Anda di halaman 1dari 22

EKSPERIMEN ARCHIMEDES

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas Mata Kuliah

Eksperimen Fisika Dasar I

Jurusan Pendidikan Fisika

Disusun oleh

Rahmat Hidayatulloh (1002537)

Gumilar Rahmatulloh

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2010

i
Kata Pengantar

Puji dan syukur saya sampaikan ke hadirat Allah SWT karena berkat petunjuk dan
hidayah Nya-lah, akhirnya dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah sebagai tugas
Eksperimen Fisika Dasar I

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan terimakasih yang tulus
kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan
makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dengan keterbatasan yang ada dalam menyusun
makalah ini, pastilah akan banyak didapati berbagai kelemahan dan kekurangan di dalamnya.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan masukan baik
berupa kritik maupun saran tanggapan yang berguna untuk penyempurnaan karya tulis
penulis di masa yang akan datang sehingga akan dapat lebih bermanfaat.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan selalu melimpahkan petunjuk, bimbingan dan
lindungan-Nya kepada kita semua dalam melaksanakan pendidikan yang akhirnya akan
berbuah pengabdian bagi negara dan bangsa

Bandung, Mei 2011

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. i

DAFTAR ISI........................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN................................................................. 1
1. Latar Belakang Masalah
2. Tujuan
II. ISI.......................................................................................... 2
III. PENUTUP............................................................................. 4
1. Simpulan
2. Saran

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. iii

i
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari fenomena fisika. Di dunia ini begitu
banyak fenomena yang berhubungan dengan fisika. Diantaranya adalah tentang fenomena
mengenai massa jenis zat padat dan zat cair. Dimana yang kami ketahui tentang konsep
massa jenis hanya sebatas dari definisi massa tiap satu satuan volume. Akan tetapi, setelah
kami menggali lebih banyak lagi mengenai hal itu, ternyata untuk menentukan suatu massa
jenis zat padat dan zat cair tidak semudah yang kami bayangkan. Untuk menentukan massa
jenis suatu zat, kita tidak hanya menentukan massa benda tersebut di udara, namun kita juga
perlu menentukan massa benda di air. Oleh karena itu, dalam hal ini kita menggunakan
hukum Archimedes untuk menentukan massa jenis suatu zat tersebut. Dengan demikian pada
kesempatan kali ini kami tertarik untuk meneliti fenomena tersebut melalui percobaan
Archimedes. Sehingga dengan percobaan tersebut, kami bisa mengetahui harga massa jenis
zat padat, zat cair, serta volume bendanya melalui perumusan secara fisis.

1.2 Batasan Masalah

Pada makalah ini hanya berfokus pada eksperimen hukum Archimedes, sehingga
dapat menentukan massa jenis zat padat dan zat cair, kemudian membandingkan hasil
perhitungan tersebut, dengan pengukuran secara konfensional.

1.3 Rumusan Masalah

Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

i
a. Apakah yang dimaksud dengan hukum Archimedes?
b. Bagaimana cara menentukan volume benda dengan menggunakan hukum
Archimedes?
c. Bagaimana cara menentukan massa jenis fluida dengan menggunakan hukum
Archimedes?
d. Bagaimana menentukan volume benda dengan dengan menyelidiki hubungan
grafik W-W’ = f (ρf).
e. Bagaimana cara menentukan massa jenis fluida dengan menyelidiki grafik
hubungan (W-W’) dengan volume benda?

1.3 Tujuan Makalah

Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk memenuhi sebagian tugas Mata Kuliah Eksperimen Fisika Dasar I.


b. Untuk mengetahui tentang konsep hukum Archimedes?
c. Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan volume benda dengan
menggunakan hukum Archimedes?
d. Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan massa jenis fluida dengan
menggunakan hukum Archimedes?
f. Untuk mengetahui bagaimana menentukan volume benda dengan dengan
menyelidiki hubungan grafik W-W’ = f (ρf).
g. Untuk mengetahui bagaimana cara menentukan massa jenis fluida dengan
menyelidiki grafik hubungan (W-W’) dengan volume benda?
h. Mengetahui perbandingan hasil perhitungan hukum Archimedes dengan
perhitungan secara konfensional.

1.4 Manfaat Makalah

Manfaat yang bisa diambil dari makalah ini adalah

i
a. Untuk meningkatkan pengetahuan pembaca tentang konsep hukum Archimedes.
b. Untuk meningkatkan pengetahuan pembaca tentang percobaan hukum
Archimedes.
c. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

BAB II PEMBAHASAN

Eksperimen Archimedes

1. Tujuan

Menentukan massa jenis zat padat dan zat cair berdasarkan hukum Archimedes.

2. Alat dan Bahan

1. Jangka sorong 1 buah


2. Neraca Ohaus 2 buah
3. Aerometer 2 buah
4. Gelas ukur 3 buah
5. Beacker glass 3 buah
6. Benda padat homogen dan beraturan 1 buah
7. Benda padat dari bahan sejenis 3 buah
(tidak perlu beraturan).
8. air, minyak goreng, dan gliserin 150 ml
9. Loop 1 buah
10. Lap 3 buah

3. Dasar Teori

Massa jenis sebuah benda adalah suatu harga yang menunjukkan


perbandingan antara massa tiap satu satuan volume yang dinyatakan dengan:

i
m
ρ= V

Dalam hal ini, ρ adalah massa jenis benda ( kg.m3 ), m adalah massa benda
( kg ), dan V adalah volume ( m3 ). Berdasarkan element rapat masa pervolume, ada
benda yang homogen dan heterogen. Secara umum kita akan menggunakan massa
jenis rata-rata yang menggambarkan jumlah masssa total benda dibagi dengan jumlah
volume total benda.

Dalam eksperimen ini, kita akan menentukan massa jenis suatu benda melalui
penerapan Hukum Archimmides: setiap benda yang tercelup sebagian atau
seluruhnya ke dalam fluida, akan mendapat gaya ke atas sebesar berat fluida yang
dipindahkan oleh benda itu. Melalui pemahaman ini kita akan membandingkan harga
massa jenis yang dihitung secara konfensional (hitung massa dan volume) dan yang
menggunakan menerapkan hukum Archimides.
Besarnya gaya keatas suatu benda yang dicelupkan dalam zat cair dapat
dinaytakan dengan :

FA = W-W’

dan gaya keatas itu memenuhi hubungan

FA = V.ρf.g

dengan V adalah volume zat cair yang dipindahkan oleh benda itu dan nilainya sama
dengan volume benda yang tercelup dalam zat cair , ρf adalah massa jenis zat cair dan
g adalah percepatan gravitasi.

4. Prosedur Percobaan

4.1. Percobaan 1: Menentukan volume selinder berongga.

i
1. Menentukan volume selinder berongga melalui pengukuran diameter dalam dan
diameter luar , tinggi silinder dan kedalaman lubang selinder dengan menggunakan
jangka sorong, lakukan masing-masing 5 kali pengukuran, dan hitung volumenya.

2. Memperhatikan skala nol alat ukur sebelum digunakan. Gunakan loop agar
pengamatan dapat dilakukan lebih cermat, perhatikan posisi pengamatan dan hindari
kesalahan paralaks.

3. Menimbang berat silinder tersebut di udara dan di dalam zat cair (5 kali pengukuran).
Mengguunakan loop bila kurang jelas melihat skala yang ditunjukkan oleh neraca
pegas. Mencatat berat silinder di udara dan di dalam zat cair.

4. Mengukur massa jenis air dengan menggunakan airometer untuk satu kali
pengukuran.

5. Menggunakan loop bila Anda melihat skala yang ditunjukkan oleh aierometer, yaitu
batas skala airometer yang tercelup dalam zat cair .

6. Membandingkan volume selinder melalui dua cara pengukuran di atas.

7. Membersihkan semua alat yang telah digunakan.

4.2. Percobaan 2 : Menentukan massa jenis zat cair melalui hukum Archimedes

1. Memasukkan zat cair dalam gelas ukur, gunakan gelas ukur yang berbeda untuk
setiap zat cair yang digunakan.

2. Megukur massa jenis tiap zat cair yang tersedia dengan menggunakan airometer.
Membersihkan airometer setelah digunakan pada setiap gelas dengan zat cair yang
berbeda.

3. Menertukan volume benda dengan menggunakan jangka sorong.

4. Menimbang massa benda di udara dan di dalam zat cair, perhatikan skala nol neraca
ohauss sebelum digunakan, gunakan loop agar pengamatan tampak lebih jelas.

5. Membersihkan benda dan gunakan beacker glass yang berbeda untuk setiap zat cair
yang berbeda.

i
6. Membandingkan nilai massa jenis yang diperoleh melalui penerapan hukum
Archimedes dan menggunakan airometer

7. Melakukan langkah 1 – 5 untuk sejumlah zat cair yang tersedia.

8. Membersihkan semua alat yang telah dipergunakan.

3. Percobaan 3 : Menentukan massa jenis fluida dengan menyelidiki hubungan


antara (W-W’) dan volume benda.

1. Menyediakan macam-macam benda homogen yang bentuknya berbeda-beda tapi


terbuat dari jenis bahan yang sama (anggap ρ-nya sama).

2. Dengan menggunakan jangka sorong, menentukan masing-masing volume dari benda


yang akan dipergunakan.

3. Menimbang berat benda di udara (W) dan dalam zat cair (W’), lakukan 5 kali
pengukuran.

4. Mengukur massa jenis fluida dengan menggunakan airometer.

5. Data Hasil Percobaan

Suhu Awal : (26,00 ± 0,25) ºC g : 9,80 m/s2


Suhu Akhir : (26,00 ± 0,25) ºC
Tekanan Awal : (68,500 ± 0,25) cmHg
Tekanan Akhir : (68,400 ± 0,25) cmHg

Percobaan 1 : Menentukan volume silinder berongga

No (Dd ± (Dl ± 0,005) (t ± Kedalaman Mudara Mfluida


0,005) cm cm 0,005) (h ± 0,005) (m ± (m’ ±

i
0,005)
cm cm 0,005)gram
gram

1 1,000 2,490 2,5000 1,430 94,910 83,400

2 1,000 2,485 2,5000 1,435 94,900 83,410

3 1,000 2,480 2,5000 1,430 94,920 83,390

4 1,000 2.480 2,5000 1,435 94,890 83,400

5 1,000 2,480 2,5000 1,430 94,890 83,410

Percobaan 2 : Menentukan massa jenis zat cair melalui Hukum Archimedes

(ρ ± Massa di Massa di
Jenis (Dd ± (Dl ±
No Jenis Fluida 0,0025) gr udara (m ± fluida (m’ ±
Benda 0,005)cm 0,005)cm
cm-3 0,005)gram 0,005)gram

1 Air 1,000 2,490 0,9960 94,900 83,400


Silinder
2 Gliserin 1,000 2,485 1,2000 94,910 79,700
Berongga
3 Minyak 1,000 2,480 0.9100 94,920 84,070

Percobaan 3 : Menentukan massa jenis fluida dengan menyelidiki hubungan antara

( W- W’ ) dengan volume benda

Massa jenis air ( 0,996 ± 0,001 ) gram.cm-3

i
Massa di udara (m ± Massa di fluida (m’
No Jenis Benda
0,005)gram ± 0,005)gram

1 Kubus (s ± 0,002)cm 67,45 59,55

2 67,45 59,45
1,960
3 67,40 59,40
2,004
4 67,45 59,40

5 2,000 67,40 59,55

1 Silinder kecil 19,95 17,60

2 ( t ± 0,002 ) ( d ± 0,002) 19,95 17,65

3 19,90 17,50
3,040 0,830
4 19,87 17,51
3,000 0,844
5 19,91 17,52
3,000 0,846

1 Silinder Besar 83,90 74,00

2 ( t ± 0,002 ) cm (d±0,002) 83,90 74,00

3 83,95 74,25
1,940 3,500
4 83,98 74,05
1,940 3,500
5 83,98 74,00
1,960 3,500

6. Pengolahan Data

No (Dd ± (Dl ± (t ± Kedalaman Volume Volume Volume |Vtotal- | Vtotal -

i
Vrerata|2
0,005) 0,005) 0,005) (h ± 0,005) silinder rongga total Vrerata|
3 3 3 3
cm3
cm cm cm cm cm cm cm cm
X 10-3

1 1,000 2,490 2,5000 1,430 12,168 1,123 11,045 0,060 3,600

2 1,000 2,485 2,5000 1,435 12,119 1,126 10,993 0,008 0,064

3 1,000 2,480 2,5000 1,430 12,070 1,123 10.947 0,038 1,444

4 1,000 2.480 2,5000 1,435 12,070 1,126 10,944 0,041 1,681

5 1,000 2,480 2,5000 1,430 12,119 1,123 10,996 0,011 0,121

Jumlah 54,925 6,910

Rerata 10,985 1,382

Percobaan 1 : Menentukan volume silinder berongga

πd 2 t
V=
4


−2
∑ ( v−vrerata ) = 0,1382 x 10 = 0.86 cm3
Ketidakpastiannya = ∆V =
(n−1) √ 4

Jadi volume benda yang menggunakan jangka sorong adalah V = ( 10,986 ± 0,186 ) cm3,

0,186
dengan presisi kesalahan x 100% = 1,69%
10,985

# Volume benda dengan menggunakan Hukum Archimedes

No (m± (m± W(N) W’ (N ) Fa (W – W’) |Fa-Fa| |Fa - Fa|2

i
0,005 )kg 0,005)kg N
X 10-4 N X 10-8 N

1 0,09491 0,08340 0,93012 0,81732 0,11280 1,000 1,000

2 0,09490 0,08341 0,93002 0,81742 0,11260 1,000 1,000

3 0,09492 0,08339 0,93022 0,81722 0,11300 3,000 9,000

4 0,09489 0,08340 0,92992 0,81732 0,11260 1,000 1,000

5 0,09489 0,08341 0,92992 0,81742 0,11250 2,000 4,000

Jumlah 0,56350 16,000

Rerata 0,11270 3,200


−8
∑ ( Fa−Fa rerata) = 3,200 x 10 = 0,900 x 10-4 N
∆Fa =
(n−1) √ 4

Gaya Archimedesnya adalah ( 0,11270 ± 0,9 x 10-4 ) N

Maka, volume benda dengan hukum Archimedes adalah

Fa = Vρf g

Fa
V=
ρf g

0,11270 N
V= = 11,55 x 10-6 m3 = 11,55 cm3
9,8 m/s 2 996 kg /m 3

Ketidakpastiannya adalah

∂v ∂v
∂v = ( ∂ ρf ) dρf + ( ∂ Fa ) dFa

Fa
V=
gρ f

∂v ∂v
∂v = ∂ ρf ∂v = ∂ Fa

i
Fa 1
=_ = gρ
gρ2f f

∂v d ρf dFa
v = | ρf
| + | Fa |

= √ ¿ ¿ ]2 + √ ¿ ¿]2

= √ ¿ ¿ ]2 + √ ¿ ¿]2

= √ 1,008 x 10−6 +79,80 x 10−8

= √ 1,806 x 10−6 = 1,343 x 10-3 cm3

Maka volume benda dengan menggunakan hukum Archimedes adalah (11,55 ± 1,34 x 10-3)
cm3, dengan presisi kesalahan sebesar 0,001%.

Percobaan 2 : Menentukan massa jenis zat cair melalui Hukum Archimedes

Jenis Jenis Ρ fluida ± 0,0025


No W(N) W’ ( N ) ( W – W’ ) N
Fluida Benda kg/m3

1 Air 996,0000 0.9300 0,8173 0,1127


Silinder
2 Gliserin 1370,0000 0.9301 0.7811 0,1490
Berongga
3 Minyak 910,000 0.9302 0,8239 0,1063

Vbenda = ρf Vb g

0,11270 N
Vb = = 11,55 x 10-6 m3 = 11,55 cm3
9,8 m/s 2 996 kg /m 3

Massa jenis benda, perumusannya adalah

F = W – W’

ρf g V = W – W’

i
W −W '
ρf = gV

Massa jenis air

0,11270 N
3
ρair = m = 995,671 kg/m3
9,8 2 11,55 x 10−6 m
s

Massa jenis gliserin

0,1490 N
ρ gliserin =
9,8
m
11,55 x 10−6
m
3
= 1316,370 kg/m3
s2

Massa jenis minyak

0,1063 N
ρ minyak =
9,8
m
11,55 x 10−6
m
3
= 939,128 kg/m3
s2

Grafik hubungan W-W’ = f (ρf)

6 x 0,001
α1 = 5 x 0,01 x 10-3 =1,2 x 10-4

2 x 0,001
α2 = 3 x 0,01 x 10-3 = 0,7 x 10-4

6 x 0,001
α3 = 5 x 0,01 x 10-3 =1,2 x 10-4

i
3,1 x 10−4
αrerata = = 1,03 x 10-4
3

∆α1 = | α1 - α2| = 0,5 x 10-4

∆α2 = | α1 – α3| = 0

∆ α 1+ ∆ α 2
∆αrerata = 2
= 0,25 x 10-4

tgα 1,03 x 10−4 -6


Volume benda = = 2 = 10,51 x 10 m3
g 9,8 m/s

∆ tgα 0,25 x 10− 4 -6 3 -6 3


∆v = tgα x V = −4 x 10,51 x 10 m = 2,52 x 10 m
1,03 x 10

Maka volume benda yang diperoleh dari grafik hubungan W – W’ = f (ρf) adalah

2,52
( 10,51 ± 2,52) x 10-6 m3, dengan presisi kesalahan sebesar x 100% = 23,97%
10,51

Percobaan 3 : Menentukan massa jenis fluida dengan menyelidiki hubungan antara

( W- W’ ) dengan volume benda

No Jenis Benda W(N) W’ ( N ) W-W. ( N )

1 0,661 0,584 0,077

2 0,661 0,583 0,077

3 Kubus 0,660 0,582 0,077

4 0,661 0,582 0,077

5 0,660 0,584 0,077

1 Silinder Kecil 0,196 0,174 0,022

i
2 0,196 0,173 0,023

3 0,195 0,172 0,023

4 0,195 0,172 0,023

5 0,195 0,172 0,023

1 0,822 0,725 0,097

2 0,822 0,725 0,097

3 Silinder Besar 0,823 0,728 0,095

4 0,823 0,726 0,097

5 0,823 0,725 0,098

 Volume kubus

V = r3 = (1,988)3 = 7,857 cm3


(W-W’)rerata = 0,077 N

 Volume silinder kecil

trerata = 3,013 cm
drerata = 0,840 cm
πtd 2 3,14 ( 0,840 ) ( 0,840 ) (3,013)
V= 4
= 4
= 1,669 cm3
(W-W’)rerata = 0,023 N

 Volume silinder besar

trerata = 1,95 cm
drerata = 3,50 cm

i
πtd 2 3,14 ( 3,50 ) (3,50 ) (1,95)
V= = 4
= 18,752 cm3
4
(W-W’)rerata = 0,097 N

Grafik hubungan W-W’ dengan volume benda

8
α1 = 9 x 104 = 0,89 x 104

2
α1 = 5 x 104 = 0,40 x 104

4
α1 = 3 x 104 = 1,33 x 104

2,62
αrerata = 3 x 104 = 87,33 x 102

∆α1 = | α1 - α2| = 0,49 x 104

∆ α 1+ ∆ α 2
∆α2 = | α1 – α3| = 0,44 x 104 ∆αrerata = 2
= 0,46 x 104

ρ W −W ' tgα 8733


air = Vb g = g = 9,80 = 891,12 kg/m
3

∆ tgα
∆ ρair = tgα x ρair

0,46 x 104
= 87,33 x 102
x 891,12 kg/m3 = 463,38 kg/m3

Jadi massa jenis air dengan perumusan di atas diperoleh sebesar ( 0,89 ± 0,46 ) x 104 kg/m3,

dengan presisi kesalahan sebesar 51,68 %.

i
7. Analisis Data

Dari hasil eksperimen di atas, pada percobaan 1 unntuk menentukan volume


benda,diperoleh sebagai berikut :
a. Dengan menggunakan jangka sorong V = ( 10,986 ± 0,186 ) cm3
dengan presisi kesalahan sebesar 1,69 %.
b. Dengan menggunakan hukum Archimedes V = ( 11,55 ± 1,34 x 10-3 ) cm3, dengan
presisi kesalahan sebesar 0,01%.
Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa pengukuran volume dengan kedua metode
menunjukan angka yang berbeda, namun kalau kita amati, perbedaannnya tidak
terlalu signifikan. Perbedaan hasil pengukuran di atas, diantaranya disebabkan oleh
beberapa factor, yaitu:
- Kalibrasi neraca ohauss yang kurang tepat ( tidak tepat dalam posisi nol )
- Kesalahan paralaks dalam membaca alat ukur.
- Adanya faktor pembulatan dalam perhitungan.
- Adanya pengaruh suhu dan tekanan dalam zat air, sehingga memengaruhi
massa jenis zat cair.
- Bentuk silinder tidak tepat bulat sempurna.
Dari hasil percobaan 2, yaitu menentukan massa jenis zat cair melalui hukum
Archimedes, data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Dengan Aerometer Dengan Hukum


No Jenis Fluida
( kg/m3 ) Archimedes ( kg/m3 )

1 Air ( 996,000 ± 0,001) 996,000

2 Gliserin ( 1370,0000 ± 0,0025 ) 1316,370

3 Minyak ( 910,0000 ± 0,0025 ) 939,1280

Berdasarkan tabel di atas, kalau kita bandingkan terdapat perbedaan besar massa jenis
dengan pengukuran aerometer dan menggunakan hukum Archimedes. Namun kalau
kita cermati, perbedaannya tidak begitu signifikan masih di bawah 5%.

i
Akan tetapi kalau kita analisis lebih lanjut, perbedaan itu mungkin disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya:
- Kesalahan paralaks dalam membaca alat ukur.
- Kalibrasi neraca ohauss yang kurang tepat (tidak tepat nol).
- Adanya faktor pembulatan dalam perhitungan, dll.
Dari perbedaan tersebut, maka alangkah baiknya kita menggunakan data dari
hasil pengukuran dengan aerometer. Karena faktor – faktor kesalahannya cenderung
lebih kecil.
Pada percobaan 2, kita juga bias menentukan harga volume benda yang
digunakan, yaitu dengan cara menggunakan grafik hubungan (W – W’). Berdasarkan
grafik di atas diperoleh besar volume benda, yaitu sebesar (10,51 ± 2,52) X 10-6 m3,
dengan presisi kesalahan sebesar 23,97%. Kalau kita bandingkan dengan volume
benda dengan jangka sorong ( 10,99 X 10-6 m3. Memang berbeda, tetapi perbedaannya
tidak begitu signifikan. Perbedaan ini disebabkan oleh faktor – faktor yang dijelaskan
sebelumnya, namun faktor paling berpengaruh menurut saya adalah dimana
percobaan ini hanya 1 kali, sehingga dalam menggambar grafik hanya ada 3 titik,
maka kurang akurat dalam menggambarkannya.
Sedangkan dari hasil percobaan 3, menentukan massa jenis fluida dengan
menyelidiki hubungan antara W–W’ dan volume bemda,diperoleh massa jenis air
sebesar ( 0,89 ± 0,46 ) x 103 kg/m3, dengan presisi kesalahan sebesar 51,68%. Kalau
kita bandingkan dengan hasil pengukuran massa jenis air dengan aerometer sebesar
(996,000 ± 0,001) kg/m3 memang berbeda. Begitu pula presisi kesalahannya juga
signifikan, ini diantarnya disebabkan oleh beberapa faktor:
- Kesalahan paralaks dalam membaca alat ukur.
- Kalibrasi neraca ohauss yang kurang tepat ( todak tepat nol ).
- Adanya faktor pembulatan dalam perhitungan, dll.
- Kesalahan dalam penggambaran grafik.
- Terlalu terburu-buru dalam pengamatan.
Dari berbagai faktor di atas yang menurut saya paling signifikan pengaruhnya
adalah penggambaran grafik. Karena disini hanya ada 3 titik. Sehingga nilai tan α
yang didapat sangat berpengaruh dari menghubungkan ke 2 titik tersebut. Sebab 1
titik yang lain letaknya kalau dihubungkan masing-masing satu sama lain tidak linear.
Maka dalam penganbilan 2 titik inilah yang sangat memengaruhi nilai tan α, sehingga

i
memengaruhi pula terhadap besar massa jenis yang diperoleh dan angka
ketidakpastiannya.

8. Kesimpulan

Percobaan 1

Volume silinder berongga dengan menggunakan jangka sorong: V = (10,986 ± 0,186)


cm3 .
Volume silinder dengan menggunakan Hukum Archimedes: V = (11,55 ± 1,34 x 10-3)
cm3

Percobaan 2

Massa jenis zat cair dengan menggunakan Aerometer:


Air : (996 ± 0,001) Kg/m3
Gliserin : (1370,0000 ± 0,0025) Kg/m3
Minyak : (910,0000 ± 0,0025) Kg/m3

Massa jenis zat cair dengan menggunakan Hukum Arcimedes:


Air : ( 995,671) Kg/m3
Gliserin : (1316,370) Kg/m3
Minyak : (939,128) Kg/m3

Percobaan 3

Massa jenis fluida (air) dengan menggunakan Aerometer: (996,000 ± 0,001) Kg/m3
Massa jenis fluida dengan menggunakan Hukum Archimedes: (0,891 ± 0,463) x 103
Kg/m3

9. Daftar Pustaka

Halliday & Resnick. 1978. Fisika, Edisi ketiga, jilid 1 ( Terjemahan Pantur Silaban

i
Ph.D). Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai