Anda di halaman 1dari 12

FAKTOR RISIKO KEJADIAN BALITA DENGAN BERAT BADAN DI BAWAH GARIS

MERAH (BGM) DI DESA PANCAROBA KECAMATAN AMBAWANG KABUPATEN


KUBU RAYA TAHUN 2015

Dedi Alamsyah1, Roby Rohmady2

Dedi Alamsyah : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak, Kota


Pontianak Jalan Ahmad Yani N0.111, 085245927245, email : alamsyahdedi89@yahoo.co.id

Roby Rohmady : Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak,


Kota Pontianak Jalan Ahmad Yani N0.111

ABSTRACT
Weight Under the Red Line (BGM) ie when the weight of the baby or toddler is under
the red line on the KMS (Card Towards Healthy). Based on secondary data obtained in the
village Pancaroba 8 toddlers below the red lines of the existing total of 211 children (instead of
D / S). From the above data it is known that there are parents who have parenting poor nutrition
and poor knowledge
The aim in this study was to determine the "Risk Factors Genesis Toddler With Weight
Under the Red Line (BGM) Pancaroba In the village of Kubu Raya Subdistrict Ambawang.
The study design was an observational study with an analytical approach or cross-sectional study
design. Total sampling in this study is a mother who has children as much as 39 people. Data
collection techniques and instruments are primary and secondary data. The data analysis
technique used is the analysis of univariate and bivariate. Data collected by interview using a
questionnaire.
The result is that the risk factors associated with the Red Line Toddlers (BGM) is ASI
ekskusif with P value = 0.026 (PR = 0.114) and access to health care utilization by P value =
0.020 (PR = 5.75).

Keywords: Exclusive Asi, access Yankes, BGM

Bibliography: 45, 1994-2015

1
ABSTRAK
Berat Badan di Bawah Garis Merah (BGM) yaitu bila berat badan bayi atau balita berada
di bawah garis merah pada KMS (Kartu Menuju Sehat). Berdasarkan data sekunder di desa
Pancaroba diperoleh 8 balita dibawah garis merah dari total 211 balita yang ada (bukan D/S).
Dari data tersebut diatas diketahui bahwa masih ada orang tua yang mempunyai pola asuh gizi
kurang baik dan pengetahuan yang kurang baik
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui “Faktor risiko Kejadian Balita
Dengan Berat Badan Di Bawah Garis Merah (BGM) Di Desa Pancaroba Kecamatan Ambawang
Kabupaten Kubu Raya.
Desain penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan bersifat analitik dengan
pendekatan atau rancangan penelitian Cross-sectional. Total sampling dalam penelitian ini
adalah ibu yang mempunyai balita sebanyak 39 orang. Teknik dan instrument pengumpulan data
adalah data primer dan sekunder. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisa univariat
dan bivariat. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian didapat bahwa yang berhubungan dengan faktor risiko Balita Garis
Merah (BGM) adalah ASI Ekskusif dengan P value=0,026 (PR=0,114) dan akses pemanfaatan
pelayanan kesehatan dengan P value=0,020 (PR=5,75).
Kata Kunci : Asi Eksklusif, Akses Yankes, BGM
Daftar Pustaka : 45, 1994-2015

PENDAHULUAN dan akan terus mendukung upaya

Gizi merupakan salah satu peningkatan gizi guna mempercepat

indikator untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan-tujuan pembangunan

pembangunan kesehatan sebuah negara jangka panjang nasional.² komitmen

dalam membangun sumber daya Indonesia dalam Tujuan Pembangunan

manusia yang berkualitas. Permasalahan Millennium (Millenium Development

gizi yang masih menjadi masalah utama Goals) yang terkait dengan gizi buruk

di dunia adalah malnutrisi. Malnutrisi adalah MDGs 4 yaitu mengurangi angka

dapat meningkatkan kerentanan anak kematian anak dengan target

terhadap penyakit dan mempengaruhi mengurangi hingga 2/3 angka kematian

tumbuh kembangnya.¹ anak dibawah lima tahun pada tahun

Indonesia berkomitmen 2015. Hal ini disebabkan karena salah

menjadikan gizi sebagai prioritas utama satu penyebab kematian anak dibawah

2
lima tahun adalah gizi buruk dan gizi pendapatan, jumlah anggota keluarga,
kurang. akses pemanfaatan pelayanan kesehatan,
Anak balita usia 12-59 bulan ASI eksklusif, MP-ASI dan sikap ibu
merupakan kelompok umur yang rawan terhadap makanan (sosial dan
terhadap gangguan kesehatan dan gizi. budaya).3,5 Selain itu status gizi juga
Pada usia ini kebutuhan mereka dapat dipengaruhi oleh praktek pola
meningkat, sedangkan mereka tidak bisa asuh gizi yang dilakukan dalam rumah
meminta dan mencari makan sendiri dan tangga yang diwujudkan dengan
seringkali pada usia ini tidak lagi tersedianya pangan dan perawatan
diperhatikan dan pengurusannya kesehatan serta sumber lainnya untuk
diserahkan kepada orang lain sehingga kelangsungan hidup.5
risiko gizi buruk akan semakin besar.3
Berdasarkan data sekunder yang
Status gizi anak balita secara
diperoleh di Puskesmas Lingga pada
sederhana dapat diketahui dengan
tahun 2014 terdapat 15 jumlah balita
membandingkan antara berat badan
dibawah garis merah, sedangkan studi
menurut umur maupun menurut panjang
pendahuluan yang dilakukan pada bulan
badannya dengan rujukan (standar) yang
juli 2015 pada saat mengikuti posyandu
telah ditetapkan.4 Apabila berat badan
di desa Pancaroba diperoleh 8 balita
menurut umur sesuai dengan standar,
dibawah garis merah dari total 211
anak disebut gizi baik. Kalau sedikit di
balita yang ada (bukan D/S).6 Dari data
bawah standar disebut gizi kurang.
tersebut diatas diketahui bahwa masih
Apabila jauh di bawah standar dikatakan
ada orang tua yang mempunyai pola
gizi buruk. Sedangkan Berat Badan di
asuh gizi kurang baik dan pengetahuan
Bawah Garis Merah (BGM) yaitu bila
yang kurang baik, padahal orang tua
berat badan bayi atau balita berada di
mempunyai peran sebagai perawat
bawah garis merah pada KMS (Kartu
anaknya dalam pemenuhan gizi perlu
Menuju Sehat). Ini berarti bayi atau
memenuhi kebutuhan zat gizi anaknya,
balita tersebut mengalami gangguan
bila orang tua mempunyai pola asuh gizi
pertumbuhan dan perlu perhatian
kurang maka akan berdampak pada
khusus.3
keadaan atau status gizi anaknya.7
Gizi kurang, Balita garis mewah
(BGM) dan gizi buruk dipengaruhi
beberapa faktor risiko antara lain tingkat METODE PENELITIAN
pendidikan, tingkat pengetahuan, tingkat

3
Metode penelitian merupakan menekankan pada waktu pengukuran/
metode yang akan dilakukan dalam observasi data variabel independen dan
proses penelitian. Dalam bab ini akan dependen dinilai secara simultan pada
disajikan mengenai (1) Desain suatu saat.8
penelitian, (2) Populasi, Sampel dan
Sampling, (3) Kriteria Sampel, (4)
Identifikasi variabel, (5) Definisi HASIL PENELITIAN
operasional, (6) Lokasi dan Waktu Analisa bivariat dimaksudkan
Penelitian, (7) Tehnik Pengumpulan untuk mengetahui hubungan antara
Data dan Analisa Data, (8) Tehnik variabel bebas dengan variabel
Pengolahan Data, (9) Instrumen, (10) terikat secara sendiri-sendiri. Uji
Etika Penelitian, (11) Keterbatasan. statistik yang digunakan yaitu uji
Desain penelitian adalah sesuatu square untuk data berskala nominal
yang vital dalam penelitian yang dengan menggunakan confidence
memungkinkan memaksimalkan suatu interval (CI sebesar 95 % (alpa
control beberapa faktor yang bias =0,05). Uji statistik Chi Square
mempengaruhi validitas suatu hasil. digunakan untuk menganalisis semua
Desain riset sebagai petunjuk peneliti
variabel yang diteliti. Pada tabel 1
dalam perencanaan dan pelaksanaan
dibawah ini diketahui bahwa ada 2
penelitian untuk mencapai suatu tujuan
variabel faktor risiko yang
atau menjawab suatu pertanyaan.
berhubungan dengan BGM pada
Dalam penelitian ini jenis balita.
penelitian yang digunakan adalah Tabel 1Rangkuman Analisa Bivariat Faktor
penelitian analitik. Penelitian analitik Risiko BGM Tahun 2015
menurut Nursalam adalah suatu studi No Variabel Nilai P PR 95 % CI
1 Pendidikan ibu 0,392 2,105 0,37-11,86
untuk menemukan fakta dengan
rendah
interpretasi yang tepat dan hasil 2 Pengetahuan Ibu 0,632 1,600 0,23-11,08
rendah
penelitian diolah dengan menggunakan 3 Penghasilan 0,416 2,500 0,29-24,09
uji statistik. Sedangkan rancangan keluarga rendah
4 Jumlah anak > 2 0,311 0,445 0,093-2,22
penelitian yang digunakan adalah cross 5 Tidak 0,020 5,750 1,22-27,14
melakukan
sectional. pemanfaatan
pelayanan
Menurut Nursalam cross kesehatan
6 Tidak ASI 0,027 0,114 0,01-1,00
sectional adalah jenis penelitian yang

4
Eksklusif value = 0,002 PR= 5,750) dan Tidak
7 Tidak MP-ASI 0,333 1,48 1,18-1,85
8 Sikap ibu 0,632 1,600 0,23-11,08 ASI eksklusif (P Value = 0,027 PR=
terhadap
makanan yang 0,114), Sedangkan variabel yang
buruk tidak berhubungan dengan kejadian
Sumber : Data Primer, 2015
BGM adalah Pendidikan ibu rendah,
pengetahuan ibu rendah, penghasilan
Adapun dua variabel bebas
keluarga rendah, Jumlah anak > 2,
yang berhubungan dengan BGM
tidak MP-ASI dan Sikap ibu
adalah sebagai berikut Tidak
terhadap makanan yang buruk.
pemanfaatan pelayanan kesehatan (P
PEMBAHASAN

1. Pemanfaat Pelayanan dibanding ibu yang sering


Kesehatan memanfaatkan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hasil dari penelitian Hal ini sejalan dengan
dilapangan menyatakan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Ulfa
hubungan ibu yang jarang Octaviani, Neti Juniarti, dan Ai
memanfaatkan pelayanan kesehatan Mardiyah (2008) dimana nilai p-
dengan kejadian Balita BGM value sebesar 0,000 yang lebih kecil
sebesar (20,7%) dibandingakan ibu dari taraf signifikansi < 0,05, Maka
yang sering memanfaatkan dapat disimpulkan bahwa terdapat
pelayanan kesehatan yaitu sebesar hubungan yang signifikan antara
(60,0%) . Hasil uji Chi square variabel keaktifan di posyandu
menunjukkan nilai p = 0,020 (p dengan kejadian balita bawah garis
value < 0,05) berarti ada hubungan merah9.
antara pemanfaatan pelayanan Namun penelitian ini tidak
kesehatan dengan kejadian Balita sejalan dengan penelitian yang
BGM. Nilai PR sebesar 5,750 dilakukan oleh Dhina Septria
berarti ibu yang jarang Wahyuningtyas (2015) dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan penelitiannya tentang partisipasi ibu
5,750 kali lebih besar terkena BGM balita ke Posyandu di wilayah kerja
Puskesmas Gilingan Surakarta,

5
bahwa tidak ada hubungan yang Widiastuti Giri dan Made Kurnia
signifikan antara Pemanfaatan (2013) Berdasarkan hasil uji korelasi
pelayanan Kesehatan dengan diketahui bahwa nilai signifikansi
kejadian balita BGM10. Dari hasil atau p =0,000 atau lebih kecil dari
analisis diperoleh pula nilai p=0,183 0,05,11 hal ini dapat disimpulkan
(p value > 0,05), artinya bahwa ada hubungan yang bermakna
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan antara pemberian ASI Eksklusif
dengan kejadian balita Bawah Garis dengan kejadian balita bawah garis
Merah (BGM) menunjukkan tidak merah (BGM).
ada hubungan yang bermakna. Namun penelitian ini tidak
sejalan dengan penelitian yang
2. Tidak ASI Eksklusif dilakukan oleh Muh. Ridzal (2013)
Berdasarkan hasil dari bahwa tidak ada hubungan yang
penelitian dilapangan menyatakan signifikan antara ASI Eksklusif
bahwa ibu yang tidak memberikan dengan kejadian balita BGM12. Dari
Asi Ekslusif cenderung mengalami hasil analisis diperoleh pula nilai
kejadian balita BGM sebesar p=0,072 (p value > 0,05), artinya
(42,3%) dibanding diberikan Asi ASI Eksklusif dengan kejadian balita
Ekslusif sebesar (7,7%) . Hasil uji Bawah Garis Merah (BGM)
Chi square menunjukkan nilai p = menunjukkan tidak ada hubungan
0,027 (p value < 0,05) berarti ada yang bermakna.
hubungan bermakna antara Asi KESIMPULAN
Ekslusif dengan kejadian Balita Berdasarkan hasil analisa
BGM di Desa Panca Roba. Nilai PR bivariat ditemukan dua faktor risiko
sebesar 0,114 berarti balita yang yang berhubungan secara signifikan
tidak Asi Ekslusif beresiko 0,114 dengan BGM yaitu tidak
kali lebih besar terkena BGM memanfaatkan pelayanan kesehatan
dibanding balita yang diberikan Asi dengan (P value = 0,002 PR= 5,750)
Ekslusif. dan Tidak ASI eksklusif (P Value =
Hal ini sejalan dengan 0,027 PR= 0,114).
penelitian yang dilakukan oleh
SARAN

6
1. Kepada Ibu Responden sehingga diketahui faktor determinan
Kepada ibu-ibu Desa Pancaroba yang lainnya.
pada umumnya dan khususnya agar Ucapan Terima Kasih
dapat meningkatkan pengetahuan, Disampaikan ucapan terima
dan sikap agar selalu melakukan kasih kepada Rektor Universitas
pelayanan kesehatan rutin. Muhammadiyah Pontianak, LPPM
2. Kepada Dinas Kesehatan Kubu Universitas Muhammadiyah
Raya dan Pihak Puskesmas Pontianak, Kepala Dinas Kesehatan
Lingga Kabupaten Kubu Raya, Puskesmas
agar dapat menindak lanjuti Lingga dan berbagai pihak yang
hasil penelitian ini, seperti: telah banyak membantu sehingga
a. Meningkatkan penyuluhan penelitian ini dapat terlaksana.
kesehatan tentang Balita Bawah
garis Merah (BGM) di Desa DAFTAR PUSTAKA
Pancaroba. Ihsan Muhammad, Hisnawi, Jemadi. Faktor-
Faktor yang Berhubungan dengan Status
b. Meningkatkan kerjasama dengan
Gizi Anak Balita di Desa Teluk Rambia
masyarakat beserta lintas Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh
Singkil. Jurnal hal 1. 2012
sektoral dalam upaya
meningkatkan pengetahuan dan Unicef. Indonesia Dukung dalam
Meningkatkan Gizi. Mengurangi
sikap ibu untuk sering
Gizi.www.Unicef.org/Indonesia/id/media
memanfaatkan pelayanan -19966html.akses 25 Juli 2015.
kesehatan yang kondisinya
Nely Yuli Susanti, Hubungan Pola Asuh
masih kurang baik di Desa Gizi Dengan Kejadian Balita Dibawah
Garis Merah Di Polindes Bidan Irma
Pancaroba di Wilayah Kerja
Desa Sumberejo Kecamatan Banyuputih
Puskesmas Lingga pada Kabupaten Situbondo, Sumborejo, 2014.
umumnya.
Sumita Almatsier, Susirah Soetardjo,
3. Peneliti Selanjutnya Moesijanti Soekarti. Gizi Seimbang
Dalam Daur Kehidupan. PT Gramedia
Perlu dilakukan pengembangan
Pustaka Utama, Jakarta. 2011.
dan penambahan variabel bebas
Alamsyah Dedi, Faktor risiko Gizi Kurang
terkait dengan Balita Garis Merah
dan Gizi Buruk Pada Balita di Kota
Pontianak, Pontianak, Tesis, 2014.

7
Puskesmas Lingga, Profil Puskesmas
Lingga Tahun 2014, Lingga, 2014.

Djaeni Achmad, Ilmu Gizi untuk Mahasiswa


dan Profesi, Dian Rakyat, Jakarta, 2000.

Nursalam, Konsep dan Penerapan Widiastuti Giri dan Made Kurnia, Hubungan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang
: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Pemberian ASI serta Pemberian ASI
Penelitian Keperawatan, Salemba eksklusif dengan Status Gizi Balita Usia
Medika, Jakarta, 2003. 6-24 Bulan (Dikelurahan Kampung
Kajanan Kecamatan Buleleng), 2013,
Ulfa Octaviani, Neti Juniarti, dan Ai Pendidikan Kesehatan, Vol 1, No.1
Mardiyah, Hubungan Keaktifan Keluarga
Dalam Kegiatan Posyandu Dengan Muh. Ridzal, ”Hubungan Pola Pemberian
Status Gizi Balita di Desa Rancaekek ASI Dengan Status Gizi Anak Usia 6-23
Kulon Kecamatan Rancaekek, Skripsi, Bulan di Wilayah Pesisir Kecamatan
Universitas Padjadjaran, 2008. Tallo Kota Makassar”. FKM Universitas
Hasanuddin, 2013
Wahyuningtyas, Dhina Septria. Hubungan
Persepsi Ibu dan Partisipasi Balita ke
Posyandu Dengan Kejadian Stunting
Pada Balita Usia 36-59 Bulan di Wilayah
Kerja Puskesmas Gilingan Surakarta.
Skripsi. Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2015.

8
9
10
.
12

Anda mungkin juga menyukai