Anda di halaman 1dari 2

Adanya ektopik ATP sintase, AK, dan NDPK bersamaan merupakan keseimbangan

dekat dengan jaringan fostotransfer yang didasarkan bahwa sebagian besar sintesis ATP (di
mitokondria) tidak mudah berdifusi ke seluruh sel. Pada hipotesis, reaksi sekuensial
(AK,NDPK, kreatin kinase) memungkinkan transpor gugus fosforil yang difasilitasi antara
nukleotida adenin menghasilkan difusi ATP mendekati efisiensi. Jaringan reaksi prefensial
pada permukaan membran plasma memungkinkan generasi lapisan periseluler nukleotida
adenosin. Transpor vesikular/ATP sintase bertindak sebagai sumber ATP, sementara
AK/NDPK ektopik menggunakan jaringan fosfotranser sebagai pemeliharaan ATP di
ekstraseluler.
Nukleotida adenosin ekstraseluler menginduksi aktivasi AMPK melalui jalur pada
P2Y. Ditunjukkan pada sel HUVEC yang ditimbulkan oleh ATP dan ADP, dan astrosit
setelah stimulasi dengan ADP saja. Hal tersebut memungkinkan adanya meakanisme umpan
balik yaitu nukleotida adenosin ekstraseluler dapat mempromosikan pembentukan ATP,
untuk meningkatkan tingkat ATP yang baik dan mempertahankan eksekusi sinyal purinergik.
Adanya keberadaan nukleotida adenosin dari molekul lain selama sinyal purinergik
harus disertakan. ATP disimpan dan dilepaskan bersama NAD+. NAD+ ekstraseluler
ditunjukkan sebagai sinyal kunci lisis sel yang bersifat aktivasi kuat pada beberapa sel sistem
kekebalan dan sebagai penginduksi sinyal kalsium intraseluler. Aktivasi sinergis juga dapat
menunjukkan aktivasi beberapa reseptor purinergik, seperti P2X7 dan P2Y. Reseptor P2X7
memiliki pengatur kompleks inflamsi, terutama selama stimulasi ATP. Komponen inflamasi
NLRP3 terdapat di mitokondria sehingga dapat dirasakan disfungsi mitokondria melalui
produksi ROS. Sinyal purinergik yang dimediasi oleh ATP dan NAD+ dapat merasakan
mitokondria dan dimungkinka dapat memverifikasi seluruh status metabolisme.
Hubungan antara inflammasome dan metabolisme menunjukkan fakta inflammasome
NLRP3 dapat diaktifkan oleh nekrosis yang mengarah ke kondisi peradangan steril. ATP
ekstraseluler mampu menginduksi baik apoptosis/nekrosis dan ATP intraseluler terlibat
dalam peralihan utama antara nekrosis dan apoptosis. Selama aktivasi purinergik,
inflammasome merasakan mitokondria dan berpatisipasi dalam keputusan antara kematian sel
nekrotikk/apoptosis.

contoh reaksi pasangan pelepasan dan pemakaian ATP dalam metabolisme


Terjadi pada proses glikolisis
Glikolisis terjadi dalam sitoplasma dan hasil akhirnya berupa senyawa asam piruvat. Selain
menghasilkan 2 molekul asam piruvat, dalam glikolisis juga dihasilkan 2 molekul NADH2
dan 2 ATP jika tumbuhan dalam keadaan normal (melalui jalur ATP fosfofruktokinase) atau
3 ATP jika tumbuhan dalam keadaan stress atau sedang aktif tumbuh (melalui jalur pirofosfat
fosfofruktokinase). ATP yang dihasilkan dalam reaksi glikolisis dibentuk melalui reaksi
fosforilasi tingkat substrat.
Pelepasan dan pemakaian ATP dalam metabolisme
Input Output
Glukosa 2 asam piruvat
2 NAD+ 2 NADH
2 ATP 4 TP
2 ATP + 2 P

Sehingga reaksi pasangan pelepasan dan pemakaian ATP dalam glikolisis sebagai berikut.
Glukosa + 2 NAD+ + 2 ATP + 2 ADP + 2 P → 2 asam piruvat + 2 NADH + 4 ATP

Anda mungkin juga menyukai