Anda di halaman 1dari 2

Forum Diskusi 2 ini akan membahas persoalan yang terkait dengan persoalan

Wawasan Nusantara dan Geopolitik Indonesia. Adapun persoalan yang akan


didiskusikan adalah sebagai berikut.

Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan serta
menghargai perbedaan dan keanekaragaman di dalam mewujudkan cita-cita
nasional. Berdasarkan cara pandang ini, seharusnya perbedaan suku, agama,
ras, dan kebudayaan tidak menjadi persoalan di dalam menjalankan
kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Namun demikian, pada
kenyataannya kondisi ideal ini masih menghadapi tantangan salah satunya
dalam bentuk masih kuatnya anggapan bahwa putra daerahlah yang paling
layak untuk dipilih sebagai kepala daerah. Menurut pendapat Anda, mengapa
hal ini bisa terjadi? Jelaskan jawaban Anda.

Jawaban :

Dalam pemilihan kepala daerah kita tidak hanya menimbang keaslian daerah sang
kandidat saja,mereka berarti menjebak diri menjadi pemilih primordial. Mereka belum
menjadi pemilih rasional-kalkulatif, yang menimbang perkara putra daerah dalam kaitan
dengan kualitas kelayakan kepemimpinan sang kandidat. Pemilih rasional-kalkulatif,
sambil menimbang asal daerah atau silsilah kandidat, mempersoalkan seberapa jauh sang
kandidat terbukti memiliki pemahaman, pengetahuan dan empati yang layak terhadap
persoalan-persoalan daerah.

Seberapa realistis dan menjanjikan rancangan program dan kebijakan-kebijakan yang


ditawarkannya, seberapa jauh pula ia bisa dipercaya, terutama dikaitkan dengan rekam
jejak karier politik dan ekonominya, adakah jejak korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN)
dalam kariernya yang saat ini sudah merajalela, seberapa besar kemauan dan komitmen
sang kandidat untuk bekerja keras dan mewakafkan seluruh waktunya sebagai pemimpin
daerah ataupun seberapa mampu ia membangun kepemimpinan kolektif yang profesional,
kompeten dan berintegritas. Hal-hal tersebut yang seharusnya lebih dipertimbangkan
untuk memilih pemimpin yang lebih profesional dibandingkan hanya bermodalkan tanah
kelahiran,asal-usul dan silsilah.
Pola isu putra daerah memang dulu populer pada saat zaman orde baru, lalu apakah kita
masih tetap akan mengkondisikan isu putra daerah, yang sebenarnya kita tahu bahwa isu
ini adalah bentuk pendangkalan wacana berfikir dalam frame negara kesatuan dan realitas
ini merupakan bentuk kejanggalan dalam demokrasi (dari, oleh dan untuk rakyat).
Momentum pemilukada harus dibaca sebagai suatu keinginan untuk mendapatkan
seorang pemimpin atau kepala daerah yang handal, berintegritas, memiliki komitmen
yang tinggi, dipercaya oleh masyarakat dan mampu membawa perbaikan kongkrit dalam
kehidupan masyarakat.

Dengan demikian, pemilukada juga menuntut suatu proses pemilihan yang fair, adil dan
terbuka, jauh dari praktek money politic dan black campaign, adu domba, fitnah,
intimidasi ataupun cara-cara kotor yang melawan moral sosial dan moral agama.
Masyarakat diharapkan menjadi pemilih yang cerdas dalam melihat fenomena apapun
dalam proses pemilukada yang merupakan strategi marketing politik calon kepala daerah.

Demokrasi sebagai salah satu alasan untuk menentukan pilihan yang baik dan bukan
untuk memecah belah persatuan. Siapa saja boleh menjadi pemimpin asal sesuai dengan
konsep kebangsaan. Keberagaman sudah ada sejak dulu dan bukan hanya pada lingkaran
sosial saja melainkan dalam lingkaran kecil dikehidupan manusia. Tetapi harus dipahami
bahwa yang membuat Indonesia merdeka adalah persatuan dan kesatuan serta
keberagaman tersebut.

Sumber : Jamberita.com

Anda mungkin juga menyukai