Anda di halaman 1dari 15

JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL.

34 - 48

PENGEMBANGAN WISATA DI KAMPUNG WAYANG KEPUHSARI,


KECAMATAN MANYARAN, KABUPATEN WONOGIRI BERBASIS ANALISIS
SWOT

Lilyk Eka Suranny


Peneliti Bappeda dan Litbang Kabupaten Wonogiri
Email: lilik_fd@yahoo.com

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun strategi pengembangan wisata pada
Kampung Wayang di Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri
berdasarkan analisis SWOT. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif. Pendekatan kualitatif diperoleh dalam bentuk data primer dan data sekunder.
Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, studi dokumen
dan studi pustaka. Analisis data yang digunakan adalah analisis SWOT (Strenght,
Weakness, Opportunities, Threats). Berdasarkan hasil dari analisis SWOT alternatif
strategi dalam pengembangan wisata di Kampung Wayang antara lain Pengembangan
Kampung Wayang sebagai tempat wisata minat khusus (wisata budaya, wisata
pendidikan); Perbaikan aksesibilitas daerah wisata; Meningkatkan Sumber daya manusia
pelaku usaha wisata; Penggalangan dana mandiri, pemerintah, dan investasi swasta untuk
pengembangan wisata; Promosi wisata yang kontinyu; meningkatkan daya saing obyek
wisata yang berkualitas dan unik serta peningkatan manajemen pengelolaan wisata.
Kata kunci: strategi, pengembangan wisata, kampung wayang

Abstract. This study aims to compile a tourism development strategy in Wayang Village
Kepuhsari, Manyaran District, Wonogiri Regency based on SWOT analysis. Qualitative
approach is obtained in the form of primary data and secondary data. Technique of
collecting data using observation method, interview, document study and literature study.
Data analysis used is SWOT analysis (Strength, Weakness, Opportunities, Threats). Based
on the results of several alternative research strategies in the development of tourism in
Wayang Village among others Development of Wayang Village as a special interest
tourism (cultural tourism, educational tour); Improved accessibility of tourist areas;
Improve human resources of tourism business actors; Self-fund raising, government and
private investment for tourism development; continuous tourism promotion; Increasing the
competitiveness of a quality and unique tourism object; and improved tourism
management.
Keywords: strategy, tourism development, wayang village

1. PENDAHULUAN (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah


Pembangunan ekonomi daerah adalah tersebut. Oleh karena itu, pemerintah
suatu proses dimana pemerintah daerah daerah beserta partisipasi masyarakatnya
dan masyarakat mengelola sumberdaya dan dengan sumber daya yang ada harus
yang ada dan membentuk suatu pola mampu menaksir potensi sumber daya
kemitraan antara pemerintah daerah yang diperlukan untuk merancang dan
dengan sektor swasta untuk menciptakan membangun perekonomian daerah untuk
suatu lapangan kerja baru dan merangsang meningkatkan kualitas hidup seluruh
perkembangan kegiatan ekonomi masyarakat pada daerah tersebut (Arsyad,

34 JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356


JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL. 34 - 48

1999). Optimalisasi pencapaian program pengerjaannya mereka bekerja sendiri


pembangunan tidak terlepas dari kejelian namun ada juga yang bergabung dengan
pemerintah daerah dalam memanfaatkan pengrajin yang telah memiliki sanggar.
potensi sumberdaya yang ada. Berbagai Tercatat hingga tahun 2015 di Desa
potensi yang ada di daerah baik berupa Kepuhsari ini sudah memiliki 135 kepala
sumberdaya alam maupun sumberdaya keluarga yang melakoni usaha sebagai
manusia dimaksimalkan pemanfaatannya pengrajin wayang kulit. Oleh karena itu
guna peningkatan ekonomi masyarakat. Desa Kepuhsari dijuluki sebagai Kampung
Kegiatan pariwisata merupakan salah Wayang. Untuk tetap menjaga eksistensi
satu potensi yang dapat diharapkan dapat keberadaan wayang kulit di Desa
memberikan kontribusi yang cukup besar Kepuhsari, masyarakat disana
terhadap perekonomian daerah. Usaha menggunakan kesenian wayang sebagai
pengembangan pariwisata tertuang dalam hiburan ketika ada acara kampung/hajatan.
Undang-undang No.10 tahun 2009, Kebiasaan ini memperkuat citra Desa
menyebutkan bahwa keberadaan obyek Kepuhsari sebagai Kampung Wayang.
wisata pada suatu daerah akan sangat Cirikhas tersebut merupakan keunikan
menguntungkan, diantaranya dapat desa yang dapat dijadikan sebagai potensi
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah wisata. Hal ini sejalan dengan
(PAD), meningkatkan taraf hidup pengembangan pariwisata pedesaan yang
masyarakat, meningkatkan rasa cinta menjadikan kawasan pedesaan yang
lingkungan, serta melestarikan alam dan memiliki potensi karakteristik khusus
budaya setempat. Dengan adanya otonomi (cirikhas) menjadi daerah tujuan wisata.
daerah maka sumber terbesar keuangan Seni tatah sungging ini dapat
daerah dapat berasal dari PAD sehingga dijadikan sebagai potensi wisata yakni
setiap daerah diharapkan dapat dapat berupa wisata pendidikan yaitu
meningkatkan kemandirian dan daya saing mengajari wisatawan cara membuat
daerahnya. wayang kulit. Selain kesenian tatah
Salah satu obyek wisata yang mulai sungging, potensi wisata lainnya yang
dikembangkan di Kabupaten Wonogiri dapat dikembangkan di Desa Kepuhsari
adalah Kampung Wayang yang potensi adalah wisata alam berupa air terjun “
utamanya pada sektor budaya yakni Banyu Nibo”. Beberapa potensi yang ada
kesenian tatah sungging wayang atau seni di Kampung Wayang ini dapat
pembuatan wayang kulit. Seni kerajinan dikembangkan menjadi destinasi wisata
tatah sungging oleh masyarakat di Desa yang menguntungkan bagi masyarakat di
Kepuhsari tersebut merupakan warisan Kampung Wayang khususnya ataupun
secara turun temurun dari leluhur. pemerintah daerah sebagai salah satu
Kerajinan wayang oleh masyarakat sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
setempat tidak hanya dijadikan produk Saat ini potensi wisata yang ada di
budaya, tetapi juga sebagai produk Kampung Wayang belum dimanfaatkan
ekonomi. Kegiatan pembuatan wayang secara optimal oleh masyarakat untuk
kulit ini dijadikan sebagai mata dikembangkan menjadi daerah tujuan
pencaharian penduduk di Desa Kepuhsari, wisata. Tujuan dari penelitian ini adalah
adapula yang menjadikannya sebagai a. Mengetahui kondisi eksisting
pekerjaan sampingan saja. Dalam Kampung wayang yang dapat

JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356 35


JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL. 34 - 48

dikembangkan menjadi daerah tujuan suatu cara menjadikan sesuatu menjadi


wisata lebih maju, baik dan berguna.
b. Menyusun strategi pengembangan Berdasarkan konsep diatas maka strategi
wisata pada Kampung Wayang Desa pengembangan wisata merupakan suatu
Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, rencana/program terpadu yang
Kabupaten Wonogiri melalui analisis dipergunakan untuk memajukan,
SWOT. memperbaiki dan meningkatkan kondisi
kepariwisataan suatu objek dan daya tarik
2. TINJAUAN PUSTAKA wisata sehingga dikunjungi wisatawan
Konsep Strategi serta mampu memberikan manfaat bagi
Menurut Stanton dalam Amirullah masyarakat disekitar objek dan daya tarik
(2004) menyatakan strategi sebagai suatu wisata maupun bagi pemerintah.
rencana dasar yang luas sebagai suatu Pembangunan pariwisata
tindakan organisasi untuk mencapai Pembangunan pariwisata yang
tujuan. Rencana dalam mencapai tujuan berhasil adalah pembangunan pariwisata
tersebut sesuai dengan lingkungan yang dilakukan bersama termasuk
eksternal dan internal perusahaan. Begitu “membangun bersama masyarakat”
juga dengan Christensen dalam Rangkuti sehingga pembangunan pariwisata dapat
(2005) menyatakan bahwa strategi memberikan keuntungan secara ekonomi,
merupakan suatu alat untuk mencapai sosial, budaya setempat. Tujuan pariwisata
keunggulan bersaing. Porter dalam yang melibatkan masyarakat, diantaranya
Rangkuti (2005) mengungkapkan bahwa yaitu: 1). Memberdayakan masyarakat
strategi merupakan alat yang sangat melalui pembangunan pariwisata, 2).
penting untuk mencapai keunggulan Meningkatkan peran dan partisipasi
bersaing. Menurut Chandler dalam masyarakat agar dapat memperoleh
Rangkuti (2005) menyatakan bahwa keuntungan ekonomi, sosial maupun
strategi merupakan alat untuk mencapai budaya dari pembangunan pariwisata, 3).
tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan Memberikan kesempatan yang seimbang
tujuan jangka panjang, program tindak kepada semua anggota masyarakat baik
lanjut serta prioritas alokasi. Dari beberapa laki-laki maupun perempuan. Oleh karena
tinjauan diatas maka pengertian strategi itu salah satu pendekatan yang dapat
yang sesuai dengan penelitian ini adalah digunakan untuk pengembangan
suatu kesatuan rencana dalam bentuk pariwisata berbasis masyarakat adalah
program-program terpadu dan menyeluruh pendekatan partisipatif. Pengembangan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. pariwisata berbasis masyarakat ini
Konsep Pengembangan dinamakan Community Based Tourism
Menurut Suwantoro (2004) (Demartoto, 2009).
menyatakan bahwa pengembangan Analisis SWOT
bertujuan untuk mengembangkan produk Analisis SWOT dalam bidang
dan pelayanan yang berkualitas, seimbang pariwisata dapat dimanfaatkan untuk
dan bertahap. Sedangkan Poerwadarminta merumuskan arahan dan skenario
(2002), menyatakan pengembangan lebih pengembangan wisata baik secara mikro
menekankan kepada suatu proses atau sampai skala makro yang saling
berhubungan, artinya SWOT dapat

36 JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356


JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL. 34 - 48

merumuskan secara rasional dan berurutan sebagai alat identifikasi berbagai faktor
sesuai dengan tujuan keperluannya sebagai secara sistematis untuk merumuskan
berikut: strategi. Analisis SWOT dilakukan
 Menggambarkan permasalahan yang berdasarkan logika yang dapat
perlu diindikasikan untuk suatu memaksimalkan potensi dan peluang
keperluan tertentu, namun secara bersamaan dapat
 Menganalisis hubungan antar issue, meminimalisasi kendala dan ancaman
 Memberikan skenario dan arahan sehingga akan memberikan output berupa
keadaan sekarang dan masa datang target atau perlakuan untuk mencapai
yang akan dituju. tujuan. Tabel analisis SWOT dapat
Analisis SWOT sering diartikan ditampilkan sebagai berikut:

Tabel 1. Metode Analisis SWOT


Faktor Penentu Faktor Internal
Kekuatan Kelemahan
(Strenght) (Weakness)
Faktor Eksternal Peluang (Opportunities) S-O W-O
Ancaman (Threats) S-T W-T
Sumber: Salusu, 2003

Dari hasil analisis SWOT akan dihasilkan Wonogiri yang dimulai pada bulan Mei
beberapa strategi (Salusu, 2003) antara sampai dengan September 2016. Metode
lain: penelitian yang digunakan adalah
1. Strategi S-O untuk menarik deskriptif kualitatif untuk mengetahui
keuntungan dari peluang yang tersedia kondisi eksisting dan potensi yang ada di
dari lingkungan eksternal. Kampung Wayang yang dapat
2. Strategi W-O bertujuan untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan
memperbaiki kelemahan internal wisata. Data yang digunakan adalah data
dengan memanfaatkan peluang dari primer dan data sekunder. Teknik
lingkungan eksternal. pengumpulan data menggunakan metode
3. Strategi S-T bertujuan untuk observasi, wawancara, studi dokumen dan
memperkecil dampak yang akan studi pustaka. Observasi dilakukan dengan
terjadi dari lingkungan eksternal. mendatangi lokasi penelitian yakni di
4. Strategi W-T bertujuan untuk Kampung Wayang untuk mendapatkan
memperkuat dari dalam usaha untuk data dengan melihat secara langsung
memperkecil kelemahan internal mengenai potensi yang ada di Kampung
dengan memperkecil tantangan Wayang yang dapat diangkat sebagai
eksternal. daerah wisata. Wawancara dilakukan
dengan bertanya langsung pada
3. METODE PENELITIAN narasumber yang mengetahui kondisi di
Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Wayang yakni Kepala Dinas
Kampung Wayang Desa Kepuhsari, Pariwisata Kabupaten Wonogiri, Kepala
Kecamatan Manyaran, Kabupaten Desa Kepuhsari, Ketua

JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356 37


JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL. 34 - 48

pokdarwis/anggota, dan Pengrajin kelemahan dan ancaman sebagai acuan


tatahsungging/lukis kaca serta tokoh usaha pengembangannya lebih lanjut.
masyarakat setempat. Studi dokumen Dengan mengetahui kekuatan dan peluang
melalui pengumpulan data yang diperoleh yang dimiliki sebagai faktor pendukung
langsung di lokasi penelitian yaitu foto usaha pengembangan kegiatan wisata serta
dokumentasi dan beberapa dokumen dengan memperhatikan kelemahan dan
pendukung yakni diperoleh dari kelompok ancaman yang menghambat usaha
Sadar wisata “Tetuko” di kampung pengembangan tersebut diharapkan
wayang. Studi pustaka yang didapatkan langkah atau usaha pengembangan yang
dari beberapa sumber terkait penelitian direncanakan merupakan rencana yang
yang mendukung. tepat guna dan berkelanjutan.
Untuk penyusunan konsep a. Analisis Variabel internal
pengembangan wisata di Kampung Input analisis variabel internal ini
Wayang Kepuhsari digunakan analisis adalah faktor-faktor yang menjadi
SWOT yaitu menganalisis kekuatan, kekuatan dan kelemahan yang berasal dari
kelemahan, kesempatan (peluang) dan lingkungan dalamnya.
hambatan (ancaman) yang ada. Kekuatan Kondisi eksisting berdasarkan kekuatan
dan kelemahan lebih banyak terjadi di yang dimiliki
lingkungan dalam (internal) sedangkan 1. Kampung Wayang Kepuhsari
peluang dan ancaman lebih banyak terjadi memiliki kondisi eksisting yang
di lingkungan luar (Rangkuti dalam menjadi kekuatan dalam usaha
Arsyadha, 2002). Analisis SWOT sering pengembangan wisata yaitu keindahan
diartikan sebagai alat identifikasi berbagai alam, potensi sumberdaya manusia
faktor secara sistematis untuk merumuskan dan potensi sumberdaya budaya.
strategi. Analisis SWOT dilakukan Potensi keindahan air terjun “Banyu
berdasarkan logika yang dapat Nibo” serta keadaan wilayah yang
memaksimalkan potensi dan peluang berupa lahan pertanian dan
namun secara bersamaan dapat pegunungan ini dapat berpotensi
meminimalisasi kendala dan ancaman dijadikan wisata alam maupun wisata
sehingga akan memberikan output berupa pendidikan. Wisata alam yang
target atau perlakuan untuk mencapai memperlihatkan keindahan air terjun
tujuan. dan lingkungan sekitarnya yang masih
alami serta wisata pendidikan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN pertanian yang mengajarkan para
4.1 Analisis Kondisi Eksisting wisatawan bercocok tanam/budidaya
Kampung Wayang Desa Kepuhsari pertanian. Potensi sumberdaya
Tujuan dari analisis ini adalah untuk manusia dapat dilihat dari ketrampilan
mengetahui kondisi eksisting kawasan yang dimiliki masyarakatnya yaitu
Kampung Wayang sehingga dapat seni tatah sungging (seni kerajinan
diketahui arahan pengembangannya. membuat wayang kulit). Ketrampilan
Metode analisis yang digunakan adalah tatah sungging bagi masyarakat di
teknik analisis SWOT, yaitu analisis Desa Kepuhsari ini telah mendarah
dengan memperhatikan potensi berupa daging dan diturunkan secara turun-
kekuatan dan peluang tanpa mengabaikan temurun. Tatah sungging oleh

38 JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356


JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL. 34 - 48

masyarakat Desa Kepuhsari ini petani. Ini menjadi keuntungan


dijadikan sebagai mata pencaharian tersendiri apabila dapat mengemas
pokok ataupun sampingan karena ketrampilan tatah sungging menjadi
umumnya masyarakatnya adalah
daya tarik wisata. 1. Prasarana
2. Kekuatan lain yang dimiliki oleh  Infrastruktur jalan kurang
Kampung Wayang Kepuhsari adalah memenuhi syarat karena beberapa
keramah tamahan masyarakatnya jalan desa belum diaspal sehingga
dalam memberikan pelayanan kepada perlu ada peningkatan pengaspalan
para pengunjung. Tingkat kepuasan jalan-jalan menuju desa wisata.
dari pengunjung dapat dinilai salah  Belum ada gapura yang dapat
satunya dari pelayanan yang dijadikan identitas desa sebagai
didapatkan saat melakukan kunjungan kampung wayang.
wisata. Jika mereka merasa puas  Show Room untuk memajang hasil
dengan pelayanan pada sebuah kerajinan wayang belum ada,
destinasi wisata kemungkinan besar selama ini masih bergabung dengan
pengunjung akan kembali ke dearah sanggar kerajinan;
wisata tersebut. Hal ini akan sangat 2. Kelembagaan
menguntungkan bagi daerah wisata.  Desa Kepuhsari telah mempunyai
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Kelompok Sadar Wisata
Tjiptono (2002) bahwa apabila jasa (Pokdarwis) “Tetuko” namun pada
yang diterima atau dirasakan pelaksanaannya belum bisa
(perceived service) sesuai dengan mewadahi berbagai elemen
yang diharapkan (expected service), masyarakat pendukung pariwisata.
maka kualitas jasa dipersepsikan baik Hal ini karena keterbatasan
dan memuaskan. Jika jasa yang Sumberdaya Manusia dan aspek
diterima melampaui harapan kelembagaan yang masih perlu
pelanggan, maka kualitas jasa ditingkatkan (administrasi, profil
dipersepsikan sebagai kualitas yang kelembagaan, promosi,
ideal. Sebaiknya jika jasa yang kepengurusan, pembagian tugas
diterima lebih rendah daripada dan wewenang, dan permodalan).
harapan pelanggan, maka kualitas jasa  Sebagian masyarakat Desa
yang dipersepsikan buruk. Kepuasan Kepuhsari belum dapat memahami
wisatawan inilah yang sangat perlu pentingnya kelembagaan, bahkan
diperhatikan ketika merencanakan ada yang berfikir negatif bahwa
paket wisata karena merupakan kelembagaan Pokdarwis hanya
landasan wisatawan untuk kembali untuk kesejahteraan kelompok
lagi atau tidak ke suatu destinasi kepentingan tertentu (pengurus)
wisata. saja.
Kondisi Eksisting Kampung Wayang 3. Sumber Daya Manusia
berdasarkan kelemahan yang dimiliki  SDM pengelola wisata yang masih
Permasalahan yang ada di Desa rendah diantaranya kurang
Kepuhsari dapat digolongkan pada menguasai Bahasa Inggris
beberapa kriteria, antara lain: sedangkan wisatawan yang datang

JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356 39


JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL. 34 - 48

berkunjung tidak hanya dari lokal minim dalam kegiatan promosi


saja namun juga wisatawan wisata.
mancanegara. b. Rumusan Variabel Internal
 Masih rendahnya kegiatan promosi Hasil analisis variabel internal yaitu
wisata yang dilakukan oleh kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
pengelola di Kampung Wayang Kampung Wayang Kepuhsari sebagai
Kepuhsari karena tingkat faktor pendukung usaha
pengetahuan yang masih tergolong pengembangan desa wisata dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Tabel 2. Rumusan Variabel Internal


No Faktor Penentu Keterangan
1. Kekuatan Potensi sumberdaya alam, sumberdaya
manusia dan sumberdaya budaya di
Kampung Wayang Kepuhsari
Keramahtamahan masyarakat kepada
pengunjung

2 Kelemahan Aksesibilitas daerah wisata yang kurang


memadai
Minimnya peran masyarakat dalam
kelembagaan
SDM pemandu wisata yang masih lemah
Kurangnya promisi wisata
Sumber: Analisis data primer, 2016

c. Analisis Variabel Eksternal adat istiadat, lingkungan, sosial, dan


Input analisis variabel eksternal ini aspek pendukung lainnya. Potensi
adalah faktor-faktor yang merupakan wisata di Kampung Wayang ini dapat
kesempatan (peluang) dan ancaman dimungkinkan dapat dikembangkan
yang ada dan terjadi atau berasal dari menjadi wisata pendidikan,
luar lingkungannya. diantaranya wisata pendidikan
Kondisi Eksisting Kampung Wayang pembuatan wayang ataupun wisata
Berdasarkan Peluang Yang ada pendidikan pertanian.
 Trend Pengembangan wisata minat  Potensi wisatawan lokal Wonogiri di
khusus (Wisata pendidikan) tingkat pelajar yang besar
Dengan kebutuhan yang sangat Potensi wisatawan lokal dari pihak
komplek seperti sekarang ini sekolah lokal di Kabupaten Wonogiri
menuntut masyarakat untuk dapat saja ada 800 sekolah SD/sederajat
meluangkan waktu mereka guna dengan 7.761 guru dan 82.868 murid.
berwisata. Kegiatan berwisata Sementara jumlah SLTP/sederajat ada
masyarakat juga dapat dilakukan 141 sekolah dengan 3.784 guru dan
sambil belajar baik atas alam, budaya, 43.236 murid; SLTA/sederajat ada

40 JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356


JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL. 34 - 48

117 sekolah dengan 3.042 guru dan daerah belum cair maka perawatan
30.329 murid (Wonogiri Dalam dan perbaikan sarana dan prasarana
Angka, 2014). Apabila kita dapat belum dapat dilakukan.
menarik minat wisatawan dari tingkat  Terdapat tempat wisata lain yang
sekolah lokal Wonogiri saja akan menjadi pesaing
sangat besar dampak positif dari Daya saing pariwisata mengandung
peningkatan ekonomi masyarakat. arti bahwa produk pariwisata yang
 Adanya kebijakan pemerintah daerah dijual hendaknya produk yang sesuai
untuk mengembangkan pariwisata dengan atribut yang dituntut
daerah konsumen atau produk yang
Pemerintah daerah mempunyai dipersepsikan bernilai tinggi oleh
perananan yang penting dalam konsumen. Saat ini banyak tempat
pengembangan sektor priwisata. wisata sejenis yang
Apalagi di era otonomi daerah seperti menampilkan/menyuguhkan wisata
saat ini, pariwisata diharapkan mampu minat khusus bagi pengunjung. Untuk
memberikan sumbangan yang besar mengatasi persaingan dengan daerah
bagi peningkatan pendapatan daerah. wisata lain maka suatu destinasi
Pengembangan pariwisata diharapkan wisata harus dapat menampilkan
dapat meningkatkan taraf hidup cirikhas yang menjadi potensi daerah
masyarakat di kawasan setempat.
wisata.  Kondisi perekonomian bangsa yang
Kondisi Eksisting Kampung Wayang tidak stabil
Berdasarkan Ancaman Yang ada Keadaan ekonomi suatu negara juga
 Keterbatasan dana pengembangan mempegaruhi kunjungan wisatawan
Dalam upaya pengembangan pada suatu destinasi wisata. Pada saat
pariwisata salah satu kendala yang kondisi ekonomi baik maka
dihadapi adalah keterbatasan dana kunjungan wisatawan dapat
pengembangan. Hal tersebut mengalami kenaikan sedangkan saat
menyebabkan upaya pengembangan ekonomi lesu maka dimungkinan
pariwisata yang dilakukan tidak kunjungan wisatawan akan menurun.
optimal. Keterbatasan dana yang a. Rumusan Variabel Eksternal
diterima untuk mengelola obyek Hasil analisis variabel
wisata dalam pembangunan potensi eksternal yaitu peluang dan
dan pemeliharaan sarana dan ancaman yang dimiliki Kampung
prasarana obyek wisata. Misalnya saja Wayang Kepuhsari sebagai faktor
untuk perbaikan sarana dan prasarana pendukung usaha pengembangan
harus menunggu dana dari pemerintah desa wisata dapat dirumuskan
daerah belum lagi dana untuk sebagai berikut
melakukan inovasi pastilah akan
menunggu dengan waktu yang lebih
lama. Jika dana dari pemerintah

JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356 41


JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL. 34 - 48

Tabel 3. Rumusan Variabel Eksternal


No Faktor Penentu Keterangan
1. Peluang (Opportunities) Trend kunjungan wisatawan lebih memilih
wisata minat khusus
Potensi wisatawan lokal Wonogiri tingkat
pelajar yang besar
Adanya kebijakan pemerintah daerah untuk
mengembangkan pariwisata daerah
2 Hambatan (Threats) Keterbatasan dana pengembangan wisata
Terdapat tempat wisata lain yang menjadi
pesaing
Kondisi perekonomian bangsa yang tidak
stabil
Sumber: Analisis data primer, 2016

4.2 Kondisi Eksisting Kampung yang tersedia dalam lingkungan eksternal


Wayang Berdasarkan Analisis kawasan wisata Kampung Wayang
SWOT Kepuhsari, Strategi W – O (Weakness -
Hasil analisis variabel eksternal dan Opportunities) yang bertujuan untuk
variabel internal diatas telah menunjukkan memperbaiki kelemahan internal dengan
kondisi eksisting pada Kampung Wayang memanfaatkan peluang dari lingkungan
Desa Kepuhsari. Kondisi eksisting eksternal kawasan wisata Kampung
Kampung Wayang Kepuhsari dapat Wayang Kepuhsari, Strategi S - T
dijadikan salah satu dasar pertimbangan (Strenght- Threats) untuk memperkecil
usaha pengembangan kawasan wisata yang dampak yang akan terjadi dari lingkungan
dapat digunakan sebagai acuan untuk eksternal kawasan wisata Kampung
mencapai tujuan dengan cara Wayang Kepuhsari, dan strategi W – T
memaksimalkan potensi dan peluang (Weakness – Threats) untuk memperkuat
namun secara bersamaan dapat dari dalam usaha untuk memperkecil
meminimalisasi kendala dan ancaman. kelemahan internal kawasan wisata
Rumusan dasar pengembangan kawasan Kampung Wayang Kepuhsari dan
wisata Kampung Wayang Kepuhsari mengurangi tantangan eksternalnya.
berdasarkan kondisi eksisting terdiri dari Strategi-strategi tersebut dapat dilihat pada
strategi S-O (Strenght – Opportunities) tabel 4.
untuk menarik keuntungan dari peluang

42 JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356


JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL. 34 - 48

Tabel 4. Strategi Berdasarkan Kondisi Eksisting Dari Analisis SWOT

STRENGTH (S) WEAKNESSES (W)

EFI Potensi Sumberdaya Aksesibilitas daerah


Alam, sumberdaya wisata yang kurang
manusia dan memadai
sumberdaya budaya Minimnya peran
di Kampung wayang masyarakat dalam
Kepuhsari kelembagaan
Keramah tamahan pariwisata
masyarakat kepada SDM pemandu wisata
pengunjung yang masih lemah
Kurangnya promosi
EFE wisata

OPPORTUNITIES Strategi S-O Strategi W-O


(O)
 Pengembangan  Perbaikan
Trend kunjungan Kampung wayang aksesibilitas daerah
wisatawan lebih sebagai tempat wisata wisata (jalan dan
memilih wisata minat khusus (wisata sarana prasarana
minat khusus budaya, wisata pendukung lainnya)
Potensi wisatawan pendidikan)  Meningkatkan SDM
lokal Wonogiri  Pengembangan Paket pelaku usaha wisata
tingkat pelajar yang wisata pendidikan (pelatihan pemadu
besar yang efisien wisata, peran
Adanya kebijakan masyarakat dalam
pemerintah daerah kelembagaan).
untuk  Promosi wisata yang
mengembangkan kontinyu
pariwisata daerah

THREATS (T) Strategi S-T Strategi W-T

Keterbatasan dana  Penggalangan dana  Memperbanyak


pengembangan mandiri, pemerintah, fasilitas pendukung
wisata dan investasi swasta wisata
Terdapat tempat untuk pengembangan  Membuat Promosi
wisata lain yang wisata wisata yang efisien
menjadi pesaing  Meningkatkan daya dan murah, seperti
Kondisi saing obyek wisata pembuatan webite
perekonomian yang berkualitas dan  Meningkatkan
bangsa yang tidak unik pengelolaan
stabil manajemen wisata

Sumber: Analisis data primer, 2016

JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356 43


JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL. 34 - 48

Berdasarkan hasil analis SWOT Pengelola wisata di Kampung


alternatif strategi yang dibuat dapat Wayang Kepuhsari diharapkan dapat
diuraikan sebagai berikut: membuat paket wisata yang efisien
1. Pengembangan Kampung wayang sehingga konsumen (wisatawan) akan
sebagai tempat wisata minat khusus tertarik untuk melakukan kunjungan
(wisata budaya, wisata pendidikan) wisata. Menurut Simamora (2000),
Saat ini trend wisata minat khusus harga merupakan salah satu faktor
menjadi daya tarik wisatawan baik penting yang mempengaruhi
lokal maupun mancanegara. Hal ini kunjungan wisata. Penentuan harga
diperkuat dengan pernyataan Pitana dalam pemasaran jasa sangat penting
dan Diarta (2009) yang menyatakan menginggat produk yang ditawarkan
bahwa pariwisata minat khusus di Kampung wayang Kepuhsari tidak
diperkirakan akan menjadi trend berwujud dan harga yang dibebankan
perkembangan pariwisata ke depan terhadap jasa yang ditawarkan
sebab calon wisatawan telah menjadi indikasi kualitas jasa yang
menginginkan jenis pariwisata yang akan diterima konsumen. Terobosan
fokus, yang mampu memenuhi yang dapat diambil untuk menarik
kebutuhan spesifik wisatawan seperti minat pengunjung yakni memberikan
belajar sambil berwisata. Wisata minat potongan harga bagi pengunjung,
khusus diantaranya adalah wisata misalnya saja bagi pengunjung yang
budaya ataupun wisata pendidikan. masih berstatus pelajar mendapatkan
Kampung wayang Kepuhsari potongan harga 10% karena untuk
berpotensi untuk dijadikan wisata paket wisata pendidikan ini
minat khusus baik wisata budaya sasarannya bagi pelajar.
ataupun wisata pendidikan dengan 3. Perbaikan aksesibilitas daerah wisata
daya tarik utamanya adalah kesenian (jalan dan sarana prasarana
tatah sungging wayang. Obyek daya pendukung lainnya)
tarik wisata sangat erat hubungannya Salah satu komponen penunjang
dengan motivasi berwisata seseorang. wisata adalah aksesibilitas di daerah
Hal ini karena wisatawan ingin wisata. Aksesibilitas merupakan unsur
mendapatkan pengalaman tertentu penting dalam menganalisa suatu
dalam kunjungannya sehingga obyek wisata agar dapat dijangkau
semakin tinggi daya tarik suatu tempat wisatawan baik dalam segi sarana
wisata maka semakin tinggi motivasi transportasi. Olehkarena itu
wisatawan untuk berkunjung (Pitana diperlukan perbaikan pada aksesibilas
dan Gayatri, 2005). di Kampung Wayang diantaranya
2. Pengembangan Paket wisata jalan desa, pembuatan gapura wayang
pendidikan yang efisien sebagai ikon Kampung wayang
Potensi wisata di Kampung maupun sarana prasarana seni tatah
Wayang ini dapat dimungkinkan dapat sungging guna pengembangan wisata
dikembangkan menjadi wisata di daerah setempat. Diperlukan suatu
pendidikan, diantaranya wisata upaya bersama yang terintegrasi
pendidikan pembuatan wayang antara pemerintah daerah dengan
ataupun wisata pendidikan pertanian. pihak terkait yaitu pemerintah desa

44 JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356


JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL. 34 - 48

dan pengelola destinasi wisata kualitas layanan tidak hanya menjadi


Kampung Wayang Kepuhsari. tanggungjawab dari pengelola namun
Diantaranya keterbatasan dana dari masyarakatnya juga.
perbaikan infrastruktur jalan dapat 5. Promosi wisata yang kontinyu
diusulkan dari dana desa sehingga Pemasaran pariwisata penekanannya
dana pengembangan wisata yang adalah bagaimana mengkomunikasikan
dialokasikan pemerintah daerah dapat kepada pasar (konsumen) bahwa
digunakan untuk pengembangan sekor produk yang ditawarkan (destinasi)
wisata lainnya misalnya unggul dan berbeda dengan produk
pengembangan inovasi pariwisata. lain. Pengembangan wisata di
4. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Kampung wayang salah satunya adalah
pelaku usaha wisata (pelatihan dengan strategi promosi wisata
pemadu wisata, peran masyarakat Kampung wayang yang dapat
dalam kelembagaan). dilakukan Pemerintah daerah
Sumber Daya Manusia (SDM) memasang iklan atau promosi melalui
merupakan salah satu faktor yang surat kabar, radio, majalah lokal
penting dalam memajukan pariwisata. ataupun membuat/mengikuti event-
Pentingnya SDM pada sektor event seni budaya berskala
pariwisata adalah manusia sebagai internasional untuk memamerkan
faktor kunci dalam mewujudkan keunggulan destinasi wisata di
keberhasilan kinerja (Evan dalam Kampung Wayang Kepuhsari. Selain
Setiawan, 2016). Guna pengembangan itu pengelola wisata juga dapat
wisata di Kampung wayang ini maka melakukan promosi wisata melalui
sangat diperlukan ketrampilan sebagai internet baik itu web, twitter, facebook
pemandu wisata yang mana pemandu ataupun instagram tentang destinasi
wisata ini juga harus menguasai bahasa wisata di Kampung Wayang Kepuhsari
asing utamanya bahasa Inggris karena ini. Diharapkan dengan promosi wisata
pengunjung di Kampung wayang tidak yang kontinyu akan dapat menarik
hanya dari wisatawan lokal saja namun minat wisatawan untuk berkunjung ke
ada juga dari wisatawan mancanegara. Kampung Wayang Kepuhsari. Hal ini
Olehkarena itu perlu adanya pelatihan sesuai dengan pernyataan Suwantoro
bahasa asing bagi para pemandu wisata (2004) bahwa salah satu kebijakan
untuk meningkatkan kepuasan pengembangan pariwisata adalah
pengunjung. Peran masyarakat di promosi.
Kampung Wayang dalam kelembagaan 6. Penggalangan dana mandiri,
perlu juga dibenahi dalam hal ini untuk pemerintah, dan investasi swasta
membuka mindset mereka bahwa untuk pengembangan wisata
adanya pengembangan wisata di Salah satu kendala dalam
kampung wayang tidak hanya untuk pengembangan wisata di Kampung
mensejahterakan kelompok tertentu Wayang Kepuhsari ini adalah
saja dalam hal ini pengelola, namun keterbatasan dana pengembangan.
dapat mensejahterakan seluruh Solusi dari permasalah ini dapat diatasi
masyarakat di Kampung wayang dengan penggalangan dana mandiri
sehingga tugas untuk meningkatkan dan menggandeng pihak swasta untuk

JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356 45


JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL. 34 - 48

pengembangan wisata. Dalam hal ini pernik yang mencerminkan kampung


pemerintah juga berperan sebagai wayang diantaranya wayang kulit,
penyedia dana pengembangan, namun lukis kaca, gantungan kunci dan baju
jika hanya mengandalkan kucuran yang bertema wayang, dan
dana dari pemerintah saja tidak akan sebagainya. Disamping itu masyarakat
optimal bahkan harus menunggu dalam maupun pengelola wisata disarankan
waktu yang relatif lama. Dana mandiri untuk meningkatkan pelayanan dan
ini dapat diperoleh dari iuran swadaya keramah tamahan terhadap
masyarakat ataupun mencari CSR dari pengunjung agar mereka merasa
pihak swasta. Pemerintah desa sendiri terkesan sehingga dapat menikmati
dalam hal ini Desa Kepuhsari yang kepuasan berwisata bahkan
memiliki potensi wisata hendaknya mengulang kembali untuk berwisata
mengalokasikan sebagian dari ke Kampung wayang Kepuhsari.
anggaran dana desa bagi 8. Peningkatan Manajemen Pengelolaan
pengembangan wisata setempat. wisata
7. Meningkatkan daya saing obyek Pengelolaan daerah tujuan wisata
wisata yang berkualitas dan unik membutuhkan peran pemerintah yang
Salah satu strategi penarik juga melibatkan masyarakat sebagai
wisatawan mengunjungi obyek wisata upaya peningkatan ekonomi
adalah adanya keistimewaan atau masyarakat. Manajemen pengelolaan
keunikan yang ditawarkan suatu pariwisata yang melibatkan peran
tempat wisata. Menurut Yoeti (2002), masyarakat ini dinamakan Community
daya tarik daerah tujuan wisata harus Based Tourism (CBT). Wisata
memiliki 3 kriteria agar dapat diminati Kampung wayang Kepuhsari ini
pengunjung, yakni something to see, pengelolaannya oleh Kelompok Sadar
something to do dan something to buy. Wisata (Pokdarwis) yang anggotanya
Daya tarik yang ada di Kampung berasal dari masyarakat di Desa
wayang Kepuhsari ini sudah Kepuhsari atas pembinaan dari
menenuhi kriteria tersebut. Something pemerintah daerah Kabupaten
to see, daya tarik Kampung wayang Wonogiri. Salah satu strategi dalam
diantaranya seni tatah sungging manajemen pengelolaan wisata yang
(pembuatan wayang), seni lukis kaca, dapat dilakukan oleh pengelola adalah
seni menabuh gamelan, air terjun membuat paket wisata yang efisien.
Banyu Nibo. Something to do, Dukungan pemerintah daerah dalam
wisatawan dapat melakukan berbagai pengelolaan wisata di Kampung
aktivitas di Kampung wayang wayang dintaranya melakukan
Kepuhsari diantaranya wisatawan pembinaan, pelatihan dan
dapat belajar membuat wayang (seni pengawasan. Kebijakan
tatah sungging), menikmati pengembangan pariwisata daerah di
pertunjukan wayang kulit, menikmati Kabupaten Wonogiri, khususnya di
keindahan alam di air terjun dan Kampung Wayang Kepuhsari
sebagainya. Something to buy, di dilakukan melalui penerapan beberapa
Kampung wayang Kepuhsari terdapat program, misalnya saja pembinaan
toko souvenir yang menjual pernak pokdarwis (kelompok sadar wisata),

46 JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356


JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL. 34 - 48

kegiatan roadshow promosi paket pendukung lainnya); Meningkatkan SDM


wisata, pembinaan kepada pemilik pelaku usaha wisata (pelatihan pemadu
homestay, dsb. wisata, peran masyarakat dalam
Dilihat dari hasil analisis SWOT kelembagaan); Penggalangan dana
kondisi eksisting kawasan wisata mandiri, pemerintah, dan investasi swasta
Kampung wayang Kepuhsari saat ini untuk pengembangan wisata; Promosi
walaupun masih memiliki kelemahan dan wisata yang kontinyu; meningkatkan daya
ancaman dalam usaha pengembangannya, saing obyek wisata yang berkualitas dan
namun dengan adanya kekuatan dan unik serta peningkatan manajemen
peluang yang muncul maka kelemahan dan pengelolaan wisata.
ancaman dapat diantisipasi dan dieliminasi 5.2 Saran
dampaknya. Oleh karena itu strategi- Beberapa saran yang dapat
strategi yang telah dirumuskan diatas dapat disampaikan dalam penelitian ini
dijadikan sebagai dasar pengembangan diantaranya sebagai berkut:
wisata Kampung Wayang Kepuhsari. 1. Kerjasama yang saling terintegrasi
Pembangunan wisata di kampung wayang antara pihak pemerintah, pengelola
ini menjadikan multiplier effect yang luas wisata dan desa sehingga
bagi perekonomian masyarakat sekitar pengembangan kampung wayang
maupun bagi pemerintah daerah. Bagi sebagai daerah wisata semakin
masyarakat di Desa Kepuhsari menjadi optimal.
sumber lapangan pekerjaan diantaranya 2. Pengembangan wisata minat
usaha kuliner, souvenir, pemandu wisata, khusus, seperti wisata pendidikan
hotel/homestay dan jasa lainnya. Bagi dan wisata budaya hendaknya
pemerintah daerah kontribusi adanya ditingkatkan karena saat ini trend
obyek wisata di kampung wayang ini wisata minat khusus banyak dicari
berupa pajak pendapatan wisata yang akan oleh wisatawan. Melalui
menjadi sumber pendapatan asli daerah. pengembangan wisata minat
khusus di Kampung Wayang
5. PENUTUP Kepuhsari diharapkan memberi
5.1 Kesimpulan dampak positif bagi masyarakat
Rumusan Strategi pengembangan maupun pemerintah daerah
wisata di Kampung Wayang Kepuhsari Kabupaten Wonogiri karena
setelah dilakukan analisis SWOT antara pengembangan wisata minat
lain Pengembangan Kampung Wayang khusus di Kabupaten Wonogiri
sebagai tempat wisata minat khusus masih jarang, sehingga ini dapat
(wisata budaya, wisata pendidikan); menjadi terobosan baru dalam
Pengembangan Paket wisata pendidikan pengembanganpariwisata
yang efisien; Perbaikan aksesibilitas khususnya di Kabupaten Wonogiri.
daerah wisata (jalan dan sarana prasarana

JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356 47


JURNAL LITBANG SUKOWATI l VOLUME 1 l NOMOR 2 l TAHUN 2018 l HAL. 34 - 48

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah. 2004. Manajemen Strategik. Graha Ilmu: Yogyakarta.


Arsyad, Lincolin.1999. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE YKPN.

Arsyadha, Gita, Alfa. 2002. Identifikasi Potensi Wisata Kepulauan Karimunjawa Sebagai
Pemasukan Penentuan Prioritas Komponen Pendukung Pengembangan Pariwisata.
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota fakultas Teknik. Semarang: Universitas
Diponegoro.

Demartoto, A. 2009. Pembangunan Pariwisata Berbasis Masyarakat. Surakarta: Sebelas


Maret University Press.
Pitana, I Gede dan Diarta,I.K. 2009. Pengantar Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Pitana, I Gede dan Gayatri, P.G. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Poerwadarminta. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Tjiptono, F. 2002. Manajemen Jasa. Yogyakarta: ANDI.
Rangkuti. 2005. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia.
Salusu, J. 2003. Pengambilan Keputusan Stratedjik Untuk Organisasi Publik dan Non
Profit. Jakarta: PT. Gramedia Grasindo.

Setiawan, R.I. 2016. Pengembangan Sumber Daya Manusia di Bidang Pariwisata:


Perspektif Potensi Wisata Daerah Berkembang. Jurnal Penelitian Manajemen
Terapan Vol 1. Nomor 1. Hal 23-35.

Simamora, H.2000. Akutansi Bisnis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jakarta: Salemba


Empat.
Suwantaro, G. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Jogjakarta: ANDI.

Yoeti, O.A. 2002. Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Jakarta:
Pradnya Paramitha.
Undang-Undang No. 10 tahun 1999 Tentang Kepariwisataan.

48 JURNAL LITBANG SUKOWATI l ISSN : 2580-541X l e-ISSN : 2614-3356

Anda mungkin juga menyukai