PENDAHULUAN
Belajar tidaklah mudah karena dengan belajar maka akan ditandai dengan
berubahnya perilaku yang relatif permanen dalam diri seseorang. Perubahan
tersebut misalnya, dari tidak tahu menjadi tahu, tidak terampil menjadi terampil,
anak pemalas menjadi rajin dan lain sebagainya. Perubahan hasil kegiatan belajar
dapat berupa aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Dari uraian tersebut di atas tampak betapa pentingnya kemampuan berpikir bagi
guru dan anak-anak didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai prestasi
belajar ke arah yang lebih baik serta manusia yang berkualitas.
Pemilihan metode pembelajaran yang baik, tidak terlepas dari cocok tidaknya
metode tersebut dengan materi tertentu, misalnya penggunaan alat peraga sangat
baik untuk ditetapkan pada materi mata pelajaran IPA. Penelitian ini penulis
lakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, mengingat telah penurunan
hasil belajar siswa. Penulis mengharapkan melalui penggunaan media
pembelajaran nantinya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran IPA kelas V SD Negeri 3 Raman Aji Kecamatan Raman Utara,
Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2021/2022.
1. Identifikasi Masalah
Masalah yang timbul dalam kelas yang berkaitan dengan kurang aktifnya siswa
dalam proses pembelajaran dan rendahnya nilai tes formatif dikarenakan
beberapa hal :
c. Mampu memotivasi siswa agar aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran
yang dilaksanakan
B. Rumusan Masalah
Dari uraian analisis dan kenyataan yang telah ditemui maka rumusan masalahnya
adalah : Apakah dengan Penggunaan Alat Peraga meningkatkan Motivasi ,
kreatifitas serta Hasil belajar pelajaran IPA, di kelas V SD Negeri 3 Raman Aji
Kecamatan Raman Utara , Kabupaten Lampung Timur T.P.
2021/2022?.
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
2. Bagi guru
Memberi masukan bagi guru, bahwa dalam pembelajaran guna memilih
metode yang tepat.
3. Bagi siswa
Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dengan
menggunakan alat peraga pada mata pelajaran IPA Memberikan suasana belajar
yang lebih menyenangkan.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa proses belajar matematika haruslah
diawali dengan mempelajari konsep-konsep yang lebih mendalam. Dengan
menggunakan konsep-konsep sebeiumnya atau dengan kata lain bahwa proses
belajar matematika adalah suatu rangkaian kegiatan belajar mengajar dalam
interaksi hubungan timbal balik antara siswa dengan guru yang berlangsung dalam
lingkungan yang ada disekitarnya untuk mencapai tujuan tertentu.
Alat peraga merupakan suatu alat yang dipakai untuk membntu dalam proses
belajar-mengajar yang berperan besar sebagai pendukung kegiatan
belajarmengajar yang dilakukan oleh pengajar atau guru. Penggunaan alat peraga
ini mempunyai bertujuan untuk memberikan wujud yang riil terhadap bahan
yang dibicarakan dalam materi pembelajaran IPA. Alat peraga yang dipakai
dalam proses belajar-mengajar dalam garis besarnya memiliki manfaat
menambahkan kegiatan belajar para siswa, menghemat waktu belajar,
memberikan alasan yang wajar untuk belajar, sebab dapat membangkitkan minat
perhatian dan aktivitas para siswa.
Terus menurut Nasution [1985] – alat peraga pendidikan adalah alat pembantu
dalam mengajar agar efektif.
Lalu menurut Sudjana [2009] – Pengertian Alat Peraga Pendidikan adalah suatu
alat yang dapat diserap oleh mata & telinga dengan tujuan membantu guru agar
proses belajar mengajar siswa lebih efektif & efisien.
Dan menurut Faizal [2010] – Alat Peraga Pendidikan sebagai instrument audio
maupun visual yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran menjadi
lebih menarik & membangkitkan minat siswa dalam mendalami suatu materi.
Alat peraga dalam pendidikan memiliki tujuan supaya proses pendidikan lebih
efektif dengan jalan meningkatkan semangat belajar para siswa.
Alat peraga pendidikan mempunyai manfaat supaya belajar lebih cepat segera
bersesuaian antara kelas dan diluar kelas, alat peraga dapat memungkinkan
mengajar lebih sistematis dan juga teratur.
d. Beberapa Manfaat Alat Peraga
Untuk lebih jelas dan terperinci, berikut ini manfaat dari penggunaan alat peraga
pendidikan yaitu antara lain sebagai berikut ini:
Dapat membantu sasaran pendidikan untuk belajar dengan cepat serta belajar lebih
banyak materi atau bahan yang disampaikan .
Merangsang sasaran pendidikan untuk bisa meneruskan berbagai pesan yang
disampaikan yang memberi materi kepada orang lain.
Dapat mempermudah saat penyampaian materi pendidikan atau informasi oleh para
pendidik.
Keunggulan metode ini adalah siswa dapat memahami sesuai obyek sebenarnya,
dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
peraga IPA yang sesuai untuk mengajarkan suatu konsep, prinsip dan teori-teori
IPA di SD.
Mendesain alat peraga dapat pula berarti menampilkan bentuk asli atau
memodifikasi benda asli menjadi sebuah model tertentu.
Sebelum kita membuat alat peraga sederhana terlebih dahulu kita harus
menganalisis materi IPA. Sarana utama dari menganalisis materi IPA
adalah : 1. Terjabarnya tema/materi pokok/pokok bahasan
Alat peraga merupakan salah satu faktor untuk mencapai efisiensi hasil belajar.
A. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Raman Aji, Kecamatan
Raman Utara Kabupaten Lampung Timur T.P. 2021/2022, sedangkan obyek
penelitian ini adalah siswa kelas V semester I SD Negeri 3 Raman Aji
Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur T.P. 2017/2018 dengan
jumlah siswa 20 siswa pada mata pelajaran IPA
Waktu penelitian meliputi 2 siklus yaitu :
1. Siklus 1 (satu)
Dilaksanakan hari Senin, 3 Nopember 2021
2. Siklus II ( dua)
Dilaksanakan hari Selasa, 12 Nopember 2021
2. Pelaksanaan
a. Penelitian dengan menggunakan media dan pelaksanaannya masih selalu
didominasi oleh guru.
3. Pengamatan.
Pengamatan proses pembelajaran dilakukan oleh supervisor II setelah
menyatakan kesediaanya. Hasil pengamatan sebagai berikut :
Tabel 1
Lembar Observasi Siklus I
g. Evaluasi √
II Kegiatan guru
a. Kesiapan √
b. Apersepsi √
c. penggunaan bahasa √
d. Penggunaan materi √
e. penyajian √
f. Penerapan / Penggunaan metode √
g. Alokasi waktu √
h. penggunaan media /alat √
pembelajaran
III Kegiatan Siswa
a. Kesiapan √
b. Keaktifan √
c. Keberanian bertanya √
d. keberanian menjawab pertanyaan √
e. Ungkapan / gagasan √
f. Hasil pengerjaan evaluasi √
g. Hasil kesimpulan √
h. penggunaan media / alat peraga √
4. Refleksi
Pembelajaran dengan metode penggunaan alat peraga oleh guru ternyata hasilnya
belum memuaskan. Maka disini penulis bersama supervisor dan berdasarkan hasil
pengamatan menyatakan agar siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran dengan
metode yang dilakukan. Dari hasil pengamatan refleksi ini ternyata ditemukan: a.
Kegagalan
Perolehan nilai anak adalah sebagai berikut: Pra Siklus Nilai rata-rata 64,5, Siswa
yang belum tuntas ada 10 orang dari 20 siswa, Pada Siklus I ; 10 siswa
mendapatkan nilai di bawah KKM, 10 siswa mendapatkan nilai di atas KKM,
Akan tetapi nilai rata-rata siswa naik, yaitu 65.5 , tingkat ketuntasan siswa hanya
mencapai 50%. Siklus II
Pemberian tugas
Menurut Sutrisno Hadi (dalam Galih, 1987) observasi adalah pengamatan dan
pencatatan terhadap fenomena yang diselidiki. Nurkancana (1983) menyebutkan
bahwa eksperimen dapat dibedakan menjadi dua struktur. Pertama yaitu observasi
berstruktur yang merupakan segala kegiatan petugas observasi ditetapkan
berdasarkan kerangka kerja yang memuat beberapa faktor yang telah ditetapkan,
dan yang kedua observasi tidak berstruktur adalah observasi yang tidak dibatasi
oleh kerangka yang pasti, yang hanya berdasarkan pada tujuan observasi itu
sendiri. Observasi yang digunakan dalam penulisan ini adalah observasi
berstruktur. b. Tes
Instrumen ini diberikan untuk siswa kelas IV SDN Bumi Nabung Udik,
Sukadana. c Lembar Kerja Kelompok
4. Refleksi
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis
seperti yang telah dicatat dalam eksperimen. Pada setiap akhir pertemuan,
penulis selaku peneliti melakukan refleksi, hal-hal yang kurang dimengerti oleh
siswa. . Pada tahap ini data yang diperoleh melalui refleksi akhir pertemuan, hasil
pengamatan atau eksperimen dianalisis. Pada refleksi, peneliti dan kolaborator
bersama-sama membahas peningkatan dan kelemahan atau masalah yang muncul
dari tindakan atau perlakuan yang diberikan, kemudian mencari solusi yang akan
diterapkan pada siklus berikutnya dengan langkah-langkah di atas.
Siklus II mengalami kenaikan yang signifikan yaitu; 2 siswa mendapatkan nilai di
bawah KKM, 18 siswa mendapatkan nilai di atas KKM, Nilai rata rata siswa yaitu
76,5 , tingkat ketuntasan siswa hanya mencapai 76,5%.