OLEH :
FRANSISKA RENOVANIE
NIM. 21.300.0158
Mengetahui,
1. DEFINISI
Infeksi neonatal adalah sindrom klinis dari penyakit sistemik akibat infeksi selama
satu bulan pertama kehidupannya. Infeksi neonatus adalah infeksi bakteri pada aliran
darah pada bayi selama empat minggu pertama kehidupan. Insiden sepsis bervariasi
yaitu antara 1 dalam 500 atau 1 dalam 600 kelahiran hidup (Bobak, 2005). Infeksi
neonates adalah sindroma klinis dari penyakit sistemik akibat infeksi selama satu bulan
pertama kehidupan. Bakteri, virus, jamur, dan protozoa dapat menyebabkan sepsis bayi
baru lahir. (DEPKES 2007).
Penyebab infeksi neonatus biasanya adalah infeksi bakteri: Ketuban pecah sebelum
waktunya / ketuban pecah dini dan perdarahan atau infeksi pada ibu. Penyebab yang
lain karena bakteri virus, dan jamur, yang terserang bakteri, jenis bakteri bervariasi
tergantung tempat dan waktu, seperti Streptococus group B (SGB), akteri enterik dari
saluran kelamin ibu, Virus herpes simplek, Enterovirus, E. Coli, Candida, dan
stafilokokus.
2. PATOFISIOLOGI
Masuknya bakteri dan mengontaminasi sirkulasi sistemik. Bakteri melepaskan
endotoksin dan menyebabkan terganggunya proses metabolisme secara progresif. Pada
keadaan fulminan (tiba-tiba berat) dapat menyebabkan kerusakan dan kematian sel
karena aktivasi sepsis dengan komplemen. Hasilnya menyebabkan penurunan perfusi
jaringan, asidosis metabolik, serta syok yang menyebabkan disseminated intravaskular
coagulatian (DIC) dan kematian. Patogenesis dapat terjadi pada:
a. Antenatal
Terjadi karena adanya faktor resiko, pada saat antenatal kuman dari ibu setelah
melewati plasenta dan umbilikus masuk ke dalam tubuh melalui sirkulasi darah janin.
Kuman penyebab infeksi adalah kuman yang menebus plasenta, antara lain: virus
rubella, herpes, influeza, dan masih banyak yang lain.
b. Intranatal
Infeksi saat persalinan terjadi karena kuman ada pada vagina dan serviks naik
mencapai korion dan amnion.akibatnya terjadilah amnionitis dan korionitis, selanjutnya
kuman melalui umbilikus masuk ketubuh bayi. Cara lain saat persalinan, cairan amnion
yang sudah terinfeksi oleh bayi sehingga menyebabkan infeksi pada lokasi yang terjadi
pada janin melalui kulit bayi saat bayi melewati jalan lahir yang terkontaminasi oleh
kuman.
c. Pascanatal
Infeksi yang terjadi sesudah persalinan, umumnya terjadi akibat infeksi nasokomial
dari lingkungan di luar rahim,(misal: melallui alat-alat, penghisap lendir, selang
endotrakea, infus, dan lain-lain). Dan infeksi dapat juga terjadi melalui luka umbillikus.
Rangsangan endo/eksotoksin
Sistem imunologi
Infeksi neonatus
d. Phatway
Kalsifikasi Infeksi neonatus
Kalsifikasi Infeksi neonatus dapat di bagi dalam dua golongan besar:
a. Infeksi berat
1) Sifilis congenital; biasanya terjadi pada masa antenatal, yang disebabkan oleh
treponema pallidum.
2) Sepsis neonatorum; dapat terjadi pada antenatal dan postnatal. Infeksi berat pada
neonatus dgn gejala-gejala sistemik. Faktor risiko:
a) Infeksi/febris pd ibu
b) Air ketuban bau, warna hijau
c) KPD, lebih dr 24 jam
d) Prematuritas & BBLR
e) Partus lama
f) Gawat janin atau depresi neonatus
3) Meningitis; biasanya didahului sepsis, penyebab utamanya adalah E.Coli,
pneomokokus, stafilokokus, dan sebagainya.Biasanya didahului oleh sepsis.
Gejala: awalnya seperti sepsis kemudian disertai kejang, UUB menonjol, kaku
kuduk. Pengobatan : Sama dgn pengobatan sepsis neonatorum, hanya berbeda
dalam lama pengobatan, yaitu 21 hari.
4) Pneumonia kongenital, Terajdi intrauterin karena inhalasi likuor amnion yg septik.
Gejala : Apneu neonatal, dicurigai bila ketuban pecah lama, keruh, bau
Pengobatan : Resusitasi pada bayi baru lahir, pertahankan suhu tubuh, beri
antibiotika spektrum luas (ampisilin dan gentamisin)
5) Pneumonia aspirasi. Terjadi pada masa postnatal, merupakan penyebab kematian
utama pada bayi BBLR (berat badan lahir rendah), terjadi aspirasi pada saat
pemberian makanan karena refleks menelan dan batuk yang belum sempurna.
6) Pneumonia karena airborn infection. Infeksi terjadi karena berhubungan dengan
orang dewasa yang menderita infeksi saluran pernapasan.
7) Pneumonia stafilokokus. Biasanya terjai pada neonatus yang lahir di rumah sakit.
8) Diare epidemic. Infeksi yang menyebabkan kematian yang tinggi,disebabkan oleh
E.colli yang bersifat pathogen, Gastroenteritis E.colli, Salmonelosis
9) Pielonefritis. Infeksi yang mengenai ginjal bayi.
10) Ostitis akut, Penyebab utama adalah Staphylococcus aureus. Gejala: Suhu tbh
tinggi, bayi tampak sakit berat, terdapat pembengkakan & bayi menangis saat
bagian yang terkena digerakkan (biasanya pada maksila dan pelvis). Pengobatan:
pemberian antibiotika (kloksasilin 50 mg/kg BB/hr secara parenteral, Lokal
ditemukan aspirasi pada pus.
11) Tetanus neonatorum, tjd pd bayi br lahir krn infeksi pd luka pemotongan tali
pusat. Gejala : bayi tdk dpt menetek, kejang2, leher&rahang kaku, serta sulit
menelan.Tindakan :
a) Segera bawa ke RS
b) Berikan obat penenang IM _ diazepam/luminal tiap 4 jam
c) Usahakan jln napas terbuka, hindarkan dr cahaya, sentuhan atau pemindahan
d) Penuhi kebutuhan nutrisi&eliminasi sesuai kondisi pasien
Pencegahan : pastikan ibu hamil mendapat suntikan TT, gunakan alat steril saat
menolong persalinan.
b. Infeksi ringan
1) Pemfingus neonatorum; gelombang jernih yang berisi nanah yang kemudian
kemerahan pada kulit disebabkan oleh stafilokokus.
2) Oftalmia neonatorum; infeksi genokokus pada konjungtiva waktu melewati jalan
lahir. Infeksi mata oleh kuman Neisseria gonorrhoeae saat bayi lewat jalan lahir.
Gejala :
a) Konjungtiva hiperemis, edema palpebra, ada pus, mengeluarkan sekret
kental kehijauan/kekuningan
b) Stadium lanjut, yaitu: korne terserang sampai bias menyebabkan buta
c) Diagnosis ditegakkan dgn pemeriksaan sekret mata
3) Infeksi pusat; disebabkan oleh Stafilokokus aureus sehingga menimbulkan
nanah, edema, dan kemerahan pada ujung pusat.
4) Moniliasis; Kandida albikans merupakan jamur yang sering ditemukan pada
bayi yang dapat menyebabkan stomatitis, diare, dermatitis, dan lain-lain.Tidak
menimbulkan gejala. Pada kondisi tubuh yg menurun atau pada penggunaan
antibiotika/kortikosteroid yg lama dapat terjadi pertumbuhan jamur berlebihan
stomatitis kematian.
3. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinis dari infeksi neonatus di mulai tanpa gejala, tanda-tanda ringan,
menggigit, iritabel, letargi, gelisah, dan keinginan menyusu yang kurang dapat menjadi
tanda-tanda utama. Selain itu terdapat tanda-tanda sebagai berikut:
a. Temperatur yang tidak stabil dapat meninggi atau kurang dari normal (biasanya
hipotermia terjadi pada bayi BBLR).
b. Perubahan warna kulit
c. Lambatnya waktu pengisian kapiler
d. Perubahan denyut jantung, frekuensi nafas
e. Berat badan tiba-tiba turun
f. Pergerakan kurang
g. Muntah dan diare menjadi nyata pada keadaan penyakit yang progresif
h. Edema
i. Salerema purpura atau perdarahan
j. Ikterus
k. Hepatosplenomegali
l. Kejang
m. Data laboratorium yang tidak stabil (khususnya hipoglikemia) dan neptropenia.
4. KOMPLIKASI
a. Hipoglikemia, asidosis metabolik.
b. Koagulopati, gagal ginjal, disfungsi miokard, perdarahan intrakranial.
c. Ikterus.
d. Dehidrasi
e. Anemia
f. Hiperbilirubinemia
g. Meningnitis
h. DIC.
6. MASALAH KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1) Biodata bayi
2) Riwayat kesehatan sekarang
a) Sistem saraf pusat : Fontanel yang menonjol, letargi, temperatur yang tidak
stabil, hipotonia, tremor yang kuat.
b) Sistem pencernaan : hilangnya keinginan untuk menyusui, penurunan intake
melalui oral, muntah, diare, distensi abdomen.
c) Sistem integument: kuning, adanya lesi, ruam.
d) Sistem pernapasan: apnea, sianosis, takipnea, penurunan saturasi oksigen, nasal
memerah, mendengkur, dan retraksi dinding dada.
e) Sistem kardiovaskular: takikardi, penurunnya denyut perifer, pucat.
1) Riwayat kesehatan keluarga (Apakah ada anggota keluarga yang menderita
sifilis)
2) Data psikologi
a) Keluhan dan reaksi bayi terhadap penyakitnya.
b) Tingkat adaptasi bayi terhadap penyakitnya.
b. Analisa Data
No Analisa Data Etiologi Masalah
1. DS : - Penyakit (proses Hipertermi
DO : infeksi)
- Suhu tubuh dalam rentang
normal
- Perubahan Suhu tubuh
- Pakaian yang tidak sesuai
dengan lingkungan
- Nadi dan RR dalam
rentang normal
2. DS: - Disfungsi Pola napas tidak
DO : neuromuskular efektif
- Bayi tidak sesak lagi
- Bayi tenang
- Sekret di saluran napas
tidak ada lagi
- Menunjukkan jalan nafas
yang paten (tidak ada
suara nafas abnormal)
- Tanda-tanda vital dalam
rentang normal (tekanan
darah, nadi, pernafasan)
3. DS: - Kehilangan cairan Kekurangan
aktif (diare) volume cairan
DO:
- N = 120 x/menit T =
36,1oC
R = 35 x/menit
- mukosa bibir pucat,
tampak pecah-pecah
(kering)
- Bayi terlihat lemas
- Bayi tampak terus tidur
- BB Bayi menurun
c. Diagnosa Keperawatan
1) Hipertermi b.d penyakit (proses infeksi).
2) Pola napas tidak efektif b.d disfungsi neuromuskular
3) Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologi
(diare, anoreksia, dan muntah), faktor psikologis (malas minum).
4) Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif (diare).
5) Gangguan rasa nyaman.
d. RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC
1 Hipertermi b.d proses penyakit Setelah dilakukan tindakan keperawatan Fever treatment
selama 1x4 jam, suhu tubuh bayi kembali 1. Monitor suhu setiap 4 jam
normal, dengan kriteria hasil: 2. Monitor penurunan tingkat kesadaran
1. Suhu tubuh dalam rentang normal 3. Berikan antipiretik
2. Nadi dan RR dalam rentang normal 4. Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
5. Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya
menggigil
2 Pola napas tidak efektif b.d disfungsi Setelah melakukan tindakan keperawatan Airway Management
neuromuskular selama 1x24 jam, ketidakefektifan pola 1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
pernapasan dapat diatasi, dengan kriteria 2. Keluarkan sekret dengan suction
hasil: 3. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
1. Bayi tidak sesak lagi tambahan
2. Bayi tenang 4. Kolaborasikan pemberian bronkodilator bila perlu
3. Sekret di saluran napas tidak ada lagi 5. Monitor respirasi dan status O2
4. Menunjukkan jalan nafas yang paten
(tidak ada suara nafas abnormal) Oxygen Therapy
5. Tanda-tanda vital dalam rentang normal 1. Pertahankan jalan nafas yang paten
(tekanan darah, nadi, pernafasan) 2. Atur peralatan oksigenasi
3. Monitor aliran oksigen
4. Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi
5. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap
oksigenasi
3 Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari Setelah dilakukan tindakan keperawatan Nutrition Management
kebutuhan tubuh b.dfaktor biologi selama 2x24 jam, gangguan pemenuhan 1. Kaji adanya alergi makanan
(diare, anoreksia, dan muntah), faktor nutrisi dapat diatasi dengan kriteria hasil: 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
psikologis (malas minum) 1. Diare, anoreksia, muntah berhenti jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
2. Bayi mau disusui 3. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
3. Tanda-tanda malnutrisi tidak ditemukan 4. Anjurkan pada ibu untuk tetap memberikan ASI
4. Tidak terjadi penurunan berat badan yang 5. Auskultasi bising usus
berarti
Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas normal
2. Monitor adanya penurunan berat badan
3. Monitor lingkungan selama makan
4. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama
jam makan
5. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
6. Monitor turgor kulit
7. Monitor adanya muntah
8. Monitor pertumbuhan dan perkembangan
5 Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Pertahankan tirah baring selama fase akut
selama 1x24 jam, bayi tidak rewel, dengan 2. Jelaskan proses terjadinya infeksi kepada keluarga
kriteria hasil: klien.
1. Tidak ada tanda-tanda nyeri 3. Beri lingkungan tenang dan nyaman
2. Bayi nampak tenang
7. MASALA KOLABORASI
Penatalaksanaan pasien dengan infeksi neonatus adalah sebagai berikut:
a. Diberikan kombinasi antibiotika golongan Ampisilin dosis 200 mg/kg BB/24 jam
i.v (dibagi 2 dosis untuk neonatus umur < 7 hari dibagi 3 dosis), dan Netylmycin
(Amino glikosida) dosis 7 1/2 mg/kg BB/per hari i.m/i.v dibagi 2 dosis (hati-hati
penggunaan Netylmycin dan Aminoglikosida yang lain bila diberikan i.v harus
diencerkan dan waktu pemberian ½ sampai 1 jam pelan-pelan).
b. Dilakukan septic work up sebelum antibiotika diberikan (darah lengkap, urine,
lengkap, feses lengkap, kultur darah, cairan serebrospinal, urine dan feses (atas
indikasi), pungsi lumbal dengan analisa cairan serebrospinal (jumlah sel, kimia,
pengecatan Gram), foto polos dada, pemeriksaan CRP kuantitatif).
c. Pemeriksaan lain tergantung indikasi seperti pemeriksaan bilirubin, gula darah,
analisa gas darah, foto abdomen, USG kepala dan lain-lain.
d. Apabila gejala klinik dan pemeriksaan ulang tidak menunjukkan infeksi,
pemeriksaan darah dan CRP normal, dan kultur darah negatif maka antibiotika
diberhentikan pada hari ke-7.
e. Apabila gejala klinik memburuk dan atau hasil laboratorium menyokong infeksi,
CRP tetap abnormal, maka diberikan Cefepim 100 mg/kg/hari diberikan 2 dosis
atau Meropenem dengan dosis 30-40 mg/kg BB/per hari i.v dan Amikasin dengan
dosis 15 mg/kg BB/per hari i.v i.m (atas indikasi khusus).
f. Pemberian antibiotika diteruskan sesuai dengan tes kepekaannya. Lama pemberian
antibiotika 10-14 hari. Pada kasus meningitis pemberian antibiotika minimal 21
hari.Pengobatan suportif meliputi : Termoregulasi, terapi oksigen/ventilasi
mekanik, terapi syok, koreksi metabolik asidosis, terapi hipoglikemi/hiperglikemi,
transfusi darah, plasma, trombosit, terapi kejang, transfusi tukar
DAFTAR PUSTAKA
Wong DL, Eaton MH, Wilson D, Winkelstein ML, Schwartz P. Buku ajar
keperawatan pediatrik volume 1. Jakarta: EGC, 2008.
Bobak, Irene M, Deitra LL, Margaret DJ. Buku Ajar Keperawatan Maternitas
Edisi 4. Jakarta: EGC. 2005.
OLEH :
FRANSISKA RENOVANIE, S.Kep
NIM. 21.300.0158
LEMBAR PENGESAHAN
OLEH :
FRANSISKA RENOVANIE, S.Kep
NIM. 21.300.0158
Mengetahui,
Preseptor Akademik Preseptor Klinik
Riwayat Bayi
Apgar Score : 5/7/9
Usia gestasi : 38-39 minggu
Berat Badan : 4200 gram Panjang Badan : 59 cm
Komplikasi Persalinan :
*Tidak ada ( ) *Ada ( )
a. Aspirasi Mekonium ( - )
a. Denyut jantung janin abnormal ( - )
b. Masalah lain : Ketuban pecah dini
c. Prolaps tali pusat/lilitan tali pusat ( - )
d. Ketuban pecah dini ( ) : berapa lama : kurang lebih 1 jam
Riwayat Ibu
*Usia : *Gravida : *Partus : *Abortus :
28 Tahun G4 P2 A1
Jenis Persalinan
*Pervagina (-)
*Sectio cesaera ( ) : Alasan : Inpartu kala 1 fase aktif + PEB + Obesitas +
letak sungsang
Komplikasi kehamilan
Tidak ada ( ) Ada ( )
Perawat antenatal ( )
Ruptur plasenta/plasenta prepia ( )
Pre exlamsia/ toxsemia ( )]suspect sepsis ( )
Persalinan premature/post matur ( )
Masalah lain : Obesitas
1. Tanda-tanda Vital :
T : 36,5 oC
RR : 78 x/mnt
HR : 150 x/mnt
2. Aktivitas fisik
a. Aktif () Tenang () Latergi () Kejang ()
b. Menangis Keras () Lemah () Melengking () Sulit Menangis ()
Data Lain : Nafas cepat, sesak, nafas cuping hidung dan retraksi
3. Kulit
a. Warna pink ( ) Pucat () jaundice ()
Sianosis ekstremitas ( ) Sirkumoral ( )
b. Tanda lahir :
c. Turgor kulit : Elastis () Tidak elastis ( ) Edema ( )
Data lain : Warna tubuh pucat, ekstremitas sianosis. kulit kering dan terkelupas.
4. Kepala/Leher
a. Fontanel anterior Lunak () Tegas ()
Datar () Menonjol () Cekung (0
b. Sutura Sagitalis Tepat () Terpisah ()
Cekung () Tumpang tindih ()
c. Gambaran wajah Simetris () Asimetris ()
Data Lain : rentang bergerak sendi bebas, bentuk simetris dan pendek, tiroid di
garis tengah
5. Mata
Bersih ( ) Sekresi ()
Data Lain : pupil bereaksi bila ada cahaya, reflek mengedip ada,
6. Telinga
Normal ( ) Abnormal ()
Data Lain : posisi telinga berada garis lurus dengan mata, kulit tidak kendur,
pembentukan tulang rawan yaitu pinna terbentuk dengan kokoh.
7. Hidung
Simetris () Asimetris ( )
Data Lain : posisi di garis tengah, nares utuh dan bilateral, bernafas melalui hidung
8. Dada
a. Simetris () Asimetris ( )
b. Klavicula Normal () Abnormal ( )
9. Genital
Perempuan normal ( ) laki-laki normal () abnormal ( )
Data lain :
10. Ekstremitas
Gerakan bebas () ROM terbatas () tidak terkaji ()
Ekstremitas atas Normal () Abnormal ()
Data lain : rentang pergerakan sendi bahu, klavikula, siku normal, terdapat
sepuluh jari.
Ektremitas bawah Normal () Abnormal ()
Data lain : panjang sama kedua sisi dan sepuluh jari kaki, gerakan aktif
11. Reflek :
Dapat menggenggam lemah, reflek mengisap baik, kaget bila dikejutkan.
RIWAYAT SOSIAL
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
/ : Meninggal
: Klien
: Tinggal serumah
: Segaris keturunan
- Suku : Dayak
- Budaya : Dayak
- Agama : Islam
- Bahasa Utama : Bahasa IBU
- Perencanaan Makanan Bayi : ASI
- Masalah sosial yang penting :-
- Hubungan orang tua dan bayi : Baik
IBU TINGKAH LAKU AYAH
Menyentuh
Memeluk
Berbicara
Berkunjung
Memanggil nama
Kontak mata
- Pemeriksaan Diagnostik
Hasil Laboratorium : Tanggal 31-01-2022
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Keterangan
Hemoglobin 18.5 g/dl 10.5-18 g/dl Meningkat
PLT 132 150-400 Normal
Hematrokrit 59.1 vol % 37.00-48.00 vol % Meningkat
< 200 mg/dl
Glukosa Sewaktu 65 4,50-11.00 Normal
Leukosit 29,12 Meningkat
- Terapi
a. Injeksi Ampicilin 2x100 mg 1 ml (H2) (iv)
b. Injeksi Gentamicin 1x17 mg 0.425 ml (H2) (iv)
c. Infus D10% 11 ml/jam
d. Diit ASI 8x10-15 ml
Analisa Data
No Analisa Data Etiologi Masalah
DS: - maturitas pusat Pola nafas tidak
pernafasan, efektif
DO: Bayi terpasang CPAP FiO2 keterbatasan
40% Peep 6 O2 Lpm, Bayi perkembangan otot,
menangis lemah, nafas cepat, penurunan
sesak, retraksi, kulit tampak energy/kelelahan,
pucat, ektremitas sianosis, TTV ketidakseimbangan
HR: 150 x/mt, RR: 78x/mt, SB: metabolik
36.5 Spo2: 94%.
- Prioritas Masalah
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat pernafasan,
keterbatasan perkembangan otot, penurunan energy/kelelahan,
ketidakseimbangan metabolik
b. Infeksi berhubungan dengan Faktor Resiko
RENCANA KEPERAWATAN
Tgl Pengkajian : 10-02-2022 Nama Klien : By. Ny. Y Alamat Rmh : Jl. Desa
Nama Mahasiswa : Fransiska Renovanie Umur : 10 hari Sampul
Ruang Praktek : Ruang Bayi JK : Laki-laki Nama ibu/ayah :
NRM : 39*** Ny.Y/Tn.T
Dx Medis : Neontatus
Infection
IMPLEMENTASI KEPERAWATA
Diagnosa
No Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Hari/
Diagnosa
Tanggal/ Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Jam
Jum’at/11 Pola napas tidak AIRWAY S:-
MANAGEMENT
Februari efektif O:
(Manajemen Jalan
2022/08.00 berhubungan 1. TTV:
Napas)
WIB dengan T = 36,8 oC
1. Memposisikan
maturitas RR = 78 x/menit
pasien untuk
pusat N = 145 x/menit
memaksimalkan
pernafasan, SPO2 = 94%
ventilasi
keterbatasan 2. Terpasang CPAP
Hasil: pasien
perkembanga Suport Fio2 21%,
dalam posisi
n otot, Peep 6, O2 8 Lpm.
terlentang
penurunan 3. tampak Nafas cepat,
2. Mengauskultasi
energy/kelela sesak
suara napas,
han, 4. Respirasi spontan
catat adanya
ketidakseimba namun di bantu
suara tambahan
ngan dengan CPAP
Hasil: tidak ada
metabolik 5. Dada retraksi
suara napas
tambahan
A: Pola napas tidak efektif
3. Memberikan
belum teratasi
terapi O2 sesuai
indikasi
Hasil: Nafas
dengan bantuan
CPAP FiO2 40% Kriteria Hasil:
4. Memonitor Indikator IR ER
P: Intervensi dilanjutkan
1. Buka jalan napas,
gunakan teknik chin
lift atau jaw thrust
bila perlu
2. Identifikasi pasien
perlunya pemasangan
alat jalan napas
buatan
3. Auskultasi suara
napas, catat adanya
suara tambahan
4. Atur intake untuk
cairan
mengoptimalkan
keseimbangan
5. Monitor respirasi dan
status O2
Jum’at/11 Infeksi S: -
Februari berhunbungan 1. Menganjurkan O :
2022/10.00 dengan factor keluarga cuci - T : 36,8ºc
WIB resiko tangan setiap - N : 145 x/mnt
melakukan - Leukosit : 29,12
kegiatan, seperti (10’3/ul)
memberikan A : Masalah infeksi tidak
makanan atau terjadi lagi
ASI
2. Batasi jumlah Indikator IR ER
dan jam Klien
bebas dari 5 5
berkunjung tanda dan
3. Menganjurkan gejala
infeksi
untuk lebih Menunjukk 4 5
banyak an
kemampua
memberikan n untuk
asupan makanan mencegah
timbulnya
atau cairan infeksi
4. Berkolaborasi Jumlah
leukosit 4 5
pemberian dalam
antibiotic: batas
normal
Ampicilin
Menunjuka
2x100 mg (H2) n perilaku 5 5
iv dan hidup sehat
Intervensi dipertahankan :
gentamycin
1. Anjurkan cuci tangan
1x17 mg (H2)
tiap melakukan
iv
kegiatan
2. Anjurkan lebih
banyak asupan
makanan dan cairan
3. Berkolaborasi
pemberian antibiotic.
LOG BOOK
PEMBERIAN OBAT INTRA VENA (IV) DI RUANG MAWAR
RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
OLEH :
FRANSISKA RENOVANIE, S.Kep
NIM. 21.300.0158
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
UNIVERSITAS CAHAYA BANGSA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN
LOG BOOK
PEMBERIAN OBAT INTRA VENA (IV) DI RUANG MAWAR
RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
OLEH :
FRANSISKA RENOVANIE, S.Kep
NIM. 21.300.0158
MENGETAHUI,
Palangka Raya, 2022
4. Diagnosa keperawatan
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat pernafasan,
keterbatasan perkembangan otot, penurunan energy/kelelahan,
ketidakseimbangan metabolik
b. Infeksi berhubungan dengan Faktor Resiko
5. Justifikasi tindakan
a. Definisi injeksi intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan
obat kedalam pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit.
b. Tujuan
1) Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada dengan
injeksi parenteral lain
2) Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
3) Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar.
c. Tempat injeksi
1) Pada lengan (vena basalika dan vena sefalika)
2) Pada tungkai (vena sephenous)
3) Pada leher (vena jugularis)
4) Pada kepala (vena prontalis dan pena temporalis)
5) Pada selang infus (bolus)
b. Pencegahan
1) Obat-obatan suntikan yang diberikan harus sesuai dengan proogram
pengobatan
2) Sebelum menyiapkan obat suntikan bacalah dengan teliti petunjuk
pengobatan yang ada dalam catatan medik atau status klien yaitu nama
obat, dosis, waktu dan cara pemberiannya.
3) Perhatikan teknik septik dan antiseptiknya
4) Spuit dan jarum suntik tidak boleh digunakan untuk menyuntik klien
yang lain.
5) Spuit yang retak atau bocor dan jarum suntik yang sudah tumpul,
berkarat atau ujungnya bengkok tidak boleh dipakai lagi
6) Klien yang telah mendapat suntikan harus diawasi untuk beberapa
waktu sebab ada kemungkinan timbul reaksi alergi.
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Mengatur posisi pasien dan pilih vena dari arah distal
2. Memasang perlak dan alasnya
3. Membebaskan daerah yang akan di injeksi
4. Meletakkan tourniquet 5 cm proksimal yang akan
ditusuk
5. Memakai hand schoon
6. Membersihkan kulit dengan alcohol swab (melingkar
dari arah dalam ke luar) biarkan kering
7. Mempertahankan vena pada posisi stabil
8. Memegang spuit dengan sudut 30 derajat
9. Menusuk vena dengan kemiringan 300, dan lubang
jarum menghadap ke atas
10. Melakukan aspirasi dan pastikan darah masuk spuit
11. Membuka tourniquet
12. Memasukkan obat secara perlahan
13. Mencabut spuit sambil menekan daerah tusukan
dengan kapas
14. Menutup daerah tusukan dengan hypafix
15. Membuang spuit ke dalam bengkok
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Nilai : Penguji,
(……………………….)
Keterangan :
1 : Tidak Dilakukan.
2 : Dilakukan Tidak Sempurna.
3 : Dilakukan Dengan Sempurna.
Rumus :
Nilai :
x
N: x 100%
2y
Keterangan :
N : Total nilai
x : Total skore
y : Jumlah tindakan
A = 85 – 100
Range Nilai : B = 75 – 84