TUGAS INDIVIDU
DISUSUN OLEH :
SARI
PO714221211031
D. IVA TK1
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul TBC( Tuberkolosis) ini
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas epidemologi yang di berikan oleh dosen pembimbing saya. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang TBC bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah in
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masalah yang ada yaitu adanya penyakit menular. Penyakit menular yang sering
merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina. Diperkirakan pada tahun
101.000 orang (Anonim, 2007). Di Indonesia dengan prevalensi TBC positif 0,22%
(laporan WHO 1998), penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang setiap tahun
gizi makanannya tidak memadai dan hidup dalam keadaan sosial ekonomi dan
Hampir 10 tahun lamanya Indonesia menempati urutan ke-3 sedunia dalam hal
528.000. Laporan WHO pada tahun 2009, mencatat peringkat Indonesia menurun ke
posisi lima dengan jumlah penderita TBC sebanyak 429.000 orang. Pada Global
Report WHO 2010, didapat data TBC Indonesia, total seluruh kasus TBC tahun 2009
sebanyak 294.731 kasus, dimana 169.213 adalah kasus TBC baru BTA positif,
108.616 adalah kasus TBC BTA negatif, 11.215 adalah kasus TBC ekstra paru, 3.709
adalah kasus TBC kambuh, dan 1.978 adalah kasus pengobatan ulang diluar kasus
anak juga mempunyai permasalahan khusus yang berbeda dengan orang dewasa, baik
dalam aspek diagnosis, pengobatan, pencegahan, maupun TBC pada kasus khusus,
misalnya pada anak dengan infeksi HIV (Anonim a, 2011). Selain itu, pemeriksaan
TBC yang memerlukan sampel dahak dari sang anak masih sulit diterapkan karena
anak kecil sulit mengeluarkan dahak. Akibatnya, kesulitan dan keraguan dalam aspek
diagnosis ini seringkali menimbulkan terjadinya over diagnosis dan over treatment
Perbedaan TBC anak dan TBC dewasa adalah TBC anak lokasinya pada setiap
bagian paru sedangkan pada dewasa di daerah apeks dan infra klavikuler. Kemudian
terjadi pembesaran kelenjar limfe regional sedangkan pada dewasa tanpa pembesaran
kelenjar limfe regional. Pada anak penyembuhan dengan perkapuran dan pada dewasa
dengan fibriosis. Pada anak lebih banyak terjadi penyebaran hematogen sedangkan
Sumber utama penularan adalah orang dewasa dengan TBC paru dengan sputum
tuberkulin positif. Sputum biasanya tidak ada, namun hasil tuberkulosis mungkin bisa
terapi tepat pada infeksi TBC dewasa, imunisasi BCG (Meadow dan Newel, 2006).
Sedangkan masalah perilaku tidak sehat antara lain akibat dari meludah sembarangan,
batuk sembarangan, kedekatan anggota keluarga, gizi yang kurang atau tidak
Penelitian ini diharapkan agar dapat mengetahui lebih dalam tentang TBC yang
terjadi pada dewasa dan anak serta penularan dan proses pencegahannya
B. Rumusan Masalah
berikut:
C. Tujuan Penelitian
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tuberkulosis
telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu dan paling sering disebabkan oleh
paru, 85% dari seluruh kasus TBC adalah TBC paru, sisanya (15%) menyerang
organ tubuh lain mulai dari kulit, tulang, organ-organ dalam seperti ginjal, usus,
otak, dan lainnya (Icksan dan Luhur, 2008). Berdasarkan hasil pemeriksaan
sputum, TBC dibagi dalam: TBC paru BTA positif: sekurangnya 2 dari 3
spesimen sputum BTA positif, TBC paru BTA negatif: dari 3 spesimen BTA
negatif, foto toraks positif (Rani, 2006). Infeksi pada paru-paru dan kadang-
menimbulkan penyakit pada berbagai macam hewan misalnya sapi, anjing, babi,
unggas, biri-biri dan hewan primata, bahkan juga ikan (Soedarto, 2007).
TBC paru tergolong penyakit air borne infection, yang masuk ke dalam tubuh
menyebar dari paru-paru ke bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah,
sistem saluran limfe, melalui bronkus atau penyebaran langsung ke bagian tubuh
sangat lama dikenal pada manusia, misalnya dia dihubungkan dengan tempat
penemuan kerusakan tulang vertebra otak yang khas TBC dari kerangka yang
digali di Heidelberg dari kuburan zaman neolitikum, begitu juga penemuan yang
berasal dari mumi dan ukuriran dinding piramid di Mesir kuno pada tahun 2000 –
dari bahasa Yunani yang menggambarkan tampilan penyakit TBC paru ini
1. Etiologi tuberkulosis
tuberculosis adalah berupa lemak atau lipid yang menyebabkan kuman mampu
bertahan terhadap asam serta zat kimia dan faktor fisik. Kuman TBC bersifat
kandungan oksigen tinggi. Daerah tersebut menjadi tempat yang kondusif untuk
yang lambat, koloni akan tampak setelah kurang dari dua minggu atau bahkan
terkadang setelah 6-8 minggu. Lingkungan hidup optimal pada suhu 37°C dan
kelembaban 70%. Kuman tidak dapat tumbuh pada suhu 25°C atau lebih dari
dinding sel lipoid sehingga tahan asam, sifat ini dimanfaatkan oleh Robert Koch
untuk mewarnainya secara khusus. Oleh karena itu, kuman ini disebut pula Basil
Tahan Asam (BTA). Basil TBC sangat rentan terhadap sinar matahari, sehingga
dalam beberapa menit saja akan mati. Ternyata kerentanan ini terutama terhadap
sehingga dalam 2 menit saja basil TBC yang berada dalam lingkungan basah
sudah akan mati bila terkena air bersuhu 100°C. Basil TBC juga akan terbunuh
(Danusantoso,2013).
2. Patogenesis tuberkulosis
kuman TB dalam percik renik (droplet nuclei) yang terhirup, dapat mencapai
alveolus. Masuknya kuman TBC ini akan segera diatasi oleh mekanisme
imunologis non spesifik. Makrofag alveolus akan menfagosit kuman TBC dan
biasanya sanggup menghancurkan sebagian besar kuman TBC. Akan tetapi, pada
sebagian kecil kasus, makrofag tidak mampu menghancurkan kuman TBC dan
kuman akan bereplikasi dalam makrofag. Kuman TBC dalam makrofag yang
Lokasi pertama koloni kuman TBC di jaringan paru disebut Fokus Primer. Waktu
primer secara lengkap disebut sebagai masa inkubasi TBC. Hal ini berbeda
dengan pengertian masa inkubasi pada proses infeksi lain, yaitu waktu yang
inkubasi TBC biasanya berlangsung dalam waktu 4-8 minggu dengan rentang
waktu antara 2-12 minggu. Dalam masa inkubasi tersebut, kuman tumbuh hingga
mencapai jumlah 103-104, yaitu jumlah yang cukup untuk merangsang respons
TBC primer adalah TBC yang terjadi pada seseorang yang belum pernah
kemasukan basil TBC. Bila orang ini mengalami infeksi oleh basil TBC,
walaupun segera difagositosis oleh makrofag, basil TBC tidak akan mati. Dengan
semikian basil TBC ini lalu dapat berkembang biak secara leluasa dalam 2
minggu pertama di alveolus paru dengan kecepatan 1 basil menjadi 2 basil setiap
20 jam, sehingga pada infeksi oleh satu basil saja, setelah 2 minggu akan menjadi
100.000 basil. TBC sekunder adalah penyakit TBC yang baru timbul setelah lewat
5 tahun sejak terjadinya infeksi primer. Kemungkinan suatu TBC primes yang
diperkirakan hanya sekitar 10%. Sebaliknya juga suati reinfeksi endogen dan
TBC sekunder, tidak selalu penyakitnya akan berkelanjutan terus secara progresif
dan berakhir dengan kematian.hal ini terutama ditentukan oleh efektivitas sistem
imunitas seluler di satu pihak dan jumlah serta virulensi basil TBC di pihak lain.
Walaupun sudah sampai timbul TBC selama masih minimal, masih ada
imunitas seluler masih berfungsi dengan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa TBC
pada anak-anak umumnya adalah TBC primer sedangkan TBC pada orang dewasa
B. Penularan tuberkulosis
a. Sumber penularan adalah pasien TBC BTA positif melalui percik renik dahak
yang dikeluarkannya. Namun, bukan berarti bahwa pasien TBC dengan hasil
tersebut bisa saja terjadioleh karena jumlah kuman yang terkandung dalam
65%, pasien TBC BTA negatif dengan hasil kultur positif adalah 26%
sedangkan pasien TBC dengan hasilkultur negatif dan foto toraks positif
adalah 17%.
c. Infeksi akan terjadi apabila orang lain menghirup udara yang mengandung
d. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
berbicara, atau bernyanyi. Yang hebat, kuman ini dapat bertahan di udara selama
beberapa jam. Perlu diingat bahwa TBC tidak menular melalui berjabat tangan
Lingkungan hidup yang sangat padat dan pemukiman di wilayah perkotaan yang
penularan dan berperan sekali atas peningkatan jumlah kasus TBC. Penularan
penyakit ini sebagian besar melalui inhalasi basil yang mengandung droplet
nuclei, khususnya yang didapat dari pasien TB paru dengan batuk berdarah atau
berdahak yang mengandung basil tahan asam (BTA) (Sudoyo dkk, 2010)
C. Gejala tuberkulosis
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus
yangtimbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak
terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan
b. Gejala khusus:
3) Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit diatasnya,
sekali tak ada keluhan sampai dengan adanya keluhan-keluhan yang serba
lengkap. Keluhan umum yang sering terjadi adalah malaise (lemas), anorexia,
mengurus dan cepat lelah. Keluhan karena infeksi kronik adalah panas badan yang
tak tinggi (subfebril) dan keringat malam (keringat yang muncul pada jam-jam
batuk dengan atau tanpa dahak, batuk darah, sesak, dan nyeri dada. Makin banyak
lima keluhan utama yaitu batuk-batuk lama (lebih dari 2 minggu), batuk darah,
D. Pengobatan tuberkulosis
Terdapat enam macam obat esensial yang telah dipakai sebagai berikut :
Isoniazid (H), para amino salisilik asid (PAS), Streptomisin (S), Etambutol (E),
Rifampisin (R) dan Pirazinamid (P). Faktor-faktor risiko yang sudah diketahui
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan
a) Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diawasi
c) Sebagian besar pasien TBC BTA positif menjadi BTA negatif (konversi)
dalam 2 bulan.
2) Tahap lanjutan
a) Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam
E. Pencegahan tuberkulosis
petugas kesehatan.
1) Oleh penderita, dapat dilakukan dengan menutup mulut sewaktu batuk dan
TBC yang antara lain meliputi gejala bahaya dan akibat yang ditimbulkannya.
4) Isolasi, pemeriksaan kepada orang–orang yang terinfeksi, pengobatan khusus
TBC. Pengobatan mondok dirumah sakit hanya bagi penderita yang kategori
pengobatan jalan.
5) Des-Infeksi, Cuci tangan dan tata rumah tangga keberhasilan yang ketat, perlu
perhatian khusus terhadap muntahan dan ludah (piring, tempat tidur, pakaian)
sangat dekat (keluarga, perawat, dokter, petugas kesehatan lain) dan lainnya
yang terindikasinya dengan vaksi BCG dan tindak lanjut bagi yang positif
tertular.
keluarga dengan foto rontgen yang bereaksi positif, apabila cara–cara ini
penyelidikan intensif.
8) Pengobatan khusus. Penderita dengan TBC aktif perlu pengobatan yang tepat
tekun dan teratur, waktu yang lama (6 atau 12 bulan). Diwaspadai adanya
b. Tindakan pencegahan.
1) Status sosial ekonomi rendah yang merupakan faktor menjadi sakit, seperti
pencegahan.
5) Memberantas penyakit TBC pada pemerah air susu dan tukang potong sapi
yang tercemar debu para pekerja tambang, pekerja semen dan sebagainya.
A. KESIMPULAN
Tuberkulosis (TBC) paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman
tergolong penyakit air borne infection, yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui
bagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, melalui
B. SARAN
pengobatan TB, seperti selalu mengingatkan pasien agar patuh berobat. Hal ini
konsisi lingkungan sekitar, baik terhadap informasi adanya warga masyarakat yang
mengalami tanda dan gejala TB, sehingga deteksi pasien TB dapat ditemukan dan
http://eprints.ums.ac.id/14910/2/BAB_1.pdf
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/240/2/BAB%20II%20Tinjauan%20Pustaka.pdf
http://scholar.unand.ac.id/17695/3/3.%20BAB%20Akhir.pdf