Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 3

NAMA : LA ODE MUHAMMAD SADLI

NIM : 030548695

MATA KULIAH : LUHT4354/2 SKS Kewirausahaan

SOAL:

1. Sebutkan 3 macam sikap individu terhadap risiko dan jelaskan!


2. Beberapa strategi bisnis yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko bisnis
diantaranya diversifikasi dan integrasi. Jelaskan keduanya!

JAWAB :

1. 3 macam sikap individu terhadap risiko dan jelaskan, yaitu:


-penghindar risiko (Risk Avoidance)
-netral terhadap risiko (risk neutral)
-pencari/pemburu risiko (risk seeker)

Risk Avoidance (Menghindari Risiko)

Sikap berikut sering kali tidak efektif karena dengan menghindari risiko
ini berarti Anda tidak berani mengambil kesempatan untuk berusaha dan
mengatasi risiko, Anda bahkan tidak belajar akan apapun. Tindakan ini berarti
Anda tidak melakukan tindakan yang dapat menyebabkan risiko tersebut terjadi,
termasuk tidak jadi melakukan suatu strategi usaha yang telah disusun.
Netral terhadap risiko (risk neutral).

Investor jenis ini adalah investor yang cukup menerima adanya risiko,


tetapi tidak akan mau mengambil risiko lebih untuk mencoba mendapatkan
tingkat return yang lebih tinggi. Tingkat return yang mereka harapkan biasanya
lebih tinggi daripada investor yang risk averse, dan tentunya mereka juga telah
memiliki risiko minimal yang dapat diterima.

Menyukai risiko (risk seeker).

Investor jenis ini biasanya telah mengerti bahwa return yang tinggi akan


diikuti dengan tingkat risiko yang tinggi pula. Mereka sudah berani mencoba
mengambil kesempatan dan juga berinvestasi pada produk investasi yang
memiliki tingkat risiko yang relatif tinggi.

2. Beberapa strategi bisnis yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko bisnis
diantaranya diversifikasi dan integrasi yaitu:
- Diversifikasi merupakan upaya menganekaragamkan produk yang
dihasilkan. Upaya ini dilakukan dengan tujuan agar dapat disebarkannya
risiko yang mungkin dapat terjadi. Apabila suatu perusahaan agribisnis
hanya melaksanakan satu jenis usaha dan menghasilkan satu jenis produk
maka apabila suatu saat terjadi masalah dengan jenis usaha tersebut,
seperti penurunan harga, peningkatan biaya produksi maka risiko
terjadinya kerugian akan semakin besar. Tetapi bila kegiatan usaha tidak
difokuskan pada satu jenis usaha maka apabila ada persoalan pada satu
jenis usaha dan produk, misalnya menurunnya permintaan terhadap
produk A, dapat ditutupi dengan produk lain yang tidak mengalami
penurunan permintaan. Demikian pula apabila terjadi kenaikan biaya
produksi sementara harga jual tidak dapat dinaikkan maka berkurangnya
keuntungan pada satu produk akan dapat ditutupi oleh produk yang harga
jualnya tetap, tetapi biaya produksinya tidak mengalami kenaikan. Namun
demikian, strategi diversifikasi ini memiliki konsekuensi, seperti
membutuhkan modal yang lebih besar, sumber daya yang lebih banyak,
fasilitas produksi yang lebih banyak, dan manajemen yang relatif lebih
rumit.
Beberapa contoh diversifikasi dalam pemasaran, misalnya seorang pedagang
buah durian, di samping menjual durian juga menjual buah lain, seperti jeruk,
melon, semangka. Dengan diversifikasi dalam bermacam-macam produk dan
bermacam-macam usaha, suatu perusahaan akan dapat mengurangi risiko
apabila satu produk mengalami penurunan atau suatu usaha mengalami
kemunduran.
- Integrasi vertikal dapat juga mengurangi risiko. Integrasi vertikal terjadi
apabila satu perusahaan masuk ke dalam satu bisnis yang lebih dari satu jenis
kegiatan usaha melalui suatu perjanjian (misalnya, kontrak). Sebagai contoh,
petani nenas, selain menghasilkan nenas segar juga melakukan kegiatan
pengolahan hasilnya (membuat jam nenas), dan pemasaran hasilnya. Sebuah
pabrik pengalengan sayuran bermitra dengan petani sayuran pada suatu daerah
melalui sebuah kontrak. Integrasi ini dapat dilakukan melalui integrasi ke
depan (forward integration), seperti petani nenas bermitra dengan perusahaan
pengolah nenas (pabrik jam) dan lembaga pemasaran nenas. Integrasi ke
belakang (backward integration), seperti sebuah perusahaan pabrik minyak
goreng bermitra dengan petani produsen kopra, koperasi pemasaran hasil-hasil
pertanian berintegrasi dengan pengolahan hasil dan petani produsen.
Perusahaan-perusahaan agribisnis yang berintegrasi secara vertikal akan
memperoleh jaminan pasokan bahan baku, jaminan pemasaran, melindungi
dari berbagai hal yang mungkin menghambat dalam saluran pemasaran,
mengurangi biaya pembelian atau penjualan bahan baku atau produk, dan
meningkatkan kekuatan pasar. Integrasi horizontal dilakukan untuk
memperkuat posisi tawar, misalnya pasar swalayan yang menjual berbagai
produk, dibentuknya asosiasi produsen tekstil, karet, kopi.

Anda mungkin juga menyukai