Anda di halaman 1dari 2

Jawaban

1. ...............
2.
3.

a. Apakah hubungan perjanjian antara PT. SEHAT SELALU dan PT. TOTAL JAYA dapat
disebut perjanjian Outsoursing/alih daya dan dimanakah aturan hukum Outsourcing di
Indonesia?
Jawab : Merujuk pada UU Nomor 13 Tahun 2003 atau UU Ketenagakerjaan, outsourcing
adalah penyerahan sebagian pekerjaan kepada perusahaan lain (subkon). Penyerahan
sebagian pekerjaan itu dilakukan melalui 2 mekanisme yakni melalui perjanjian
pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja atau buruh, jadi menurut saya
perjanjian antara PT. SEHAT SELALU dan PT. TOTAL JAYA dapat disebut perjanjian
Outsoursing/alih daya.umumnya secara Hukum Undang-undang ketenagakerjaan di atur
dalam UU Nomor 13 Tahun 2003, UU Cipta Kerja mengubah istilah outsourcing dari
penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain menjadi alih daya .
UU Cipta Kerja mengubah ketentuan outsourcing dengan menghapus Pasal 64 dan Pasal
65 serta mengubah Pasal 66 UU Ketenagakerjaan. Outsourcing dalam UU Cipta Kerja
dikenal dengan istilah alih daya. PP No.35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja
(PP PKWT-PHK) menyebutkan perusahaan alih daya adalah badan usaha berbentuk
badan hukum yang memenuhi syarat untuk melaksanakan pekerjaan tertentu berdasarkan
perjanjian yang disepakati dengan perusahaan pemberi pekerjaan .

b. Bagaimanakah persyaratan sebuah perusahaan dalam melaksanakan Outsourcing


Jawab : Perusahaan pemberi pekerjaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan
pekerjaan kepada perusahaan penerima pemborongan. Pekerjaan yang dapat diserahkan
kepada perusahaan penerima pemborongan harus memenuhi syarat sebagai berikut:
 dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama baik manajemen maupun kegiatan
pelaksanaan pekerjaan;
 dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi pekerjaan,
dimaksudkan untuk memberi penjelasan tentang cara melaksanakan pekerjaan
agar sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan pemberi pekerjaan;
 merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan, artinya kegiatan
tersebut merupakan kegiatan yang mendukung dan memperlancar pelaksanaan
kegiatan utama sesuai dengan alur kegiatan proses pelaksanaan pekerjaan yang
ditetapkan oleh asosiasi sektor usaha yang dibentuk sesuai peraturan perundang-
undangan; dan
 tidak menghambat proses produksi secara langsung, artinya kegiatan tersebut
merupakan kegiatan tambahan yang apabila tidak dilakukan oleh perusahaan
pemberi pekerjaan, proses pelaksanaan pekerjaan tetap berjalan sebagaimana
mestinya.
Jenis pekerjaan penunjang yang akan diserahkan kepada perusahaan penerima
pemborongan harus dilaporkan oleh perusahaan pemberi pekerjaan kepada instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota tempat pemborongan
pekerjaan dilaksanakan.

4. Mbmnvbm
a. Apakah tindakan Marpaung tersebut merupakan tindakan kesalahan berat yang dapat
diberhentikan dari pekerjaan dimana bekerja?
Jawab : Menurut saya jika kita merujuk pada pasal 154A UU No. 11 tahun 2020
tentang Cipta Kerja (Kluster Ketenagakerjaan) yang memuat tentang Pemutusan
Hubungan Kerja ( PHK ),tindakan Marpaung merupakan pelanggaran ketentuan
yang diatur dalam perjanjian kerja atau aturan perusahaan,sedangkan mengenai
berat ringannya pelanggaran yang dilakukan oleh Marpaung perlu ditinjau dari
perjanjian kerja atau kesepakatan kerja yang disetujui oleh perusahaan dan pekrja
itu sendiri.
b. Apakah prosedur pemberhentian pekerja yang dianggap melakukan kesalahan berat telah
sesuai dengan ketentuan hukum ketenagakerjaan?
Jawab : menyimak dari sepenggalan cerita diatas, tindakan pemberhentian marpauang
merupakan tindakan yang menyalahi mekanisme prosedur PHK, dalam melakukan PHK
ada 6 tahapan yang mestinya diperhatikan, tahapan tersebut sbb ;
1) Menyiapkan data pendukung yang lengkap
2) Pemberitahuan kepada karyawan yang bersangkutan
3) Musyawarah
4) Bantuan pihak ketiga seperti dari Dinas Tenaga Kerja
5) Mediasi Hukum
6) Mempersiapkan Uang Kompensasi
c. Hak normatif apa yang dapat diterima Marpaung dalam pemberhentian karena tindakannya
tersebut ?
Jawab : Sesuai aturan yang diatur dalam UU ketenagakerjaan , Marpaung berhak
mendapatkan Hak Normatif atas PHK berupa : a). Uang Pesangon, b). Uang Penghargaan
Masa Kerja, c). Uang Penggantian hak, besar hak-hak tersebut dapat dihitung dengan
Mengacu pada Pasal 156 UU Ketenaga kerjaan dengan formulasi yang telah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai