TINJAUAN PUSTAKA
Divisio : Spermatophyta
Subdivision : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Piper
Daun sirih mempunyai bau khas yang aromatik dan rasanya agak pedas.
4
5
b) Ujung daun meruncing, sedang pangkal daun berbentuk jantung yang kadang-
20 cm, dan
tempat keluarnya akar, tumbuh memanjat dan bersandar pada pohon lain, tinggi
permukaan laut. Dikenal beberapa macam sirih yaitu daun sirih yang berwarna
hijau tua dengan rasa pedas merangsang, daun sirih yang bewarna kuning, daun
sirih kaki merpati bewarna kuning dengan tulang daun berwarna merah, dan sirih
a) Minyak atsiri sampai 4,2%, mengandung fenol yang khas dan disebut
antara gugus fenol dan terpena. Kavikol bersifat mudah teroksidasi dan dapat
sel. Daun sirih juga mengandung alkaloid yang khasiatnya sama dengan kokain.
Daun yang lebih muda mengandung minyak atsiri, diastase, dan gula yang jauh
hidung, mengurangi sakit pada gigi berlubang mengobati bronkhtis, batuk, sakit
obat sariawan, dan masih banyak lagi. Sifat kimia dan efek farmakologis sirih
menghilangkan gatal. Hasil penelitian terdahulu, sediaan tunggal infus daun sirih
Kingdom : Plantae
7
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Family : Rutaceae
Genus : Citrus
Jeruk nipis atau lemo, jeruk mipis (Sunda), jeruk pecel (Jawa), jeruk dhurga
(Madura), bukanlah tanaman asli Indonesia. Jeruk nipis ini diduga berasal dari
kawasan Asia Tenggara, terutama daratan Cina yang kemudian menyebar luas ke
Morfologi tanaman jeruk nipis terdiri dari pohon atau batang, daun, bunga,
buah, dan akar. Merupakan tanaman perdu yang bercabang banyak. Daunnya
berbentuk bulat telur bertepi rata, warna bagian atas hijau mengkilap dan warna
bagian bawah hijau lebih terang. Diameter bunga 2 cm, buahnya berbentuk bola
berwarna kuning setelah tua dan berwarna hijau ketika masih muda dengan
8
diameter 3,5–5 cm. Kulit buah tebalnya 0,2 sampai 0,5 cm dengan permukaan
Kandungan kimia dari jeruk nipis terdiri dari golongan senyawa steroid/
senyawa kimia yang bermanfaat, misalnya limonene, linalin asetat, geranil asetat,
Kandungan gizi yang terdapat 100 gram jeruk nipis terdiri dari kalori (37 kal),
protein (0,8 gr), lemak (0,1 gr), karbohidrat (12,30 gr), kalsium (40 mg), Fosfor
(22 mg), zat besi (0,6 mg), vitamin B1 (0,04 mg), dan vitamin C (27 mg). Selain
zat tersebut di atas jeruk nipis juga mengandung minyak astiri dengan kadar
0,45% pada buah segar dan 0,32% pada buah kering. Kulit jeruk nipis juga
Konsentrasi minyak astiri di dalam kulit jeruk nipis lebih besar daripada
dalam buahnya. Kadar minyak astiri dalam kulit jeruk nipis adalah 1,8% dengan
berat jenis 1,87. Minyak atsiri yang dihasilkan jeruk nipis antara lain limonene
Minyak astiri dan flavanoid pada kulit jeruk nipis berguna sebagai antibakteri
dan antiseptik. Jeruk nipis juga dapat digunakan untuk antiseptik mulut dan
kerongkongan, obat batuk, meredakan demam pada anak, meringankan sakit perut
Hasil penelitian terdahulu, sediaan tunggal ekstrak kulit jeruk nipis pada
Staphylococcus berasal dari kata stapyle yang berarti kelompok buah aggur
Domain : Bacteria
Kingdom : Eubacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Ordo : Bacillales
Famili : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
(1)
peptidoglikan dan asam teikhoat. Metabolisme dapat dilakukan secara aerob dan
anaerob (4).
buram, mengkilat dan konsistennya lunak. Warna khas ialah kuning keemasan,
hanya intensitas warnanya dapat bervariasi. Pada lempeng agar darah umumnya
koloni lebih besar dan pada varietas tertentu koloninya dikelilingi oleh zona
hemolisis. Koloni yang masih sangat muda tidak berwarna, tetapi dalam
pertumbuhannya terbentuk pigmen yang larut dalam alkohol, eter, khloroform dan
benzol (4).
S. aureus di laboratorium tumbuh dengan baik dalam kaldu biasa pada suhu
37 oC. Batas-batas suhu untuk pertumbuhannya ialah 15oC dan 40oC, sedangkan
antibiotika methicillin dan lainnya yang dulu dipakai mengobati infeksi. S aureus
juga mulai resistensi terhadap vankomisin, ini berkaitan dengan perubahan dan
lipasa, fosfatasa, tributrinasa, dan katalasa. Yang termasuk eksotoksin ialah alfa
(4).
Enterotoksin ini dibuat jika kuman ditanam dalam perbenihan semi solid
dengan konsentrasi CO2 30%. Toksin ini terdiri dari protein yang bersifat non
jaringan setempat. Kemudian terjadi koagulasi fibrin di sekitar lesi dan pembuluh
Selanjutnya disusul dengan sebukan sel radang, di pusat lesi akan terjadi
pencairan jaringan nekrotik, cairan abses ini akan mencari jalan keluar di tempat
Infeksi S. aureus dapat juga disebabkan oleh kontaminasi langsung pada luka,
misalnya pada infeksi luka pascabedah atau infeksi setelah trauma contohnya
seperti osteomielitis kronis setelah fraktur terbuka. Bila S aureus menyebar dan
antibakteri ampisilin terletak pada cincin beta laktam, yang mana cincin beta