Anda di halaman 1dari 20

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring perkembangan zaman yang semakin maju, pendidikan menjadi salah


satu kebutuhan pokok manusia didalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan akan pendidikan menjadikan manusia sebagai mahluk yang dinamis
dan selalu berubah pola pikirnya. Pendidikan memaksa manusia untuk selalu
belajar tentang segala hal tanpa mengenal batas, ruang dan waktu.

Konsep tujuan pendidikan nasional di Indonesia yang merujuk pada nilai-nilai,


terkristalisasi secara sah tersirat dan tersurat dalam UUD 1945. Secara tersirat
antara lain terdapat dalam bab pembukaan. Secara tersurat dinyatakan dalam Bab
XIII tentang Pendidikan dan Kebudayaan Pasal 31, dan Pasal 32. Dalam pasal 31
ayat 5 disebutkan bahwa “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa
untuk kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia”. Pasal 32 ayat 1
disebutkan bahwa “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah
peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya” (Amandemen UUD 1945 tahun 2002).

Belajar tidaklah mudah karena dengan belajar maka akan ditandai dengan
berubahnya perilaku yang relatif permanen dalam diri seseorang. Perubahan
tersebut misalnya, dari tidak tahu menjadi tahu, tidak terampil menjadi terampil,
anak pemalas menjadi rajin dan lain sebagainya. Perubahan hasil kegiatan belajar
dapat berupa aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Dalam menghadapi hal tersebut, dunia pendidikan haruslah selalu berkembang


dengan metode-metode dan peraga pendidikan yang nantinya diharapkan mampu
mengatasi permasalahan-permasalahan pembelajaran yang dihadapi. Karena saat
pembelajaran, siswa sering kali mengalami kurang pemahaman karena metode
pembelajaran yang tidak tepat sehingga target kurikulum tidak tercapai.
Oleh karena itu , guru sebagai pendidik harus mampu membuat perubahan
yang mendasar agar materi yang diajarkan kepada peserta didik dapat diterima
dengan baik dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu cara dalam meningkatkan dan menguatkan aktifitas belajar siswa
adalah dengan melakukan suatu penelitian tindakan kelas (Class Action Research
/ PTK). PTK dilakukan untuk mengetahui dan mengukur sampai sejauh mana
pemahaman siswa melalui metode dan alat peraga pendidikan serta untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan dan kelebihan-kelebihan dalam pemyampaian
proses pembelajaran. Salah satu cara yang digunakan penulis adalah dengan
menggunakan alat peraga. Alat peraga adalah metode mengajar dengan
menggunakan peragaan untuk menjelaskan suatu pengertian.

Mata pelajaran IPA yang diajarkan di sekolah, khususnya di jenjang pendidikan


dasar terdiri atas bagian yang dipilih guna menumbuhkan kemampuan dan
pembentukan pribadi siswa seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Hal ini berarti bahwa Mata pelajaran IPA sekolah selain memiliki
ciri-ciri penting, yaitu objek yang abstrak dan pola pikir deduktif serta kebenaran
konsistensi, juga tidak dapat dipisahkan dari dari mata pelajaran yang lain..

Sejalan dengan pengertian tersebut, maka tujuan pembelajaran IPA Di


Sekolah Dasar adalah:

Menumbuhkan dan mengembangkan kreativitas dan berfikir ilmiah.


Mengembangkan pengetahuan dasar Matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut
di SLTP.

Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin (Depdikbud,1993:10).

Dari uraian tersebut di atas tampak betapa pentingnya kemampuan berpikir bagi
guru dan anak-anak didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai prestasi
belajar ke arah yang lebih baik serta manusia yang berkualitas.

Pemilihan metode pembelajaran yang baik, tidak terlepas dari cocok tidaknya
metode tersebut dengan materi tertentu, misalnya penggunaan alat peraga sangat
baik untuk ditetapkan pada materi mata pelajaran IPA. Penelitian ini penulis
lakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, mengingat telah penurunan
hasil belajar siswa. Penulis mengharapkan melalui penggunaan media
pembelajaran nantinya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPA kelas V SD Negeri 3 Raman Aji Kecamatan Raman Utara,
Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2021/2022.
1. Identifikasi Masalah

Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran diperlukan tahapan-tahapan untuk


mengetahui masalah yang ada di dalam kelas selama proses pembelajaran.
Masalah yang terjadi di dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran
matematika di kelas V SD Negeri 3 Raman Aji Kecamatan Raman Utara,
Kabupaten Lampung Timur teridentifikasi masalah antara lain :

Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.


Siswa ramai sendiri
Tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi sehingga ketika
diadakan tes formatif hasilnya kurang memuaskan.

Masalah yang timbul dalam kelas yang berkaitan dengan kurang aktifnya siswa
dalam proses pembelajaran dan rendahnya nilai tes formatif dikarenakan
beberapa hal :

Metode yang digunakan kurang tepat dalam proses pembelajaran.


Dalam mendiskusikan materi pelajaran tidak memperhatikan keterlibatan siswa.
Kurangnya contoh latihan yang diberikan guru.
Berdasarkan hal tersebut yang menjadi faktor perbaikan adalah :
meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan
penguasaan materi. Dari beberapa analisa permasalahan yang perlu diperbaiki
melalui perbaikan pembelajaran adalah dimana guru dalam mengajar IPA perlu
menggunakan metode yang tepat.
2.Analisis Masalah

Dari identifikasi masalah pada pembelajaran Matematika. penulis menganalisa


serta merumuskan masalah yang terjadi, maka masalah yang ditemukan dalam
pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 3 Raman Aji, Kecamatan Raman Utara
Kabupaten Lampung Timur Timur adalah:

a. Tidak menggunakan Metode yang tepat dalam proses belajar mengajar.


b. Siswa tidak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
c. Siswa kurang memahami materi yang diberikan
d. Tidak melibatkan siswa ketika menjelaskan materi
e. Tidak adanya hubungan timbal balik antara siswa dengan guru
f. Kurangnya contoh latihan yang diberikan guru.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka alternatif dan prioritas
pemecahan masalah adalah:

a. Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan


memperbaiki metode pembelajaran.

b. Permasalahan yang perlu diperbaiki melalui perbaikan pembelajaran adalah


perlu menggunakan metode yang tepat.

c. Mampu memotivasi siswa agar aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran
yang dilaksanakan

B. Rumusan Masalah
Dari uraian analisis dan kenyataan yang telah ditemui maka rumusan masalahnya
adalah : Apakah dengan Penggunaan Alat Peraga meningkatkan Motivasi ,
kreatifitas serta Hasil belajar pelajaran IPA, di kelas V SD Negeri 3 Raman Aji
Kecamatan Raman Utara , Kabupaten Lampung Timur T.P.

2021/2022?.
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian perbaikan


pembelajaran dalam penelitian ini adalah :

Meningkatkan hasil belajar siswa


Mengkonsentrasikan siswa dengan menggunakan alat peraga untuk meningkatkan
penguasaan materi pembelajaran.

Mengaktifkan kreatifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Manfaat bagi sekolah
Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu pendidikan Sebagai
bahan referensi bagi pihak yang memebutuhkan.

Meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik


Memberi masukan bagi sekolah bahwa dengan menggunakan alat peraga, dapat
meningkatkan keaktifan dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA

2. Bagi guru
Memberi masukan bagi guru, bahwa dalam pembelajaran guna memilih
metode yang tepat.

3. Bagi siswa
Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dengan
menggunakan alat peraga pada mata pelajaran IPA Memberikan suasana belajar
yang lebih menyenangkan.

Memperoleh hasil pembelajaran yang lebih bermakna.


d. Meningkatkan minat, antusias, dan keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan
menggunakan alat peraga pada mata pelajaran IPA

e. Mengatasi kesulitan siswa dalam menerima materi pelajaran pelajaran IPA

II. KAJIAN PUSTAKA


A. Pengertian Belajar
Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar secara
ber-beda, namun pada prinsipnya mempunyai maksud yang sama, seperti yang
dinya-takan oleh Hamalik (1993 : 40) mengemukakan bahwa belajar adalah
suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan dalam diri siswa yang nyata serta
latihan yang kontinu, perubahan dari tidak tahu menjadi tahu. Pcndapat serupa
dikemukakan Hudoyo (1988 : 107) mengemukakan bahwa befajar merupakan
suatu proses aktif dalam memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru
sehingga timbul perubahan tingkah laku, misalnya setelah belajar, seorang
mampu mendemonstrasikan dan keterampilan dimana sebelum-nya siswa tidak
dapat melakukannya.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan proses individu siswa dalam interaksinya dengan
lingkungan, sehingga menyebabkan terjadinya proses tingkah laku sebagai
akibat dari pengalaman dan hasii interaksi dengan lingkungan tersebut. Dalam
proses belajar mengajar matematika, seorang siswa tidak dapat mengetahui
jenjang yang lebih tinggi tanpa 'melalui dasar atau hal-hal yang merupakan
prasyarat dalam kelanjutan program pengajaran selanjutnya. Untuk mempelajari
matematika dituntut kesiapan siswa dalam menerima pelajaran, kesiapan yang
dimaksud adalah kematangan intelektual dan pengalaman belajar yang telah
dimiliki oleh anak, sehingga hasil belajar lebih bermakna bagi siswa. Uudoyo
(1988 : 4) berpendapat bahwa "belajar matematika yang terputus-putus akan
mcngganggu proses belajar ". Pendapat serupa dikemukakan Russeffendi
(1988 : 25) bahwa belajar matematika bagi seorang anak merupakan proses
yang kontinu sehingga diperlukan pengetahuan dan pengertian dasar
matematika yang baik pada permukaan belajar untuk belajar selanjulnya.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa proses belajar matematika haruslah
diawali dengan mempelajari konsep-konsep yang lebih mendalam. Dengan
menggunakan konsep-konsep sebeiumnya atau dengan kata lain bahwa proses
belajar matematika adalah suatu rangkaian kegiatan belajar mengajar dalam
interaksi hubungan timbal balik antara siswa dengan guru yang berlangsung dalam
lingkungan yang ada disekitarnya untuk mencapai tujuan tertentu.

B. Penggunaan Alat Peraga


a. Apa Itu Alat Peraga?
Alat peraga adalah semua atau segala sesuatu yang bisa digunakan dan dapat
dimanfaatkan untuk menjelaskan konsep-konsep pembelajaran dari materi yang
bersifat abstrak atau kurang jelas menjadi nyata dan jelas sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian serta minat para siswa yang menjurus
kearah terjadinya proses belajar mengajar.

Alat peraga merupakan suatu alat yang dipakai untuk membntu dalam proses
belajar-mengajar yang berperan besar sebagai pendukung kegiatan
belajarmengajar yang dilakukan oleh pengajar atau guru. Penggunaan alat peraga
ini mempunyai bertujuan untuk memberikan wujud yang riil terhadap bahan
yang dibicarakan dalam materi pembelajaran IPA. Alat peraga yang dipakai
dalam proses belajar-mengajar dalam garis besarnya memiliki manfaat
menambahkan kegiatan belajar para siswa, menghemat waktu belajar,
memberikan alasan yang wajar untuk belajar, sebab dapat membangkitkan minat
perhatian dan aktivitas para siswa.

b. Penjelasan / Pengertian Alat Peraga Menurut Para Ahli atau Pakar


Menurut Wijaya & Rusyan [1994] – yang dimaksud Alat Peraga Pendidikan
adalah media pendidikan berperan sebagai perangsang belajar & dapat
menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam
meraih tujuan – tujuan belajar.

Terus menurut Nasution [1985] – alat peraga pendidikan adalah alat pembantu
dalam mengajar agar efektif.
Lalu menurut Sudjana [2009] – Pengertian Alat Peraga Pendidikan adalah suatu
alat yang dapat diserap oleh mata & telinga dengan tujuan membantu guru agar
proses belajar mengajar siswa lebih efektif & efisien.

Dan menurut Faizal [2010] – Alat Peraga Pendidikan sebagai instrument audio
maupun visual yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran menjadi
lebih menarik & membangkitkan minat siswa dalam mendalami suatu materi.

c. Tujuan Penggunaan Alat Peraga Pada Pembelajaran


Berikut ini beberapa tujuan alat peraga disebutkan selain di atas tadi, ialah sebagai
berikut:

Alat peraga dalam pendidikan memiliki tujuan supaya proses pendidikan lebih
efektif dengan jalan meningkatkan semangat belajar para siswa.

Alat peraga pendidikan dapat memungkinkan lebih sesuai dengan perorangan,


dimana siswa belajar dengan banyak sekali kemungkinan, sehingga belajar dapat
berlangsung sangat menyenangkan bagi masing-masing individu.

Alat peraga pendidikan mempunyai manfaat supaya belajar lebih cepat segera
bersesuaian antara kelas dan diluar kelas, alat peraga dapat memungkinkan
mengajar lebih sistematis dan juga teratur.
d. Beberapa Manfaat Alat Peraga
Untuk lebih jelas dan terperinci, berikut ini manfaat dari penggunaan alat peraga
pendidikan yaitu antara lain sebagai berikut ini:

Menimbulkan minat sasaran pendidikan.


Mencapai sasaran yang lebih banyak.
Dapat membantu dalam mengatasi berbagai macam hambatan dalam proses
pendidikan.

Dapat merangsang sasaran dari pendidikan untuk mengimplementasikan ataupun


melaksanakan pesan-pesan kesehatan atau pesan pendidikan yang akan
disampaikan.

Dapat membantu sasaran pendidikan untuk belajar dengan cepat serta belajar lebih
banyak materi atau bahan yang disampaikan .
Merangsang sasaran pendidikan untuk bisa meneruskan berbagai pesan yang
disampaikan yang memberi materi kepada orang lain.

Dapat mempermudah saat penyampaian materi pendidikan atau informasi oleh para
pendidik.

Dapat Mendorong keinginan orang-orang maupun individu untuk mengetahui,


lalu kemudian lebih mendalami, lalu pada akhirnya mendapatkan pengertian
yang lebih baik. Individu yang melihat sesuatu yang memang ia diperlukan tentu
akan menarik perhatiannya. Dan juga apa yang dilihat dengan penuh perhatian
akan dapat memberikan pengertian baru untuknya, yang merupakan pendorong
untuk melakukan ataupun memakai sesuatu yang baru tersebut.

Membantu menegakkan pengertian atau informasi yang diperoleh. Sasaran


pendidikan di dalam menerima sesuatu yang baru, manusia memiliki
kecenderungan untuk melupakan/lupa. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal
tersebut, AVA (Audio Visual Aido – alat bantu atau peraga audio visual) dapat
membantu menegakkan pengetahuan-pengetahuan yang sudah diterima oleh
sasaran pendidikan sehingga apa yang diterima akan lebih lama tersimpan di
dalam ingatan si penerima.
e. Beberapa Contoh Alat Peraga
Contoh alat peraga pendidikan atau pembelajaran, misalnya seperti:
1. Berikut ini alat peraga yang bisa digunakan untuk mempelajari waktu atau jam

contoh alat peraga 2


2. Berikut Alat yang digunakan untk mempermudah dalam mempelajari sifatsifat
cahaya

Contoh alat peraga 3


3. Senter yang dapat digunakan anak-anak untuk mengetahui bentuk cahaya

Contoh alat peraga 4 tentang pengertian alat peraga pembelajaran, semoga


dapat bermanfaat dalam menambah ilmu pengetahuan. Jika ditemukan kesalahan
dalam pembahasan ini mohon maaf, sekian dan terimakasih.

Penggunaan alat peraga merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan


pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung obyeknya atau caranya
melakukan sesuatu untuk mempertunjukan proses tertentu. Alat peraga dapat
digunakan pada semua mata pelajaran, guru harus sudah yakin bahwa seluruh
siswa dapat memperhatikan (mengamati) terhadap obyek yang akan diperagakan.

Sebelum memulai proses guru sudah mempersiapkan alat-alat yang akan


digunakan dalam pembelajaran. Guru dituntut menguasai serta mengorganisasi
kelas, jangan sampai guru terlena tanpa memperhatikan siswa secara
menyeluruh.

Keunggulan metode ini adalah siswa dapat memahami sesuai obyek sebenarnya,
dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa.

Kelemahanya adalah dapat menimbulkan berpikir konkrit saja, bila jumlah


siswa banyak, efektifitas sulit dicapai, bergantung pada alat peraga. Prosedur
metode penggunaan alat peraga yang harus dilakukan dalam pembelajaran adalah
:

1. Mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran,


2. Memberikan penjelasan tentang topik yang akan diperagakan.
3. Pelaksanaannya bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari siswa,
4. Penguatan tanya jawab, dan latihan terhadap hasil peraga.
5. Kesimpulan.
Kemampuan guru yang perlu diperhatikan dalam menunjang keberhasilan
penggunaan alat peraga diantaranya adalah : mampu secara proses tentang topik
yang dipraktekkan, mampu mengelola kelas, menguasai siswa secara
menyeluruh, mampu menggunakan alat bantu yang digunakan, mampu
melaksanakan penilaian proses.

Kondisi dan kemampuan yang harus diperhatikan adalah : siswa memiliki


motivasi, perhatian dan minat terhadap topic, memahami tentang maksud dan
tujuan yang akan diperagakan, mampu mengamati proses yang dilakukan,
mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan.

f. Alat Peraga Dalam Pembelajaran Ipa


Pengertian alat peraga menurut Gagne adalah komponen sumber belajar di
Lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Menurut Briggs adalah wahana fisik yang mengandung materi pembelajaran.
Dengan demikian alat peraga merupakan sesuatu yang digunakan untuk
mengomunikasikan materi pembelajaran agar terjadi proses belajar. Menurut
Schramm bahwa alat peraga adalah suatu teknik untuk menyampaikan Pesan
sehingga sehingga alat peraga sebagai teknologi pembawa informasi ataupesan
pembelajaran.
Miarso secara makro adalah sebagai segala sesuatu yang dapat merangsang
terjadinya proses belajar . Tujuan menggunakan alat peraga :

a) memperjelas informasi atau pesan pembelajaran


b) memberi tekanan pada bagian-bagian yang penting
c) memberi variasi dalam pengajaran
d) memperjelas struktur pengajaran
e) memotivasi siswa belajar.

Bentuk alat peraga bisa seperti :


a) Buku, koran, majalah (bahan-bahan cetakan)
b) Alat-alat audio dan visual
c) Sumber-sumber masyarakat( monumen,candi dan peninggalan sejarah lainnya)

d) Koleksi benda-benda seperti benda-benda mata uang kuno


e) Prilaku guru ketika mengajar yang dicontokan kepada siswa
(Mendesain alat peraga IPA di SD meliputi merancang, memilih dan membuat alat

peraga IPA yang sesuai untuk mengajarkan suatu konsep, prinsip dan teori-teori
IPA di SD.

Mendesain alat peraga dapat pula berarti menampilkan bentuk asli atau
memodifikasi benda asli menjadi sebuah model tertentu.

Sebelum kita membuat alat peraga sederhana terlebih dahulu kita harus
menganalisis materi IPA. Sarana utama dari menganalisis materi IPA
adalah : 1. Terjabarnya tema/materi pokok/pokok bahasan

2. Terpilihna pendekatan dan metode yang efektif dan efisien


3. Terpilihnya alat peraga atau sarana pembelajaran yang tepat atau cocok 4.
Terjadinya alokasi yang sesuai.
Dalam menganalisis tersebut perlu dikembangkan pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut :

1. Metode dan pendekatan seperti apa yang sesuai ?


2. Apakah diperlukan alat peraga ?
3. Bagaimana pengelolaan kelas bila mengerjakan metode percobaan ?
4. Bagaimana cara mendesain alat peraga ?

Dalam mendesain alat peraga perlu memperhatikan konsep yang mendasari


kegunaan alat atau prinsip kerja alat tersebut.

Ada tiga kelayakan untuk memilih alat peraga yang baik :


a) kelayakan praktis yaitu alat peraga yang dipilih harus memenuhi ketentuan
kualitas yaitu:

b) Relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai


c) Merangsang motivasi terjadinya proses belajar yang optimal
d) kelayakan biaya.

g. Pentingnya Alat Peraga dalam pengajaran IPA


Salah satu tujuan alat peraga pengajaran IPA adalah agar siswa memahami
konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari . Apabila
dalam proses belajar mengajar IPA guru tidak menggunakan alat peraga, maka
sulit bagi siswa untuk menyerap konsep-konsep pelajaran yang disampaikan
guru sehingga berdampak pada kurangnya tingkat keberhasilan siswa dalam
belajar. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam
keseluruhan proses pendidikan. Hal ini mengandung arti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh siswa Tiap-tiap benda yang dapat menjelaskan suatu
ide, prinsip, gejala atau hukum alam, dapat disebut alat peraga. Fungsi dari alat
peraga ialah memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau sukar
dilihat, hingga nampak jelas dan dapat menimbulkan pengertian atau
meningkatkan persepsi seseorang
Alat peraga dalam pengajaran IPA memegang peranan penting sebagai alat
bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dalam kaitannya
dengan pengajaran IPA, keberadaan alat peraga jelas mempunyai pengaruh
terhadap keberhasilan belajar mengajar. Pengajaran pada dasarnya adalah suatu
proses terjadinya interaksi guru siswa melalui kegiatan terpadu dari dua bentuk
kegiatan, yaitu kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar guru.

Jerome S. Brunner dalam bukunya Toward A Theory of Instruction


mengemukakan bahwa mengajar adalah menyajikan ide, problem atau pengetahuan
dalam bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami oleh setiap siswa

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia berupa


pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang
diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain
penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan.

Pengajaran IPA bertujuan agar siswa memahami konsep-konsep IPA dan


keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari memiliki keterampilan proses untuk
mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar mempunyai minat
untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan
sekitar bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung
jawab, bekerjasama dan mandiri mampu menerapkan berbagai konsep IPA
mampu menggunakan tekhnologi sederhana mengenal dan memupuk rasa cinta
terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan
Yang Maha Esa.

Alat peraga merupakan salah satu faktor untuk mencapai efisiensi hasil belajar.

C. Fungsi dan Nilai Metode Belajar


Menurut Udin S. Winataputra, dkk ( 2005 :4.13 ) berpendapat bahwa setiap
metode belajar mempunyai fungsi dan nilai yang berbeda-beda namun
masingmasing membentuk kemampuan siswa secara bervariasi.

Metode penggunaan alat peraga


Fungsi :
1. Siswa dapat memahami sesuai obyek yang sebenarnya.
2. Siswa dapat mengamati secara proses.
3. Dapat megembangkan rasa ingin tahu pada siswa.
Nilai :
1. Dapat mengamati obyek sebenarnya.
2. Siswa dapat menerapkan pada proses.
3. Siswa berpikir secara sitematis.

III. PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Raman Aji, Kecamatan
Raman Utara Kabupaten Lampung Timur T.P. 2021/2022, sedangkan obyek
penelitian ini adalah siswa kelas V semester I SD Negeri 3 Raman Aji
Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur T.P. 2017/2018 dengan
jumlah siswa 20 siswa pada mata pelajaran IPA
Waktu penelitian meliputi 2 siklus yaitu :
1. Siklus 1 (satu)
Dilaksanakan hari Senin, 3 Nopember 2021
2. Siklus II ( dua)
Dilaksanakan hari Selasa, 12 Nopember 2021

B. Deskripsi Per Siklus


Adapun desain prosedur perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan melalui

II (dua) siklus secara bertahap adalah sebagai berikut :


Siklus I (satu)
1. Perencanaan.
Pada siklus pertama guru mengaktifkan siswa dengan mengajak siswa untuk
memperhatikan guru dengan menggunakan alat peraga. Dengan cara tersebut
diharapkan proses belajar mengajar akan lebih aktif dan kreatif dan hasil tes
meningkat.

a. Adanya kesepakatan guru kelas V SD Negeri 3 Raman Aji, Kecamatan


Raman Utara Kabupaten Lampung Timur untuk melaksanaan penelitian b.
Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)

c. Menentukan supervisor untuk membantu dalam pelaksanaan Pemantapan


Kemampuan Profesional.
d. Menyiapkan hasil evaluasi.

2. Pelaksanaan
a. Penelitian dengan menggunakan media dan pelaksanaannya masih selalu
didominasi oleh guru.

b. Multi interaksi belum terwujud dengan maksimal ketika proses pembelajaran


berlangsung.

3. Pengamatan.
Pengamatan proses pembelajaran dilakukan oleh supervisor II setelah
menyatakan kesediaanya. Hasil pengamatan sebagai berikut :
Tabel 1
Lembar Observasi Siklus I

NO ASFEK YANG DIOBSERVASI HASI KET.


L
B C K
I Rencana Perbaikan Pembelajaran B : Baik
(RPP)
a. Kompetensi Dasar √ C : Cukup
b. Hasil belajar √ K : Kurang
c. Indikator √
d. Tujuan perbaikan √
e. Langkah pembelajaran √
f. Sarana dan sumber bahan serta √
metode

g. Evaluasi √

II Kegiatan guru
a. Kesiapan √
b. Apersepsi √
c. penggunaan bahasa √
d. Penggunaan materi √
e. penyajian √
f. Penerapan / Penggunaan metode √
g. Alokasi waktu √
h. penggunaan media /alat √
pembelajaran
III Kegiatan Siswa
a. Kesiapan √
b. Keaktifan √
c. Keberanian bertanya √
d. keberanian menjawab pertanyaan √
e. Ungkapan / gagasan √
f. Hasil pengerjaan evaluasi √
g. Hasil kesimpulan √
h. penggunaan media / alat peraga √

4. Refleksi

Pembelajaran dengan metode penggunaan alat peraga oleh guru ternyata hasilnya
belum memuaskan. Maka disini penulis bersama supervisor dan berdasarkan hasil
pengamatan menyatakan agar siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran dengan
metode yang dilakukan. Dari hasil pengamatan refleksi ini ternyata ditemukan: a.
Kegagalan

Kegagalan tampak pada kurangnya keterlibatan siswa ketika proses pembelajaran


berlangsung sehingga siswa masih pasif.

Perolehan nilai anak adalah sebagai berikut: Pra Siklus Nilai rata-rata 64,5, Siswa
yang belum tuntas ada 10 orang dari 20 siswa, Pada Siklus I ; 10 siswa
mendapatkan nilai di bawah KKM, 10 siswa mendapatkan nilai di atas KKM,
Akan tetapi nilai rata-rata siswa naik, yaitu 65.5 , tingkat ketuntasan siswa hanya
mencapai 50%. Siklus II

1. Perencanaan Tindakan Perbaikan Pembelajaran


. Guru mempersiapkan Rencana Pembelajaran dengan tujuan meningkatkan prestasi
belajar siswa .

b. Guru menyiapkan lembar pengamatan untuk supervisor, dengan tugas:


a. Memonitor guru dalam perbaikan pembelajaran
b. Mencatat kekurangan-kekurangan yang dilakukan oleh guru dalam
pembelajaran.
c. Memberikan masukan seperlunya kepada guru setelah selesai kegiatan
pembelajaran.

d. Guru mempersiapkan lembar evaluasi untuk mengukur ketuntasan siswa.


KKM yang harus dicapai yaitu 70

2. Pelaksanaan Perbaikan pembelajaran


Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang telah
ditentukan pada Rencana Perbaikan Pembelajaran pada siklus pertama.

Tahap Kegiatan Kegiatan


Awal / Pendahuluan Apersepsi
(10 Menit) - Kesiapan kelas
- absensi
Motivasi
Penjajakan kesiapan belajar siswa seputar materi
dengan memberikan pertanyaan yang relevan
dengan materi yang akan diajarkan

Informasi kompetensi yang akan dicapai.


Inti Guru Menjelaskan materi
(45 Menit) Siswa melakukan eksperimen tentang bagian
tumbuhan

Guru meminta siswa untuk maju dan


menjelaskan hasil eksperimen Guru
memberikan tugas/ LKS

Penutup (15 Menit) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang


sudah dipelajari Refleksi

Pemberian tugas

3. Pengamatan / Teknik Pengumpulan Data / Instrument


Instrument merupakan seperangkat alat untuk memperoleh sejumlah data
tentang penggunaan peraga bangun ruang. Adapun instrument yang digunakan
dalam penelitian terdiri dari: a. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi (dalam Galih, 1987) observasi adalah pengamatan dan
pencatatan terhadap fenomena yang diselidiki. Nurkancana (1983) menyebutkan
bahwa eksperimen dapat dibedakan menjadi dua struktur. Pertama yaitu observasi
berstruktur yang merupakan segala kegiatan petugas observasi ditetapkan
berdasarkan kerangka kerja yang memuat beberapa faktor yang telah ditetapkan,
dan yang kedua observasi tidak berstruktur adalah observasi yang tidak dibatasi
oleh kerangka yang pasti, yang hanya berdasarkan pada tujuan observasi itu
sendiri. Observasi yang digunakan dalam penulisan ini adalah observasi
berstruktur. b. Tes

Arikunto (2006) menyatakan bahwa yang disebut dengan tes adalah


serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok. Instrumen yang disusun oleh penulis ini
merupakan seperangkat alat ukur tes yang berupa soal berbentuk subjektif.

Instrumen ini diberikan untuk siswa kelas IV SDN Bumi Nabung Udik,
Sukadana. c Lembar Kerja Kelompok

Lembar Kerja Kelompok dipergunakan pada waktu kegiatan diskusi


berlangsung. Hal ini dipergunakan karena dapat membantu data hasil diskusi
siswa.

4. Refleksi
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis
seperti yang telah dicatat dalam eksperimen. Pada setiap akhir pertemuan,
penulis selaku peneliti melakukan refleksi, hal-hal yang kurang dimengerti oleh
siswa. . Pada tahap ini data yang diperoleh melalui refleksi akhir pertemuan, hasil
pengamatan atau eksperimen dianalisis. Pada refleksi, peneliti dan kolaborator
bersama-sama membahas peningkatan dan kelemahan atau masalah yang muncul
dari tindakan atau perlakuan yang diberikan, kemudian mencari solusi yang akan
diterapkan pada siklus berikutnya dengan langkah-langkah di atas.
Siklus II mengalami kenaikan yang signifikan yaitu; 2 siswa mendapatkan nilai di
bawah KKM, 18 siswa mendapatkan nilai di atas KKM, Nilai rata rata siswa yaitu
76,5 , tingkat ketuntasan siswa hanya mencapai 76,5%.

Anda mungkin juga menyukai