Pemanfaatan Limbah Pembakaran Batubara B 60bf11a6
Pemanfaatan Limbah Pembakaran Batubara B 60bf11a6
ABSTRAK
Penelitian tentang pemanfaatan limbah abu batubara dari PLTU ini dilakukan sebagai salah satu upaya
penyelamatan lingkungan. Hal ini sebagai dampak melonjaknya permintaan kebutuhan dasar manusia yang
salah satunya adalah listrik. Upaya – upaya penyelamatan lingkungan ini merupakan cerminan dari budaya
sadar lingkungan (Darling), karena kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab seluruh elemen
masyarakat. Penelitian pemanfaatan abu dasar barubara (Bottom Ash) sebagai media tanam hidroponik
dilakukan pada jenis tanaman Anggrek Bulan, Tomat, dan Sansivieria. Bottom Ash dipergunakan dalam
prosentase 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%. Masing – masing prosentase media tanam menggunakan Bottm
Ash tersebut diulang sebanyak tiga kali. Hasilnya, pada Tanaman Anggrek Bulan media Bottom Ash kurang
sesuai digunakan sebagai media tanam. Hal tersebut lebih di karenakan Bottom Ash lebih bersifat alkali (Ph
Basa), sedangkan tanaman Anggrek Bulan akan dapat tumbuh maksimal pada kondisi yang Asam – Nomal.
Pada tanaman Tomat, Bottom Ash dapat digunakan sebagai media tanam. Selain itu, dengan penambahan
Bottom Ash justru mempercepat tumbuhnya benih tomat dari biji menjadi tanaman tomat muda. Tanaman lain
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sansivieria. Pada tanaman Sansivieria ini Bottom Ash dapat
dipergunakan sebagai media tanam, hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengujian kemampuan bertahan
tanaman ini terhadap limbah Bottom Ash yang relatif stabil dari awal penelitian sampi akhir penelitian
berlangsung. Bottom Ash memiliki kandungan nutrisi yang diperlukan oleh tanaman diantaranya Boron (B),
fosfor (P) dan unsur-unsur seperti Cu, Zn, Mn, Mo dan Se. sebagian besar abu batubara bersifat alkalis (pH 8-
12).
Kata Kunci : Bottom Ash, Media Tanam, Hidroponik, Sadar Lingkungan, Pelestarian Lingkungan
ABSTRACT
This research on the utilization of coal-ash that is wasted at the coal-fired power plant is conducted with
the intention to become an effort to alleviate environmental impact of the power plant. The by-production of
such waste in coal-fired power plants is a direct consequence of the rising demand on electricity as one of
human basic needs in modern lifestyle. Endeavor to save the environment is a manifestation of the good
culture of environmental awareness; indeed, human being shall act responsibly for the soundness of the
environment. Some sufficient amounts in different composition of coal bottom-ash from a coal-fired power
plant mixed with another medium were implemented toward a variety of plants, i.e. a certain type of Orchid
(“Moon” Orchid or Phalaenopsis amabilis), Tomato (Solanum lycopersicum) , and Sansevieria. A series of
mixed medium with different composition (each particular composition is in triplicate), is prepared consisting of
0%, 25%, 50%. 75%, and 100% of Bottom Ash, consecutively. The observed result shows that Bottom Ash is
not suitable for the orchid plant as its medium. This more probably results from the fact that the pH of Bottom
Ash tends to be more alkaline, while the Orchid plant would only be growing optimally in acidic - normal
condition. In the case of Tomato plant, Bottom Ash is usable to be the plant growing medium; in fact an
increase of Bottom Ash percentage expedites the plant growth from its seed to become small plants. Another
plant under observation is Sansivieria. Bottom Ash turns out to be suitable as a medium for this plant. In fact,
this type of plant remains growing steadily and normally in media with variable percentage of Bottom Ash, all
along the research procedure. Bottom Ash contains some nutrient that are beneficial to plants, such as Boron
(B), Phosphorus (P) and among other elements are Cu, Zn, Mn, Mo dan Se. Most of coal-ashes tend to be
alkaline with pH ranging from 8 to12.
Keywords : Bottom Ash, Plant Growing Medium, Hydroponik, Environmental Awareness, Environmental
Conservation.
Tanaman Hidroponik
Hidroponik adalah budidaya menanam dengan
memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah
dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan
nutrisi bagi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik
Tabel.3. Hasil Analisa Konsentrasi Logam Berat Pada
lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya
Limbah Batubara.
dengan tanah. Penggunaan air pada metode
hidroponik menjadi lebih efisien, jadi sesuai
diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air
yang terbatas. Kunci utama pada metode
Hidroponik ini adalah unsur nutrisi (unsur hara)
yang dibutuhkan selalu tercukupi.
Berikut merupakan beberapa kelebihan
menggunakan metode penanaman hidroponik :
a. Bertanam hidroponik tidak memerlukan lahan
luas dan suplay air yang banyak. Hidroponik
cukup memaksimalkan lahan terbatas karena
Abu Batuara Sebagai Media Tanam tidak membutuhkan lahan yang banyak, karena
Limbah abu batubara ini, baik abu dasar media tanaman bisa dibuat secara bertingkat.
maupun abu terbangnya memiliki sifat dan b. Penanaman hidroponik tidak tergantung oleh
komposisi yang relatif sama dengan bentuk asalnya musim, karena itu dapat ditanam kapan saja
yaitu batubara. Secara kimia, abu batubara dan dimana saja.
merupakan mineral aluminosilikat yang banyak
Manfaat Penelitian
Manfaat Bagi Masyarakat Di Daerah PLTU 2. METODOLOGI PENELITIAN
Munculnya sikap sadar lingkungan, hal ini
dapat dilihat dengan adanya perubahan sikap Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
dalam menyikapi pengelolaan abu limbah PLTU beberapa tahapan, diawali dengan tahapan
yang berada di sekitar mereka. Masyarakat akan persiapan berupa studi literatur menggunakan
mengerti dan memahami bahwa tanggung jawab berbagai hasil penelitian sebelumnya sebagai
menjaga kelestarian lingkungan adalah tanggung acuan dengan tidak mengurangi kreativitas serta
jawab bersama, sehingga memberikan motivasi kebebasan dalam melakukan uji penelitian.
kepada masyarakat untuk ikut mencoba meneliti Selanjutnya peneliti akan melakukan survey
atau memanfaatkan abu batubara sebagai limbah lapangan guna mengetahui peralatan apa saja yang
PLTU berbahan bakar batubara. Masyarakat diperlukan sehingga mendapatkan gambaran yang
menjadi tahu bahwa abu terbang dapat lebih jelas dalam perumusan masalah nantinya.
dimanfaatkan sebagai media tanam sehingga di Pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa
samping menjaga lingkungan dapat digunakan kegiatan seperti perumusan masalah, pengambilan
untuk tambahan mata pencaharian. data – data primer, dan skunder dari percobaan
yang dilakukan, sampai dengan integrasi
Manfaat Bagi Penghasil Limbah Abu Dasar keseluruhan data termasuk hasil analisa dilanjutkan
(PLN) dengan tahap ketiga yaitu evaluasi dan keempat
1. Mengurangi timbunan limbah padat abu adalah tahap pembuatan laporan akhir.
batubara. Penelitian dimulai dengan melakukan
2. Sebagai upaya mewujudkan komitmen bagi pengujian terhadap bahan – bahan yang
PLN untuk menjadikan tenaga listrik sebagai dipergunakan. Hal tersebut dilakukan untuk
media untuk meningkatkan kualitas kehidupan memastikan bahan – bahan termasuk bibit yang
masyarakat serta menjadikan tenaga listrik dipergunakan memiliki kualitas yang baik. Pemilihan
sebagai pendorong kegiatan ekonomi dengan bibit –bibit tersebut bukanlah tanpa alasan,
berwawasan lingkungan sehingga mampu melainkan dengan menggunakan beberapa
menyelaraskan penyeimbangan baik aspek pertimbangan, antara lain sebagai berikut :
ekonomi, sosial, dan lingkungan. 1. Bunga Anggrek Bulan (Phalaenopsis
3. Upaya peningkatan pemanfaatan limbah FA- Seedling)dikarenakan salah satu tanaman
BA bagi Unit PLTU yang telah beroperasi, yang perlu di budidayakan agar tidak punah.
membantu pengelolaan dan pemanfaatan Alasan lain dari pemilihan tanaman ini adalah
mampu menyerap polutan Xilena pada udara,
Sumber : Hasil Pengujian
Sumber : Hasil Pengujian
Tabel 7. Masa bertahan Anggrek Bulan dengan variasi Tabel 11. Masa bertahan Tomat dengan variasi Bottom
Bottom Ash 25% pada net pot. Ash 0% pada net pot.
Umur s/d
Tumbuh
No Keterangan Akhir
Bibit
penelitian
1 Tomat 1 0 0
2 Tomat 2 0 0
3 Tomat 3 0 0
Sumber : Hasil Pengujian
Umur s/d
Tumbuh Umur Tanaman
No Keterangan Akhir Prosentase
Bibit (Hari) SansivieriaDalam 33 Hari
penelitian Bottom Ash
1 Tomat 1 0 0 1 2 3
0% 30 31 33
2 Tomat 2 14 27
25% 31 30 33
3 Tomat 3 0 0 50% 32 32 33
Sumber : Hasil Pengujian 75% 33 33 33
100% 33 33 33
Tabel 13. Masa bertahan Tomat dengan variasi Bottom Sumber : Hasil Pengujian
Ash 50% pada net pot.
2 Tomat 2 0 0
3 Tomat 3 0 0
Sumber : Hasil Pengujian
Umur s/d
Tumbuh
No Keterangan Akhir
Bibit
penelitian
1 Tomat 1 10 33
2 Tomat 2 12 33
3 Tomat 3 10 33
Sumber : Hasil Pengujian
Pengujian Ketiga
4. KESIMPULAN
Anggrek Bulan pada pengujian ketiga memiliki
tren yang tidak beraturan. Prosentase 0% memiliki
1. Berdasarkan hasil pengujian pada penelitian
umur 32 hari, prosentase 25% berumur 5 hari,
ini, dapat di tarik kesimpulan bahwa Bottom
prosentase 50% berumur 18 hari, prosentase 75%
Ash dapat digunakan sebagai media tanam
mampu bertahan sampai dengan umur 5 hari saja,
Hydroponik pada jenis tanaman Anggrek,
sedangkan prosentase 100% hanya bertahan dalam
Tomat, dan Sansivieria karena memiliki
waktu 3 hari. Tanaman Tomat memiliki model grafik
kandungan nutrisi yang diperlukan oleh
yang hampir sama dengan pengujian pertama.
tanaman diantaranya Boron (B), fosfor (P) dan
Pada prosentase 0% benih tidak tumbuh sama
unsur-unsur seperti Cu, Zn, Mn, Mo dan Se.
sekali sampai hari ke 33, demikian pula pada
sebagian besar abu batubara bersifat alkalis
prosentase 25% dan 50%. Perubahan mulai
(pH 8-12),
nampak pada prosentase 75%, benih Tomat
2. Penggunaan Bottom Ash sebagai media
tumbuh pada hari ke 13 dan mampu bertahan
tanam belum dapat direkomendasikan secara
selama 25 hari, sedangkan pada prosentase 100%
umum dikarenakan belum dapat diketahui
Bottom Ash tomat tumbuh pada hari ke 10 dan
toksisitas hasil tanamannya mengingat tidak
mampu bertahan sampai hari ke 33.
dilakukan uji toksisitas pada tanaman yang di
tanam dengan menggunakan media tanam
Bottom Ash.
3. Umur hasil pengujian relatif bervariasi, tidak
menunjukkan model tertentu/ tidak dapat
memenuhi prediksi tertentu, baik pada
prosentase rendah maupun pada prosentase
Bottom Ash yang tinggi, hal tersebut dapat
dipengaruhi oleh faktor – faktor eksternal
seperti kecepatan angin, kelembaban udara
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal
Munir, Misbachul. 2008. Pemanfaatan Abu
Batubara (Fly ash ) untuk Hollow Block yang
Bermutu Dan Aman Bagi Lingkungan.
Semarang: Universitas Diponogoro
Rahmat Kurniawan, Ali , dkk. 2010. Penelitian
Pemanfaatan Abu Batubara PLTU Untuk
Penimbunan Pada Pra Reklamasi Tambang
Batubara.
Noviardi Rhazista., Limbah Batubara Sebagai
Pembenah Tanah dan Sumber Nutrisi : Studi
Kasus Tanaman Bunga Matahari (Helianthus
Annus), Jurnal RISTEK Geologi dan
Pertambangan,ISSN 0125-9849 Ris.Geo.Tam
Vol. 23, No.1, Juni 2013 (61-72).
Buku
Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah
dan B3, Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Yogyakarta, 1 Februari
2016,Mekanisme Pengelolaan Dan Perizinan
Pemanfaatan Limbah B3 Pada PLTU
Batubara, Yogyakarta
Tanjung, 1993, Materi Kuliah Ilmu Lingkungan
Jurusan teknik Sipil UGM, Yogyakarta.
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jogjakarta, Jurusan Teknik Geologi,
Pengantar Ilmu Lingkungan, Jogjakarta.