Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

WORK TRUE SURVEY (WTS)


RSUD H. DAMANHURI BARABAI
HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN PENERAPAN K3 DI RUMAH SAKIT

PEMBINAAN K3 DI RUMAH SAKIT


ANGKATAN KE 2022

OLEH

dr. Hutama Satriya Wibawa

Hal 1 dari 17
PENYELENGGARA
PJK3 PT SINARINDO GLOBAL SARANA
18-21 April 2022

Hal 2 dari 17
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat meyelesaikan laporan presentasi tentang Materi K3 dengan ruang lingkup
bidang pengawasan K3RS. Laporan work true survey ini disusun sebagai salah satu tugas dan
materi pembinaan K3 di rumah sakit.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :


1. Instruktur yang telah memberikan materi dan pengalamannya.
2. PJK3 PT Sinarindo Global Sarana, sebagai penyelenggara kegiatan pembinaan K3 di
rumah sakit.
3. RSUD H. Damanhuri Barabai tempat kami bekerja dan memberikan kesempatan kepada
kami untuk melakukan work true survey keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dalam
kegiatan tugas kerja kami sehari-hari.

Dalam penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, untuk itu kami sangat mengharapkan masukan dan kritikan yang
membangun, khususnya dari para Instruktur yang tentunya kompetensinya tidak diragukan lagi,
agar menambah ilmu dan pengalaman serta tentunya akan sangat bermanfaat bagi kami, teman
kerja dan perusahaan.

Akhirnya penulis berharap semoga Tuhan memberikan ganjaran yang setimpal pada mereka yang
memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah.

Barabai, 23 April 2022

dr. Hutama Satriya Wibawa

Hal 3 dari 17
DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ................................................................................... 4
2. Maksud dan Tujuan ............................................................................ 5
3. Ruang Lingkup ................................................................................... 5
4. Dasar Hukum ...................................................................................... 5

BAB II KONDISI/FAKTA PERUSAHAAN


1. Gambaran Umum Rumah Sakit........................................................... 6
2. Temuan ................................................................................................ 9
a. Temuan dan Analisa Positif ....................................................... 9
b. Temuan dan Analisa Negatif....................................................... 11

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan .......................................................................................... 12
2. Saran …............................................................................................ 12

REFERENSI

LAMPIRAN

Hal 4 dari 17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan work true survey keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ini adalah

sebagai salah satu syarat pemenuhan kewajiban dalam pembinaan K3 di Rumah Sakit

yang dilaksanakan selama 4 hari untuk dapat mengimplementasikan pengetahuan dan

pemahaman di lingkungan kerjanya. Dalam hal ini ditekankan pengawasan pada

kelembagaan K3 terkait:

1. Policy, Objective, & Manual

2. Identifikasi Bahaya & Resiko

3. Pengendalian Operasional

4. Program Manajemen K3

5. Pemenuhan & Penataan Peraturan Perundangan

6. Sumberdaya & Kompetensi

7. Komunikasi Konsultasi & Partisipasi

Dalam upaya menyediakan pelayanan yang bermutu maka RSUD H. Damanhuri Barabai

melaksanakan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang merupakan bagian dari

komponen keselamatan dan kesehatan yang berupaya untuk mengelola semua resiko –

resiko yang mungkin terjadi didalam pelayanaanya dan memperatahankan kondisi aman

bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung

Hal 5 dari 17
B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dilaksanakannya work true survey keselamatan dan kesehatan kerja

(K3) adalah untuk :

1. Membekali para peserta dalam penerapan K3 di rumah sakit dalam praktek nyata

2. Memahami kewajiban dan kewenangan K3 di tempat kerja

C. RUANG LINGKUP

Kelembagaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

D. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

2. Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

3. Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

4. Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

5. Undang-Undang No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

6. Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3

7. Peraturan Pemerintah No. 88 tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja

8. Permenkes No. 66 tahun 2016 tentang K3 Rumah Sakit

9. Permenkes No. 12 tahun 2020 tentang Akreditasi Rumah Sakit

10. Permenkes No. 7 tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

11. Permenkes No. 537 tahun 2020 tentang Pedoman Pengelolaan Limbah Medis

Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Limbah dari Kegiatan Isolasi/Karantina Mandiri di

Masyarakat dalam Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-2019)

Hal 6 dari 17
BAB II

KONDISI RUMAH SAKIT

A. Gambaran Umum RSUD H. Damanhuri Barabai

RSUD H. Damanhuri diresmikan pada tangga 12 Nopember 1985 oleh Gubernur


Kalimantan Selatan saat itu Ir. H. Muhammad Said. Rumah Sakit yang baru dibangun ini
berlokasi di Jl. Murakata No. 04 Barabai dan diberi nama RSU H. Damanhuri. Nama H.
Damanhuri diambil dari seorang tokoh pejuang ALRI Div. IV Pertahanan Kalimantan
yang bermarkas di Birayang Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Pada Tahun 1997 berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 1234/MENKES/SK/1997 RSUD H. Damanhuri berstatus kelas C kemudian pada
tahun 2001 diperkuat dengan Keputusan Bupati Hulu Sungai Tengah Nomor 0244 Tahun
2001.
Mulai Tahun 2003 RSUD H. Damanhuri Barabai melakukan renovasi beberapa
gedungnya secara bertahap sehingga saat itu menjadi rumah sakit termegah di Banua

Hal 7 dari 17
Enam. Pada Tahun 2016 telah disusun master plan pengembangan RSUD H. Damanhuri
Barabai dan mulai membangun beberapa Gedung bertingkat dengan gaya arsitektur
modern hingga saat ini.
Status Badan Layanan Umum Daerah ditetapkan pada Tahun 2011 dengan
Keputusan Bupati HST no.440/225/445/ Tahun 2011. Badan Layanan Umum
Daerah atau disingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit
Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah d Indonesia.
BLUD dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan
barang/jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. BLUD merupakan bagian
dari perangkat pemerintah daerah, dengan status hukum tidak terpisah dari pemerintah
Daerah. Berbeda dengan SKPD pada umumnya, pola pengelolaan keuangan BLUD
memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis
yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, seperti pengecualian dari
ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.

Hal 8 dari 17
Visi , Misi, Tujuan, Falsafah, Motto RSUD H.Damanhuri Barabai

Visi :

“Terwujudnya pelayanan yang prima menuju rumah sakit terbaik di Kalimantan Selatan”

Misi :

1. Memberikan pelayanan yang baik dan bermutu dengan menggunakan alat kesehatan yang

canggih dan tenaga kesehatan yang profesional serta membangun bangunan fisik rumah

sakit yang representatif.

2. Memberikan pelayanan yang cepat dan tepat waktu melalui teknologi informasi.

3. Meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan dan

pelatihan

4. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

5. Memberikan perlindungan hukum dan keselamatan kerja kepada seluruh karyawan.

Tujuan :

Meningkatkan Kualitas Pengelolaan Pelayanan Kesehatan

Falsafah :

Keselamatan, kesembuhan, dan kepuasan anda adalah kebanggaan kami

Motto :

Salam, Senyum, Sopan, Santun, Segera (5S)

Hal 9 dari 17
B. Temuan

Berdasarkan hasil work true survey keselamatan dan kesehatan kerja (K3) , diperoleh temuan

sebagai berikut:

Temuan dan Analisa Positif

1. Bidang Pengawasan K3

No Deskripsi Temuan Saran Keterangan Peraturan


Rekomendasi
1 Kebijakan Ada Berkomitmen SK Direktur RSUD H. UU No. 1 tahun 1970 tentang
K3 untuk menjalankan Damanhuri Barabai Keselamatan Kerja
sesuai dengan
kebijakan yang Permenkes No. 66 tahun 2016
sudah ditulis dan tentang K3 rumah sakit
disosialisasikan

2 Sasaran K3 Ada Bebas dari Pasien, Pekerja & UU No. 1 tahun 1970 tentang
kecelakaan kerja Pengunjung di Area RS Keselamatan Kerja
dan bebas PAK
Permenkes No. 66 tahun 2016
tentang K3 Rumah Sakit pasal
11

3 Sosialisasi Ada Berkomitmen Setiap ada perubahan UU No. 1 tahun 1970 tentang
Kebijakan untuk menjalankan kebijakan ada Keselamatan Kerja
K3 kebijakan K3 pemberitahuan ke unit
masing- masing di rumah
sakit

Hal 10 dari 17
2. Identifikasi Bahaya dan Resiko

No Deskripsi Temuan Saran Keterangan PERATURAN


Rekomendasi
1. 1 Identifikasi Ada Diadakan training Risk Register sudah ada tapi UU No. 1 tahun 1970
Resiko manajemen belum semua unit. Hospital tentang Keselamatan
resiko di setiap Safety Index (HSI) belum Kerja
unit ada
Permenkes No. 66 tahun
2016 tentang K3 Rumah
Sakit pasal 13
2. 2 Sosialisasi Ada Diadakan secara Sosialisasi bahaya resiko UU No. 1 tahun 1970
Bahaya berkala untuk diberikan hanya kepada SDM tentang Keselamatan
Resiko mesosialisasikan RS Kerja
ke seluruh
karyawan

3. Sumber Daya & Kompetensi

No Deskripsi Temuan Saran Keterangan PERATURAN


Rekomendasi

1 Sertifikat Ahli K3 Ada Pelatihan untuk Sekretaris Komite UU No. 1 tahun 1970
Umum sekretaris Komite K3 sudah tentang Keselamatan
Kementerian K3 tersertifikasi. Kerja
Ketenagakerjaan
Permenaker No. 1 tahun
2007 tentang pedoman
pemberian penghargaan
K3
2 Sertifikat K3 RS Ada Pelatihan untuk Dalam proses
Kementerian (dalam sekretaris Komite
Ketenagakerjaan proses) K3

Hal 11 dari 17
Temuan dan Analisa Negatif

No Deskripsi Temuan Saran Rekomendasi Keterangan

1 MSDS / LDKB Ada tapi masih Diterjamahkan ke bahasa UU no 1 tahun 1970


dalam bentuk yang mudah dimengerti tentang Keselamatan Kerja
bahasa inggris (bahasa indonesia)
Permenaker 187 tahun
1999 tentang Pengendalian
Bahan Kimia Berbahaya di
tempat kerja
2 Proses & Aktifitas Belum ada Sosialisasi dan Belum ada penyebaran
identifikasi bahaya dan pelaksanaan oleh unit Checklist
risiko kerja

3 Identifikasi Resiko Belum lengkap Diadakan training Risk Register sudah ada
manajemen resiko di tapi belum semua unit.
setiap unit Hospital Safety Index
(HSI) belum ada

4 Pelayanan Kesehatan Belum memiliki Diadakan pelayanan UU no 1 tahun 1970


Kerja unit pelayanan kesehatan kerja untuk tentang Keselamatan Kerja
kesehatan kerja seluruh karyawan RS
Permenaker no 3 tahun
1982 tentang pelayann
kesehatan kerja
5 Penerapan SMK3 Belum ada Wajib menerapkan UU no 1 tahun 1970
SMK3 berdasarkan UU tentang Keselamatan Kerja
no 44 tahun 2009 tentang
rumah sakit PP 50 tahun 2015 dan
permenkes no 66 tahun
2016 tentang K3 rumah
sakit
6 Audit Internal Belum dilakukan Tetapkan secara berkala UU no 1 tahun 1970
Penerapan SMK3 audit karena audit internal SMK3 tentang Keselamatan Kerja
belum memiliki
SDM yang Permenaker no 26 tahun
berkompeten di 2014 tentang audit SMK3
bidang SMK3
(auditor)
7 Jobdesk dan Belum ada Disusun jobdesk dan UU no 1 tahun 1970
Kompetensi K3 seluruh kompetensi K3 seluruh tentang Keselamatan Kerja
Karyawan karyawan
UU No 13 tahun 2003
tentang ketenagakerjaan

UU No 36 tahun 2009
tentang Kesehatan

Hal 12 dari 17
No Deskripsi Temuan Saran Rekomendasi Keterangan

9 Sertifikat hiperkes bagi Ada Perlu penambahan Permenkes No. 66 tahun


dokter sertifikat hiperkes bagi 2016 tentang K3 rumah
SDM RS sakit

10 P2K3 Belum ada Pembentukan P2K3 UU no 1 tahun 1970


tentang Keselamatan Kerja

Permenaker 04 tahun 1987


tentang panitia pembina
keselamatan dan kesehatan
kerja serta tata cara
penunjukan ahli
keselamatan kerja
11 Pelaksanaan program Sosialisasi K3 Lebih ditingkatkan Permenkes No. 66 tahun
pengawasan SMK3 kepada 2016 tentang K3 rumah
tenant/penyewa sakit
lahan belum
optimal

Hal 13 dari 17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil observasi penerapan K3 di RSUD H. Damanhuri Barabai bidang

kelembagaan K3 sudah berjalan tetapi belum optimal dan didapatkan beberapa temuan

negatif. Diantaranya tentang MSDS yang belum efektif, Pelayanan kesehatan kerja yang

belum ada, Penerapan SMK3 yang masih bersifat parsial, Audit Internal tidak dilakukan

karena SDM yang belum berkompeten, P2K3 belum ditetapkan dan manajemen resiko.

Temuan-temuan yang dilaporkan adalah masukan yang harus diberi perhatian dari

semua pihak dan tentunya hal-hal baik yang sudah ada dan berjalan dengan baik dapat di

tularkan ke seluruh unit Rumah Sakit dan bisa dijadikan benchmarking khususnya dalam

hal Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

B. Saran

1. RSUD H. Damanhuri Barabai memerlukan penerapan SMK3 (Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di Rumah Sakit

2. RSUD H. Damanhuri Barabai perlu mengadakan pelayanan kesehatan kerja untuk

seluruh karyawan atau SDM RS

3. Form MSDS/LDKB harus menggunakan versi bahasa Indonesia sehingga lebih

mudah dimengerti dan dipahami

4. RSUD H. Damanhuri Barabai perlu melakukan audit internal SMK3 (Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di Rumah Sakit secara berkala.

5. RSUD H. Damanhuri Barabai perlu membentuk P2K3/Komite K3RS

Hal 14 dari 17
6. RSUD H. Damanhuri Barabai perlu memberikan pelatihan kepada anggota komite

K3RS untuk mendapatkan sertifikat AK3 atau SKKNI sebagai salah satu syarat

menjalankan K3 di Rumah Sakit.

Hal 15 dari 17
REFERENSI

1. Buku Peraturan Perundangan K3

2. Profil RSUD H. Damanhuri Barabai Tahun 2021

3. Modul pelatihan K3 di Rumah Sakit

Hal 16 dari 17
LAMPIRAN

Video

Hal 17 dari 17

Anda mungkin juga menyukai