Seberapa besar kerugian perusahaan untuk tahun 2020, per tanggal 31 Desember
2020?
2. Berapa nilai ekuitas perusahaan, per tanggal 31 Desember 2020?
3. Berapa nilai total pinjaman bersih perusahaan, per tanggal 31 Desember 2020?
4. Hitunglah debt to equity ratio perusahaan, per tanggal 31 Desember 2020!
5. Apa saja tantangan eksternal yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha (going
concern) perusahaan?
6. Identifikasi, siapa saja kreditur yang memberikan pinjaman jangka panjang untuk
perusahaan tersebut per tanggal 31 Desember 2020!
7. Apa hubungan Perusahaan dengan PT Merpati Nusantara Airlines?
8. Bagaimana Saudara menjelaskan dilusi kepemilikan saham di PT Merpati Nusantara
Airlines?
9. Sebutkan dan jelaskan beberapa prinsip akuntansi berterima umum (PABU) yang secara
spesifik relevan dengan kebijakan akuntansi perusahaan (minimal 5 buah)?
10. Dalam catatan atas laporan keuangan, disebutkan ada beberapa transasksi investasi
yang tidak dimasukkan ke dalam laporan arus kas. Sebutkan beberapa transasksi
tersebut!
JAWABAN
1. Kerugian Perusahaan untuk tahun 2020, per tanggal 31 Desember 2020 adalah.
- Entitas Anak $ 2.476.633.349
- Entitas Induk $ 2.022.143.245
2. Nilai ekuitas perusahaan per tanggal 31 Desember 2020 adalah.
- Entitas Anak $1.943.024.247
- Entitas Induk $ 1.500.656.573
3. Total pinjaman bersih perusahaan per tangal 31 Desember 2020, adalah.
- Entitas Anak $ 12.733.044.654
- Entitas Induk $ 9.572.288.493
4. Debt to Equity ratio perusahaan per tanggal 31 Desember 2020 :
= $ 22.305.333.147 x 100%
$ 3.443.680.820
= 6,447177855 x 100%
= 6,478
5. Tantangan-tantangan berikut ini diluar kendali Grup dan dapat memberikan dampak
buruk terhadap kinerja keuangan dan kemampuan Grup dalam mempertahankan
kelangsungan usahanya:
- Pandemi COVID-19 yang berakibat masyarakat menghadapi pembatasan
perjalanan dan menghindari perjalanan yang tidak penting;
- Beberapa negara masih memberlakukan pembatasan ataupun larangan
kunjungan bagi warga negara asing ke wilayahnya, termasuk diantaranya
larangan sementara kunjungan keagamaan ke Arab Saudi;
- Kebijakan Pemerintah tentang Tarif Batas Atas dan Tarif Batas Bawah yang
memengaruhi fleksibilitas Grup dalam mengelola harga tiket untuk penerbangan
domestik;
- Volatilitas harga avtur yang dapat memengaruhi arus kas dan beban operasional
penerbangan;
- Volatilitas kurs Rupiah terhadap USD yang mempengaruhi arus kas operasional
dan pendapatan usaha; dan Persaingan ketat pada penerbangan domestik.
6. Kreditur yang memberikan pinjaman jangka panjang untuk perusahaan per tanggal 31
Desember 2020 yaitu :
- PT Bank Maybank Indonesia Tbk
- PT Bank KEB Hana Indonesia
- PT Bank Central Asia Tbk
- PT BCA Finance
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
- PT Indonesia Infrastructure Finance
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
8. Pada bulan Maret 2009, Perusahaan dan MNA telah menandatangani Nota
Kesepahaman dimana kedua belah pihak setuju bahwa MNA akan memenuhi
liabilitasnya kepada Perusahaan sebesar USD 33.273.256 dan Rp 999.003.673 dalam
jangka waktu 13 (tiga belas) tahun terhitung sejak ditandatanganinya perjanjian
Restrukturisasi Utang.
Pada tanggal 28 Februari 2012, nota kesepahaman ini telah diperpanjang sampai
dengan 11 Maret 2013. Di samping itu, pada tanggal 10 Januari 2012, Perusahaan juga
memperoleh surat dari Kementerian Negara Badan Usaha Milik Negara (“BUMN”), yang
menyatakan bahwa utang Merpati kepada Perusahaan akan dilakukan penjadwalan
kembali pembayaran secara cicilan dimulai pada tahun 2016. Pada tanggal 6 Februari
2018, Hakim Pengawas memutuskan bahwa MNA berada dalam proses PKPU Tetap
sampai dengan 17 Oktober 2018 dan meminta MNA untuk menyusun Proposal
Perdamaian yang dapat disepakati para Kreditur.
Dikarenakan kondisi MNA yang telah berhenti beroperasi dan hampir seluruh aset MNA
telah dijaminkan kepada kreditur separatis, maka MNA melakukan pencarian Mitra
Strategis untuk mendukung MNA dapat beroperasi kembali.
Sepanjang periode April 2018 hingga Juni 2018, MNA menyelenggarakan Program
Pencarian investor dan kemudian berhasil mendapatkan investor potensial (yang
disebut sebagai “Mitra Strategis”) yang akan mendukung MNA agar dapat beroperasi
kembali dengan melakukan penyertaan modal tambahan yang akan digunakan dalam
pembelian armada, suku cadang dan infrastrukturnya. Pada tanggal 14 November 2018,
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Surabaya menjatuhkan putusan No.:
4/PDT.SUS-PKPU/2018/PN.Niaga.Sby (“Putusan Homologasi”) yang pada intinya
menyatakan sah perdamaian antara MNA dengan para Kreditor.
Dampak Putusan Homologasi terhadap Perusahaan sebagai Pemegang Saham di MNA
adalah, saham Perusahaan yang semula 3,01% akan menjadi 0,004% setelah nantinya
Mitra Strategis melakukan penyetoran modal. Selain itu, dalam kaitannya Perusahaan
sebagai salah satu kreditur konkuren adalah, akan dilakukan konversi utang MNA
menjadi saham sementara Perusahaan di MNA, dengan ketentuan dilunasi secara
sekaligus pada tahun ke-15 dengan nilai utang pokok yang sama pada saat
dilakukannya konversi utang; dan atas pertimbangan dan keputusannya sendiri
Perusahaan berhak untuk merubah sifat saham sementara menjadi saham tetap.
Namun, hasil keputusan akhir terkait Pelaksanaan Putusan Homologasi ini akan tetap
diambil oleh pemegang saham mayoritas, yaitu adalah Kementerian BUMN. Sampai
dengan laporan keuangan konsolidasian ini diterbitkan, Perusahaan belum memperoleh
tindak lanjut apapun terkait pelaksanaan isi Putusan Homologasi ini.
10. Beberapa transaksi investasi yang tidak dimasukkan ke dalam laporan kas, yaitu :
- Perolehan aset hak guna melalui liabilitas sewa
- Kenaikan aset tetap melalui liabilitas estimasi pengembalian dan pemeliharaan
pesawat
- Perolehan aset pemeliharaan melalui liabilitas sewa
- Penambahan aset tetap melalui utang usaha
- Penambahan aset pemeliharaan melalui penurunan bersih liabilitas estimasi
biaya pengembalian pemeliharaan pesawat.
Sumber :
https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/Corporate_Actions/New_Info_JSX/J
enis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/02_Soft_Copy_Laporan_Keuangan/Laporan%20Keuan
gan%20Tahun%202020/Audit/GIAA/Signed%20FS%20Garuda%20Indonesia%2031%20Dec%2
02020.pdf