Dilahan pertanian, rumput teki ternyata menjadi gulma yang sangat merugikan karena menghasilkan alelopati. Di negara yang sedang berkembang, kerugian karena gulma tidak saja tinggi, tetapi juga mempengaruhi persediaan pangan dunia. Apabila pengendalian gulma diabaikan , maka kemungkinan besar usaha tanaman perkebunan itu akan rugi total. Cramer (1975) menyebutkan kerugian berupa penurunan produksi dari beberapa tanaman adalah sebagai berikut : padi 10,8 %; sorgum 17,8 %; jagung 13 %; tebu 15,7 %; coklat 11,9 %; kedelai 13,5 % dan kacang tanah 11,8 %. Menurut percobaan-percobaan pemberantasan gulma pada padi terdapat penurunan oleh persaingan gulma tersebut antara 25-50 % (Putnam, 1995). Meskipun sebagai gulma, rumput teki ternyata menyimpan berbagai manfaat, pengobatan yaitu: untuk menstabilkan siklus hormonal, obat sakit perut, obat untuk memperlancar kencing, obat cacingan, obat sakit gigi (akar tongkat dimamah atau sebagai bubuk), obat untuk penyakit mulut (obat kumuran), radang kuku, nyeri lambung, busung, kencing batu, sakit dada, sakit iga, luka terpukul, bisul, mual/muntah (Anonim, 2006). Secara tradisional, masyarakat di berbagai daerah di banyak negara seperti Cina, Mesir, India, dan Sudan telah lama memanfaatkan umbi (rimpang) dari tanaman ini sebagai obat untuk memperlancar menstruasi (Ekasari, 2013).