Anda di halaman 1dari 6

Sainmatika: Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Volume 17 No. 1, Juni 2020 DOI 10.31851/sainmatika.v17i1.3960


https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/sainmatika

Tanggap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Pagoda (Brassica


norinosa) Terhadap Berbagai Dosis Nutrisi AB MIX Metode
Hidroponik dengan Sistem Rakit Apung
Inka Dahlianah1*, Arwinsyah2, Pebriana K.S3, Suhal N.R4
*e-mail: inkadahlianahrohim@gmail.com
1,3,4
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas PGRI Palembang
2
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sriwijaya

ABSTRACT

The purpose of this research to find a suitable dose of ab mix for pagoda mustard
plant, has been carried out on Jalan Sukakarya, Sukarami, Palembang. The trial was
conducted in October to December 2019 who have used a perfectly randomized design
method is a single factor group with 5 treatments and 4 replications. Each treatment
consisted of 3 plant so there was 20 and a total of 60 plants. This was the dose of AB
mix fertilizer (D), namely D1 = 850 ppm, D2 = 1050 ppm, D3 = 1250 ppm, D4 =
1450 ppm, and D5 = 1650 ppm. The observed parameters were plant height, root
length, and wet basis, measured at the end of the study. The results showed that the
highest yield of D3 treatment was obtained at root length and plant wet basis
respectively of 15.77 cm and 149.97 g and the highest yield of D4 treatment was
obtained on plant height parameters of 12.91 cm, and the lowest yield was very
significant in D5 respectively 9.24 cm, 9.57 cm and 112.50 cm.

Keywords: Pagoda Mustard, Dose, Plant, Single factor, AB mix

ABSTRAK

Pemberian AB Mix bertujuan untuk mengetahui takaran yang tepat. Penelitian telah
dilakukan dilahan pekarangan jalan Sukakarya, Sukarami Palembang dari bulan
Oktober-Desember 2019. Metode yang di pakai adalah Rancangan acak lengkap
(RAL) monofaktor. Jumlah tanaman keseluruhan berjumlah 60 dari 5 perlakuan dan 4
ulangan, sehingga diperoleh 20 unit. Satuan perlakuan terdapat 3 tanaman. Faktor
dosis AB mix (D) yaitu D1= 850 ppm, D2= 1050 ppm, D3=1250 ppm, D4= 1450
ppm, dan D5= 1650 ppm. Peubah yang diamati adalah faktor pertumbuhan tanaman
yaitu tinggi tanaman (cm), panjang akar (cm), dan berat basah (g). Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan D3 tertinggi terdapat pada peubah panjang
akar dan berat basah tanaman berturut-turut sebesar 15,77 cm dan 149,97 g dan
perlakuan D4 produksi tertinggi diperoleh pada tinggi tanaman sebesar 12,91 cm, hasil
terendah pada ketiga peubah yaitu sebesar 09,57 cm, 112,50 g dan 09,24 cm, pada
perlakuan D5 memperlihatkan perbedaan yang sangat jauh dibandingkan perlakuan
lain.

Kata Kunci: Sawi Pagoda, Dosis, Tanaman, Monofaktor, AB Mix

p-ISSN 1829 586X 55


e-ISSN 2581-0170
Tanggap Pertumbuhan dan ...,...Inka D., Febriana K. S., Suhal N. R,...Sainmatika,...Volume 17,...No.1,...Juni 2020,...55-
60

PENDAHULUAN

Tanaman sawi pagoda memiliki pagi dan sore hari, tidak melakukan
daun berwarna hijau pekat, banyak pembumbunan, menyulam bibit tanaman,
mengandung vitamin, mineral, dan serat. dan mutu tanaman hidroponik yang
Sesuai dengan pendapat Balitbangtan, dihasilkan terjaga. Sesuai dengan
(2018) bahwa sayuran berwarna pendapat Hartus (2007), bahwa bercocok
mengandung zat-zat penting didalamnya tanam secara hidroponik itu dilakukan
yang sangat bermanfaat bagi kesehatan ditempat yang sesuai dengan yang
dan pemenuhan nilai gizi bila dibutuhkan oleh tanaman tersebut. Selain
dikonsumsi. Lebih lanjut menurut kelebihan ada beberapa kelemahan dari
Wikipedia, (2020) bahwa tanaman ini sistem hidoponik yaitu memerlukan
berasal dari tiongkok yang lebih dikenal investasi atau dana yang cukup besar
dengan nama lain ta ke chai, memiliki diawal, perlu adanya keahlian khusus,
bentuk daun oval dengan warna yang keterampilan dalam meramu larutan yang
indah dan unik. harus tepat takaran, tepat waktu dan tepat
Jenis sayuran ini tidak banyak cara.
terdapat di pasaran, berbeda dengan Hidroponik berasal dari dua kata
tanaman sawi lainnya seperti sawi caisim, yaitu air atau hydro dan kerja atau ponos
dan sawi hijau. Tanaman hortikultura (Wikipedia, 2020). Teknologi sistem
berupa sayuran berguna untuk memenuhi kerja dengan air ini merupakan bercocok
kebutuhan masyarakat luas baik untuk tanam tanpa mengunakan tanah. Metode
anak-anak maupun orang dewasa. ini merupakan solusi bercocok tanam
Kebutuhan akan sayur dewasa ini diarea perkotaan yang memiliki lahan
semakin meningkat, karena secara yang tidak terlalu luas, seperti di
kuantitas jumlah masyarakat semakin perumahan, di dak atau atas rumah yang
bertambah, yang tentunya berimbas pada tingkat maupun didaerah pedesaan yang
luas lahan yang semakin terbatas. belum memanfaatkan teknologi dalam
Keadaan ini mendorong untuk mencari bercocok tanam, kegiatan ini dapat
alternatif lain untuk dapat bercocok dilakukan sebagai suatu hobi, maupun
tanam yaitu dengan sistem bertani tidak untuk komersil mendapatkan pemasukan
dengan secara umum, yaitu hidroponik. baik skala kecil maupun untuk skala
Bila dibandingkan budidaya secara besar. Menurut Nisha, et al, (2018),
hidroponik dengan tradisional tentu saja bahwa budidaya hidroponik adalah
yang menggunakan teknologi akan menumbuhkan tanaman dengan media
memiliki beberapa kelebihan. air, atau menggunakan media lain seperti
Hidroponik adalah suatu tanah gambut, serbuk gergaji, cocopeat,
teknologi cara bercocok tanam tanpa rockwool. Agrovermikulit, serat sabut
menggunakan tanah. Cara ini kelapa, batu kerikil, pecahan batu bata
menggunakan air baku yang diberi dan lain-lain. Media ini berfungsi untuk
larutan nutrisi. Kelebihan tanaman yang menegakkan tanaman yang ditanam
dihasilkan memiliki kualitas baik yang secara hidroponik. Tanaman hidroponik
dapat dilihat dari segi warna, bentuk, membutuhkan nutrisi yang langsung
ukuran dan rasa, tidak tergantung musim tersedia untuk pertumbuhannya.
dapat dilakukan penanaman sesuai Beberapa faktor penentu
dengan kebutuhan pasar, hemat tenaga keberhasilan dari bertanam hidroponik
karena tidak perlu mengeluarkan tenaga adalah pemberian nutrisi yang sekaligus
mengolah tanah, mengendalikan gulma, dapat dijadikan sebagai tolok ukur
melakukan pemeliharaan penyiraman keberhasilan yaitu dengan melihat hasil

p-ISSN 1829 586X 56


e-ISSN 2581-0170
Tanggap Pertumbuhan dan ...,...Inka D., Febriana K. S., Suhal N. R,...Sainmatika,...Volume 17,...No.1,...Juni 2020,...55-
60

dan kualitas hasil tanaman. Menurut Park ppm, dengan faktor tunggal, dengan 5
and Murray (2011), pemberian faktor- perlakuan dan 4 ulangan, sehingga
faktor tumbuh atau larutan hara pada terdapat 20, setiap unit 3 tanaman, dan
teknologi ini akan mempengaruhi organ jumlah keseluruhan menjadi 60 (Gomez
tanaman secara menyeluruh. and Gomez, 1978).
Sistem bertanam hidroponik Peubah yang diamati adalah tinggi
terdapat banyak sistem, diantaranya tanaman (cm), panjang akar (cm) dan
adalah sistem rakit apung. Penggunaan berat basah tanaman (g) yang diukur pada
cara ini karena lebih mudah dan praktis priode akhir penelitian.
untuk dilaksanakan. Caranya hanya Persemaian disiapkan dalam tray semai
dengan meletakkan tanaman di atas dengan menggunakan media rockwool,
media air dengan bantuan styrofoam potong rockwoll kemudian dibasahi
untuk tempat lubang tanam atau bisa juga dengan air. Selanjutnya masukkan benih
menggunakan bahan lain seperti dari sawi kelubang tanam sebanyak 1 biji
triplek, karton dan sebagainya. perlubang tanam.
Penelitian ini bertujuan untuk Pembuatan pupuk AB Mix
memperoleh ukuran pemberian nutrisi dilakukan dengan membuat 2 macam
yang baik dan sesuai bagi pertumbuhan pekatan yaitu pekatan A dan Pekatan B,
tanaman sawi pagoda. Berdasarkan ambil nutrisi sesuai perlakuan kemudian
permasalahan di atas, maka perlu diteliti dilarutkan kedalam 5 liter air. Pupuk
pertumbuhan tanaman sawi (B norinosa) pekatan A dan B tidak boleh dicampur
berbagai dosis yang tepat dengan pupuk ini sebagai stok. Ketika membuat
teknologi hidroponik. larutan untuk masing-masing perlakuan
maka pekatan A dan B baru bisa
BAHAN DAN METODE dicampurkan.

Studi telah dilaksanakan di bulan HASIL DAN PEMBAHASAN


Oktober-Desember 2019 di lahan
pekarangan Jl sukakarya Sukarami Pemberian nutrisi hidroponik
Palembang Sumatera Selatan. Peralatan terlihat memberi pengaruh sangat nyata
yang digunakan adalah styrofoam, tray terhadap varibel yang diamati pada tabel
semai, pisau, gunting, cutter, pembolong 1. Dari tabel 1. Terlihat bahwa semua
Styrofoam, TDS meter, pH meter, peubah berpengaruh sangat nyata
aerator, baskom plastik, gelas ukur, terhadap pemberian dosis nutrisi
pinset. Bahan yang digunakan benih hidroponik. Hasil Uji beda Nyata terkecil
sawi, air baku, styrofoam, bambu, perlakuan terhadap peubah yang diamati
rockwool, plastik UV. Sistem dilakukan terdapat pada tabel 2.
dengan disain secara lengkap (RAL)
yaitu D1= 850 ppm, D2= 1050 ppm, D3=
1250 ppm, D4= 1450 ppm D5=1650
Tabel 1. Hasil Analisis Keragaman Tanggap Pertumbuhan Tanaman Sawi Pagoda
(Brassica norinora) terhadap berbagai Dosis Nutrisi AB Mix Metode Hidroponik dengan
sistem Rakit Apung.
Peubah yang diamati Dosis Nutrisi Hidroponik KK (%)
Tinggi Tanaman ** 4,80
Panjang Akar ** 5,00
Berat Basah ** 6,90

p-ISSN 1829 586X 56


e-ISSN 2581-0170
Tanggap Pertumbuhan dan ...,...Inka D., Febriana K. S., Suhal N. R,...Sainmatika,...Volume 17,...No.1,...Juni 2020,...55-
60

Terlihat pada tabel 2 Hasil uji beda unsur hara yang diberikan, tidak
nyata terkecil terdapat peningkatan pada berlebihan dan tidak boleh kekurangan
perlakuan D1 sampai D4 dan mengalami artinya harus berada pada rentang yang
penurunan pada semua peubah pada sesuai bagi tiap- tiap jenis tanaman. Bila
perlakuan D5 secara signifikan, keadaan tidak berada pada yang
sedangkan panjang akar dan berat basah dibutuhkan suatu tanaman, maka
terjadi penurunan pada perlakuan D4. tanaman akan secara visual
Pada perlakuan .D1 sampai D4 yang memperlihatkan gejala tersebut yaitu
diberikan diduga masih berada pada secara morfologi pada daun yang
rentang pemberian yang baik, sehingga menguning, batang yang kecil dan
tanaman memperlihatkan pertumbuhan sebagainya. Pada perlakuan D5
yang maksimal hijau dan subur. yaitu1650 ppm sudah melebih dari yang
Penurunan secara signifikan pada D5 ini, dibutuhkan oleh tanaman maka respon
bahwa tanaman sudah menunjukkan defisiensi dan toksisitas terlihat pada
gejala defiensi dan toksisitas akan unsur keseluruhan peubah hasil sangat rendah
hara yang diberikan. Tanaman sebagai dengan daun yang terlihat terbakar, dan
suatu organisme menunjukkan batas juga akar yang kurang bagus.
toleransi maksimal dan minimal tehadap

Tabel 2. Hasil Uji BNT terhadap Peubah yang diamati


Dosis Tinggi Tanaman (cm) Panjang Akar (cm) Berat Basah (g)
D1: 850 PPM 10,00 a 14,08 b 131.37 b
D2: 1050 PPM 10,24 b 15,30 cd 132,50 b
D3: 1250 PPM 11,87 bc 15,77 d 149.97 d
D4: 1450 PPM 12,91 d 15,00 bc 145,83 bc
D4: 1450 PPM 09,24 a 09,57 a 112,50 a
Keterangan: Berdasarkan uji BNT pada taraf 5 % angka-angka yang diikuti huruf yang
sama berarti berbeda tidak nyata.

Perlakuan D3 1250 ppm dan D4 tanaman, hasil ini akan disalurkan pada
1450 ppm merupakan ukuran yang panjang akar dan berat basah tanaman
terbaik. Menurut Dahlianah (2014), dan tinggi tanaman yang lebih tinggi
bahwa pemupukan merupakan upaya dibandingkan perlakuan lain, yang
peningkatan pertumbuhan dan produksi diperlihatkan pada tanaman yang sehat
tanaman dengan mencukupi kebutuhan hijau pekat, subur dengan akar yang putih
hara selama siklus hidupnya. Selain itu artinya penyerapan oksigen juga sangat
pengaplikasian ini dapat menunjang baik. Sesuai dengan pendapat Dewi et al,
pertumbuhan tanaman sawi pagoda tanaman akan meningkat
secara optimal. Diduga bahwa 1250 ppm pertumbuhannya bila zat makanan
dan 1450 ppm merupakan dosis nutrisi berada dalam keadaan yang cukup dan
yang tersedia bagi tanaman. Lebih lanjut seimbang bagi tanaman.
bahwa unsur hara yang terkandung pada Penelitian dengan berbagai dosis
pupuk AB mix baik makro maupun pupuk terhadap tanaman sawi pagoda ini
mikro dapat membantu tumbuhnya diharapkan akan mendapatkan takaran
tanaman dengan baik sehingga yang cocok bagi tanaman sawi, guna
melancarkan proses pengubahan CO2 dan memperoleh pertumbuhan tanaman sawi
air menjadi karbohidrat dan air, yang yang berkualitas, dapat dilihat dari tinggi
akhirnya dapat meningkatkan tanaman, panjang akar, dan berat basah
pembentukan asimllat/fotosintat bagi yang dihasilkan. Sesuai dengan pendapat

p-ISSN 1829 586X 57


e-ISSN 2581-0170
Tanggap Pertumbuhan dan ...,...Inka D., Febriana K. S., Suhal N. R,...Sainmatika,...Volume 17,...No.1,...Juni 2020,...55-
60

mas’ud (2001), bahwa variasi takaran lanjut menurut pendapat Lakitan (2007, )
pemupukan adalah suatu cara untuk bahwa produk yang dihasilkan oleh
mendapatkan dosis yang sesuai dengan tanaman berupa fotosintat akan disebar
masing-masing jenis tanaman. keseluruh bagian tanaman pada siklus
Tinggi tanaman yang tertinggi tumbuhnya.
diperoleh pada 1450 ppm sebesar 12,91
cm, disebabkan proses pembelahan dan KESIMPULAN
perpanjangan sel secara maksimal
akibatnya pertambahan tinggi akan Kesimpulan dari hasil penelitian
terjadi. Sesuai dengan pendapat Lakitan disimpulkan adalah Pupuk ab mix pada
(2007), bahwa proses kegiatan sel yang perlakuan D4 1450 ppm menunjukkan
terdapat dalam tubuh tanaman nilai paling tinggi pada tinggi tanaman
memerlukan zat makanan untuk sebesar 12,91 cm, perlakuan D3 1250
kelancaran dalam kegiatannya. ppm tertinggi terdapat pada panjang akar
Pada panjang akar yang tertinggi sebesar 15,77 cm, dan berat basah
diperoleh pada 1250 ppm yaitu sebesar tanaman sebesar 149,97 g. Pada
15,77 cm, diduga bahwa proses perlakuan D5 1650 ppm menunjukkan
penyerapan nutrisi oleh akar akan hasil terendah pada parameter tinggi
berjalan dengan baik dengan angka ppm tanaman sebesar 9,24 cm, panjang akar
ini. Hal ini berhubungan erat dengan sebesar 9,57 cm dan berat basah tanaman
oksigen yang berada dalam keadaan yang sebesar 112,50 g.
cukup, sehingga proses aerasi akar akan
berjalan dengan baik dengan DAFTAR PUSTAKA
diperlihatkannya akar yang lebih panjang
dan lebih putih. Aerasi yang baik akan Balitbangtan. (2018). Laporan Kinerja
berpengaruh terhadap perkembangan Balitbangtan 2018. Balai Penelitian
akar terutama sel-sel akar yang dan Pengembangan Kementerian
selanjutnya akan membantu proses Pertanian.
penyerapan nutrisi yang baik oleh akar. Dahlianah, I. (2014). Pupuk Organik
Berat basah tertinggi diperoleh Pengaruhnya Terhadap Tanaman
pada D3 1250 ppm sebesar 149,97 g, dan Lingkungan Tanah. Jurnal
bahwa ada hubungan kegiatan utama Klorofil, 9(1) .
tanaman dengan berat basah. Tanaman Dewi, P., & Jumini. (2012). Pertumbuhan
sebagai produsen melaksanakan dan Hasil Dua Varietas Tomat
aktivitasnya dengan lancar yang akhirnya Akibat Perlakuan Jenis Pupuk.
menghasilkan glukosa, oksigen dan air Jurnal Floratek , 76-84.
dengan sangat baik dan jaringan sumber Egli, D. B. (1999). Vaariation in Leaf
akan mensuplai zat makanan tersebut ke Starch and Sink Limitation During
jaringan penampung berupa berat basah Seed Filling in Soybean. Crop
tanaman sehingga perlakuan D3 lebih Science.
berat dibandingkan perlakuan lain. Sesuai Gomez, K. A., & Gomez, A. (1978).
dengan pendapat Egli (1999) bahwa, Statistical Procedur for
Pertumbuhan dan hasil tanaman Agricultural Research. New York:
dipengaruhi oleh proses kegiatan John Weley & Sons.
fotosintesa yang menghasilkan fotosintat, Hartus. (2007). Berkebun Hidroponik
jaringan atau source mensuplai kemudian secara Murah. Jakarta: Penerbit
mentranslokasikan melalui berkas Swadaya.
pengangkut ke seluruh jaringan tanaman Hidayati, M. (2009). Sistem Hidroponik
yang membutuhkan yaitu sink. Lebih dengan Nutrisi dan Media

p-ISSN 1829 586X 59


e-ISSN 2581-0170
Tanggap Pertumbuhan dan ...,...Inka D., Febriana K. S., Suhal N. R,...Sainmatika,...Volume 17,...No.1,...Juni 2020,...55-
60

Tanaman Berbeda Terhadap


Pertumbuhan dan Hasil Selada .
Palu: Program Studi Budidaya
Pertanian Universitas Tadulako.
Lakitan, B. (2007). Dasar -Dasar
Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Sharma, N., Acharya, S., Kumar, K.,
Singh, N., & Chaurasia, O. P.
(2018). Hydroponic as an
Advanced Technique for Vegetable
Production : An Overview. Journal
of Soil and Water Conservation, 17
(4) , 364-371.
Sophie, P., & Carly, M. (2011). Leafy
Asean Vegetables and Their
Nutrion in Hydroponics State of
New South Wales Through the
Department of Industry and
Investment NSW Australian.
Australia: Industry and Investment
NSW .
Wikipedia. (t.thn.). Dipetik Januari 5,
2020, dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Sawi_
pagoda
Wikipedia. (2019). Dipetik Februari 20,
2019, dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Hidro
ponik

p-ISSN 1829 586X 60


e-ISSN 2581-0170

Anda mungkin juga menyukai