PRESTASI MESIN
POMPA SERI PARALEL
Pembimbing, Asisten,
Mengetahui
Kepala Laboraturium Prestasi Mesin
Program Studi Teknik Mesin
Jurusan Teknologi Industri
Fakultas Teknik
Universitas Tarumanagara
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya laporan ini dapat dikerjakan dengan maksimal dan
diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Laporan Pompa Seri-Paralel
ini disusun sebagai hasil dari praktikum proses produksi yang dilaksanakan pada
semester 6 di laboratorium prestasi mesin Universitas Tarumanagara.
Praktikum ini merupakan salah satu kewajiban mahasiswa dalam
menyelesaikan studi S-1 Teknik Mesin, karena dengan praktikum ini kita dapat
mengetahui lebih lanjut tentang proses-proses dalam bidang industri, sehingga
kita dapat memahami dan melakukan proses-proses secara konkret. Dalam
laporan ini dijelaskan latar belakang, langkah – langkah kerja, hasil, dan analisis
dari percobaan – percobaan yang dilakukan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah terlibat
dalam penyusunan laporan ini antara lain:
1. Bapak Dr. Abrar Riza, S.T., M.T., selaku Kepala Laboratorium Prestasi
Mesin Universitas Tarumanagara.
2. Bapak Siswanto selaku pengawas Laboratorium Prestasi Mesin
Universitas Tarumanagara.
3. Cheko Sylvester Paat selaku asisten pembimbing praktikum Pompa Seri-
Paralel.
4. Rekan sekelompok dalam praktikum Pompa Seri-Paralel.
Dalam proses pembuatan laporan ini tidak lepas dari dukungan seluruh
pihak yang membantu. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya dan diharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca agar laporan
ini bisa menjadi lebih baik lagi. Terima kasih.
Jakarta, 21 April 2022
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Maksud Praktikum.........................................................................................2
1.3 Tujuan Praktikum..........................................................................................3
BAB 2 DASAR TEORI..........................................................................................4
2.1 Definisi dan Prinsip Kerja Umum Pompa.....................................................4
2.2 Klasifikasi Pompa..........................................................................................5
2.3 Pengertian dan Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal..........................................8
2.4 Komponen Pompa Sentrifugal......................................................................9
BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR KERJA...........................................12
3.1 Peralatan......................................................................................................12
3.2 Prosedur Kerja.............................................................................................15
3.3 Rumus Perhitungan.....................................................................................17
BAB 4 HASIL PRAKTIKUM.............................................................................19
4.1 Hasil Percobaan...........................................................................................19
4.2 Perhitungan..................................................................................................21
4.3 Tabel Hasil Perhitungan..............................................................................23
4.4 Grafik Hasil Percobaan................................................................................25
BAB 5 PENUTUP.................................................................................................30
5.1 Faktor Kesalahan.........................................................................................30
5.2 Kesimpulan..................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................vi
LAMPIRAN
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 P – Q Pompa 1.....................................................................................25
Grafik 4.2 P – Q Pompa 2.....................................................................................25
Grafik 4.3 P – Q Pompa Rangkaian Seri..............................................................26
Grafik 4.4 P – Q Pompa Rangkaian Paralel..........................................................26
Grafik 4.5 H – Q Pompa 1....................................................................................27
Grafik 4.6 H – Q Pompa 2....................................................................................27
Grafik 4.7 H – Q Pompa Rangkaian Seri..............................................................28
Grafik 4.8 H – Q Pompa Rangkaian Paralel.........................................................28
iv
DAFTAR TABEL
v
Edo Sunardi 515190009
Mikael Sean Hendito 515190010
Steven Theovandi 515190022
Kevin Tansir 515190032
Ryan Kurniawan 515190035
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
Edo Sunardi 515190009
Mikael Sean Hendito 515190010
Steven Theovandi 515190022
Kevin Tansir 515190032
Ryan Kurniawan 515190035
c. Suction
Suction adalah ketinggian vertikal dari permukaan air yang harus disedot
menuju inlet pompa.
d. Debit
Debit merupakan jumlah fluida yang dialirkan persatuan waktu. Dalam
satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan meter kubik per detik
(m3/s)
e. Putaran
Putaran dinyatakan dalam satuan (putaran/menit) dan diukur dengan
tachometer.
f. Daya
Daya terbagi menjadi 2 macam, antara lain daya poros yang diberikan
motor listrik dan daya air yang dihasilkan pompa.
g. Momen Puntir
Momen puntir diukur dengan memakai motor listrik arus searah,
dilengkapi dengan pengukur momen. Momen puntir memiliki satuan SI
dinyatakan dalam Newton meter (Nm).
h. Efisiensi
Efisiensi pompa merupakan perbandingan antara daya air yang
dihasilkan pompa dan daya poros dari motor listrik.
Pemilihan dalam menggunakan susunan pompa model seri maupun paralel
tentunya tergantung dari kebutuhan yang diperlukan dalam suatu perancangan.
Baik seri maupun paralel sendiri memiliki beberapa kelebihan serta kelemahan
masing-masing pada sistemnya.
pemahaman mengenai prinsip kerja dari pompa seri paralel, dan juga memberikan
pengetahuan dan pemahaman mengenai fungsi dan kegunaan dari berbagai
komponen atau bagian dari pompa seri paralel.
BAB 2
DASAR TEORI
4
5
Edo Sunardi 515190009
Mikael Sean Hendito 515190010
Steven Theovandi 515190022
Kevin Tansir 515190032
Ryan Kurniawan 515190035
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi pompa adalah untuk
mengubah energi mekanis dari penggerak pompa menjadi energi tekan dalam
fluida sehingga akan menjadi aliran fluida atau perpindahan fluida melalui saluran
tertutup. Perpindahan zat cair dapat terjadi menurut arah horisontal maupun
vertikal, seperti zat cair yang berpindah secara mendatar akan mendapat hambatan
berupa gesekan dan turbulensi. Pada perpindahan zat cair dengan arah vertikal,
hambatan yang timbul diakibatkan adanya perbedaan tinggi antara permukaan
hisap (suction) dan permukaan tekan (discharge).
ke pipa tekan. Karena tidak memiliki katup-katup, maka pompa ini dapat
bekerja terbalik, sebagai pompa maupun sebagai motor.
Sumber : https://www.devsaan.co.id/product/gear-pump-rotari-rdrx-400l-
pompa-roda-gigi-p900550.aspx
Gaya sentrifugal yang timbul karena adanya gerakan sebuah benda atau
partikel melalui lintasan melingkar. Pompa sentrifugal merupakan pompa kerja
dinamis yang paling banyak digunakan karena mempunyai bentuk sederhana dan
harga yang relatif murah. Pompa sentrifugal adalah salah satu jenis pompa non
positive displacement pump dengan prinsip kerja sebagai berikut:
1. Fluida masuk ke pompa dialirkan dari suction nozzle menuju impeller.
Dalam keadaan awal masuk, fluida masih dalam tekanan atmosfer.
2. Kecepatan putar dari impeller akan memberikan gaya sentrifugal pada
fluida. Gaya tersebut akan menggerakkan fluida sepanjang impeller vane
(baling-baling impeller) dan keluar menuju sisi sempit dimana fluida
memiliki gaya yang melawan dinding volute yang kemudian keluar melalui
discharge nozzle.
9
Edo Sunardi 515190009
Mikael Sean Hendito 515190010
Steven Theovandi 515190022
Kevin Tansir 515190032
Ryan Kurniawan 515190035
3. Karena terjadi penurunan tekanan pada saat fluida masuk, maka fluida
dialirkan ke pompa harus pada kondisi yang kontinu.
4. Bentuk dari volute yang semakin melebar ketika menuju discharge nozzle
dari pada posisi awal fluida memasuki volute. Ketika fliuda dari impeller
menabrak sisi volute maka kecepatan fluida tersebut akan meningkat.
Percepatan yang terjadi pada kondisi ini sangat berhubungan dengan energi
kinetiknya.
5. Kemudian bentuk volute yang lebar pada posisi keluar fluida dari impeller
akan memperlambat gerakan dari fluida. Sesaat ketika fluida mencapai
poisisi akhir volute, energi kinetik akan ditransformasikan menjadi tekanan.
Tekanan ini yang akan menggerakkan fluida keluar dari pompa melalui
discharge nozzle yang selanjutnya mengalir menuju pipa keluaran.
BAB 3
PERALATAN DAN PROSEDUR KERJA
3.1 Peralatan
Pada praktikum Pompa Seri-Paralel ini digunakan beberapa peralatan untuk
menunjang pelaksanaan praktikum ini. Berikut ini adalah peralatan yang
digunakan:
1. Rangkaian pompa seri-paralel yang akan digunakan pada praktikum ini.
12
13
Edo Sunardi 515190009
Mikael Sean Hendito 515190010
Steven Theovandi 515190022
Kevin Tansir 515190032
Ryan Kurniawan 515190035
5. Voltmeter
Merupakan alat ukur untuk mengukur besarnya Volt atau tegangan pada
rangakaian pompa seri-paralel.
BAB 4
HASIL PRAKTIKUM
Q V I P
No. Posisi
(L/s) (Volt) (Ampere) (kg/cm2)
1 1/5 28 220 2 0
2 2/5 28 220 2 0
3 3/5 28 220 2 0
4 4/5 28 220 2 0
Q V I P
No. Posisi
(L/s) (Volt) (Ampere) (kg/cm2)
1 1/5 24 220 2 0
2 2/5 25 220 2 0
3 3/5 26 220 2 0
4 4/5 27 220 2 0
19
20
Edo Sunardi 515190009
Mikael Sean Hendito 515190010
Steven Theovandi 515190022
Kevin Tansir 515190032
Ryan Kurniawan 515190035
Q V I P
No. Posisi
(L/s) (Volt) (Ampere) (kg/cm2)
1 1/5 23 220 1 0
2 2/5 23 220 1 0
3 3/5 24 220 1 0
4 4/5 25 220 1 0
No Q V I P
Posisi
. (L/s) (Volt) (Ampere) (kg/cm2)
4.2 Perhitungan
Data Pompa 1
Diketahui: Q = 1 L/44 s = 2,27 ×10-5 m3/s
P = 0,3 kg/cm2 = 29.420 N/m2
I=2A
V = 220 Volt
Cos φ = 0,88
ηm = 0,86
ηt = 0,95
Perhitungan:
P 2 9.420
1) H= = =2,9 m
ρ . g 1.000 ∙ 9,81
2) N h= ρ∙ g ∙Q ∙ H =1.000 ∙9,81 ∙ 2,27 x 10−5 ∙ 2,9
¿ 0,6 5 Watt
3) N p=N r ∙ ηt =√ 3 ∙220 ∙ 2∙ 0,88 ∙ 0,86 ∙0,95=547,921Watt
Nh 0,65
4) η= × 100 %= ×100 %=0,1186 %
Np 547,921
Data Pompa 2
Diketahui: Q = 1 L/45 s = 2,22 ×10-5 m3/s
P = 0,5 kg/cm2 = 49.033,3 N/m2
I=2A
V = 220 Volt
Cos φ = 0,88
ηm = 0,86
ηt = 0,95
Perhitungan:
P 49.033,3
1) H= = =4,9 m
ρ ∙ g 1.000 ∙ 9,81
2) N h= ρ. g . Q. H=1.000 ∙ 9,81∙ 2,22 ×10−5 ∙ 4,9=1,07 Watt
3) N p=N r . ηt = √ 3 ∙ 220∙ 2 ∙0,88 ∙ 0,86 ∙ 0,95 ¿ 547,921Watt
22
Edo Sunardi 515190009
Mikael Sean Hendito 515190010
Steven Theovandi 515190022
Kevin Tansir 515190032
Ryan Kurniawan 515190035
Nh 1,07
4) η= × 100 %= ×100 %=0,195 %
Np 547,921
3,57 x10-
2 5
0 0 0 547,921 0
3,57 x10-
3 5
0 0 0 547,921 0
3,57 x10-
4 5
0 0 0 547,921 0
2,27 x10-
5 3
29.420 2.9 0,65 547,921 0,1186
2 4 x10-5 0 0 0 547,921 0
3,84 x10-
3 5
0 0 0 547,921 0
4,34 x10-
2 5
0 0 0 273,96 0
4,17 x10-
3 5
0 0 0 273,96 0
4 4 x10-5 0 0 0 273,96 0
2,94 x10-
5 5
83.356,52 8,49 2,45 273,96 0,89
P-Q
Tekanan ( kg/cm2) Debit (m³/s)
0.35
0.3 0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
3.57E-05 3.57E-05 3.57E-05 3.57E-05
0.05 2.27E-05
0 0 0 0
0
1 2 3 4 5
P-Q
Tekanan ( kg/cm2) Debit (m³/s)
0.6
0.5 0.5
0.4
0.3
0.2
P-Q
Tekanan ( kg/cm2) Debit (m³/s)
0.9
0.85
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2 4.34E-05 4.34E-05 4.17E-05
0.1 0 0 0 4.00E-05 2.94E-05
0 0
1 2 3 4 5
P-Q
Tekanan ( kg/cm2) Debit (m³/s)
0.7
0.65
0.6
0.5
0.4 0.35
0.3
0.3 0.25
0.25
0.2
0.1
5.56E-05 5.56E-05 5.26E-05 3.70E-05 2.86E-05
0
1 2 3 4 5
banding 3 rangkaian lain, yaitu 0,85 kg/cm 2, sedangkan pada 2 rangkaian lain,
titik tekanan terkecil ada pada rangkaian pompa 1, yaitu 0,3 kg/cm².
H-Q
Head (m) Debit (m³/s)
3.5
3 2.9
2.5
1.5
0.5
3.57E-05 3.57E-05 3.57E-05 3.57E-05 2.27E-05
0 0 0 0 0
1 2 3 4 5
H-Q
Head (m) Debit (m³/s)
6
5 4.9
1
4.16E-05 4.00E-05 3.84E-05 3.70E-05 2.22E-05
0 0 0 0 0
1 2 3 4 5
H-Q
Head (m) Debit (m³/s)
9
8.49
8
H-Q
Head (m) Debit (m³/s)
7
6.5
6
4
3.5
3
2.99
2 2.5 2.5
1
5.56E-05 5.56E-05 5.26E-05 3.70E-05 2.86E-05
0
1 2 3 4 5
Analisa Grafik:
Hasil analisa grafik yang di dapatkan dari hasil tiap percobaan adalah
sebagai berikut: pada grafik H – Q, besar debit yang dihasilkan mengalami
penurunan, sedangkan nilai head yang dihasilkan mengalami kenaikan.
Berdasarkan hubungan ini dapat dikatakan bahwa nilai debit akan berbanding
terbalik terhadap nilai head, hal ini disebakan karena adanya losses yang
mempengaruhi, baik karena gesekan pipa yang disebabkan oleh material
pembuatnya, maupun banyaknya sambungan yang digunakan dan banyaknya
belokan pipa. Dapat dilihat pada grafik rangkaian seri dimana rangkaian tersebut
mengalami kenaikan nilai head yang sangat tinggi pada titik terbesarnya, yaitu
head = 8,49 m.
Edo Sunardi 515190009
Mikael Sean Hendito 515190010
Steven Theovandi 515190022
Kevin Tansir 515190032
Ryan Kurniawan 515190035
BAB 5
PENUTUP
5.1 Faktor Kesalahan
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan yang didapat
selama praktikum berlangsung, antara lain:
1. Kesalahan pada saat menghentikan stopwatch saat mengukur debit air yang
berputar dalam satuan waktu sesuai dengan jarum penunjuk flowmeter.
2. Tidak teliti pada saat membaca skala pada alat ukur voltmeter,
amperemeter, dan pressure gauge yang membuat nilai data yang diambil
menjadi kurang akurat.
3. Kesalahan pada saat menyusun rangkaian pompa sesuai dengan langkah
percobaan, yang membuat aliran air tidak mengalir dengan tepat.
5.2 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum pompa seri-paralel yang telah dilaksanakan dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai dari debit berbanding lurus dengan bukaan pada katup debit. Semakin
kecil bukaan yang terjadi pada katup debit, maka semakin kecil juga nilai
debit yang didapatkan. Hal ini dapat dilihat dari contoh posisi 1 (buka
penuh) dan posisi 5 (tutup 4 putaran) pada pompa rangkaian paralel yang
menghasilkan Q = 5,56 x 10-5 m3/s dan Q = 2,86 x 10-5 m3/s.
2. Nilai Q berbanding terbalik dengan nilai H (head), karena nilai Q yang
didapat mengalami penurunan, sedangkan nilai H yang didapatkan semakin
besar. Dapat dilihat pada tabel perhitungan nomor 4 (tutup 3 putaran) dan 5
32
33
Edo Sunardi 515190009
Mikael Sean Hendito 515190010
Steven Theovandi 515190022
Kevin Tansir 515190032
Ryan Kurniawan 515190035
[1] http://eprints.undip.ac.id/41670/2/BAB_I-III.pdf
[2] https://media.neliti.com/media/publications/177037-ID-analisa-kebutuhan-
jenis-dan-spesifikasi.pdf
[3] http://eprints.ulm.ac.id/2379/1/Panduan%20praktek%20Debit%20Air.pdf
[4] https://artikel-teknologi.com/istilah-istilah-dunia-pompa/
[5] https://www.etsworlds.id/2019/04/prinsip-kerja-pompa-sentrifugal.html
[6] https://wira.co.id/diaphragm-pump-adalah/
[7] https://logamceper.com/impeller-dan-kegunaannya/
vi
LAMPIRAN
LEMBAR ASISTENSI
Jakarta,
Mengetahui,
Pembimbing
TUGAS AKHIR
POMPA SERI PARALEL
Jawaban:
1. a. Fluida masuk ke pompa dialirkan dari suction nozzle menuju impeller.
Dalam keadaan awal masuk, fluida masih dalam tekanan atmosfer.
b. Kecepatan putar dari impeller akan memberikan gaya sentrifugal pada
fluida. Gaya tersebut akan menggerakkan fluida sepanjang impeller vane
(baling-baling impeller) dan keluar menuju sisi sempit dimana fluida
memiliki gaya yang melawan dinding volute yang kemudian keluar melalui
discharge nozzle.
c. Karena terjadi penurunan tekanan pada saat fluida masuk, maka fluida
dialirkan ke pompa harus pada kondisi yang kontinu.
d. Bentuk dari volute yang semakin melebar ketika menuju discharge nozzle
dari pada posisi awal fluida memasuki volute. Ketika fluida dari impeller
menabrak sisi volute maka kecepatan fluida tersebut akan meningkat.
Percepatan yang terjadi pada kondisi ini sangat berhubungan dengan energi
kinetiknya.
e. Kemudian bentuk volute yang lebar pada posisi keluar fluida dari impeller
akan memperlambat gerakan dari fluida. Sesaat ketika fluida mencapai posisi
Edo Sunardi 515190009
Mikael Sean Hendito 515190010
Steven Theovandi 515190022
Kevin Tansir 515190032
Ryan Kurniawan 515190035
4. Pompa paralel mempunyai kelebihan dalam jumlah aliran debit yang lebih
besar bila dibandingkan dengan pompa seri. Sehingga pompa paralel cocok
digunakan untuk mengisi air pada kolam sehingga kolam dapat terisi dengan
cepat, akibat dari laju aliran fluida yang besar.
Edo Sunardi 515190009
Mikael Sean Hendito 515190010
Steven Theovandi 515190022
Kevin Tansir 515190032
Ryan Kurniawan 515190035
P-Q
Tekanan ( kg/cm2) Debit (m³/s)
0.35
0.3 0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
3.57E-05 3.57E-05 3.57E-05 3.57E-05
0.05 2.27E-05
0 0 0 0
0
1 2 3 4 5
P-Q
Tekanan ( kg/cm2) Debit (m³/s)
0.6
0.5 0.5
0.4
0.3
0.2
4.16E-05 4.00E-05 3.84E-05 3.70E-05
0.1
0 0 0 0 2.22E-05
0
1 2 3 4 5
Edo Sunardi 515190009
Mikael Sean Hendito 515190010
Steven Theovandi 515190022
Kevin Tansir 515190032
Ryan Kurniawan 515190035
P-Q
Tekanan ( kg/cm2) Debit (m³/s)
0.9
0.85
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2 4.34E-05 4.34E-05 4.17E-05
0.1 0 0 0 4.00E-05 2.94E-05
0 0
1 2 3 4 5
P-Q
Tekanan ( kg/cm2) Debit (m³/s)
0.7
0.65
0.6
0.5
0.4 0.35
0.3
0.3 0.25
0.25
0.2
0.1
5.56E-05 5.56E-05 5.26E-05 3.70E-05 2.86E-05
0
1 2 3 4 5
H-Q
Head (m) Debit (m³/s)
3.5
3 2.9
2.5
1.5
H-Q
Head (m) Debit (m³/s)
6
5 4.9
1
4.16E-05 4.00E-05 3.84E-05 3.70E-05 2.22E-05
0 0 0 0 0
1 2 3 4 5
H-Q
Head (m) Debit (m³/s)
9
8.49
8
7
6
5
4
3
2
1 4.34E-05 4.34E-05 4.17E-05 4.00E-05 2.94E-05
0 0 0 0 0
1 2 3 4 5
H-Q
Head (m) Debit (m³/s)
7
6.5
6
4
3.5
3
2.99
2 2.5 2.5
1
5.56E-05 5.56E-05 5.26E-05 3.70E-05 2.86E-05
0
1 2 3 4 5
Analisa Grafik:
Hasil analisa grafik yang di dapatkan dari hasil tiap percobaan adalah sebagai
berikut: pada grafik H – Q, besar debit yang dihasilkan mengalami penurunan,
sedangkan nilai head yang dihasilkan mengalami kenaikan. Berdasarkan
hubungan ini dapat dikatakan bahwa nilai debit akan berbanding terbalik
Edo Sunardi 515190009
Mikael Sean Hendito 515190010
Steven Theovandi 515190022
Kevin Tansir 515190032
Ryan Kurniawan 515190035
terhadap nilai head, hal ini disebakan karena adanya losses yang
mempengaruhi, baik karena gesekan pipa yang disebabkan oleh material
pembuatnya, maupun banyaknya sambungan yang digunakan dan banyaknya
belokan pipa. Dapat dilihat pada grafik rangkaian seri dimana rangkaian
tersebut mengalami kenaikan nilai head yang sangat tinggi pada titik
terbesarnya, yaitu head = 8,49 m. Hal ini menunjukkan bahwa pompa
rangkaian seri cocok digunakan untuk menaikkan air ke tangki penampungan
air seperti pada rumah-rumah maupun gedung-gedung bertingkat.
Pada grafik P – Q, dapat dilihat bahwa hubungan tekanan dengan debit juga
berbanding terbalik. Sehingga semakin besar tekanan maka nilai debit mengalami
penurunan. Pada rangkaian seri, titik tekanannya memiliki nilai terbesar di
banding 3 rangkaian lain, yaitu 0,85 kg/cm2. Sementara pada rangkaian paralel
memiliki nilai debit terbesar pada posisi 1 (buka penuh) yaitu sebesar 5,56 x10 -5
m3/s. Hal ini menunjukkan bahwa pompa paralel cocok digunakan untuk mengisi
air pada kolam sehingga kolam dapat terisi dengan cepat, akibat dari laju aliran
fluida yang besar.
6. Kesimpulan:
Nilai tekanan berbanding terbalik dengan nilai debit. Semakin besar tekanan
maka nilai debit mengalami penurunan. Hal ini dapat terlihat pada contoh
percobaan pada rangkaian paralel pada posisi 3 (tutup 2 putaran) dan 4
(tutup 3 putaran) yaitu P = 0,3 kg/cm 2, Q = 5,26 x 10-5 m3/s dan P = 0,35
kg/cm2, Q = 3,7 x 10-5 m3/s.
Nilai Q berbanding terbalik dengan nilai H (head), semakin kecil nilai Q
yang didapat, maka nilai H akan semakin besar seperti pada contoh
percobaan pada rangkaian paralel pada posisi 4 (tutup 3 putaran) dan 5
(tutup 4 putaran) yaitu Q = 3,7 x 10-5 m3/s, H = 3,5 m dan Q = 2,86 x 10-5
m3/s, H = 6,5 m.
Dari hasil percobaan praktikum pompa seri-paralel, nilai tekanan dan head
tertinggi didapatkan pada pompa rangkaian seri posisi 5 (tutup 4 putaran)
yaitu sebesar P = 0,85 kg/cm2, H = 8,49 m. Hal ini menunjukkan
Edo Sunardi 515190009
Mikael Sean Hendito 515190010
Steven Theovandi 515190022
Kevin Tansir 515190032
Ryan Kurniawan 515190035
keunggulan dari pompa rangkaian seri yaitu memiliki tekanan dan head
yang lebih besar dibandingkan 3 rangkaian lainnya sehingga pompa
rangkaian seri cocok digunakan untuk menaikan air ke tangki penampungan
air seperti pada rumah-rumah maupun gedung-gedung bertingkat.
Kemudian nilai debit teritnggi didapatkan pada pompa rangkaian paralel
posisi 1, 2, dan 3 yaitu sebesar Q = 5,56 x 10 -5 m3/s. Hal ini menunjukkan
keunggulan dari pompa rangkaian paralel yaitu memiliki debit yang lebih
besar dibandingkan 3 rangkaian lainnya sehingga pompa rangkaian paralel
cocok digunakan untuk mengisi air pada kolam, sehingga kolam dapat cepat
terisi akibat laju aliran fluida yang besar.
Edo Sunardi 515190009
Mikael Sean Hendito 515190010
Steven Theovandi 515190022
Kevin Tansir 515190032
Ryan Kurniawan 515190035
LAPORAN PENDAHULUAN
POMPA SERI PARALEL
1. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilakukannya praktikum Prestasi Mesin Pompa Seri Paralel adalah
sebagai berikut :
1. Mencari karakteristik dari pompa yang dirangkai dengan cari rangkaian
tunggal, seri, dan paralel.
2. Mencari besar debit tiap rangkaian pompa bekerja secara tunggal, seri,
paralel.
3. Untuk mendapatkan perbandingan grafik Q dengan H pada putaran
konstan untuk pompa dengan rangkaian secara tunggal, seri, dan paralel.
2. Dasar Teori
Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk
memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair
tersebut contonya adalah air, oli atau minyak pelumas, atau fluida lainnya.
Industri-industri banyak menggunakan pompa sebagai salah satu peralatan bantu
yang penting untuk proses produksi. Sebagai contoh pada pembangkit listrik
tenaga uap, pompa digunakan untuk menyuplai air umpan ke boiler atau
membantu sirkulasi air yang akan diuapkan di boiler. Pada industri, pompa
banyak digunakan untuk mensirkulasi air atau minyak pelumas atau pendingin
mesin-mesin industri.
Pompa merupakan pesawat angkut yang bertujuan untuk memindahkan zat
cair melalui saluran tertutup. Pompa menghasilkan suatu tekanan yang berfungsi
untuk mengalir zat cair bertekanan rendah ke tekanan yang lebih tinggi dan dari
tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi. Atas dasar kenyataan tersebut
maka pompa harus mampu membangkitkan tekanan fluida sehingga fluida
tersebut dapat mengalir atau berpindah. Fluida yang dipindahkan adalah fluida
incompressible atau fluida yang tidak dapat dimampatkan. Pada penggunaan
Edo Sunardi 515190009
Mikael Sean Hendito 515190010
Steven Theovandi 515190022
Kevin Tansir 515190032
Ryan Kurniawan 515190035
khusus, pompa dapat digunakan untuk memindahkan zat cair tertentu seperti
lumpur, pulp (bubur kertas) dan lain-lain.
Cara kerja Pompa Sentrifugal adalah pompa digerakkan oleh motor. Daya
dari motor diberikan kepada poros pompa untuk memutar impeller yang terpasang
pada poros tersebut. Zat cair yang ada didalam impeller akan ikut berputar karena
dorongan sudu-sudu. Karena timbul gaya sentrifugal maka zat cair mengalir dari
tengah impeller kemudian keluar melalui saluran diantara sudu – sudu dan
meninggalkan impeller dengan kecepatan tinggi. Zat cair yang keluar dari
impeller dengan kecepatan tinggi ini kemudian akan keluar melalui saluran yang
penampangnya makin membesar (volute/difuser) sehingga terjadi perubahan dari
head kecepatan menjadi head tekanan. Oleh sebab itu zat cair yang keluar dari
flens pompa memiliki head total yang lebih besar.
Menurut prinsip kerjanya pompa di klasifikasikan menjadi dua macam yaitu
positive displacement pump dan dynamic pump :
- Positive Displacement Pump : Merupakan pompa yang menghasilkan kapasitas
yang intermittent, karena fluida ditekan di dalam elemen-elemen pompa
dengan volume tertentu. Ketika fluida masuk, langsung dipindahkan ke sisi
buang sehingga tidak ada kebocoran (aliran balik) dari sisi buang ke sisi
masuk. Kapasitas dari pompa ini kurang lebih berbanding lurus dengan jumah
putaran atau banyaknya gerak bolak-balik pada tiap satuan waktu dari poros
atau engkol yang menggerakkan. Pompa jenis ini menghasilkan head yang
tinggi dengan kapasitas rendah. Pompa ini dibagi lagi menjadi.
- Dynamic pump : Merupakan pompa yang ruang kerjanya tidak berubah selama
pompa bekerja. Untuk merubah kenaikan tekanan, tidak harus mengubah
volume aliran fluida. Dalam pompa ini terjadi perubahan energi, dari energi
mekanik menjadi energi kinetik, kemudian menjadi energi potensial. Pompa ini
memiliki elemen utama sebuah rotor dengan suatu impeller yang berputar
dengan kecepatan tinggi. Yang termasuk di dalam jenis pompa ini adalah
pompa aksial dan pompa sentrifugal.