapai 28% dan impor 32%. Sementara itu, pada periode yang sama
kumulatif aliran Foreign Direct Investment (FDI) dari China ke ASEAN
mencapai USD 3,6 milyar. Tahun 2007, investasi ASEAN dan China
meningkat menjadi USD 48,9 milyar. Pada tahun yang sama juga, total
nilai perdagangan ASEAN dan China mencapai 13,7% dari total nilai
perdagangan global atau hampir setengah dari total nilai perdagangan
Asia.
Pada November 2002, ASEAN dan China menandatangani
Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation untuk
mendirikan ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA). ASEAN dan China
sepakat untuk merealisasaikan ACFTA pada tahun 2010 untuk Brunei
Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan China,
dan tahun 2015 untuk Kamboja, Laos, Myanmar dan Viet Nam. Negosiasi
Agreement on Trade in Goods dan Trade in Service telah diselesaikan
pada tahun 2004 dan 2006, dan mulai diimplementasikan sejak Juli 2007.
Pada tanggal 31 Desember 2008, China telah menunjuk H.E. Mrs. Xue
Hanqin sebagai Duta Besar China untuk ASEAN. Country Coordinator
hubungan ASEAN-China untuk tahun 2009-20012 adalah Vietnam.11
11
Ibid
19
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
20
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
21
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
22
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
23
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
24
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
25
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
26
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
kerjasama, kedua daerah dapat memiliki posisi yang lebih kuat dalam
urusan perdagangan internasional tentang isu-isu kepentingan bersama.
BAB III
KESIMPULAN
27
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
28
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
The Political Economi Of Regionalism, Edited By Edward D. Manfield And
Helen V. Milner, Columbia Univesity Press, New York, 1997
SURAT KABAR
Kompas, Purbaya Yudhi Sadewa, Sebaiknya Tidak ikut FTA? 4 Januari 2010
INTERNET
Evelyn Devadason, China’s Future: Pitfalls, Prospects and the Implications
for ASEAN and the World.
<http://ics.um.edu.my/umweb/ics/may2009/evelyn.pdf, diakses November
29, 2009, 04.55 WIB>
29
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
30
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
ABSTRAK
31
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
Disusun Oleh :
ELISABETH KARTIKASARI
08/279735/PSP/3558
32
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
ABSTRAKSI
33
FTA ASEAN-CHINA SEBAGAI UPAYA PERLUASAN MITRA
DAGANG Elisabeth Kartikasari-08/279735/PSP/3558
201
0
34