Anda di halaman 1dari 10

PERENCANAAN AUDIT

Tim Penyusun :
Kelompok 7

1. Ni Kadek Ayu Kumala Dewi (22/


1902622010279)
2. Putu Arira Apriliani (25/ 1902622010282)
3. Kadek Widiatantri (30/ 1902622010287)
4. Sayu Made Putri Witari (32/ 1902622010289)

Universitas Mahasaraswati Denpasar


Fakultas Ekonomi & Bisnis
Prodi Akuntansi
2020/2021

PEMBAHASAN

1.1 Perencanaan Audit


Perencanaaan Audit meliputi pengembangan strategi pelaksanaan secara menyeluruh dan
Lingkup Audit yang diharapkan. Dalam perencanaan Audit, Auditor harus
mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut:
 Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi tempat usaha
tersebut.
 Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut.
 Metode yang digunakan oleh entitas tersebut dalam mengolah informasi akuntansi
yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah
informasi akuntansi  pokok perusahaan
 Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan.
 Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit
 Pos laporan keuangan yang mungkin memerlukan peyesuaian
 Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit,
seperti risiko kekeliruan atau kecurangan material atau adanya transaksi antar pihak –
pihak yang mempunyai hubungan istimewa
 Sifat laporan Auditor yang diharapkan akan diserahkan ( sebagai contoh : laporan
Auditor tentang laporan keuangan konsolidasian, laporan keuangan yang diserahkan
ke Bapepam, laporan khusus untuk menggambarkan kepatuhan klien terhadap
kontrak perjanjian)

Dalam perencanaan auditnya, auditor harus mempertimbangkan sifat, lingkup, dan pada
saat pekerjaan harus dilaksanakan yaitu membuat suatu program audit secara tertulis
(satu set program audit tertulis) untuk setiap audit. Program audit harus menggariskan
dengan rinci prosedur audit yang menurut keyakinan auditor diperlukan untuk mencapai
tujuan audit. Bentuk program audit dan tingkat kerinciannya sangat bervariasi sesuai
dengan keadaan. Selama berlangsungnya audit, perubahan  kondisi dapat menyebabkan
terjadinya perubahan prosedur audit yang telah direncanakan tersebut.

Auditor harus mempertimbangkan apakah suatu keahlian khusus diperlukan, seperti


dalam mempertimbangkan dampak pengolahan komputer terhadap auditnya, untuk
memahami pengendalian intern, kebijakan dan prosedur, atau untuk merancang dan
melaksakan prosedur audit. Jika keahlian khusus diperlukan, auditor harus mencari
asisten atau tenaga ahli yang memiliki keahlian tersebut, yang mungkin berasal dari staf
kantor akuntannya atau ahli dari luar. Jika penggunaan jasa tenaga ahli tersebut
direncanakan, auditor harus memiliki pengetahuan memadai yang bersangkutan dengan
computer untuk mengkomunikasikan tujuan pekerjaan ahli lain tersebut; untuk
mengevaluasi apakah hasil prosedur yang telah ditentukan tersebut mencapai tujuan
auditor; dan untuk mengevaluasi hasil prosedur audit yang diterapkan berkaitan  dengan
sifat, saat, dan lingkup prosedur audit lain yang direncanakan.

Ada tiga alasan utama mengapa auditor harus merencanakan tugasnya dengan sebaik –
baiknya, yakni sebagai berikut :

 Untuk memperoleh bahan bukti kompeten yang cukup dalam situasi saat itu
 Untuk membantu menekan biaya audit
 Untuk menghindari salah pengertian dengan klien

Terdapat tujuh bagian utama dalam perencanaan audit, yakni sebagai berikut :

 Perencanaan awal audit


 Memperoleh informasi mengenai latar belakang
 Memperoleh informasi mengenai kewajiban hukum klien
 Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan
 Menentukan materialitas dan risiko
 Memahami struktur pengendalian intern
 Mengembangkan  rencana dan program audit secara menyeluruh

1.2 Penerimaan Klien


Tujuan tahapan penerimaan klien audit adalah (Hayes dkk., 2017:168)
- Pemeriksaan klien yang diajukan untuk menentukan apakah terdapat alasan untuk
menolak penugasan (penerimaan klien).
- Meyakinkan klien untuk mempekerjakan auditor (penerimaan oleh klien).
Sebelum menerima klien baru,kebanyakan kantor akuntan publik akan
menyelidiki perusahaan tersebut untuk menentukan akseptabilitasnya,kantor itu akan
melakukannya dengan memeriksa,sejauh memungkinkan,prospektif klien ini dalam
komunitas bisnis,stabilitas keuangannya dan hubungannya dengan kantor akuntan publik
sebelumnya.Contoh:Banyak kantor akuntan publik sangat berhati-hati dalam menerima
klien baru dari bisnis yang baru terbentuk dan berkembang cepat,banyak dari bisnis-
bisnis tersebut mengalami masalah keuangan dan membuat kantor akuntan publik akan
menghadapi kewajiban potensial yang signifikan.
Beban untuk memulai komunikasi,ditanggung oleh auditor penerus,tetapi auditor
pendahulu diwajibkan untuk merespons permintaan akan informasi.Akan
tetapi,persyaratan kerahasiaan dalam kode perilaku profesional mewajibkan bahwa
auditor pendahulu harus memperoleh izin dari klien sebelum komunikasi dapat
dilaksanakan. Jika klien tidak tidak mengizinkan komunikasi atau auditor pendahulu
tidak akan memberikan respons yang kompetitif,auditor penerus dapat
mempertimbangkan secara serius keinginannya untuk menerima penugasan
prospektif,tanpa memperhitungkan investigasi lainnya.

Prosedur yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi klien baru adalah :

1. Memperoleh dan meninjau informasi yang ada, seperti laporan keuangan bulanan,
laporan keuangan, surat pemberitahuan pajak penghasilan, dsb.
2. Menanyakan pada pihak ke 3 mengenai beberapa informasi yang terkait dengan
integritas dan reputasi manajemen klien.
3. Mengkomunikasikannya dengan auditor sebelumnya sebagaimana yang diharuskan
oleh standar audit, mengenai apakah terdapat ketidaksesuaian dengan standar
akuntansi, prosedur audit, atau masalah penting lainnya.
4. Mempertimbangkan apakah klien baru memiliki beberapa keadaan yang memerlukan
perhatian khusus seperti masalah tuntutan hukum atau masalah kesinambungan usaha.
5. Mengidentifikasi masalah klien untuk diaudit.
6. Memamahi syarat-syarat penugasan yang ditetapkan oleh klien.
7. Menentukan apakah KAP dapat bertindak independen dengan klien dan dapat
memberikan jasa yang diinginkan klien baru.
8. Menentukan apakah KAP memiliki keahlian dan pengetahuan teknik khusus tentang
industri klien agar dapat melaksanakan penugasan secara baik, dan
9. Menentukan apakah penerimaan klien baru tersebut tidak melanggar kode perilaku
professional.

1.3 Bisnis Dan Bidang Usaha Klien


Untuk menginterpretasikan maksud dari informasi yang diperoleh selama audit secara
memadai, penting bagi auditor untuk memahami industry klien.
Ada tiga alasan mengapa diperlukan pemahaman yang baik atas industry klien, yakni sebagai
berikut:
 Banyak industri mempunyai aturan akuntansi yang khas yang harus dipahami
auditor untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Misalnya, jika auditor mengaudit
badan-badan pemerintah, auditor harus memahami aturan-aturan dalam akuntansi
pemerintahan. Akan terdapat aturan akuntansi yang khas untuk perusahaan
konstruksi, kereta api, organisasi nirlaba, lembaga keuangan, dan banyak
organisasi lainnya.
 Auditor sering dapat mengidentifikasikan risiko dalam industri yang akan
mempengaruhi penetapan risiko audit yang dapat diterima, atau bahkanmengaudit
perusahaan dalam industry tersebut dapat dibenarkan.
 Terdapat risiko bawaan yang pada hakikatnya sama bagi seluruh klien dalam
industry yang bersangkutan. Pemahaman risiko tersebut menolong auditor dalam
mengidentifikasi risiko bawaan dari klien. Contohnya antara lain, risiko bawaan
potensi keusangan persediaan dalam industry rumah mode, risiko bawaan
kolektibilitas piutang usaha dalam industry pinjaman konsumen, dan risiko
bawaan cadangan kerugian dalam asuransi kebakaran. Pengetahuan mengenai
industry klien dapat diperoleh dengan berbagai cara, diantaranya adalah diskusi
dengan auditor sebelumnya, pertemuan dengan pegawai klien, pedoman audit
industry, teks pelajaran, majalah industry, atau asosiasi industry.
1.4 Menilai Risiko Bisnis Klien
Auditor menggunakan pengetahaunnya untuk menilai risiko bisnis klien. Resiko bisnis
klien bermakna resiko bahwa pihak manajemen klien gagal memenuhi tujuan yang
berkenaan dengan keandalan laporan keuangan; efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan;
serta kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Risiko bisnis klien dapat muncul dari setiap
faktor yang memengaruhi klien dan lingkungannya ,seperti kemajuan teknologi baru merusak
keunggulan kompetitif klien ,atau klien gagal dalam menerapkan strateginya demikian juga
para kompetitornya. Auditor menggunakan pengetahuan yang diperolehnya dari pemahaman
strategis atas bisnis dan industri klien untuk menilai risiko bisnis klien (client business risk)
yaitu risiko klien akan gagal dalam mencapai tujuannya. Risiko bisnis klioen akan timbul
dari banyak faktor yang mempengaruhi klien dan lingkungannya, seperti teknologi baru yang
mengikiskeunggulan kompetitif klien, atau klien gagal melaksanakan strateginya sebaik
pesaing. Perhatian pertama auditor tertuju pada risiko salah saji yang material dalam laporan
keuangan yang disebabkan oleh risiko bisnis klien. Sebagai contoh, perusahaan sering
kalimelakukan akuisisi atau marger strategis yang bergantung pada keberhasilan
penggabungan operasi antara dua atau lebih perusahaan. Jika sinergi yang direncanakan tidak
berkembang,nilai aset tetap dan goodwill yang dicatat dalam akuisisi dapat menurun, yang
akan mempengaruhi kewajaran laporan keuangan.

1.5 Prosedur Analitis


Prosedur analitis didefinisikan dalam standar auditing sebagai evaluasi terhadap
informasi keuangan yang dilakukan melalui analisis hubungan antara data
keuangan dan data nonkeuangan. prosedur analitis juga mencakup investigasi
sebagaimana yang diperlukan atasfluktuasi atau hubungan teridentifikasi yang tidak
konsisten dengan informasi relevan lainatau yang berbeda dari nilai yang diharapkan
dalam jumlah yang signifikan.
Prosedur analitis bisa dilaksanakan pada setiap waktu sepanjang audit berlangsung berikut
ini:
1. Prosedur analitis diperlukan pada tahap perencanaan audit dalam
rangka prosedur penilaian risiko.
2. Prosedur analitis dan juga dilakukan selama tahap pengujian audit berlangsung
sebagaisuatu prosedur analitis substantif untuk mendukung saldo akun.
3. Prosedur analitisjika diperlukan dalam tahapan penyelesaian audit.
Prosedur Analitis adalah salah satu prosedur Audit yang melibatkan analisis keterkaitan
antara data keuangan dan data non-keuangan. Prosedur Analitis juga menginvestigasi adanya
ketidaksesuaian antara data keuangan dan non-keuangan tersebut serta dengan bukti-bukti
Audit yang lainnya (Obaidullah:2019). Prosedur analitik digunakan selama proses audit dan
dilakukan untuk tiga tujuan utama:
1. Tinjauan analitik awal – penilaian risiko (Preliminary analytical review)
Tinjauan analitik pendahuluan dilakukan untuk memperoleh pemahaman tentang
bisnis dan lingkungannya (misalnya kinerja keuangan relatif terhadap tahun-tahun
sebelumnya dan industri terkait dan kelompok pembanding), untuk membantu
menilai risiko salah saji material untuk menentukan sifat, waktu, dan luasnya
prosedur audit, yaitu untuk membantu auditor mengembangkan strategi dan program
audit.
2. Prosedur analitik substantif (Substantive analytical procedure)
Prosedur analitik digunakan sebagai prosedur substantif ketika auditor menganggap
bahwa penggunaan prosedur analitis bisa lebih efektif atau efisien daripada pengujian
perincian dalam mengurangi risiko salah saji material pada tingkat asersi ke level
yang dapat diterima rendah.
3. Review analitik akhir (Final analytical review)
Prosedur analitik dilakukan sebagai tinjauan keseluruhan atas laporan keuangan pada
akhir audit untuk menilai apakah mereka konsisten dengan pemahaman auditor
tentang entitas tersebut. Prosedur analitik akhir tidak dilakukan untuk mendapatkan
jaminan substantif tambahan. Jika ditemukan penyimpangan, penilaian risiko harus
dilakukan lagi untuk mempertimbangkan prosedur audit tambahan yang diperlukan.

1.6 Lima Tipe Prosedur Analitis


Kegunaan prosedur analitis sebagai bukti audit sangat tergantung pada bagaimana auditor
mengembangkan suatu ekspetasi tentang bagaimana suatu rasio tersebut. Auditor
mengembangkan ekspetasi tentang suatu saldo akun atau rasio dengan mempertimbangkan
informasi dari periode sebelumnya, tren industri, anggaran yang disusun klien daninformasi
keuangan. Adapun tipe-tipe priosedur analitis auditor dengan membandingkan data klien:
 Data industri
 Data serupa dari periode sebelumnya
 Hasil ekspetasi yang ditentukan klien
 Hasil ekspetasi yang ditentukan auditor
 Hasil ekspetasi dengan menggunakan data non keuangan
KESIMPULAN

Perencanaaan Audit meliputi pengembangan strategi pelaksanaan secara menyeluruh dan


Lingkup Audit yang diharapkan. Dalam perencanaan auditnya, auditor harus
mempertimbangkan sifat, lingkup, dan pada saat pekerjaan harus dilaksanakan yaitu
membuat suatu program audit secara tertulis (satu set program audit tertulis) untuk setiap
audit. Tujuan tahapan penerimaan klien audit adalah (Hayes dkk., 2017:168)
- Pemeriksaan klien yang diajukan untuk menentukan apakah terdapat alasan untuk
menolak penugasan (penerimaan klien).
- Meyakinkan klien untuk mempekerjakan auditor (penerimaan oleh klien).
Risiko bisnis klien dapat muncul dari setiap faktor yang memengaruhi klien dan
lingkungannya ,seperti kemajuan teknologi baru merusak keunggulan kompetitif klien ,atau
klien gagal dalam menerapkan strateginya demikian juga para kompetitornya. Auditor
menggunakan pengetahuan yang diperolehnya dari pemahaman strategis atas bisnis dan
industri klien untuk menilai risiko bisnis klien (client business risk) yaitu risiko klien akan
gagal dalam mencapai tujuannya. Prosedur Analitis adalah salah satu prosedur Audit yang
melibatkan analisis keterkaitan antara data keuangan dan data non-keuangan. Adapun tipe-
tipe priosedur analitis auditor dengan membandingkan data klien:
 Data industri
 Data serupa dari periode sebelumnya
 Hasil ekspetasi yang ditentukan klien
 Hasil ekspetasi yang ditentukan auditor
 Hasil ekspetasi dengan menggunakan data non keuangan
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/377132685/Menilai-Resiko-Bisnis-Klien-Audit

https://accounting.binus.ac.id/2020/04/29/prosedur-analitik-untuk-audit-laporan-keuangan/

https://id.scribd.com/document/376887459/Lima-Tipe-Prosedur-Analitis

http://repository.unissula.ac.id/19297/4/BAB%20I.pdf

http://coreaccountingindonesia.blogspot.com/2019/03/penerimaan-klien-audit.html

https://www.coursehero.com/file/p3g683u/MENILAI-RISIKO-BISNIS-KLIEN-Auditor-
menggunakan-pemahamannya-tentang-bisnis-dan/

Anda mungkin juga menyukai