Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
OLEH:
RIVANDO PASARIBU
162101004
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena
Kasih dan karunia- Nya hingga Peniliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat
waktunya sekaligus sebagi titik akhir dari sebuh proses pembelajaran di Program
Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatra Utara.
Tugas Akhir ini berjudul “ Analisis Rasio Keuamgan Pada PT. Asuransi
Bintang TBK Periode 2016 – 2018” dan disusun guna memenuhi salah satu
dan arahan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis ingin men-
1. Bapak Prof. Dr. Ramli SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
2. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si. selaku Ketua Program Studi
penulis.
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Seluruh Dosen Pengajar dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
6. Kepada kedua orang tua saya yang selalu memberikan doa dan dukungan
kepada saya.
Atas bantuan dan dorongan tersebut, peneliti hanya bisa berdoa semoga
amal baik yang telah diberikan kiranya dibalas oleh Tuhan yang maha esa, dan
peneliti berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi semua pihak.
Medan,………...2020
Peneliti
Rivando Pasaribu
162101004
ii
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
1.5. Jadwal Kegiatan........................................................................ 6
1.6. Sistematika Penulisan .............................................................. 7
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Singkat ........................................................................ 9
2.2. Visi dan Misi Perusahan .......................................................... 11
2.2.1. Visi Perusahaan ........................................................... 11
2.2.2. Misi Perusahaan .......................................................... 11
2.3. . Struktur Organisasi PT. Asuransi Bintang TBK ..................... 12
2.4. Job Description ....................................................................... 12
2.5. Kinerja Usaha Perusahaan ........................................................ 14
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Laporan Keuangan Perusahaan ............................................... 17
3.2. Tujuan Laporan Keuangan ...................................................... 18
3.3. Jenis-jenis Laporan Keuangan ................................................. 19
3.3.1. Neraca ......................................................................... 19
3.3.2. Laporan Laba Rugi ...................................................... 20
3.3.3. Laporan Arus Kas ....................................................... 20
3.4. Analisa Laporan Keuangan ..................................................... 20
3.5. Rasio Keuangan ....................................................................... 21
3.5.1. Keunggulan Analisi Rasio .......................................... 21
3.5.2. Keterbatasan Analisis Rasio ........................................ 22
3.6. Jenis-jenis Rasio keuangan ...................................................... 22
3.6.1. Rasio Likuiditas .......................................................... 22
3.6.2. Rasio Leverage ............................................................ 23
3.6.3. Rasio Aktivitas ............................................................ 24
3.6.4. Rasio Profitabilitas ...................................................... 25
3.7. Penyajian Laporan Keuangan .................................................. 26
3.8. Analisis Rasio Keuangan Perusahaan ..................................... 26
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan .............................................................................. 51
4.2. Saran ........................................................................................ 52
iii
iv
1.1. Total Aktiva, Laba Usaha dan Penjualan Periode 2016 - 2018 ....... 4
1.2 Jadwal Kegiatan Observasi .............................................................. 7
3.1 Neraca PT. Asuransi Bintang Tbk Periode 2016- 2018 .................. 27
3.3. Laporan Laba Rugi PT.Asuransi Bintang Periode 2016 - 2018 ...... 29
3.4. Rasio Likuiditas akhir tahun 2016 hingga 2018 ............................. 34
3.5. Rasio Pofitabilitas akhir tahun 2016 hingga 2018 .......................... 39
3.6. Rasio Aktivitas akhir tahun 2016 hingga 2018 .............................. 44
3.7. Perhitungan Debt Ratio akhir tahun 2016 hingga 2018 ................. 46
3.8. Perhitungan Debt To Equity Ratio akhir tahun 2016 hingga 2018 . 49
vi
PENDAHULUAN
kekayaan terutama bagi para pemegang sahamnya, terwujud beberapa upaya pen-
ingkatan atau memaksimalkan nilai pasar atas harga saham perusahaan yang ber-
sangkutan.
ahaan tersebut perlu adanya suatu bentuk penilaian yang nantinya dapat menjadi
itu perlu juga dilihat apakah dalam pelaksanaan kegiatannya itu perusahaan telah
mendapatkan keuntungan atau bahkan telah mengalami kerugian. Salah satu cara
penilaian tentang kesehatan suatu perusahaan dapat ditinjau dari laporan keuangan
perusahaan yang dibuat secara periodik dan biasanya disajikan secara pertahun
Perencanaan keuangan itu sendiri dapat dibuat dalam berbagai bentuk, namun
yang penting adalah bahwa setiap rencana yang baik haruslah, memperhitungkan
kekuatan serta kelemahan yang ada dalam perusahaan. Kekuatan dan kelemahan
perusahaan antara lain dapat dikenali melalui rasio keuangan perusahaan. Oleh
dengan melakukan analisis rasio keuangan perusahaan dapat dilihat melalui rasio
4. Rasio profitabilitas
laporan keuangan digunakan untuk menilai kinerja yang telah dicapai pe-
rusahaan, yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai dasar dalam membuat
berbagai kebijakan di masa mendatang. Selain digunakan oleh pihak dalam perus-
ahaan sendiri, analisa laporan keuangan juga sangat berguna bagi pihak di luar
laporan keuangan untuk menilai kinerja perusahaan yang telah dicapai. Perus-
ahaan ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang bisnis asuransi umum mena-
wa.
Asuransi Bintang Tbk (ASBI) didirikan tanggal 17 Maret 1955 dan mulai
beroperasi secara komersial pada bulan Maret 1955. Kantor pusat ASBI beralamat
di Jl. R.S. Fatmawati No. 32, Jakarta dan memiliki 9 kantor cabang, 1 cabang
bisnis Syariah dan 12 kantor pemasaran yang terletak di beberapa kota di Indone-
sia.
Induk usaha dan induk usaha terakhir ASBI adalah PT Srihana Utama yang
berkedudukan di Indonesia.
baik konvensional maupun dengan prinsip syariah. Saat ini, ASBI menyediakan
terorisme & sabotase, asuransi rumah, asuransi kecelakaan diri dan asuransi
syariah.
ASBI mendapatkan ijin pembukaan kantor cabang dengan prinsip Syariah dari
Menteri Keuangan.
saham dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dan harga penawaran perdana
Rp7.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta
Tabel 1.1
PT. Asuransi Bintang,Tbk Total Aktiva, Laba Usaha, Penjualan
Periode 2016 – 2018)
(dalam ratusan juta)
Dari Tabel 1.1. dapat melihat dari tahun 2016 sampai dengan 2018 . Pada
Bersih sebesar Rp. 10.998.764. Pada Tahun 2017 meningkat dari tahun sebe-
lumnya, dimana jumlah jumlah aktiva sebesar Rp. 738.183.659, begitu juga
sebelumnya sebesar Rp. 17.850.078. Pada Tahun 2018, jumlah aktiva mengalami
264.899.142. jadi, pada tahun 2018 laba bersih mengalami penurunan sebesar Rp.
12.311.593. Dapat dilihat dari tahun 2016 sampai 2018 total aktiva,
berguna bagi perusahaan, analisis laporan keuangan juga diperlukan oleh pihak
pihak yang berkepentingan lain seperti investor, kreditor dan pemerintah untuk
apakah perusahaaan harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut, bagi
ahaan melunasi hutang beserta bunganya dan kegunaan laporan keuangan pada
dilihat dari kondisi likuiditas, solvabilitas, aktivitas, sudah baik dan stabil?
kondisi baik tidaknya keuangan PT. Asuransi Bintang Tbk. pada periode 2016-
1. Bagi Perusahaan
di masa yang akan datang, sehingga diharapkan perusahaan akan terus men-
2. Bagi Penulis
lam perkuliahan.
3. Bagi Pembaca
Adapun penelitian ini dilakukan selama tiga bulan pada semester 6 (enam)
Tabel 1.2.
Jadwal Kegiatan Observasi Tugas Akhir
Mei Juni
No Kegiatan
II III IV I II III IV
1 Pengajuan Judul
2 Pengajuan Dosen Pembimbing
3 Pengumpulan Data
4 Pengelolaan dan Analisis Data
5 Penyusunan Tugas Akhir
Tugas akhir ini dibagi atas 4 bab dan setiap babnya dibagi atas beberapa
BAB I : PENDAHULUAN
penulisan.
Dalam bab ini penulis memberikan kesimpulan dan saran yang akan
Bintang Tbk.
PROFIL PERUSAHAAN
Sastrosatomo, Idham, Wibowo, Pang Lay Kim, Ali Budiardjo, Roestam Moenaf,
untuk PT Asuransi Bintang yaitu PT Asuransi Bintang Tbk sesuai dengan yang
tercantum dalam Akta Notaris Ny. Indah Fatmawati, SH, Notaris Pengganti Ny.
Poerbaningsih Adi Warsito SH nomor 199 tanggal 30 Juni 1997 yang telah dapat
pengesahan.
dengan sebutan “ASBI” merupakan salah satu dari sejumlah kecil Perusahaan
Asuransi Umum yang tertua di Indonesia. Meski kompetisi semakin ketat, dan
Tbk. tetap memantapkan kehadirannya dalam pasar asuransi dan merayakan hari
jadinya yang ke 62 pada tahun 2017 Dengan terus menerus meningkatkan kualitas
waktu lebih dari 6 dasawarsa. Para pendiri PT Asuransi Bintang Tbk. telah
kelola yang efektif, menjadikan PT Asuransi Bintang Tbk. perusahaan yang terus
Tbk. pada tahun 1984 memulai program pelatihan eksekutif, yang sampai saat ini
sudah mencapai 15 angkatan dengan mencetak lebih dari 150 orang calon
umum dan pialang asuransi di Indonesia. Kerusuhan Mei 1998, memberi pelajaran
yang berharga bagi PT Asuransi Bintang Tbk. karena untuk pertama kalinya PT
Asuransi Bintang Tbk. menimba pengalaman menyelesaikan lebih dari 400 kasus
klaim secara serempak. Sehingga ketika peristiwa banjir besar melanda Jakarta
klaim massal akibat banjir tersebut dengan baik dan cepat. Hal yang sama juga
terbukti pada penyelesaian In term Payment klaim Terorisme & Sabotase (TS) di
Hotel JW Marriot tahun 2009 yang dalam waktu relatif cepat Hotel tersebut sudah
dan mulai memasuki bisnis asuransi yang berbasis syariah pada tahun 2007.
sumber daya manusia yang berkualitas. Mencermati kondisi pasar asuransi umum
sekarang dan pada masa yang akan datang, PT Asuransi Bintang Tbk. menetapkan
visinya yang baru yaitu Menjadi Perusahaan Asuransi Terbaik Pilihan Utama
Untuk mencapai tujuan dari pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh PT.
MANAGER
1 Manager
2 Marketing division
3 Tehnical division
dan 12 kantor pemasaran yang tersebar di seluruh Indonesia, 2 (dua) unit usaha
bersifat spesifik.
seluruh perlindungan atas kerugian atau kerusakan atas harta benda, gangguan
Pertanggungan dapat juga diberikan secara “tailor made” atau sesuai dengan
kebutuhan tertanggung.
cash in safe serta asuransi kesehatan. Di samping itu, PT Asuransi Bintang Tbk
pasar.
sumber daya manusia serta system dan prosedurnya, sehingga terus bertumbuh
dan berkembang selama kurun waktu lebih dari enam dasawarsa. Hal itu
Tbk secara konsisten menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik dalam
yang akan datang, Dalam menghadapi persaingan yang ketat di era globalisasi
agar mampu menghadapi persaingan itu. Salah satu asset yang tak luput menjadi
menyadari Sumber Daya Manusia adalah hal penting dalam mencapai Visi dan
level Manajerial sampai Direksi dan level Staff sejumlah 80% dari total
akan terus dipertahankan dan dikembangkan dari aspek skil dan knowledge untuk
tujuannya.
Menurut Slamet dan Bogat (2014 : 23) Laporan keuangan adalah hasil
akhir dari suatu siklus akuntansi. Sebagai hasil akhir dari suatu siklus akuntasi,
keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan. Informasi tersebut bermanfaat untuk
jemen. Dalam pengertian yang sederhana laporan keuangan adalah laporan yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode
tertentu (Kasmir 2012:6). Laporan keuangan merupakan outputdan hasil akhir dari
proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi
para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan.
paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan.
perusahaaan dalam suatu periode, dan arus dana perusahaandalam suatu peiode.
17
Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting bagi manajemen dan
pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk
menyediakan nonkeuangan.
daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang
(SAK) hanya ada 3 yaitu neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas.
3.3.1. Neraca
tis tentang aktiva (asset), utang (liabilities), dan modal sendiri dari suatu perus-
yang menunjukkan total aktiva dengan total kewajiban ditambah total ekuitas
a. Aktiva
dapat berupa harta kekayaan atau hakatas kekayaan atau jasa yang dimili-
b. Utang
jangka waktu tertentu pihak perusahaan wajib membayar kembali atau wajib
c. Modal sendiri
Modal sendiri merupakan sumber modal yang berasal dari pemilik perus-
mengenai pendapatan dan beban (biaya) serta laba atau rugi yang diperoleh perus-
akuntansi, laporan laba rugi diturunkan dari istilah profit and loss statement, earn-
ing statement, operation statement, atau income statement. Setiap jangka waktu
perusahaan yang dituangkan dalam bentuk laporan laba rugi. Hasil usaha didapat
dengan cara membandingkan penghasilan dan biaya selama jangka waktu tertentu.
Besarnya laba atau rugi akan diketahui dari hasil perbandingan tersebut.
menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan perusahaan dalam memanfaatkan
dana tersebut, yang diklasifikasikan sebagai aktifitas operasi, investasi dan penda-
naan. Menurut Sofyan (2009:255) laporan arus kas adalah memberikan informasi
yang relavan tentang penerimaan dan pengeluaran arus kas atau setara kas dari
menyajikan, dan menafsirkan data keuangan dari lembaga perusahaan dan lem-
Rasio keuagan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari
satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang
menganalisis yaitu:
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah di-
7. Lebih mudah melihat trend serta melakukan prediksi di masa yang akan
datang.
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainya.
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesu-
sio-rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio
keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian, setiap hasil dari
waktu.
kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat
Rasio Lancar =
jangka pendek dengan aset yang lebih liquid (tanpa persediaan). Rasio ce-
Rasio Cepat =
jangka pendek dengan kas yang tersedia. Tidak terdapat standarkhusus pa-
ahaan(Syahyunan, 2013:84).
Rasio Lancar =
Mengukur jumlah aset perusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal
kewajibannya(Syahyunan, 2013:84).
2012:83).
Mengukur efektifitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aset da-
3) Inventory Turnover
Inventory turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur be-
rapa kali dana yang ditanamkan dalam persediaan ini berputar dalam satu
periode (Kasmir, 2012:158).
Inventory Turnover=
ahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efek-
tivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditujukan oleh laba yang dihasilkan
dari penjualan dan pendapatan investasi (Kasmir, 2012:196). Ada beberapa rasio
Gross profit margin merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk
b. Return on Investment
yang digunakan dalam perusahaan. Semakin kecil rasio ini, semakin ku-
ROI =
ROE=
angan pada setiap periode tertentu. Adapun kondisi kegiatan, perkembangan dan
kemerosotan pada PTAsuransi Bintang Tbk dilihat dari laporan keuangan selama
tiga tahun berturut-turut yang meliputi Laporan Neraca, Laporan Penerimaan Da-
menganalisis beberapa rasio keuangan agar dapat melihat perkembangan dari pe-
dengan 2018.Berikut ini tabel laporan keuangan PT.Asuransi Bintang Tbk per 31
Tabel 3.1
PT. ASURANSI BINTANG Tbk.
Neraca per 31 desember
2016,2017 dan 2018
KETERANGAN 2016 2017 2018
Kas dan bank 20,921,179 21,799,624 23,975,854
Piutang lain lain 121,841,652 140,111,051 142,588,611
Aset reasuransi 90,004,150 131,006,437 229,641,378
Investasi
Investasi lainnya 50,100 63,200 66,700
Persediaan 3,917,865 4,692,096 5,486,436
Pajak dibayar dimuka 6,089,310 3.408.062 3,408,062
Biaya dibayar dimuka 11,268,611 11,213,342 7,837,661
Properti investasi 39,679,800 64,739,007 68,072,520
Aset pajak tangguhan 1,102,294 1,203,869 967,353
Aset tetap 32,790,469 114,005,987 123,308,301
Aset lainnya 2,244,325 2,560,237 1,830,611
Jumlah aktiva 525,898,830 738,183,659 874,472,888
Sumber:PT.Asuransi Bintang Tbk 2019
Dari Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa aset perusahaan terdiri dari aset lancar .
Aset lancar perusahaan terdiri dari kas, aset keuangan lancar, dana yang dibatasi
Dari tabel di atas juga dapat dilihat jumlah aset yang dimiliki perusahaan dari
Tabel 3.2
PT. ASURANSI BINTANG Tbk.
Neraca per 31 desember
2016 ,2017 dan 2018
(dalam ratusan juta)
KETERANGAN 2016 2017 2018
LIABILITAS DAN
EKUITAS
LIABILITAS
Utang reasuransi 29,60,284 48,280,624 62,560,755
Utang komisi 10,545,450 32,727,737 9,376667
Utang klaim 4,710,178 5,647,743 20,491,081
Utang pajak 3615,595 2,575,455 2,488,978
Beban akrual 3,052,838 19,839,143 24,13,503
Liabilitas kontrak 28,.583,544 14,618,370 2,488,978
asuransi
Liabilitas lainnya 6,878,475 10,087,000 11,869,563
Jumlah liabilitas 352,247,208 470,535,644 593,11,979
EKUITAS
Saham biasa 87,096,618 87,096,618 87,096618
Tambahan modal di 50,000 50,000 50,000
setor
Cadanga revaluasi 8,741,926 9,507,065 10,182,835
Jumlah ekuitas yang 173,620,590 267,426,499 281,361,909
diatribusikan kepada
pemilik entitas induk
Kepentingan non 31,032 121,516 128,937
pengendali
Jumlah ekuitas 173,661,622 267,548,015 281,361,909
Jumlah liabilitas,dana 525,898,830 738,102,102,955 874,472,888
tabarru dan ekuitas
Sumber:PT,Asuransi Bintang Tbk 2019
Dari Tabel 3.2 dapat dilihat liabilitas dan ekuitas dari perusahaan PT.
Liabilitas terdiri dari pinjaman, utang usaha, uang muka pelanggan, utang pajak
dan liabilitas yang jatuh tempo dalam satu tahun, liabilitas pajak tangguhan dan
liabilitas lain. Dan ekuitas terdiri dari ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik,
Tabel 3.3
PT. ASURANSI BINTANG Tbk.
Laporan laba rugi
per 31 desember
2016 ,2017,2018
(dalam ratusan juta)
Keterangan 2016 2017 2018
Pendapatan dan 333,700,614 393,700,614 443,617,894
premi
Beban pokok (114,765,383) (145,486,590) (168,957,963)
penjualan
Pendapatan bersih 41,531,598 70,667,298 58,346,118
investasi
Laba rugi penjualan 602,336 (1,968,967) 228,232
investasi
Beban klaim 72.048.940 7,.380,067 (130.351.878)
Klaim reasuransi 25.712.873 27,634,267 65.977.127
Kenaikan 282,386 4,51,731 (10,089,064)
(penurunan)
estimasi liabilitas
klaim
Beban komisi (65,758,350) (88,293,625) (92,041,437)
Beban umum dan (84,879,424) (103,672,748) (96,668,431)
administrasi
Jumlah laba (rugi) 18,730,381 13,929,913 15,241,756
sebelum pajak
Pendapatan (beban) (3,425,600) (418,515) (1,278,237)
pajak
Jumlah laba (rugi) 15,304,781 13,511,398 13,511,519
Sumber:PT,Asuransi Bintang Tbk 2019
1. Rasio Likuiditas
Rasio Lancar =
2016 =
=1,492
= 149,2%
2017 =
=1,568
= 157%
2018 =
=1,474
= 147,4%
menjamin setiap hutang lancar dengan 149,2% aktiva lancar, artinya perusahaan
mampu membayar setiap Rp 100 hutang lancar dengan Rp 149,25 aktiva lancar.
Pada tahun 2017, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan
157% aktiva lancar, artinya perusahaan mampu membayar setiap Rp 100 hutang
lancar dengan Rp 157 aktiva lancar. Dan pada tahun 2018 perusahaan mampu
menjamin setiap hutang lancar dengan 147,4% aktiva lancar, artinya perusahaan
mampu membayar setiap Rp 100 hutang lancar dengan Rp 147,4 aktiva lancar.
Dari tahun 2016 sampai 2017 rasio perusahaan mengalami kenaikan dilihat dari
aktiva lancar dan utamg lancar sebesar 7,8%,dikarena adanya kenaikan di aktiva
lancar sebesar 212,284,739 (dalam ratusan juta) sementara utang lancar meningkat
sebesar 118,307,732 (dalam ratusan juta) . Sedangkan pada tahun 2017 sampai
2018 rasio perusahaan mengalami penurunan dilihat dari aktiva lancar dan utang
sebesar122,556,039 (dalam ratusan juta) hal ini berarti, perusahaan mampu mem-
Rasio Cepat =
-
2016 =
= 1,481
= 148 %
-
2017 =
= 1,558
= 155,8%
-
2018 =
=1,465
= 146,5%
mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 148% aktiva lancar, artinya perus-
ahaan dipertanyakan dalam membayar Rp 100 hutang lancar dengan Rp 148 akti-
va lancar. Pada tahun 2017 perusahaan juga belum mampu menjamin setiap hu-
tang lancar dengan 155,8% aktiva lancar, artinya perusahaan belum mampu men-
jamin membayar Rp 100 hutang lancar dengan Rp155,8 aktiva lancar dan pada
tahun 2018 perusahaan juga belum mampu menjamin setiap hutang lancar dengan
hutang lancar dengan Rp 146,5 aktiva lancar. Dari tahun 2016 sampai 2017 rasio
sebesar 774,251(dalam ratusan juta).pada tahun 2017 sampai 2018 rasio perus-
Rasio Kas =
2016 =
= 0.0593
= 5,93%
2017 =
= 0,0463
= 4,63%
2018 =
= 0,040
= 4,04%
Berdasarkan rasio kas, pada tahun 2016 perusahaan hanya mampu menja-
min setiap hutang lancar sebesar 5,93%, artinya perusahaan dapat membayar Rp
100 hutang lancar dengan Rp 5,93 kas. Pada tahun 2017 kemampuan perusahaan
menjamin setiap hutang lancar menurun menjadi 4,63%, artinya perusahaan dapat
membayar Rp 100 hutang lancar dengan Rp 4,63 kas. dan pada 2018 kemampuan
perusahaan dalam menjamin setiap hutang lancar menurun menjadi 4,04%, artinya
perusahaan dapat membayar Rp 100 hutang lancar dengan Rp 4,04 kas. Dari ta-
hun 2016 sampai 2017 rasio perusahaan mengalami penurunan kas dan setara kas
dan utang lancar sebesar 1,3%.dikarenakan kas dan setara kas mengalami
sebesar 112,556,039(dalam ratusan juta) Tidak terdapat standar khusus pada rasio
Tabel 3.4
Rasio Likuiditas akhir tahun
2016 hingga 2018
Perban-
Perbandi- di-ngan
Rasio-Rasio
No 2016 2017 2018 ngan 2016 2017
Liquiditas
dan 2017 dan
2018
1 Rasio Lancar 149,2% 157% 147,4% 7,8% (+) 9,6% (-)
2 Rasio Cepat 148% 155,8% 146,5% 7,8% (-) 9,3%(-)
0,59%
3 Rasio kas 5,93% 4,63% 4,04% 1,3% (-)
(-)
Sumber : Data diolah, 2019
Dari tabel 3.4. dapat dilihat bahwa rasio lancar pada PT. Asuransi Bintang
pada tahun 2016 sebesar 149,2% dan mengalami kenaikan sebesar 7,8% pada
tahun 2017 dengan nilai rasio 157%. Pada tahun 2018 rasio lancar pada PT.
menunjukkan perbandingan rasio lancar pada tahun 2017 dan 2018 mengalami
penurunan sebesar 9,6%. Sedangkan untuk rasio cepat pada PT. Asuransi Bintang
pada tahun 2016 sebesar 148% dan dan mengalami kenaikan sebesar 7,8% pada
tahun 2017 dengan nilai rasio 155,8% Pada tahun 2018 rasio cepat pada PT.
Asurasnsi Bintang mengalami penurunan dengan nilai rasio 146,5%. Hal ini
menunjukkan perbandingan rasio cepat pada tahun 2017 dan 2018 mengalami
penurunan sebesar 9,3%. Untuk rasio kas pada PT. Asuransi Bintang pada tahun
2016 sebesar 5,93% dan mengalami penurunan sebesar 1,3% pada tahun 2017
dengan nilai rasio 4,63%. Pada tahun 2018 rasio kas pada PT. Asuransi
perbandingan rasio kas pada tahun 2017 dan 2018 mengalami penurunan sebesar
0,59%. Dari tabel diatas menunjukan bahwa kondisi perusahaan tersebut dalam
keadaan likuid atau baik, hal ini ditunjukkan dengan hasil rasio yang sesuai
C. Rasio Profitabilitas
menghasilkan laba
2016 =
= 0.1333
= 13,33%
2017 =
= 0,0928
= 9,28%
2018 =
= 0,1179
= 11,78%
dengan nilai rasio yang dihasilkan dapat dikatakan perusahaan dalam keadaan
tidak baik, karena dapat dikatakan jika rata-rata gross profit margin menunjukkan
hasil diatas 20% maka perusahaan masih kurang mampu mengendalikan biaya
produksi dan harga pokok penjualan, semakin rendah margin laba kotor suatu
perusahaan maka semakin kurang baik keadaan operasi perusahaan untuk tahun
industri net profit margin adalah 20% margin perusahaan PT. Asuransi Bintang di
tahun 2016 dan tahun 2017 mengalami penrunan sebesar 4,02% makaperusahaan
tersebut dapat dikatakan tidak baik, karena masih dibawah rata- rata indsutri.
sebesar 23,471,373(dalam ratusan juta), Jika rata- rata industri net profit margin
adalah 20% margin perusahaan PT. Asuransi Bintang di tahun 2017 dan tahun
b. Return On Investment
ROI =
2016 =
= 0,0356
= 3,56%
2017 =
= 0,0188
= 1,88%
2018 =
= 0,0173
= 1,75%
3.56%. dalam hal ini setiap Rp 100 investasi yang ditanamkan dalam perusahaan
investment sebesar 1,88% artinya setiap Rp 100 investasi yang ditanamkan dalam
menghasilkan laba keuntungan sebesar Rp 1,75.Nilai ROI pada tahun 2016 dan
2017 Earning After Interest and Tax dan total asset mengalami penurunan sebesar
1,68%, dikarenakan Earning After Interest and Tax mengalami penurunan sebesar
4,800,468 (dalam ratusan juta) sementara total asset mengalami kenaikan sebesar
investment adalah 30%, berarti margin laba perusahaan untuk tahun 2016 dan
tahun 2017 kurang baik, karena dibawah rata- rata industri yag ditentukan.
Nilai ROI pada tahun 2017 dan 2018 Earning After Interest and Tax dan
Interest and Tax mengalami kenaikan sebesar 1,284,843 (dalam ratusan juta)
juta),Jika rata- rata industri untuk return on investment adalah 30%, berarti margin
laba perusahaan untuk tahun 2017 dan tahun 2018 kurang baik, karena dibawah
C.Return on Equity
ROE=
2016 =
= 0,1078
= 10,78%
2017 =
= 0,052
= 5,20%
2018 =
= 0,054
= 5,40%
Return on equity pada tahun 2016 sebesar 10,78% dan pada tahun
2017nilai return on equity sebesar 5,20% pada tahun 2018 dengan nilai return
equity sebesar 5,40%. Dengan demikian return on equity pada tahun 2016 dan
mengalami penurunan sebesar 4,800,468 (dalam ratusan juta) dan pada ekuitas
industri untuk ROE adalah 40%, berarti perushaan PT. Asuransi Bintang kondisi
tahun 2017 dan tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 20% dikarenakan
laba bersih mengalami penurunan sebesar 1,284,843(dalam ratusan juta) dan pada
rata- rata industri untuk ROE adalah 40%, berarti perushaan PT. Asuransi Bintang
Tabel 3.5
Rasio Profitabilitas
Perbandi- Perbandi-
Rasio-Rasio
No 2016 2017 2018 ngan 2016 ngan 2017
Profitabilitas
dan 2017 dan 2018
Gross Profit 11,78
1 13,33% 9,28% 4,05%(-) 2,5%(+)
Margin %
Pengembalian
2 /imbalan atas 3,56% 1,88% 1,68% 1,68%(-) 0,2%(-)
investasi ROI
Pengembalian
2 /imbalan atas 5,31% 2,96% 2,56% 2,35%(-) 0,2%1(-)
investasi ROE
Sumber : Data diolah, 2019
Dari tabel 3.5 rasio gross profit margin PT. Asuransi Bintang Tbk, perus-
ahaan masih mampu menghasilkan laba dari tahun 2016 sebesar 13,33%, pada
tahun 2017 sebesar 9,28% dan tahun 2018 sebesar 11,78%. Sedangkan pada
dilihat bahwa gross profit margin PT. Asuransi Bintang Tbk pada tahun 2016
sebesar 13,33% dan mengalami penurunan sebesar 4,05% pada tahun 2017
dengan nilai rasio 9,28%. Pada tahun 2018 rasio gross profit margin PT. Asuransi
Bintang Tbk kembali mengalami kenaikan sebesar 11,78%. Hal ini menunjukkan
perbandingan rasio gross profit margin pada tahun 2017 dan 2018 mengalami
kenaikan sebesar 2,5%. Sedangkan untuk nilai ROI pada PT. Asuransi Bintang
pada tahun 2016 sebesar 3,56% dan mengalami penurunan sebesar 1,68% pada
tahun 2017 dengan nilai rasio 1,88% Pada tahun 2018 rasio cepat pada PT.
perbandingan nilai ROI pada tahun 2017 dan 2018 mengalami kenaikan sebesar
0.2%.%. Sedangkan untuk nilai ROE pada PT. Asuransi Bintang pada tahun 2016
sebesar 5,31% dan mengalami penurunan sebesar 2,35% pada tahun 2017 dengan
nilai rasio 2,96% Pada tahun 2018 rasio cepat pada PT. Asuransi Bintang
ROE pada tahun 2017 dan 2018 mengalami penurunan sebesar 0.2%.
D. Rasio Aktivitas
TotalAssets Turnover =
2016 =
= 0.2182
= 0,2x
2017 =
= 0,1971
= 0,1x
2018 =
= 0,5843
= 0,5x
Total Assets Turnover tahun 2016 sebesar 0,2 kali artinya dana yang ter-
tanam dalam keseluruhan aktiva berputar rata-rata 0,2 kali dalam setahun se-
dangkan untuk tahun 2017 total aseets turn over sebesar 0,1 kali ini mengalami
30,721,207 (dalam juta rupiah). Kondisi perusahaan sangat tidak baik karena
terjadi penurunan rasio dari tahun 2016 ke tahun 2017, jika dibandingkan dengan
rata- rata industri untuk total asste turn over yaitu 2 kali, berarti perushaan belum
stabil.
Pada tahun 2017 total assets turnover sebesar 0,1kali artinya dana yang
namun pada tahun 2018 total aseets turn over sebesar 0,52kali ini mengalami
23,471,373 (dalam juta rupiah). Kondisi perusahaan sangat baik karena terjadi
penurunan rasio dari tahun 2017 ke tahun 2018 jika dibandingkan dengan rata-
rata industri untuk total asste turn over yaitu 2 kali, berarti perusahaan mampu
2016 =
= 3,50
= 3,5x
2017 =
= 1,27
=1,2x
2018 =
= 1,370
= 1,3x
Fixed Assets Turnover tahun 2016 sebesar 3,5 kali artinya dana yang terta-
nam dalam aktiva tetap berputar 3,5 kali dalam setahun sedangkan untuk tahun
2017 nilaifixed assets turnover sebesar 1,2 kali artinya dana yang tertanam dalam
aktiva tetap berputar 1,2kali dalam setahun mengalami penurunan sebesar 2,3%
perusahaan sangat tidak baik dari tahun 2016 ke tahun 2017 karena dibawah rata-
rata industri fixed asset total turn over yaitu 5 kali, berarti perusahaan masih di
Pada tahun 2017 nilaifixed assets turnover sebesar 1,2 kali artinya dana yang ter-
tanam dalam aktiva tetap berputar 1,2 kali dalam setahun namun di tahun 2018
23,471(dalam juta rupiah). Kondisi perusahaan sangat tidak baik dari tahun 2017
ke tahun 2018 karena dibawah rata- rata industrifixed asset total turn over yaitu 5
c.Inventoy Turnover
Inventoy Turnover =
2016 =
= 29,29
= 2,92x
2017 =
= 31,00
= 3,10x
2018 =
= 30,79
= 3,07,x
galami perputaran sebanyak 2,92 kali. Pada tahun 2017 perputan meningkat men-
jadi 3,10 kali dan pada tahun 2018 perputaran turun menjadi 3,07 kali ,namun
pada tahun 2017 Inventoy Turnover sebesar 3.10 kali membuktikan bahwa
ditananam dalam perusahaan dalam satu periode, namun pada tahun 2018
Tabel 3.6
Rasio Aktivitas akhir tahun
2016 hingga 2018
Perbandi- Perbandi-
Rasio-Rasio
No 2016 2017 2018 ngan 2016 ngan 2017
Aktivitas
dan 2017 dan 2018
TotalAssets
1 0,2 0,1 0,5 0,1(-) 0,4(-)
Turnover
Fixed Assets
2 3,5 1,2 1,3 2,3(-) 0,1(+)
Turnover
Inventoy
3 2,92 3,10 3,07 0,18(+) 0,03(-)
Turnover
Sumber : Data diolah, 2019
Dilihat dari tabel 3.6 maka dapat dilihat bahwa rasio total assets turnover
pada PT. Asuransi Bintang pada tahun 2016 sebesar 0,2x dan mengalami
penurunan sebesar 0,1% pada tahun 2017 dengan nilai rasio 0,1x. Pada tahun
2018 rasio total assets turnover pada PT.Asuransi Bintang mengalami penurunan
kenaikana 0,5x. Hal ini menunjukkan perbandingan rasio total assets turnover
pada tahun 2017 dan 2018 mengalami kenaikan sebesar 0,4%. Sedangkan untuk
fixed assets turnover pada PT. Asuransi Bintang pada tahun 2016 sebesar 3,5x dan
mengalami penurunan sebesar 2,3x pada tahun 2017 dengan nilai rasio 1,2x Pada
tahun 2018 fixed assets turnover pada PT. Asuransi Bintang kembali mengalami
kenaikan sebesar 1,3x. Hal ini menunjukkan perbandingan fixed assets turnover
pada tahun 2017 dan 2018 mengalami kenaikan sebesar 0,1%. Untuk rasio
inventory turnover pada Asuransi Bintang pada tahun 2016 sebesar 29,29% dan
mengalami peningkatan sebesar 0,18% pada tahun 2017 dengan nilai rasio 3,10%.
Pada tahun 2018 inventory turnover pada PT. Asuransi Bintang kembali
inventory turnover pada tahun 2017 dan 2018 mengalami penurunan dengan
sebesar 3,07%. Dari data diatas maka terlihat PT Asuransi Bintang memiliki nilai
rasio yang bagus dan meningkat. Artinya secara umum kemampuan perusahaan
penjualan dan keuntungan relatif bagus. Rasio-rasio aktivitas yang baik akan
E. Rasio Leverage
Debt Ratio =
2016 =
= 0,669
= 66,9%
2017 =
= 0,637
= 63,7%
2018 =
= 0,678
=67,8%
Tabel 3.7
Perhitungan Debt Ratio akhir tahun
2016 hingga 2018
tasnya sama seperti debt to equity ratio. Jika rasio hutang kurang dari 0.5 kali, be-
rarti sebagian besar aset perusahaan dibiayai melalui ekuitas. Jika rasionya lebih
besar dari 0.5 kali sebagian besar aset perusahaan dibiayai melalui hutang.
Dari data hitungan tersebut maka dapat dilihat bahwa rasio hutang pada
tahun 2016 hingga 2018 lebih dari 0.5 kali. Hal ini berarti sebagian besar aset pe-
2016 =
= 2,028
= 20,28%
2017 =
= 1,758
= 17,58%
2018 =
= 2,107
=21,07%
termasuk utang lancar dan seluruh ekuitas pada tahun 2016 sebesar 20,28%,
utang lancar dan seluruh ekuitas pasa tahun 2017 sebesar 17,56%, Kemampuan
Nilai total debt to total equity ratio pada tahun 2016 sebesar 20,28%
seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas, namun pada tahun
2017 total debt to total equity ratio pada tahun 2017 sebesar 17,56% ini
to equity ratio sebesar 80%, perusahaan masih dianggap baik karena berada di
Pada tahun 2018 Total debt to total equity ratio sebesar 21,07% ini
industri debt to equity ratio sebesar 80%, perusahaan masih dianggap baik karena
Tabel 3.8
Perhitungan Debt To Equity Ratio
akhir tahun 2016 hingga 2018
Pada umumnya, debt to equity ratio atau rasio hutang terhadap ekuitas
yang optimal pada suatu perusahaan adalah sekitar 1 kali, dimana jumlah hutang
sama dengan jumlah ekuitas. Namun rasio ini berbeda antara satu jenis industri
dengan jenis industri lainnya karena tergantung pada proporsi aktiva lancar dan
aktiva tidak lancar. Semakin banyak aktiva atau aset tidak lancar, semakin banyak
umum, rasio hutang terhadap ekuitas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan
kewajibannya. Rasio hutang terhadap ekuitas yang rendah juga dapat menandakan
mal.
Dari data perhitungan tersebut maka rasio hutang terhadap ekuitas pada
tahun 2016 hingga 2018 lebih dari 1 kali. Hal ini berarti perusahaan dapat me-
1. Kondisi keuangan PT.Asuransi Tbk dalam keadaan likuid atau baik karena
dengan baik dan tepat waktu hal ini di tunjukkan oleh Rasio Lancar perus-
2. Kemampuan PT.Asuransi Bintang Tbk Hal ini di tunjukkan oleh rasio return
tinggi rasio perusahaan maka semakin baik perusahaan tersebut dalam mem-
peroleh laba.
3. Jika dilihat dari Rasio Total Assets Turnover, kemampuan perusahaan dalam
4. Jika dilihat dari Rasio Hutang (Debt Ratio), perusahaan dalam keadaan baik
aset dalam satu periode serta sebagian aset perusahaan juga masih dibiayai
Bintang Tbk maka penulis mengambil beberapa kesimpulan dan saran yang di-
4.1. Kesimpulan
a. Jika dilihat dari rasio likuiditas maka dapat disimpulkan bahwa kondisi
b. Jika dilihat dari rasio profitabilitas maka dapat disimpulkan bahwa pe-
baik.
c. Jika dilihat dari rasio aktivitas kinerja keuangan perusahaan sangat baik
51
d. Jika dilihat dari rasio leverage dapat disimpulkan bahwa kondisi keu-
oleh hutang.
4.2. Saran
dan selalu memperhatikan kondisi piutang dan persediaan, agar nilai ak-
kan modal sendiri agar laba yang diperoleh lebih optimal. Perusahaan
rusahaan.
kan rasio perusahaan yang sudah baik. Jika rasio perusahaan dalam
kan dana yang cukup besar untuk membiayai kegiatan operasi perus-
ahaan.
setoran modal
yang ada secara lebih efektif dan efisien agar terjaga rasio leverage
Harahap, S.S. (2013). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo
Persada : Jakarta.
Sodikin, S.S dan Bogat A.R. (2014). Akuntansi Pengantar 1. Sekolah Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN : Yogyakarta.
54