Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(CONFINED SPACE)
MAKALAH
Sebagai Persyaratan dalam Kegiatan
Traning of Trainer KKNI BNSP Level 3 dan
Confined Space Rescue KEMNAKER RI
Di susun oleh :
M. FARHAN
1|
Makalah ini dibuat karena banyak sekali bahaya dan kecelakaan
yang terjadi akibat bekerja di dalam ruang terbatas. Sebagai calon ahli K3
kami harus mengetahui prosedur dan bahya apa yang akan timbul apabila
bekerja di dalam ruang terbatas dan bagaimana cara tindakan pengendalian
agar tidak terjadi kecelakaanakibat bekerja didalam ruang terbatas.
1.2 Tujuan
Memberikan pengetahuan tentang Keselamatan dan kesehatan
kerja untuk pekerjaan yang dilakukan di ruangan terbatas dan mengenai
langkah-langkah yang harus dilakukan pada pekerjaan di dalam ruang
terbatas (confined spaces) guna mengerti bagaimana mencegah terjadinya
kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja serta menekan kerugian
karena peledakan, kebakaran dan klaim kesehatan lainnya.
2|
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3|
Gambar 2.1: Contoh ruang terbatas (confined space)
2.2 Peraturan yang terkait
Undang Undang No. 3 tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi
ILO No. 120 mengenai Hygiene dalam Perniagaan dan Kantor-
Kantor
Undang Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Undang Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Keputusan direktur jenderal pembinaan pengawasan ketenagakerjaan
no. Kep. 113/djppk/ix/2006 tentang pedoman dan pembinaan teknis
petugas keselamatan dan kesehatan kerja ruang terbatas (confined
spaces) direktur jenderal pembinaan pengawasan ketenagakerjaan
Keputusan Menteri TenagaKerja No. KEP.187/MEN/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
4|
c) Pekerja: adalah orang yang akan melakukan pekerjaan dalam ruang
terbatas, harus memiliki pengetahuan mengenai safe work practices
dan apa yang dilakukan ketika terjadi keadaan darurat, serta
menggunkan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai prosedur dan hasil
analisa bahaya. Pekerja tidak boleh masuk ke dalam confined space
sebelum dilakukan gas test oleh gas tester untuk mengetahui
kandungan gas apa saja yang ada didalam area terbatas tersebut.
d) Gas Tester: adalah seoarang yang qualified untuk melakukan
pengecekan gas dalam confined space. Dia bekerja dilengkapi
dengan gas detektor dan Self Contained Breathing Apparatus
(SCBA). Beliau juga yang menyatakan area kerja tersebut aman atau
tidak dari gas berbahaya melalui hasil gas detektor yang dia lakukan.
e) Safety Watch (Safety Standby) : adalah orang yang bertugas untuk
memastikan berjalannya sistem keselamatan sesuai dengan work
permit yang telah dibuat dan penilaian resiko yang telah disepakati
bersama. Dia juga harus menjelaskan setiap resiko dan
penanggulangan dalam Job Safety Analysis (JSA) yang akan
dihadapi oleh pekerja melalui Pre Job safety Meeting (PJSM)
f) Rescue Personnel: ialah regu yang bertugas untuk menyelamatkan
karyawan ketika ada kondisi darurat sperti karyawan terpapar gas
beracun hingga pingsan, dll. tim ini harus selalu standby dilokasi
saat onfined space working sedang berlangsung. anggota dari tim ini
minimal harus telah mendapat kan pelatihan Basic First Aider
(BFA).
g) Fire Watch: adalah petugas yang bertugas untuk mengawasi setiap
proses pekerjaan apakah mengeluarkan percikan api, ada potensi
sumber api yang dapat terbakar dll, sehingga dia bisa memberikan
peringatan dini dan memberhentikan pekerjaan ketika ada kondisi
yang dianggap emergency.
h) Watch Man : Selama pelaksanaan masuk ruang tertutup, penjaga
harus siap di pintu masuk. Tugas utamanya adalah untuk
mengendalikan orang masuk ke dalam dan ruang luar terbatas dan
5|
untuk memastikan mereka mengisi Log In / Out Lembar dengan
benar. Dia harus meningkatkan alarm untuk pendatang jika ada
situasi darurat yang dapat membahayakan pendatang. Dia harus
menginformasikan nomor darurat jika ada keadaan darurat di dalam
ruang tertutup. Dia juga untuk mengontrol sistem blower atau
exhaust.
6|
melakukan langkah-langkah untuk mencegah dan melarang pekerja
memasuki ruang terbatas tersebut.
2.5 Persyaratan untuk ruang terbatas yang memerlukan ijin khusus
2.5.1 Peryaratan yang wajib dilakukan untuk memasuki ruang terbatas
dengan ijin khusus
2.5.1.1 Jika penutup akses atau pintu masuk dibuka, pada jalur
tersebut harus dipasang selusur, penutup sementara atau
penghalang sementara lainnya untuk mencegah masuknya
pekerja tanpa disengaja dan untuk melindungi pekerja di
dalam ruang terbatas tersebut dari masuknya benda asing ke
dalam ruangan.
2.5.1.2 Sebelum pekerja memasuki ruangan, udara di dalam
ruangan harus diuji terlebih dahulu, berturut- turut untuk
kadar oksigen, gas dan uap yang mudah terbakar dan
kontaminan udara yang berpotensi berbahaya, dengan
peralatan yang telah dikalibrasi. Setiap pekerja yang
memasuki ruangan atau perwakilan pekerja tersebut, wajib
diberi kesempatan untuk mengawasi pengujian tersebut.
2.5.1.3 Tidak boleh ada udara berbahaya dalam ruangan tersebut
jika terdapat pekerja di dalamnya
2.5.1.4 Wajib menyediakan sistem aliran udara secara kontinyu,
dengan ketentuan sebagai berikut:
2.5.1.4.1 Pekerja tidak boleh memasuki ruangan sebelum
udara berbahaya di dalamnya dibersihkan
terlebih dahulu
2.5.1.4.2 Aliran udara tersebut diarahkan sedemikian rupa
sehingga dapat mencapai area dimana pekerja
akan berada dan harus berlangsung terus
menerus selama pekerja berada di dalam.
2.5.1.4.3 Pengaturan aliran udara tersebut harus diperoleh
dari sumber yang bersih dan tidak boleh
meningkatkan bahaya dalam ruangan
7|
2.5.1.5 Udara dalam ruangan harus diuji secara berkala sesering
mungkin untuk memastikan bahwa pengaturan aliran udara
dapat mencegah akumulasi udara yang berbahaya dalam
ruangan. Setiap pekerja yang memasuki ruangan, atau
perwakilan pekerja tersebut, wajib diberi kesempatan untuk
mengamati proses pengujian tersebut.
2.5.1.6 Jika terdeteksi udara berbahaya selama kegiatan
berlangsung:
2.5.1.6.1 Setiap pekerja harus meninggalkan ruangan
terbatas tersebut secepatnya
2.5.1.6.2 Ruangan harus dievaluasi untuk menentukan
bagaimana udara berbahaya tersebut dapat
terjadi, dan
2.5.1.6.3 Harus dilakukan pemeriksaan untuk melindungi
pekerja dari udara berbahaya tersebut sebelum
kegiatan berikutnya berlangsung
2.5.1.6.4 Pengurus wajib memastikan bahwa ruang
tersebut telah aman dan telah dilakukan
pemeriksaan sebelum kegiatan
berlangsung,melalui pernyataan tertulis, yang
memuat tanggal, lokasi ruang dan tandatangan
petugas pemeriksa. Pernyataan tertulis tersebut
harus dibuat sebelum kegiatan berlangsung dan
dapat dilihat oleh pekerja yang akan melakukan
kegiatan dalam ruang tersebut, atau perwakilan
pekerja tersebut.
2.5.2 Ruang yang diklasifikasikan sebagai ruang terbatas dengan ijin
khusus oleh pengurus, dapat diklasifikasikan kembali sebagai ruang
terbatas tanpa ijin khusus dengan persyaratan berikut.
2.5.2.1 Jika ruang terbatas dengan ijin khusus tersebut tidak
mengandung udara berbahaya, dan jika bahaya di dalamnya
telah dieliminasi tanpa perlu masuk ke dalam ruangan
8|
tersebut, ruang tersebut dapatdiklasifikasikan kembali
sebagai ruang terbatas tanpa ijin khusus selama tetap tidak
terdapat udara berbahaya di dalamnya.
2.5.2.2. Jika dirasakan perlu untuk memasuki ruang tersebut untuk
menghilangkan bahaya di dalamnya, kegiatan tersebut harus
dilakukan sesuai persyaratan pada paragraph sebelumnya.
Jika pengujian dan pemeriksaan selama kegiatan
membuktikan bahwa bahaya dalam ruang tersebut telah
dihilangkan, ruang tersebut dapat diklasifikasikan kembali
sebagai ruang terbatas tanpa ijin khusus selama tetap tidak
terdapat bahaya di dalamnya.
2.5.2.3. Pengurus wajib mendokumentasikan dasar penentuan bahwa
seluruh bahaya dalam ruang terbatas dengan ijin khusus
telah dihilangkan, melalui sertifikasi yang memuat tanggal,
lokasi ruang dan tandatangan petugas yang membuat
penentuan tersebut. Sertifikasi tersebut dapat dibaca oleh
seluruh pekerja yang memasuki ruang tersebut atau oleh
perwakilan pekerja
2.5.2.4. Jika bahaya timbul dalam ruang terbatas dengan ijin khusus
yang telah diklasifikasikan sebagai ruang terbatas tanpa ijin
khusus, seluruh pekerja wajib meninggalkan ruangan.
Pengurus wajib mengevaluasi kembali ruang tersebut dan
menentukan apakah ruang tersebut harus diklasifikasikan
kembali sebagai ruang terbatas dengan ijin khusus.
2.6 Persyaratan Kesehatan Orang yang Bekerja di Ruang Terbatas
2.6.1 Bekerja di ruang terbatas dapat memberikan tekanan fisik dan
psikologis. Hal ini dikarenakan kualitas penerangan yang buruk
dan ruangan yang sempit, dapat menyebabkan gangguan
penglihatan dan keseimbangan karena menurunnya fungsi
koordinasidan peredaran darah yang tidak normal.
2.6.2 Pengurus wajib memastikan petugas yang bekerja di ruang terbatas
dalam keadaan sehat secara fisik dan dinyatakan oleh dokter
9|
pemeriksa kesehatan kerja bahwa petugas tersebut tidak
mempunyai riwayat :
2.6.2.1 Sakit sawan atau epilepsi
2.6.2.2 Penyakit jantung atau gangguan jantung
2.6.2.3 Asma, bronchitis atau sesak napas apabila kelelahan
2.6.2.4 Gangguan pendengaran
2.6.2.5 Sakit kepala seperti migrain ataupun vertigo yang dapat
menyebabkan disorientasi
2.6.2.6 Klaustropobia, atau gangguan mental lainnya
2.6.2.7 Gangguan atau sakit tulang belakang
2.6.2.8 Kecacatan penglihatan permanen
2.6.2.9 Penyakit lainnya yang dapat membahayakan keselamatan
selama bekerja di ruang terbatas
2.7 Persiapan Sebelum Memasuki Confined Space
Memastikan beberapa prosedur telah dijalankan seperti :
Jika memasuki area galian, pastikan dinding galian telah mengikuti
prosedur keselamatan untuk pencegahan longsoran atau pemasangan
dinding pengaman (retaining wall) sehingga dinding galian dibuat 45
derajat.
Jika memasuki ke dalam vessel atau manhole, pastikan sistem LOTO
telah berjalan dan terpasang, sehingga karyawan yang lain tahu bahwa
dalam sistem itu sedang ada proses perbaikan atau pekerjaan sehingga
proses tersebut tidak bisa di running untuk sementara, pastikan juga
fluida yang didalam jalur pipa, vessel atau boiler tersebut telah
dikosongkan atau di drainage
Identifikasi peralatan: nomor dan letak peralatan atau vessel, diagram
bagian - bagian dalamnya, daftar jalur yang di blind, produk atau
material yang berkaitan dengan peralatan yang akan dimasuki Material
Safety Data Sheet (MSDS), misal fluida nya condensate maka harus
tahu MSDS dari material tersebut, kemudian safety pracautions nya
juga harus disiapkan.
10 |
Persiapan di lapangan :
1. Cleaning atau pembersihan
2. Purrging
3. Ventilasi
4. Isolasi peralatan (blind, blank, plug or cap, disconnect,
double block and bleed)
5. Gas test
6. Pemutusan arus atau energi
11 |
2.8 Bahaya - Bahaya dalam Ruang Terbatas
Bekerja dalam ruang terbatas atau tertutup yang bekas berisi zat
hydrokarbon atau bahan kimia lainnya mengandung berbagai jenis bahaya
yaitu :
a) Oksigen defficiency ( kekurangan oksigen )
Bahaya kekurangan oksigen dapat terjadi dalam ruang
terbatas/tertutup atau ruangan yangan memiliki ventilasi kurang baik,
seperti diketahui udara nornal yang yang dihirup untiuk bernafas
mempunyai kadar oksigen 20,9 %, bila oksigen diudara kurang dari 19
% manusia akan mengalkami kesulitan bernafas dan akan
mengakibatkan berbagai gangguan (lemas, pingsan dan dapat berakibat
kematian).
Tabel 2.1 Konsentrasi Oksigen
21% Konsentrasi normal Oksigen diudara
15%-19% Tanda pertama adalah hipoksia. Penuruan kemampuan
untuk bekerja. Dapat menimbulkan gangguan awal pada
sirkulasi paru bagi yang memiliki masalah pernapasan
(sesak napas)
12%-14% Proses pernapasan mulai berat, laju napas mulai naik, dan
mulai terjadi gangguan koordinasi otot, persepsi dan
penilaian.
10%-12% Laju pernapasan makin cepat dan dalam, penilaian makin
buruk dan bibir mulai biru.
8%-10% Gagal mental, tidak sadar, pingsan, pucat, bibir biru, mual,
muntah, tidak mampu bergerak.
6%-8% 6 menit, 50% kemungkinan meninggal8 menit, 100%
kemungkinan meninggal
4%-6% Koma dalam 40 detik, kejang, pernapasan terhenti, dan
meninggal
12 |
b) Bahaya keracunan
Didalam ruang – ruang terbatas sering ditemukan gas – gas
berbahaya bagi manusia, pada tangki, bejana atau aparat lain bekas
berisi minyak atau gas bumi sering ditemukan senyawa hydrokarbon,
CO, CO2, H2S dll, gas tersebut mempunyai sifat - sifat tertentu serta
efek keracunan terhadap manusia. Untuk itu sebelum memsuki ruang
terbatas atau tertutup harus diyakinkan terlebih dahulu bahwa ruangan
tersebut telah bebas dari zat – zat berbahaya.
c) Bahaya kebakaran dan peledakan
Pada tangki – tangki, bejana, vessel atau ruangan lainnya yang
bekas mengandung zat mudah terbakar dapat terjadi bahaya kebakaran
atau peledakan, walaupun suatu tangki atau bejana telah dikosongkan
dari isinya mungkin masih ditemukan sisa kotoran, kerak, media
absorbent didalamnya dan sebagainya yang masih cukup potensial
untuk menimbulkan gas – gas yang mudah terbakar. Campuran gas dan
udara dalam jumlah yang cukup akan membentuk campuran yang
mudah meledak dan mengakibatkan bahaya kebakaran atau peledakan.
Apabila campuran tersebut terkena atau mendapat sumber panas yang
cukup akanmengakibatkan terjadinya kebakaran atau peledakan.Bila
seseorang memasuki ruang terbatas atau tertutp harus memperhitungkan
kemungkinan adanya campuran mudah terbakar ini sehingga harus
mencegah adanya sumber panas atau api yang terjadi seperti gesekan
logam, benturan dan sebagainya.
Api terbuka
Yaitu sumber api yang berasal dari pekerjaan pengelasan dan
lainnya yang terdapat di sekitar lokasi kerja.
Percikan bunga api
Bisa timbul karena pergesekan atau benturan antara bahan logam,
misalnya antara palu besi dengan dinding tangki, bejana atau benda
logam mengenai logam lainnya dan sebagainya. Kemungkinan lain
berasal dari exhoust motor atau alat-alat lainnya yang
menggunakan sumber daya listrik.
13 |
Listrik statis
Menurut berbagai penelitian bahwa listrik statis ini ternyata cukup
mampu sebagai sumber panas dari salah unsur segi tiga api (fire
triangle) bila udara dan bahan bakar di sekitarnya telah berada
dalam batas ledak. Listrik statis terjadi karena pergesekan fluida
gas atau cair dan zat padat pada suatu benda isolator yang
berbentuk selang, pipa dan sebagainya, apabila muatan listrik statis
yang terakumulasi telah cukup maka ion positip atau negatif akan
berpindah sehingga terjadi listrk statis yang dapat menghasilkan
energi panas tinggi, guna mencegah terjadinya listrik statis pada
selang atau pipa diberi grounding.
Sulfida besi
Sulfida besi sering ditemukan pada tangki-tangki minyak atau
bejana-bejana pada kilang gas alam bila mana terkena udara
(oksigen) dapat bereaksi dengan sendirinya dan mampu
menyalakan gas yang mudah terbakar (proses pyrophoric).
d) Bahaya kecelakaan
Suatu ruangan terbatas atau tertutup merupakan tempat kerja
yang tidak menyenangkan, disamping bahaya-bahaya diatas sering pula
terjadi kecelakaan lainnya yang disebabkan oleh kondisi tidak aman
yang terdapat dalam ruang tersebut diantaranya:
- Kurangnya ventilasi sehingga debu, gas dapat terakumulasi
- Panas yang tinggi
- Ruang gerak terbatas
- Penerangan yang kurang baik
- Bahaya benturan dan sebagainya
2.9 Izin atau Work Permit
1. Izin hanya berlaku untuk periode atau batas waktu tertentu.
2. Izin harus disiapkan oleh seorang yang berwenang (biasanya
supervisor atau orang yang ditunjuknya)
3. Izin harus ditempelkan secara jelas di pintu masuk ruang terbatas.
4. Semua izin yang dikeluarkan harus dicatat.Izin harus dikembalikan
14 |
2.10 APD (Alat Pelindung Diri)
Bila pekerja akan memasuki ruang terbatas atau tertutup untuk
melakukan suatu pekerjaan diperlukan alat-alat keselamatan sebagai
berikut :
a. Respirator (alat bantu pernafasan)
- Gas masker
- Air supply system
b. Tali penyelamat
c. Sarung tangan
d. Sepatu karet
e. Topi keselamatan
f. Pelindung kepala dengan tali dagu.
g. Kacamata atau pelindung mata.
h. Pelindung telinga.
i. Senter yang aman secara intrinsik.
j. Baju Pelindung (pakaian pelindung)
k. ELSA, EEDB atau alat bantu bernafas lainnya.
l. Oksigen portable atau indikator gas.
16 |
Perencanaan penyelamatan : harus diskusi dan yakinkan semua personil
tahu dan mengerti :
a. peralatan
b. penugasan personil
c. aba - aba yang disepakati
d. safe area
17 |
Gambar 2.7: tindakan penyelamatan yang dilakukan pada pekerja
confined space
2.14 Contoh kecelakaan
Contoh 1
PANGKALAN KERINCI - Kecelakaan kerja yang menimpa
karyawan PT. Riau Prima Energi (RPE) yang menyebabkan korban
meninggal dunia dan tiga karyawan rekanan PT. Naga Berlian Sejati
(NBS) yang harus diopname karena gangguan pernafasan. Penyebab
kejadian masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Kecelakaan terjadi
pada saat keempat orang korban menjalankan tugas pengisian bahan
kimia Sulfamic Acid kedalam tangki untuk pembersihan pipa Green
Liquor, karyawan RPE dan ketiga karyawan rekanan tidak dalam safety
standard kerja yang dianjurkan, namun hanya menggunakan masker
biasa. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Tenaga kerja Kabupaten
Pelalawan, Nasri FE kepada wartawan, di kantornya usai menerima
perwakilan PT. RPE yang menyampaikan laporan kecelakaan kerja yang
terjadi Senin dini hari. "Informasi yang kita dengar dari mereka bahwa
saat kejadian karyawan tersebut menggunakan masker biasa, bukan
masker standar khusus untuk bahan bahan kimia berbahaya," jelasnya.
Ditambahkan Nasri, dari laporan pihak perusahaan kepadanya, safety
standard untuk antisipasi zat kimia berbahaya sudah disediakan
perusahaan, namun karena karyawan dilapangan sudah terbiasa dengan
masker ala kadarnya, sehingga kecelakaan kerja seperti itu tidak
terelakkan lagi. "Dari pihak perusahaan melaporkan bahwa sudah
menyediakan safety standar namun karena sudah terbiasa dengan masker
yang biasa, hingga akibatnya seperti ini," lanjutnya.Padahal tempat
terjadinya kecelakaan bukan didalam ruangan yang memiliki dampak
yang cukup besar dan reaksi kimia yang cepat terhadap orang menghirup
udara dalam ruangan tersebut, namun kejadiannya di ruangan terbuka.
"Kejadiannya itu diruangan tertutup, melainkan di ruangan terbuka,
hanya saja safetynya yang standar hingga menyebabkan korban
meninggal akibat menghirup zat kimia Sulfamic Acid," kata Nasri.
18 |
Setelah mendapatkan laporan adanya kecelakaan kerja di PT. RPE,
ditambahkan Nasri, pihaknya sebenarnya ingin meninjau tempat
kejadian, namun saat ini di TKP tengah dipasang police line menandakan
masih berada dalam penyelidikan pihak kepolisian."Sebenarnya saya
mau kesana meninjau lokasi kejadian, karena masih terpasang police line
jadi saya tunggu saja sampai selesainya penyelidikan oleh pihak
kepolisian, siap itu baru kita masuk," imbuh Nasri. Sebelumnya, pihak
PT. RPE yang diwakili oleh EIR Head, R Elwan Sumantri didampingi
GA Head, Jazril menyerahkan laporan kecelakaan kerja di PT RPE
kepada Kadisnakertrans Kabupaten Pelalawan Nasri FE. Di dalam
laporan yang disampaikan PT. RPE disebutkan bahwa kecelakaan terjadi
pada saat pengisian bahan kimia Sulfamic Acid kedalam tangki untuk
pembersihan pipa Green Liquor pada hari Senin (10/9/12) pada pukul
01.30 WIB dini hari. Tempat kejadian disebutkan pada FLS Station
Evaporator Plant sedangkan penyebab terjadinya kecelakaan, didalam
laporan PT. RPE disebutkan bahwa masih didalam penyelidikan atau
investigasi. PT RPE juga melaporkan nama-nama yang menjadi korban
dalam kecelakaan tersebut yakni Agus Siswanto dengan No ID 10010684
karyawan PT. RPE, sedangakn ketiga korban lainnya M Jimmy (38),
Nofrizal (24) dan Umay (18) merupakan karyawan perusahaan rekanan
PT. Naga Berlian Sejati yang saat ini masih di rawat di RS. Kepada
wartawan Elwan mengatakan, maksud kedatangannya ke Disnakertrans
untuk melaporkan kecelakaan kerja yang terjadi di PT. RPE disertai
dengan kronologis singkat kejadian. "Kedatangan kita untuk melaporkan
telah terjadinya kecelakaan kerja di RPE ke Disnakertrans, dengan nama
korban dan kronolisnya," ujar Elwan.Mengingat kecelakaan terjadi pada
Senin dini hari namun baru dilaporkan pada Rabu ke Disnakertrans
Pelalawan, Elwan berkilah bahwa sebelumnya kasus kecelakaan kerja itu
tengah disidik oleh pihak kepolisian. "Kemaren dalam penyelidikan
kepolisian dan hari ini kita laporkan ke Disnakertrans," kilah Elwan. Saat
diminta menjelaskan kronologis kejadian secara rinci, Elwan enggan
menjelaskan dengan beralasan bahwa telah disidk secara detail oleh
19 |
kepolisian, "secara detailnya telah disidik oleh polisi,".Ketika diminta
penjelasan bagaimana kecelakaan bisa terjadi, apakah disebabkan oleh
kelalaian karyawan atau safety yang disediakan perusahaan tidak sesuai
standar yang ditetapkan? Elwan enggan berkomentar."Saya hanya bagian
hubungan industrial, masalah penyebab kecelakaan saya tidak bisa
menjawabnya," pungkasnya.
Contoh 2
Kecelakaan kerja di Gorong-gorong ITC Cempaka Mas - Jakarta (2005)
21 |
g. Listrik;
h. Kebisingan yang berlebihan;
i. Panas;
j. Tenggelam kedalam kantong cairan;
k. Terkena benda jatuh;
l. Adanya peralatan internal / mesin (mixer, penukar panas,)
m. Sulit akses dan jalan keluar;
n. Jatuh dari ketinggian (kolom, dll);Dll.
Mengingat banyaknya bahaya yang dapat terjadi ketika pekerja
bekerja di ruang terbatas atau confined space pekerja diwajibkan
memiliki ijin kerja tau lebih dikenal dengan work permit. Pekerja bisa
meminta work permit pada ahli k3 atau supervisor yang ditunjuk di tiap
pabrik atau tempat kerja. Selain work permit pekerja juga haru memakai
Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap,APD yang diperlukan antara
lain :
a. Respirator (alat bantu pernafasan)
- Gas masker
- Air supply system
b. Tali penyelamat
c. Sarung tangan
d. Sepatu karet
e. Topi keselamatan
f. Pelindung kepala dengan tali dagu.
g. Kacamata atau pelindung mata.
h. Pelindung telinga.
i. Senter yang aman secara intrinsik.
j. Baju Pelindung (pakaian pelindung)
k. ELSA, EEDB atau alat bantu bernafas lainnya.
Seseorang yang masuk ke dalam ruang confined space harus
mengisi Log In / Out Lembar dengan namanya, waktu masuk dan tanda
tangan. Ketika orang tersebut ke luar dari ruang confined space ia juga
harus mengisi Log In / Out Lembar dengan waktu dan tanda
22 |
tangan.Selain pekerja harus memiliki work permit dan memakai APD
yang lengkap , ruang kerja atau confined harus di periksa dan dipastikan
bahwa ruang confined space sudah aman untuk dimasuki para
pekerja.Perlu di ingat pekerja harus didampingi satu orang yang harus
tetap berada di luar ruangan untuk mengantisipasi terjadi kejadian diluar
kendali atau kecelakaan makapekerja yang didalam ruang cofined space
bisa tertolong dengan cepat.
23 |
Lampiran 1. Contoh work permit
24 |
DAFTAR PUSTAKA
OHSAS 18001:2007
http://d.yimg.com/kq/groups/1051902/1592620420/name/Pedoman+K3+di
+Ruang+Terbatas.pdf diakses terakhir pada tanggal 26 Februari 2013
http://wfbaskoro2011.blogspot.com/2012/06/mengenal-confined-space-
pengendalian.html diakses terakhir pada tanggal 28 Februari 2013
http://ergonomi-fit.blogspot.com/2012/11/penyelamatan-di-tempat-kerja-
ruang.html diakses terakhir pada tanggal 26 Februari 2013
http://q-hse.com/health-safety-a-environment/safety-practice/83-metode-
kerja-dan-pengendalian-kondisi-bekerja-di-ruang-terbatas-confined-
space diakses terakhir pada tanggal 26 Februari 2013
http://riautrust.com/read-3407--safety-tak-standar-penyebab-kecelakaan-
kerja-pt-rapp.html diakses terakhir pada tanggal 26 Februari 2013
http://img.docstoccdn.com/thumb/orig/54222356.png diakses terakhir pada
tanggal 26 Februari 2013
http://hse-edi.blogspot.com/ diakses terakhir pada tanggal 28 Februari 2013
http://danarpradhipta.blogspot.com/2012/01/confined-space.html diakses
terakhir pada tanggal 26 Februari 2013
http://healthsafetyprotection.com/bahaya-confined-space/ diakses terakhir
pada tanggan 01 Maret 2013
http://hr-interanekalestarikimia.blogspot.com/2012/09/pelatihan-confined-
spaces.html diakses terakhir pada tanggal 03 Maret 2013
http://igedesumantra999.wordpress.com/category/umum/ diakses terakhir
pada tanggal 03 Maret 2013
25 |