Pajak Penghasilan Badan atau PPh Badan adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan suatu perusahaan. Wajib pajak dalam negeri adalah WP yang dimulai saat seseorang lahir dan berada atau berniat tinggal di Indonesia hingga meninggalkan Indonesia untuk selamanya ataupun meninggal dunia Orang pribadi. Bertempat tinggal di Indonesia Berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka 12 bulan Dalam satu periode pembayaran pajak, yang bersangkutan berada di Indonesia dan memiliki niat untuk tinggal di Indonesia Badan Memiliki gedung atau kantor berada di Indonesia sesuai dengan yang tercantum dalam akta pendirian badan Memiliki kantor pusat di Indonesia Memiliki gedung atau kantor administrasi dan keuangan di Indonesia Memiliki gedung atau kantor pimpinan di Indonesia sebagai pengendali Para pengurusnya melakukan pertemuan di Indonesia untuk membuat sebuah keputusan ataupun kesepakatan Para pengurusnya berdomisili di Indonesia Wajib pajak luar negeri terhitung pada saat pekerja tidak tinggal di Indonesia namun masih memperoleh penghasilan dari Indonesia. WP luar negeri adalah orang pribadi yang tidak tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka 12 bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat tinggal di Indonesia. Subjek Pajak Badan (PPh Badan) Subjek PPh Badan adalah setiap Badan Usaha yang diberikan kewajiban untuk membayar pajak, baik dalam periode bulan maupun tahun dan disetor ke kas negara. Berdasarkan UU KUP yang termasuk dalam pengertian Badan adalah: 1. Perseroan Terbatas (PT) 2. Perseroan Lainnya 3. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 4. Badam Usaha Milik Daerah (BUMD) 5. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) 6. Firma 7. Kongsi 8. Koperasi 9. Dana Pensiun 10. Persekutuan 11. Perkumpulan 12. Yayasan 13. Organisasi Masyarakat 14. Organisasi Sosial Politik 15. Organisasi Lainnya dengan Nama dan Bentuk Apapun 16. Lembaga dan Bentuk Badan Lainnya 17. Kontrak Investasi Kolektif (KIK) 18. Bentuk Usaha Tetap Objek PPh Badan Objek PPh Badan adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh badan. Subjek badan dalam negeri yang menjadi objek PPh adalah semua penghasilan baik dari dalam maupun dari luar negeri. Penghasilan yang sebagai objek PPh Badan menurut pasal 4 ayat (1) Undang-Undang PPh meliputi: 1. Hadiah dari kegiatan dan penghargaan 2. Laba usaha 3. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta (selain tanah dan bangunan) 4. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya 5. Bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang 6. Dividen 7. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak 8. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta 9. Keuntungan karena pembebasan utang 10. Peraturan Pemerintah 11. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing 12. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva tetap 13. Penghasilan dari usaha berbasis Syariah 14. Surplus BI Bukan biaya yang tidak dikategorikan sebagai fiscal, sehingga tidak dapat dikurangi dari penghasilan bruto adalah pembagian laba kepada pemegang saham (dividen), pemegang polis, SHU, untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, anggota dan pengurus koperasi Cadangan Premmi asuransi, kecelakaan, jiwa, dwiguna dan beasiswa, yang dibayar sendiri oleh WP Natura dan kenikmatan, kecuali makanan dan minuman di daerah terpencil Kelebihan di atas kewajaran kepada pemegang saham atau yang punya hubungan istimewa Harta hibahan, bantuan, sumbangan, warisan kecuali zakat yang dibayar WP pribadi kepada amil yang sah Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan Sanksi administrative sehubungan dengan kepatuhan pelaksanaan UU pajak Penyesuaian Fiskal Positif Penyesuaian fiscal positif adalah penyesuaian terhadap penghasilan neto komersial di luar unsur penghasilan yang dikenakan PPh Final dan tidak termasuk objek pajak dalam rangka menghitung PKPberdasarkan UU PPh beserta peraturan pelaksanaannya yang bersifat menambah penhasilan dan atau mengurangii biaya-biaya komersial tersebut. Penyesuaian pembentukan atau pemupukan dana cadangan secara fiscal tidak dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan. Namun, untuk jenis-jenis usaha tertentu yang secara ekonomis memang diperlukan adanya cadangan untuk menutup beban atau kerugian yang terjadi di kemudian hari. Bantuan atau sumbangan dan harta hibahan yang diterima oleh badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial, atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang bukan merupakan penghasilan sepanjang tidak terdapat hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan. Oleh karena itu, sesuai dengan prinsip taxability dan deductibility, bagi WP pemberi bantuan atau sumbangan dan harta hibahan tersebut tidak dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan. Zakat atas penghasilan yang dibayar oleh WP badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama islam dapat dikurangkan dari penghasilan bruto dalam menghitung PKP dengan syarat: a. penghasilan yang dikenakan zakat merupakan objek pajak yang telah dilaporkan dalam SPT Tahunan b. Pembayaran zakat dilakukan kepada Badan Amil Zakat (BAZ) atau lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk atau disahkan pembentukannya oleh Pemerintah pusat/daerah. Dengan demikian zakat atas harta selain penghasilan dan zakat atas penghasilan yang tidak memenuhi persyaratan tersebut tidak dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan (perlakuan pajaknya sama dengan sumbangan. Penyesuaiaan Fiskal Negatif Penyesuaian fiscal negative adalah penyesuaian terhadap penghasilan neto komersial (di luar penghasilan yang dikenakan PPh final dan yang tidak termasuk objek pajak) dalam menghitung penghasilan kena pajak berdasarkan UU PPh beserta peraturan pelaksanaannya, yang bersifat mengurangi penghasilan dan atau menambah biaya-biaya komersial. Penyesuaian dapat ditetapkan saat pengakuan penghasilan dalam hal-hal tertentu dan bagi WP tertentu sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah. Penyesuaian dalam hal terdapat biaya-biaya perusahan lainnya atau kerugian yang tidak diakui secara komersial akan tetapi dapat diakui secara fiscal. Penyetoran dan Pelaporan Penyetoran: Dibayarkan sebelum SPT tahunan dilaporkan Sanksi bunga pasal 9 KUP yaitu 2% per bulan dari kekurangan bayar Pelaporan: Dilaporkan langsung ke kantor pajak atau melalui pos tercatat Sanksi denda Pasal 7 KUP yaitu sebesar Rp1.000.000 Perpanjangan SPT: Perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan adalah untuk paling lama 2 bulan sejak batas waktu penyampaian SPT tahunan diatas berakhir dengan cara menyampaikan pemberitahuan perpanjangan SPT tahunan Step by Step Rekonsiliasi Fiskal Komperhensif 1. Penentuan penghasilan dan biaya fiscal secara tepat sesuai dengan ketentuan perpajakan 2. Pengelompokan penghasilan dan biaya sesuai dengan format SPT Tahunan PPh Badan 3. Data rekonsiliasi fiscal detil dan lengkap 4. Kegiatan ekualisasi: Peredaran usaha vs DPP PPN, Biaya vs Objek, PPh Output vs PPn Masukan Penghasilan Bukan Objek Pajak Penghasilan: tidak digabungkan dengan penghasilan lain (yang non final) dalam perhitungan PPh pada SPT Tahunan Biaya: biaya-biaya yang digunakan untuk menghasilkan, menagih, dan memelihara penghasilan bukan obejek pajak tidak dapat dikurangkan. Penghasilan Objek Pajak Bersifat Final Penghasilan: tidak dapat digabungkan dengan penghasilan lain (non final) dalam perhitungan PPh pada SPT Tahunan Biaya: biaya-biaya yang digunakan untuk menghasilkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang pengenaan PPh-nya bersifat final tidak dapat dikurangkan Pajak Penghasilan: PPh Final yang telah dibayar sendiri atau dipotong pihak lain sehubungan dengan [enghasilan tersebut tidak dapat dikreditkan. Pengalihan Harta Harta yang disusutkan: selisih antara harga jual (nillai pasar) dengan nilai sisa bahan baku selisihnya negative (rugi), kerugian tersebut dapat dikurangkan sebagai biaya Harta yang tidak boleh disusutkan: selisih antara harga jual (nilai pasar) dengan harga perolehan selisih negative (rugi), kerugian tersebut tidak dapat dikurangkan sebagai biaya Force Mejeur: Peenggantian asuransinya, dibukukan sebagai penghasilan pada tahun terjadinya penjualan atau diterimanya penggantian asuransi nilai sisa buku dari harta tersebut dibebankan sebagai kerugian dalam tahun pajak yang bersangkutan dalam hal penggantian asuransi yang diterima jumlahnya baru dapat diketahui dengan pasti pada masa kemudian, WP dapat mengajukan permohonan kepada Dirjen Pajak agar jumlah sebesar kerugian tersebut dapat dibebankan dalam tahun penggantian asuransi tersebut Biaya Fiskal Dana Cadangan Pembentukan atau pemupukan dana cadangan yang dapat dikurangkan sesuai Permenkeu 1/7MK 03/2009 jo PMK 219/PMK 011/2012 cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opau perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh BPJS cadangan penjaminan untuk LPS cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan cadangan biaya penutupan dan pemeliharaa tempat pembuangan limbah industri untuk usaha pengolahan limbah industri Biaya Fiskal Piutang Tak Tertagih Kriteria sesuai Permenkeu 105/PMK.03/2009 jo Permenkeu 207/PMK 010/2015 piutang yang timbul dari transaksi bisnis yang wajar sesuai dengan bidang usahanya,Iyan yang nyata-nyata tidak dapat ditagih meskipun telah dilakukan upaya-upaya penagihan yang maksimal atau terakhir oleh WP tidak termasuk piutang yang berasal dari transaksi bisnis dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan Istimewa dengan WP Biaya Fiskal Piutang Tak Tertagih Syarat pembebanan: telah dibebankan sebagal biaya dalam laporan laba rugi komersial harus menyerahkan daftar piutang tsb kepada Ditjen Pajak (hardcopy/softcopy); dan telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atauinstansi pemerintah yang menangani piutang negara terdapat perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur atas plutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu Persyaratan tidak berlaku bagi nilai piutang: s.d. Rp 100 Juta (Debitur Kecil): Kukesra, Kredit Usaha Tani, KPRSS, KUK, KUR dan kredit kecil lainnya pengembangan UKM s.d. Rp 5 Juta (Debitur Kecil Lainnya) Biaya Fiskal Piutang Tak Tertagih Daftar Nominatif identitas debitur berupa nama, NPWP (kecuali plafon utang sd Rp 50 Juta). alamat, jumlah plafon utang yang diberikan dan jumlah piutang yang nyata nyata tidak dapat ditagih Lampiran Daftar Nominatif (pilih salah satu) fotokopi bukti penyerahan perkara penagihannya ke Pengadilan Negeri atau instansi pemerintah yang menangani piutang negara fotokopi perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang usaha yang telah dilegalisir ole notaris fotokopi bukti publikasi dalam penerban umum atau penerbitan khusus surat yang berisi pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan yang disetujui oleh kreditur tentang penghapusan piutang untuk jumlah utang tertentu yang disetujui oleh kreditur Biaya Fiskal Biaya Promosi Biaya promosi yang dapat dikurangkan sesuai Permenkeu 02/PMK.03/2010 bagian dari biaya penjualan dalam rangka memperkenalkan/menganjurkan pemakaian suatu produk baik langsung maupun tidak langsung . untuk mempertahankan/meningkatkan penjualan SE-9/P)/2010: Untuk mempertahankan/meningkatkan penjualan dikeluarkan secara wajar menurut adat kebiasan pedagang yang baik Tidak termasuk biaya promosi: Pemberian kepada pihak lain yang tidak berkaitan langsung dengan penyelenggaraan kegiatan promosi Terkait dengan penghasilan yang bukan merupakan objek pajak dan telah dikenai PPh Final.