TOR Pengadaan IAIN Parepare
TOR Pengadaan IAIN Parepare
Dibuat Oleh,
Faizal Alfarizi
PLT Supervisor Aktivasi Sulawesi dan Indonesia Timur
Disetujui Oleh,
Wawan Setiawan
Manager Aktivasi dan Pembangunan Sulawesi dan Indonesia Timur
VERSI : 1.0
TERM OF REFERENCE (TOR) PREPARE BY :
Pengadaan Akses Point Dan Controller CHECKED BY :
APPROVED BY :
Aktivasi Institut Agama Islam Negara (IAIN) Pare-Pare
PT INDONESIA COMNETS PLUS
1. LATAR BELAKANG
Kebutuhan Aktivasi IAIN Pare-Pare untuk delivery jaringan Internet dan kebutuhan perangkat aksespoint
di Kampus IAIN Pare-Pare.
2. TUJUAN
Tujuan dari pengadaan ini adalah memenuhi kebutuhan aktivasi pelanggan IAIN pare-pare di kampiyang
memerlukan percepatan Aktivasi sesuai dengan Sales Order atau Project Activation berikut :
Jangka waktu pelaksanaan pengadaan dan pengiriman material adalah 30 hari kalender setelah SP2K
diterbitkan oleh PT Indonesia Comnets Plus
Berikut adalah spesifikasi Pengadaan Access Point Ruckus R 320 15 Unit R dan Controller Ruckus Zone
Director 1200:
Controller Support Unleashed | SmartZone | Standalone | Cloud Wi-Fi | ZoneDirector
Ethernet Ports 1 x 1GbE
PHY Rate at 2.4 GHz, 300 Mb/s
PHY Rate at 5 GHz, 867 Mb/s
Radio Chains:Streams 2x2:2
Rx Sensitivity at 2.4 GHz -101 dBm
Rx Sensitivity at 5 GHz -101 dBm
Wi-Fi Interface Standard IEEE 802.11a/b/g/n/ac Wave 2
Wi-Fi Interface Standard at 2.4 GHz 802.11n
Wi-Fi Interface Standard at 5 GHz 802.11ac
2
VERSI : 1.0
TERM OF REFERENCE (TOR) PREPARE BY :
Pengadaan Akses Point Dan Controller CHECKED BY :
APPROVED BY :
Aktivasi Institut Agama Islam Negara (IAIN) Pare-Pare
PT INDONESIA COMNETS PLUS
7. BILL OF QUANTITY
No. Deskripsi Satuan Qty
1 Access Point Ruckus R 320 15 Unit R U 15
2 Controller Ruckus Zone Director 1200 U 1
3 Jasa Kirim Material ke SBU Makassar lot 1
10. SANKSI
Rekanan dikenakan sanksi apabila terjadi keterlambatan pekerjaan yang melampaui batas waktu yang
telah ditentukan. Rekanan dikenakan sanksi berupa denda sebesar 0.5% (nol koma lima persen) dari total
nilai/harga pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan penyelesaian pekerjaan dengan ketentuan bahwa
jumlah denda tersebut setinggi-tingginya 5% (lima persen) dari total nilai/harga pekerjaan.